OLEH
NIM : PO.530333218162
TINGKAT : 2 REGULER C
PRODI FARMASI
Ilmu farmasi bermula dari para tabib dan pengobatan tradisional yang berkembang
di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Ilmu ini
dipelajari oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Di Cina,
sering kita lihat di televisi bahwa tabib belajar obat-obatan secara turun temurun.
Diperkirakan, buku tentang ramuan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar
2735 SM, namun kuat dugaan kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah
kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang
menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Selah itu barulah farmasi
secara perlahan berkembang.
Sedangkan di Wilayah Arab, pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh
para ilmuwan Arab menyebar luas sampai ke Eropa.Kemudian pada tahun 1240
Kaisar Frederick II dari Roma membuat maklumat pemisahan antara profesi
herbalist dengan kedokteran. Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan
tersebut menyebutkan bahwa masing-masing ahli ilmu mempunyai standar etik,
pengetahuan, dan keterampilan khusus yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan
keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu
farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka lambang
Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai lambang cawan
dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.
Kata Farmasi berasal dari kata Pharmacon yang merupakan bahasa Yunani yang
berarti racun atau obat. Farmasi merupakan profesi kesehatan yang meliputi
kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan,
informasi obat dan distribusi obat. Ilmu kefarmasian belum dikenal oleh dunia
pada zaman Hiprocrates atau yang lebih dikenal dengan sebutan Bapak Ilmu
Kedokteran yaitu pada tahun 460 SM samapai dengan 370 SM. Pada peradaban
itu seorang Dokter memiliki banyak tugas tidak hanya mendiagnosa suatu penyakit
yang diderita oleh sang pasien, tetapi ia juga mempersiapkan ramuan atau racikan
obat seperti halnya seorang apoteker.
Seiring dengen perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan kesehatan,
problematika dalam pengadaan obat menjadi semakin rumit, baik karena
formulanya dan cara pembuataan obat tersebut. Oleh karena itu dibutuhkanlah
seseorang yang dapat mendalami keahlian dalam pembuatan dan peracikan obat.
Sehingga pada tahun 1240 SM Raja Jerman Frederick menyadarinya dan
memberikan perintah untuk memisahkan dengan resmi antara Kedokteran dan
Farmasi. Perintah tersebut sekarang dikenal dengan Dektrit Two Silices. Dari
sinilah sejarah farmasi ini berasal, sehingga para ahli mengambil kesimpulan
bahwa akar ilmu kedokteran dan ilmu kefarmasian ialah sama.
Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti
peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang
berhubungan dengan layanan terhadap pasien di antaranya layanan
klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi
obat. Kata farmasi berasal dari kata farma ( pharma). Farma merupakan istilah
yang dipakai pada tahun 1400 – 1600an.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh besar yang berjasa terhadap terbentuknya ilmu
farmasi :
4. Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan
penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria,
sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani,
India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
6. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-
1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921)
bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja
obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas
selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J.
Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.
lmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya.
Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari
keluarganya.
Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan
cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima
atom ekstra hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuannya ini
dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya perusahaan
industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D)
pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha
menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan
kontrasepsi serta antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikannya) terus berkembang
dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan
bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia.
Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan
Jerman (karena di sanalah industri obat pertama berdiri).
2. Singkatan Latin
S i n g k a t a n d a l a m b a h a s a L at i n y a n g d i g un a k a n d a l a m r e s e p b an y a k
s e k a l i . N a m u n d e m i k i a n a da s e b a g i a n y a n g s a n g a t s e r i n g
digunakan.
Bahasa latin adalah bahasa universal dan merupakan bahasa para ahli
kesehatan.
