Anda di halaman 1dari 41

PENANTAR FERMASETIKA

IDENTITAS
NAME SUGIARTO
NICE NAME UGIK
ALAMAT ASAL PALEMBANG, SUMSEL
ALAMAT TINGGAL JL. BIBIS RAYA, TAMANTIRTO, KASIHAN
BANTUL
NO. HP 085877181819
SEJARAH FARMASI

Sugiarto,S.Kep,.NS
DEFINISI
• Asal kata  PHARMACON (Yunani)
• Arti : obat atau racun
• Farmasi : profesi kesehatan yang meliputi
kegiatan di bidang penemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan,
peracikan, informasi obat dan distribusi
obat.
Perkembangan Ilmu Farmasi
• Ilmu pengobatan tradisional berkembang di Cina,
Yunani, Timur-Tengah dan wilayah Asia
• Dimiliki turun temurun dalam keluarga
• Cina  tabib
• Yunani pendeta
Asclepius (Dewa Pengobatan) menugaskan Hygieia
untuk meracik campuran obat yang ia buat. Hygieia
apoteker (Inggris : apothecary)
• Mesir
Farmasi  - mendatangi orang sakit
- menyiapkan obat
• Tahun 2735 SM  Buku pengobatan pertama
ditulis (Cina)
• Tahun 400 SM  sekolah kedokteran (Yunani)
Hipocrates
• Tahun 1240  Maklumat Kaisar Frederick II (Roma)
pembedaan peran herbalist dan kedokteran

Masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan,


standar etik, pengetahuan, dan keterampilan
sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya 
sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai
ilmu yang berdiri sendiri.
TOKOH-TOKOH BESAR
FARMASI

 Hipocrates (460-370 SM)


"Bapak Ilmu Kedokteran"
menerangkan obat secara rasional, dan
menyusun sistematika pengetahuan
kedokteran, serta meletakkan pekerjaan
kedokteran pada suatu etik yang tinggi.
Dioscorides
(abad 1 M)

• Ahli botani (Yunani)  ilmu farmakognosi


• Hasil karya  De Materia Medika
• Obat yang dibuat  Opium, Ergot,
Hyoscyamus, dan Cinnamon.
Galen (130-200 M)

• Dokter dan ahli farmasi Yunani


• menciptakan suatu sistem yang sempurna
dari fisiologi, patologi, dan pengobatan.
• Mencampur dan melebur bermacam-
macam tumbuhan obat  Farmasi
Galenika
Philipus Aureulus
Theopratus Bombatus
Van Hohenheim (1493-1541 setelah
masehi)
• adalah seorang dokter dan ahli kimia dari
Swiss yang menyebut dirinya 
Paracelcus , sangat besar pengaruhnya
terhadap perubahan farmasi, menyiapkan
bahan obat spesifik dan memperkenalkan
zat kimia sebagai obat internal.
Ibnu Sina (980-1037)

• menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai


negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab 
pengobatan lebih baik
• menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan
dan penyimpanan tumbuhan obat
• Menulis buku cara pembuatan sediaan obat seperti pil,
supositoria, sirup
Philipus Aureolus Thephratus Bombastus
van Hohenheim (1493 - 1541)

• Dokter dan ahli kimia (Swiss)


• Dikenal “Paracelcus”
• Pengaruh besar pada perkembangan ilmu
farmasi
• menyiapkan bahan obat yang spesifik untuk
melawan penyakit dan memperkenalkan
sejumlah besar zat kimia obat secara
internal.
Johan Jakob Wepfer (1620-1695)

