A. Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
procedural dan Metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah
2. Keterampilan
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung
B. Kompetensi Dasar
1. KD pada KI pengetahuan
Memahami kefarmasian dan farmakope Indonesia
2. KD pada KI keterampilan
Menyajikan ketentuan kefarmasian dan farmakope Indonesia
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menjelaskan
konsep kefarmasian, pengertian ilmu resep, sejarah farmasi dan ruang lingkup
kefarmasian, buku standar kefarmasian dan farmakope dengan santun
2. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat mencontohkan
resep standard dan monografi obat dengan santun
3. Setelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat menggunakan
farmakope dan buku standar farmasi lainnya secara mandiri
4. Disediakan farmakope Indonesia, formularium nasional, informasi spesialit obat,
peserta didik akan dapat membaca dan menggunakannya berdasarkan informasi yang
dibutuhkan dengan percaya diri
5. Disediakan jurnal berisi resep standar, peserta didik akan dapat menyajikan informasi
monografi pemerian, dan kelarutan obat dengan benar dengan percaya diri
E. Materi Pembelajaran
Pengertian
Farmasi berasal dari bahasa Yunani: Farmakon = medika = obat
Farmasi adalah: ilmu yang mepelajari cara membuat, mencampur, meracik formulasi obat,
identifikasi, kombinasi, analisis dan standardisasi/ pembakuan obat serta pengobatan,
termasuk sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman.
Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi
bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Ada anggapan bahwa ilmu ini
mengandung sedikit kesenian, maka dapat dikatakan bahwa ilmu resep adalah ilmu yang
mempelajari seni meracik obat (art of drug compounding), terutama ditujukan untuk
melayani resep dari dokter.
Sejarah kefarmasian
Ilmu resep sebenarnya telah ada dikenal yakni semenjak timbulnya penyakit. Dengan
adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradaban dan mulai terjadi penyebaran penyakit
yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan usaha pencegahan terhadap
penyakit. Sebelum zamannya para pendeta, orang yang dianggap bijak dari suatu suku, yang
mempunyai ilmu penyembuhan dengan tumbuh-tumbuhan yang mereka dapatkan dari
pengalaman atau diperoleh secara turun-temurun, biasanya dipanggil untuk mengobati orang
sakit atau luka dan melakukan pengobatannya. Dari penyediaan bahan obat inilah ilmu dari
perapotekan dimulai. Sepanjang sejarah, pengetahuan obat-obatan dan penggunaanya untuk
penyakit selalu diartikan sebagai sesuatu kekuatan. Dalam “Homeric epics” istilah
pharmakon (bahasa Yunani) yang merupakan asal kata farmasi berarti suatu guna-guna atau
suatu obat yang dapat dipakai untuk maksud baik atau maksud jahat. Banyak kegagalan pada
cara pengobatan suatu suku jelas disebabkan obat yang tidak kuat, obat yang tidak sesuai,
obat dengan dosis yang terlalu rendah, dosis obat yang terlalu tinggi dan bahkan
menimbulkan keracunan. Keberhasilan suatu pengobatan mungkin disebabkan obat yang
diberikan sesuai berdasarkan pengalaman, terapi yang benar secara kebetulan, atau efek yang
tidak ada akibat dari suatu terapi untuk seseorang dengan penyakit yang tidak fatal, disebut
efek plasebo, yaitu berhasilnya suatu pengobatan yang disebabkan oleh pengaruh psikologi
dan tidak karena efek terapi. Berdasarkan penemuan ahli arkeologi, telah ditemukan tulisan-
tulisan dari batu yang ditulis 3000 tahun sebelum Masehi, yang memuat formula atau ramuan
obat yang digunakan pada zaman itu.
Mungkin yang paling terkenal dari catatan-catatan yang ada adalah Papyrus Ebers,
suatu kertas yang panjangnya 60 kaki dan lebarnya satu kaki dari abad ke 16 sebelum
Masehi. Dokumen ini sekarang disimpan di University of Leipig, untuk mengingat seorang
ahli berkebangsaan Jerman bernama Georg Ebers, yang menemukan dokumen tentang Mesir
tersebut disuatu “mummy”. Menurut isi dari dokumen tersebut, hampir tidak disangsikan lagi
bahwa sampai tahun 1550 sebelum Masehi bangsa Mesir masih menggunakan obat-obatan
serupa dan bentuk sediaannya masih digunakan sampai sekarang.
