Anda di halaman 1dari 4

REVIEW KIMIA FARMASI KUANTITATIF

TOPIK 6

OLEH

NAMA : Januarti R. Teju Hinga

TINGKAT : 2 Reguler C

NIM : PO.530333218162

PRODI FARMASI

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


TOPIK 6

PENGUKURAN KADAR MAGNESIUM HIDROKSIDA (Mg(OH)₂) DALAM OBAT SALURAN CERNA

Magnesium hidroxida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus kimia (dalam keadaan
basah) Mg(OH)2. Biasanya Magnesium terdapat dalam bentuk klorida, silikat, hidrat, oksida,
sulfat, atau karbonat. Oksigen dalam tabel periodik memiliki simbol O dengan nomor Atom
16, Magnesium berreaksi dengan Oksigen menghasilkan Mg(OH)2. Karakteristik dari
Magnesium Hidroksida yaitu berbentuk serbuk putih, tidak berrasa, mengabsorsi CO2 secara
perlahan dari udara. Magnesium Hidroksida tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan
eter namun larut dalam asam encer. Magnesium Hidroksida adalah antasida yang digunakan
bersama-sama dengan Aluminium Hidroksida untuk menetralisir asam lambung. Hal ini
mengingat dari karakteristik Magnesium Hidroksida itu sendiri yang larut dalam asam encer.
Di dalam tubuh manusia, kelenjar lambung setiap harinya memproduksi cairan lambung yang
bersifat asam. Cairan ini mengandung HCl dengan konsentrasi sekitar 0,03 M, hal ini
menyebabkan lambung bersifat asam dengan pH sekitar 1,5. Produksi asam lambung yang
berlebihan akan menyebabkan penyakit tukak lambung atau maag. Reaksi Magnesium
Hidroksida di dalam lambung berlangsung sebagai berikut:

Mg(OH)2 + 2 HCl → MgCl2 + 2 H2O

Magnesium Hidroksida bereaksi dengan asam lambung menghasilkan magnesium klorida


dan air. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa
lambung denagn memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung, tetapi ketika
jumlahnya berlebih akan menjadi obat pencahar yang menyebabkan diare. Metabolisme
senyawa ini dalam tubuh yaitu Magnesium Hidroksida digunakan sebagai katartik dan
antasida yang tidak larut dan efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl membentuk
MgCl2. 1 gram Mg(OH)2 dapat menetralisir 32,6 mEg dari asam lambung. Disamping itu
terdapat beberapa efek samping yang disebabkan dari penggunaan Magnesium Hidroksida di
dalam antasida, diantaranya adalah menyebabkan diare, sebanyak 5-10% magnesium
diabsorsi dan dapat menyebabkan kelainan neurologi, neuromuskular, dan kardivoaskular.
Magnesium Hidroksida juga digunakan di dalam pasta gigi, hal berfungsi untuk asam yang
ada di dalam mulut dan mencegah terjadi kerusakan gigi, serta gangguan pencernaan
terutama pada lambung.

Sifat Fisik

 Massa molekul : 58,3 g/mol


 System kristal :Heksagonal
 Densitas : 2,36 g/cm3
 Warna : Tidak berwarna
 Titik lebur : 350 °C
Sifat Kimia

 Mudah larut dalam HCl

 Tidak larut dalam air

 Mudah larut dalam garam-garam ammonium

 Tidak bereaksi dengan HCl jika pada Mg(OH)2 terdapat garam-garam ammonium

Menurut farmakope Indonesia ed IV. Magnesium hidroksida ditetapkan kadarnya dengan metode
kompleksometri. Titrasi kompleksometri yaitu metode titrasi atau pengukuran kadar logam dengan
menggunakan senyawa kompleks. Titrasi ini berdasarkan reaksi antara logam dengan ligan untuk
membentuk senyawa kompleks antara logam dengan ligan (peghelat).

Pada kompleksometri, hanya unsur atau senyawa nonlogam yang memberikan pasangan
elektron bebas kepada unsur logam, jadi ikatan yang terbentuk pada titrasi ini adalah ikatan
ionik. Senyawa kompleks terbentuk karena adanya anion yang konsentrasinya melebihi
sneyawa garam. Contoh dari senyawa kompleks tersebut adalah [FeCl6]-4.

Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan
pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi.
Kompleks yang dimaksud di sini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam,
sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion
kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan
mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi
komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi
kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus-yang terikat pada ion pusat,
disebut ligan, dan dalam larutan air, reaksi dapat dinyatakan oleh persamaan :

M(H2O)n + L = M(H2O)(n-1) L + H2O

Senyawa kompleks memiliki sifat khas tertentu, yaitu :


•Menaikan kelarutan
•Larut dalam air, dan
• Memiliki warna

Didalam kehidupan sehari-hari, senyawa kompleks memang dibutuhkan, contohnya saja


hemoglobin (hem=Besi) yaitu senyawa kompleks yang diselubungi globulin sehingga
berwarna merah. Dan sebenarnya mekanisme obat di dalam tubuh itu mirip dengan
mekanisme pembentukan senyawa kompleks dimana obat yang memiliki elektron bebas bisa
memberikan bahkan berikatan dengan reseptor yang terdapat di dalamnya.
Metode-metode titrasi kompleksometri:
1.Titrasi Langsung
Titrasi ini dapat dilakukan terhadap sedikitnya 25 kation dengan menggunakan indikator
logam. Pereaksi pembentukan kompleks, seperti sitrat dan tartrat, sering ditambahkan untuk
pencegahan endapan hidroksida logam. Buffer NH3-NH4Cl dengan pH 9 sampai 10 sering
digunakan untuk logam yang membentuk kompleks dengan amoniak.

2.Titrasi Kembali
Titrasi ini digunakan apabila reaksi antara kation dengan EDTAlambat atau apabila indicator
yang sesuai tidak ada. EDTA berlebih ditambahkan berlebih dan yang bersisa dititrasi dengan
larutan standar Mg dengan menggunakan calmagnite sebagai indicator. Kompleks Mg-EDTA
mempunyai stabilitas relative rendah dan kation yang ditentukan tidak digantikan dengan
magnesium. Cara ini dapat juga untuk menentukan logam dalam endapan, seperti Pb di dalam
PbSO4 dan Ca dalam CaSO4.

3.Titrasi Subtitusi
Titrasi ini berguna bila tidak ada indicator yang sesuai untuk ion logam yang ditentukan.
Sebuah larutan berlebih yang mengandung kompleks Mg-EDTA ditambahkan dan ion logam,
misalnya M2+, menggantikan magnesium dari kompleks EDTA yang relative lemah itu.

4.Titrasi Tidak Langsung


Titrasi ini beberapa jenis telah dilaporkan, antara lain penentuan sulfat dengan menambahkan
larutan baku barium berlebihan dan menitrasi kelebihan tersebut dengan EDTA. Juga pospat
sudah ditentukan setelah pengendapan sebagai MgNH4PO4 yang tidak terlalu sukar larut lalu
menitrasi kelebihan Mg.

5.Titrasi alkalimetri
Dengan menambahkan larutan Na2H2Y berlebihan kepada larutan analat yang bereaksi
netral. Ion hydrogen yang dibebaskan dititrasi dengan larutan baku basa.

Anda mungkin juga menyukai