• berhasil melakukan verifikasi efek


farmakologi dan toksikologi obat pada
hewan percobaan
• orang pertama yang melakukan penelitian
farmakologi dan toksikologi pada hewan
percobaan
Falsafah Obat dan Pengobatan
Semenjak dunia terkembang dan dihuni oleh manusia
serta makhluk hidup lainnya mungkin sudah ada
penyakit dan usaha untuk mengobatinya. Keadaan
“sehat” dan “sakit” adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan; ini berlaku bagi semua makhluk hidup : di
dunia insani, dunia hewani maupun di dunia tumbuh-
tumbuhan.
Bagi makhluk hidup, mengobati suatu penyakit atau
gangguan adakalanya merupakan salah satu usaha
untuk mempertahankan eksistensinya
Tumbuhan
• Di dunia tumbuh-tumbuhan dikenal suatu
produk metabolisme selain produk
metabolisme utama yang disebut sebagai
metabolit sekunder. Beberapa contoh
metabolit sekunder misalnya : alkaloida,
glikosida, terpenoid, flavonoid dan lain
sebagainya merupakan racun bagi
makhluk lainnya
Hewan
Seekor binatang yang sehat tidak akan
memakan daun oleander yang mengandung
glikosida yang berbahaya bagi jantung, juga
tidak akan ada yang memakan daun kecubung
yang mengandung alkaloida golongan tropan
yang bekerja sebagai
antikolinergik/parasimpatolitik yang sangat
beracun. Umumnya tumbuhan yang
mengandung zat beracun tersebut tidak akan
mendapat gangguan dari binatang, karena
secara naluriah akan dihindarinya
Manusia purba
yang membedakan manusia dengan hewan
adalah “akal”. Akan tetapi, manusia purba
dan manusia yang masih hidup primitif
(dimana akal masih kurang berkembang)
eksistensinya hidupnya juga masih banyak
dipengaruhi oleh nalurinya. Bagaimana
keadaannya dengan manusia primitif yang
sakit atau kekurangan akan suatu zat/hara
dalam sistem faalnya.
Contoh,....
suatu suku bangsa primitif mempunyai
kebiasaan memakan tanah. Mulanya hal ini
mengherankan, tetapi setelah diadakan
penelitian lebih mendalam ternyata ada dua
hal yang berkaitan : pertama, tanah yang
dimakan banyak mengandung zat besi (Fe);
kedua, diit sehari-hari suku tersebut kurang
akan zat besi. Secara naluriah suku itu
mencari zat besi dari tanah, sehingga
mereka tidak akan menderita penyakit
anemia karena kekurangan zat besi
Farmasi Jaman Pra Sejarah
Diantara beberapa karakteristik yang unik dari Homo
sapiens adalah kemampuannya untuk mengatasi
penyakit, baik fisik maupun mental dengan
menggunakan obat-obatan. Didapatkan bahwa
pencarian terhadap obat-obatan setua pencarian
manusia terhadap peralatan lain. Seperti halnya
bebatuan yang digunakan untuk pisau dan kapak, obat-
obatan pun jarang sekali tersedia dalam bentuk siap
pakai. Bahan-bahan obat tersebut harus dikumpulkan,
diproses dan disiapkan; kemudian digabungkan
menjadi satu untuk digunakan dalam pengobatan
Manusia purba belajar dari insting atau naluri,
dengan melakukan pengamatan terhadap
hewan. Pertama kali mereka menggunakan air
dingin, sehelai daun, debu, bahkan lumpur
untuk pengobatan.
untuk menghilangkan rasa sakit pada luka
dengan merendamnya dalam air dingin atau
menempelkan daun segar pada luka tersebut
atau menutupinya dengan lumpur, hanya
berdasarkan kepercayaan.
Manusia purba belajar dari pengalaman dan
mendapatkan cara pengobatan yang satu
lebih efektif dari yang lain.