Isi dari Ebers Papirus, terutama formula-formula obat dengan menguraikan lebih dari
800 formula atau resep dan di samping itu disebutkan juga sekitar 700 obat-obatan yang
berbeda. Obat-obatan tersebut terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan walaupun tercatat juga
obat-obatan yang berasal dari mineral dan hewan. Obat-obatan yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan sampai sekarang masih dipakai antara lain, seperti akasia, biji jarak (castor) dan
anisi, bersama-sama dengan yang berasal dari mineral, seperti besi oksida, natrium
bikarbonat, natrium klorida dan sulfur. Hasil sekresi dari binatang juga dipakai sebagai obat
dalam terapi. Pada saat itu bahan pembawa yang dipakai untuk sediaan adalah bir, anggur,
susu dan madu. Sepanjang sejarah banyak telah banyak yang memberikan sumbangan
pemikiran untuk kemajuan ilmu farmasi.
Yang dapat dicatat para ilmuwan- ilmuwan yang berjasa dalam perkembangan farmasi
dan kedokteran adalah :
Farmasi tetap merupakan suatu fungsi dari kedokteran, sampai meningkatnya jenis obat-
obatan dan semakin rumitnya cara pembuatannya, yang membutuhkan para ahli yang dapat
mencurahkan segenap perhatiannya pada pekerjaan ini. Secara resmi farmasi terpisah dari
kedokteran sejak tahun 1240 setelah Masehi. Saat itu ada perintaj dari raja Jerman Frederick
II, dan untuk mengatur pekerjaan kefarmasian di bawah pemerintahannya yang disebut “Two
Sicilies”. Dekritnya yang membagi dua profesi tersebut dan mengakui bahwa farmasi
membutuhkan ilmu, keterampilan, inisiatif dan tanggung jawab yang khusus. Ilmu Farmasi
baru menjadi ilmu pengetahuan yang sesungguhnya pada abad XVII di Perancis. Pada tahun
1797 telah berdiri sekolah farmasi yang pertama di perancis dan buku tentang farmasi mulai
diterbitkan dalam beberapa bentuk antara lain buku pelajaran, majalah, Farmakope maupun
komentar. Kemajuan di Perancis ini diikuti oleh negara Eropa yang lain, misalnya Italia,
Inggris, Jerman, dan lain-lain. Di Amerika sekolah farmasi pertama berdiri pada tahun 1821
di Philadelphia. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu farmasipun
mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi saling
berkaitan, misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika dan kimia farmasi.
Perkembangan farmasi di Indonesia sudah dimulai semenjak zaman Belanda, sehingga buku
pedoman maupun undang-undang yang berlaku pada waktu itu berkiblat pada negeri
Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman maupun undang-undang yang dirasa masih
cocok tetap dipertahankan, sedangkan yang tidak sesuai lagi dihilangkan.
Farmakope merupakan buku persyaratan kemurnian, sifat fisika dan kimia, kadar,
kemurnian,cara pemeriksaan, analisis, sediaan farmasi dan ketentuan lain yang
berhubungan dengan obat-obatan. Umumnya tiap Negara mempunyai farmakope masing-
masing: FI (Farmakope Indonesia); USP (United States Pharmacopeia); NP (Netherland
Pharmacopeia), BP (British Pharmacopeia).
Farmakope yang telah dikeluarkan Depkes RI:
a. FI edisi 1, Jilid 1 (20 Mei 1962); Jilid 2 (20 Mei 1965)
Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang memenuhi persyaratan dalam monografi
Farmakope untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang monografinya tersedia
dalam Farmakope.
2. Air
Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud dengan air dalam pengujian dan penetapan kadar
adalah Air yang dimurnikan. Air yang digunakan sebagai pembawa sediaan resmi harus
memenuhi syarat untuk Air, Air Untuk Injeksi, atau salah satu bentuk steril air yang
tercantum dalam monografi FI.
3. Bahan Tambahan
Kecuali dinyatakan lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam
pembuatan sediaan selain zat aktifnya, seperti: bahan dasar, penyalut, pewarna, pengawet,
pemantap, dan pembawa yang ditambahkan ke dalam sediaan resmi, untuk meningkatkan
stabilitas, manfaat atau penampilan atau memudahkan pembuatan.
Bahan tambahan dianggap tidak sesuai dan dilarang digunakan, kecuali:
a. Bahan tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.
b. Tidak melebihi jumlah minimum yang diperlukan untuk memberikan efek yang
diharapkan.
c. Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan sediaan resmi.
4. Pemerian
Pemerian memuat paparan mengenai sifat zat secara umum terutama meliputi wujud,
rupa, warna, rasa, bau dan untuk beberapa hal dilengkapi dengan sifat kimia atau sifat
fisika, dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk dalam pengelolaan, peracikan, dan
penggunaan.