Berikut ini Daftar Singkatan Latin dan terjemahnnya yang umumnya ada
dalam resep obat:
1. A
a, aa = tiap-tiap
accur. = seksama
add. = tambahkan
2. B
bid. (biduum) = waktu 2 hari
b.in.d (bis in die). = 2 kali sehari
3. C
cito : segera
c. (cochlear) = sendok makan (15 ml)
c.th (cochlear thea) = sendok teh (5 ml)
c.p (cochlear parfum/pulvis) = sendok bubur (8 ml)
cochleat (cochleatin) = sendok demi sendok
cc = cc / centimeter kubik
c.l.q.s. = jumlah secukupnya
caps.gel.el. = kapsul gelatin dengan tutup
cav = awas
caut (caute) = hati hati
cer (cera) = malam, lilin
col (cola) = menyari
conc (concentratus) = pekat
consp. (consperge) = taburkan
clysm. (clysma) = enema, lavemen
cois.comm. (communis) = biasa
4. D
d (dosi/dies/dexter) = takaran/hari/kanan
d.c. (durante coenam) = pada waktu makan
d.in.dim (da in dimio) = berikan separonya
d.in.2plo (da in duplo) = berikan 2 kalinya
d.in.3plo (da in triplo) = berikan 3 kalinya
d.d (de die) = sehari
d.s. (da signa) = berikan dan tulis
d.s.s.ven (de sub signo veneni) = berikan tanda racun
det (detur) = diberikan
dim (dimidio) = separuhnya
dtd (da tales doses) = berikan sekian takaran
dext. (dexter) = kanan
dil (dilutus) = diencerkan
dim. (dimidius) = separuhnya
div.in.p.aeq (divide in partes aequales) = bagilah dalam bagian yang sama
5. E
7. G
g (gramma) = gram
gtt. (guttae) = tetes
gutt.ad.aur. (guttae ad aures) = tetes telinga
gutta. (guttatim) = tetes demi tetes
6. H
h. (hora) = jam
h.v (hora vespertina) = malam
h.m (hora matutina) = pagi pagi
haust (haustus) = diminum sekaligus
h.s (hora somni) = pada waktu mau pergi tidur
7. I
8. L
liq. (liquid) = cair
lot. (lotus) = dicuci
9. M
m (mane, misce) = pagi, campur
m.f (misce fac) = campur buat
mixt. (mixtura) = campuran
10. N
ne iter (N.I) (ne iteretur) = jangan diulang
nedet (n.dt.) (ne detur) = tidak diberikan
11. O
o.u = kedua mata
o.s. = mata kiri
o.d = mata kanan
o.h (omni hora) = tiap jam
o.1/4.h (omni quarta hora) = tiap 1/4 jam
o.m. (omni mane) = tiap pagi
o.n (omni nocte) = tiap malam
opt. (optimus) = sangat baik
12. P
p.d.sing. (pro dosi singulari) = untuk dosis tunggal
P.I.M (periculum in mora) = berbahaya bila ditunda
part.dol (parte dolente) = pada bagian yang sakit
p.r.n. (pro re nata) = kadang kadang jika perlu
p.o. (per os) = secara oral
pil (pilula) = pil
pot. (potio) = minuman/larutan
p.c. (post coenam = stelah makan
pulv. (pulvis/pulveratus) = serbuk
13. Q
q. (quantitas) = banyaknya
q.s. (quantum satis) = secukupnya
14. R
R., Rp.,Rcp., (recipe) = ambillah
rec. (recens) = baru
reiter = dibuat ulangan baru
15. S
s. (signa) = tanda
ss. (semis) = separuh
sol.,solut (solutio) = larutan
solv. (solve) = larut
statim : penting
sum. (sume) = untuk diminum
sup (super) = atas
16. T
ter in d. (ter in die) = 3 kali sehari
ter. (tere) = gosok
tct., tinct., tra., () tinctura = tingtur
trit (tritus) = gerus
17. U
urgent : penting
u.c (usus cognitus) = pemakaian diketahui
u.e (usus externus) = dipakai untuk luar
u.i (usus internus) = dipakai untuk dalam
u.v (usus veterinarius) = pemakaian untuk hewan
18. V
vesp. (vaspere) = malam
Aturan Penggunaan
Aturan Peracikan
Selisih bobot/volume
tersebut lalu dibagi
dengan bahan yang
add adde Tambahkan Berbeda lagi dengan aa
dan ad. Kalo adde
berarti tinggal
ditambahkan bahan
sesuai yang tertulis
dalam resep.
ad.libit. ad libitum Sesukanya Contoh pada pembuatan
pulveres maka bahan
pengisi dapat diberi
perintah ini agar hasil
akhir pulveres dapat
didekatkan ke 250mg
atau 500mg.
q.s quantum satis Secukupnya Lihat komen atas
d.t.d da tales doses Berikan dalam Jika ada dtd maka
dosis demikian penimbangan dilakukan
dengan mengalikan
masing masing bahan
dengan jumlah sediaan
yang dibuat, sehingga
bobot setiap bahan
dalam tiap sediaan akhir
akan sesuai dengan yang
tertulis di resep.
Lokasi penggunaan
Bentuk sediaan
DAFTAR PUSTAKA
- https://afi.ac.id/info/1246
- http://malahayati.ac.id/?p=22598
- https://m-rifqi-rokhman.staff.ugm.ac.id/2014/03/09/singkatan-latin-dalam-resep-
untuk-apoteker/