Mereka menularkan pengetahuan ini kepada


sesamanya. Walupun metode yang mereka
gunakan masih kasar, akan tetapi banyak
sekali obat-obatan yang ada saat ini
diperoleh dari sumbernya dengan metode
sederhana dan mendasar seperti yang telah
mereka lakukan.
Farmasi Jaman Babylonia-Assyria
Pada daerah selatan kerajaan Babylonia
(sekarang Iraq), bangsa Sumeria telah
mengembangkan sistem tulis-menulis sekitar
tahun 3000 SM sehingga mereka telah
memasuki periode sejarah. Bangsa Babylonia
melakukan observasi terhadap planet-planet
dan bintang-bintang yang mendasari ilmu
astronomi dan astrologi saat ini.
Kedudukan dan gerakan bintang-bintang
diduga mempengaruhi kejadian di bumi.
Kepercayaan ini kemudian diadopsi oleh
ilmu kedokteran dan kefarmasian.
Bangsa Sumeria dan pewarisnya yakni
bangsa Babylonia dan Assyria telah
meninggalkan ribuan tablet lempung dalam
puing-puing peninggalan mereka sebagai
salah satu peninggalan peradaban manusia
yang paling berharga
3 aspek yang berpengaruh dalam
pengobatan Babylonia-Assyria
1.Ketuhanan
kutukan atau hukuman Tuhan rukiyah atau cara lain
untuk melakukan pengusiran roh jahat. Para
pendeta di masa itu berperan sebagai rohaniwan
(diviner) dan pengusir setan, yang mendukung peran
mereka sebagai penyembuh/dokter. Dalam literatur
lain disebutkan bahwa terdapat pemisahan profesi
penyembuh di antara bangsa Babylonia, yakni
penyembuh empiris dan penyembuh yang spiritualis.
Penyembuh spiritualis dikenal sebagai asipu, yang
menekankan pada penggunaan mantra/doa-doa
bersama dengan batu-batu bertuah/jimat-jimat dalam
pengobatan
2. pengusiran roh jahat/setan
Jimat, mantra dan sihir menjadi bagian dari
kebudayaan bangsa Mesopotamia. Seperti
yang telah diuraikan, pada salah satu formula
obat terdapat tulisan mantra/doa yang
memberikan kekuatan menyembuhkan kepada
obat yang dibuat. Bahan-bahan tertentu untuk
membuat obat tersebut mungkin saja telah
memiliki kekuatan menyembuhkan walaupun
tanpa intervensi para pendeta melalui mantra
atau doa-doa mereka yang sekarang kita kenal
sebagai bahan yang aktif secara farmakologi
3. penggunaan obat-obatan
R. Campbell Thompson mendapatkan
ratusan tablet lempung dari hasil penggalian
perpustakaan raja Assurbanipal dari
Assyria. Thompson telah berhasil
mengidentifikasi 250 tanaman obat dan 120
obat-obat mineral, juga minuman beralkohol,
lemak dan minyak, bagian tubuh hewan,
madu, lilin, serta berbagai susu yang
digunakan dalam pengobatan.
Bahkan juga dikenal penggunaan kotoran (tinja)
hewan atau manusia dalam salah satu metode
pengobatan bangsa Babylonia-Assyria. Kotoran
tersebut diharapkan dapat membuat jijik dan
mengusir roh jahat yang merasuki tubuh pasien
dengan segera. Tumbuhan obat yang dikenal
saat itu misalnya pine turpentine, styrax,
galbanum, hellebore, myrrh, asafoetida,
calamus, ricinus, mentha, opium, glycyrrhyza,
mandragora, cannabis, crocus serta thymus
Berbagai bentuk sediaan yang ada meliputi
anggur obat, mikstura, salep, enema, tapel,
plester, losio, infusa, dekok dan fumigan
Mitologi dan Seni Pengobatan
Dewa Ea dan Gula adalah dewa-dewa bangsa
Babylonia-Assyria yang paling sering disebut
dalam mantra-mantra yang terdapat dalam
pengobatan. Dewa pengobatan yakni Ninazu,
adalah pelindung para penyembuh/pendeta.
Sedangkan putranya yakni Ningischzida adalah
nabi mereka. Suatu hal yang cukup menarik
adalah simbol kedua dewa tersebut adalah
tongkat dan ular, yang mengingatkan simbol
ilmu kedokteran modern yang diadopsi dari
bangsa Yunani ratusan tahun kemudian
Farmasi Jaman Mesir Kuno
Piramida yang masih berdiri dengan kokoh
hingga saat ini merupakan bukti kekuatan dan
kejayaan bangsa Mesir selain pembalseman
mayat-mayat (mumi), lukisan dinding dan harta
benda di kompleks-kompleks pemakaman.
sebelum mereka mengembangkan peradaban
dengan teknologi metalurgi (penempaan logam)
yang maju. Mereka berdagang dan kadang
berperang dengan negeri-negeri sekitarnya di
sebelah timur Mediterania dan Afrika
Seperti halnya di Babylonia, pada catatan
peninggalan Mesir menunjukkan hubungan
yang dekat antara penyembuhan supranatural
dengan penyembuhan empiris. Resep/formula
obat biasanya diawali dengan doa atau mantra
tertentu. Di dalam formula-formula tersebut
disebutkan obat-obat yang lebih rumit, bentuk
sediaan yang lebih banyak dan teknik
pembuatan yang mendetil. Mungkin yang paling
terkenal dari catatan yang ada adalah Ebers
Papyrus, suatu kertas bertulisan yang
panjangnya 60 kaki dan lebarnya satu kaki dari
abad ke-16 SM. Dokumen ini sekarang berada
di University of Leipzig
Mitologi Mesir
 Praktek kefarmasian telah dikenal dalam
mitologi Mesir. Seperti halnya di Babylonia,
bangsa Mesir juga mengenal dewa-dewa yang
berpengaruh dalam pengobatan seperti Thoth,
Osiris, Isis, Horus dan Imhotep. Salah satu
simbol yang menghubungkan praktek
kefarmasian saat ini dengan mitologi kuno
adalah simbol Rx, yang dijumpai dalam
penulisan resep di seluruh dunia
Farmasi Jaman Yunani Kuno
Pada milenium berikutnya, akar dari profesi
kesehatan di dunia Barat muncul dan
berkembang dari peradaban bangsa Yunani
di kepulauan dan laut Aegea. Bangsa
Yunani mendapatkan berbagai stimuli dan
pengaruh dari luar yakni dari Mesopotamia
dan Mesir, walaupun jika dibandingkan
terdapat perbedaan yang sangat besar
antara obat dan bentuk pengobatan yang
digunakan
Mitologi Yunani
Dalam mitologi Yunani yang dikenal sebagai dewa
pengobatan awalnya adalah Apollo, yang kemudian
digantikan oleh Asklepios (Aesculapius), setelah
Apollo dibunuh oleh Zeus, raja para dewa. Apollo
mendapatkan pengetahuan tentang obat-obatan dari
Chiron, bangsa Centaur (manusia dengan dua tangan
dan berbadan kuda, lambang bintang Sagitarius).
Dalam melakukan tugasnya, Asklepios dibantu oleh
dua orang putrinya yakni Hygea dan Panacea. Pada
masa itu didirikan balai pengobatan atau Sanctuary
untuk memuja Asklepios dan kedua putrinya
Filsafat Yunani dan
Pengaruhnya dalam Konsep
Kesehatan
Bangsa Yunani adalah bangsa yang
pertama kali menguraikan secara sistematis
fenomena di alam dan kedudukan manusia
di dalamnya, yang sekarang dikenal sebagai
filsafat. sebagian besar para filsuf berusaha
menjelaskan secara rasional tentang alam
dan fenomena yang terjadi di dalamnya
termasuk kaitannya dengan seni
pengobatan.
Perkembangan Obat

