Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KIMIA FARMASI KUANTITATIF

REVIEW TOPIK 9

OLEH

NAMA : JANUARTI R. TEJU HINGA

NIM : PO.530333218162

TINGKAT : 2 REGULER C

PRODI FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


TOPIK 9

PENENTUAN KADAR TABLET VITAMIN B12 MENGGUNAKAN


SPEKTROFOTOMETER VISIBLE (TAMPAK)

Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil.
Vitamin yang terdapat di bumi sangatlah banyak dan tubuh kita juga memerlukan berbagai
vitamin tersebut. Kadangkala tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah yang sedikit, namun
tidak jarang pula tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah banyak karena apabila
kekuranagan vitamin dapat terkena penyakit. Macam vitamin yang terdapat di bumi
kelarutannya dibagi menjadi 2 yaitu vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E,
K dan vitamin yang larut air seperti vitamin B1, B2, B6, B12 dan vitamin C.

Vitamin larut air tidak disimpan oleh tubuh sehingga perlu dipasok terus dari makanan atau
suplemen, sedangkan vitamin larut lemak disimpan oleh tubuh tetapi apabila kelebihan dapat
meninmbulkan efek samping keracunan vitamin. Karena itu, penguna vitamin larut lemak
dalam dosis tinggi (vitamin A dan E) yang di sarankan sebagai antioksidan haruslah berhati-
hati karena dapat menurunkan respons sistem imun (Sudjadi dan Rohman, 2008).

Bermacam-macam jenis dan kegunaan dari vitamin, di antarannya jenis vitamin yang beredar
di pasaran seperti dalam bentuk provitamin atau calon vitamin (precursor) yang dapat diubah
dalam tubuh menjadi suatu vitamin yang aktif setelah vitamin diabsorbsi oleh tubuh,
provitamin mengalamin perubahan kimia sehingga menjadi satu atau lebih bentuk yang aktiv
(Winarno, 2004). Vitamin berfungsi sebagai zat sangat penting bagi tubuh manusia dan
hewan untuk perkembangan dan
pertumbuhan seperti vitamin A, B, C, D dan sebagainya. Vitamin sangat dibutuhkan oleh
tubuh walaupun dalam jumlah sedikit. Vitamin dapat memberikan energi dan tidak dapat
dihilangkan karena sangat dibutuhkan agar fungsi tubuh tetap normal. Maka dari itu,
makanan yang kita konsumsi harus
mengandung vitamin. Jika makanan tidak mengandung vitamin, maka akan mengakibatkan
penyakit avitaminosis termasuk penyakit defesiensi (penyakit karena kekurangan vitamin dan
makanan). (Sutomo dan Ibrahim, 2008)

Vitamin B12, disebut juga kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting
dalam berfungsi normalnya otak dan sistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin
ini merupakan salah satu dari delapan vitamin B. Umumnya, vitamin ini terlibat dalam
metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA
serta pada sintesis asam lemak dan produksi energi.
Vitamin B12

Vitamin B12 merupakan kumpulan senyawa-senyawa yang terhubung secara kimia, yang
semuanya memiliki aktivitas sebagai vitamin. Secara struktur, vitamin B12 adalah vitamin
yang paling kompleks dan mengandung elemen kobal yang jarang tersedia secara biokimia.
Biosintesis dari struktur dasar vitamin ini hanya dapat dilakukan oleh bakteri, namun
konversi antara bentuk-bentuknya yang berbeda dapat terjadi dalam tubuh. Suatu bentuk
sintesis yang umum dari vitamin ini, sianokobalamin, tidak terjadi di alam, namun digunakan
dalam banyak sediaan farmasi dan suplemen, dan juga sebagai bahan tambahan makanan
karena kestabilannya dan harganya yang lebih murah. Dalam tubuh, vitamin ini diubah
menjadi bentuk fisiologisnya, metilkobalamin dan adenosilkobalamin, dengan membuang
gugus sianida nya walaupun dalam konsentrasi minimal. Baru-baru ini, hidroksokobalamin
(suatu bentuk kobalamin yang dihasilkan dari bakteri), metilkobalamin, dan
adenosilkobalamin juga dapat ditemukan pada produk farmakologi dan suplemen makanan
yang mahal. Kegunaaan dari zat-zat ini masih diperdebatkan.

Dalam sejarahnya, vitamin B12 ditemukan dari hubungannya dengan penyakit anemia
pernisius, sebuah penyakit otoimun yang menghancurkan sel-sel parietal dalam perut yang
mensekresi faktor intrinsik. Faktor intrinsik ini sangat penting dalam absorpsi normal vitamin
B12, sehingga kekurangan faktor intrinsik, yang tampak pada anemia pernisius, disebabkan
oleh kekurangan vitamin B12. Sejak saat itu, banyak jenis-jenis kekurangan vitamin B12 lain
yang lebih tidak kentara, berikut efek biokimianya, telah berhasil diuraikan.
Metode yang digunakan untuk analisis kuantitatif penetapan kadar vitamin B12 adalah
metode spektrofotometri UV-Vis dengan mengunakan aspek kuantitatif, yaitu dengan cara
spektrofotometri UV-Vis dengan lamda 278 nm (Sudjadi dan Rohman, 2008). Validasi
metode analisis kuantitatif sianokobalamin dengan cara spektrofotometri UV-Vis karena pada
spektrofotometri UV-Vis pengunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa organik ,
anorganik dan biokimia yang diabsorbsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak .
Kedua, slektivitasnya sedang sampai tinggi
sehingga apabila panjang gelombang ditemukan dimana analit mengabsorbsi sendiri
sehingga persiapan pemisahan menjadi tidak perlu. Dan yang terakhir mudah ,
spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan instrumen modern,
daerah pembacaannya otomatis. Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk penelitian yang
terkait vitamin B12 dengan
metode spektrofotometri UV-Vis, yaitu: “Analisis Kuantitatif Tablet Sianokobalamin
(vitamin B12) Sediaan Generik dan Paten Secara Spektrofotometri UV-Vis.

Anda mungkin juga menyukai