• Awalnya  tanaman  obat tradisional (jamu)


• Sampai akhir abad 19  obat : produk organik atau anorganik dari
tumbuhan yang dikeringkan atau segar, bahan hewan atau mineral
• Keterbatasan :
- menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau pada
kondisi tertentu penderita
- aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal
tanaman dan cara pembuatannya.
- Tergantung musim  diawetkan dengan pengeringan
Lanjutan…

• Ahli kimia dipelopori oleh F.W.Sertuerner


(1783-1841) tahun 1804 mengisolasi zat
aktif tanaman
- efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris
- atropin dari Atropa belladona
- morfin dari Papaver somniferum
- digoksin dari Digitalis lanata
- reserpin dari Rauwolfia serpentina
Perkembangan Obat

• Awalnya tanaman obat tradisional


(jamu)
• Sampai akhir abad 19 obat : produk
organik atau anorganik
dari tumbuhan yang dikeringkan atau segar,
bahan hewan
atau mineral
Perkembangan Obat Baru

• Tahun 1897 Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua


atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom
ekstra hidrogen ke dalam sari pati kulit kayu willow  asetosal
 industri obat (BAYER)
• Pendrobakan sejati dicapai  penemuan dan penggunaan obat-
obat kemoterapetik sulfanilamid (1935) dan penisilin (1940)
• Perang Dunia II  penemuan obat secara massal, obat TBC,
hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
• Indonesia  Tahun1896 berdiri industri Kina di Bandung
• Terus berkembang  1950, pemerintah mengipor produk
farmasi ke Indonesia  industri farmasi seperti Kimia Farma,
Indofarma, Biofarma, dan lainnya
Tugas
• Carilah tanaman obat di sekitar anda
minimal 1 tanaman yang berbeda
• Bukatlah makalah dari tanaman yang
sudah anda temukan
• Buatlah power point terkait makalah yang
ada
TERIMA KASIH

Selamat Belajar !!

Anda mungkin juga menyukai