5. Suhu
Kecuali dinyatakan lain, semua suhu di dalam FI dinyatakan dalam derajat Celcius dan
semua pengukuran dilakukan pada suhu 25oC
Suhu Kamar terkendali Antara 15o dan 30o
Suhu Penyimpanan Dingin Tidak lebih dari 8o
Lemari Pendingin Antara 2o dan 8o
Lemari Pembeku Antara -20o dan -10o
Antara 8o dan 15o (kecuali dinyatakan lain , bahan yang harus
Sejuk
disimpan pada suhu sejuk dapat disimpan di lemari pendingin)
Suhu Kamar Suhu pada ruang kerja
Hangat Antara 30o dan 40o
Panas berlebih Diatas 40o
7. Wadah
Syarat Wadah: tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik secara kimia
maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya
hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah Tertutup Baik:
melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan mencegah kehilangan isi selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan kesatu
a. Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Mengawali kegiatan belajar dengan berdoa
Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan
sehari-hariara memilih APD yang tepatmenggunakan APD yang epat dan benar.
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
yaitu tentang ruang lingkup kefarmasian dan sejarah kefarmasian
Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akandigunakan.
c. Kegiatan penutup
siswa untuk menyampaikan kesimpulan akhir secara lisan tentang ruang
lingkup dan perkembangan kefarmasian. Guru memberikan tanggapan atas
kesimpulan yang disampaikan siswa (mengkomunikasikan)
Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk perseorangan
(membaca ketentuan umum Farmakope ).
Kegiatan belajar diakhiri dengan bersyukur dan berdoa
2. Pertemuan kedua
a. Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Mengawali kegiatan belajar dengan berdoa
Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
Mereview materi sebelumnya (pengertian dan sejarah kefarmasian)
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan
sehari-hariara memilih APD yang tepatmenggunakan APD yang epat dan benar.
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
yaitu tentang buku standard farmasi, farmakope dan ketentuan umum FI.
Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
b. Kegiatan Inti (60 menit)
Guru menampilkan farmakope dan serta buku standar farmasi lainnya
(formularium nasional dan ISO) serta mengulas isinya secara singkat
(mengamati)
Siswa menggali informasi dan berdiskusi tentang perbedaan cakupan buku
standar farmasi dan isi ketentuan umum dari farmakope (mengumpulkan
informasi)
siswa menyampaikan hasil diskusinya dan memberikan kesempatan bertanya
bagi siswa lain tentang informasi apa saja yang dapat digali dari buku standar
farmasi dan ketentuan umum farmakope (mengasosiasi, menanya)
3. Pertemuan ketiga
a. Kegiatan pendahuluan (10 menit)
Mengawali kegiatan belajar dengan doa
Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan.
Mereview materi sebelumnya (ketentuan umum FI)
Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya bagi kehidupan
sehari-hariara memilih APD yang tepatmenggunakan APD yang epat dan benar.
Menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
yaitu tentang ketentuan umum farmakope dan buku standard farmasi
Menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan
b. Kegiatan inti
Guru mendemonstrasikan cara membaca dan mencari informasi yang
dibutuhkan dari buku standar ( mengamati)
Siswa mendemonstrasikan cara mencari informasi dari buku standar
(mengumpulkan informasi)
Siswa mempresentasikan informasi yang didapat secara berkelompok di depan
kelas (mengasosiasi)
Siswa bertanya jawab tentang hasil informasi yang disajikan (menanya).
c. Kegiatan Penutup
Siswa menyiimpulkan tentang farmakope dan buku standar lainnya
(mengkomunikasikan)
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk perseorangan (mempelajari
obat dan penggolongan obat).
Menutup kegiatan dengan doa dan syukur
KD TEKNIK INSTRUMEN
PENILAIAN
Soal Uraian
1. Jelaskan definisi dari ilmu resep
2. Sebutkan ilmuwan yang berjasa dibidang farmasi beserta perannya
3. Jelaskan kandungan isi dari FI
4. Jelaskan kandungan isi fornas dan iso
5. Bagaimana ketentuan dalam FI tentang wadah?
Kunci jawaban
1. Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan
menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Ada anggapan bahwa
ilmu ini mengandung sedikit kesenian, maka dapat dikatakan bahwa ilmu resep adalah
ilmu yang mempelajari seni meracik obat (art of drug compounding),
2. Ilmuwan yang berjasa:
- Hipocrates: uraian beratus bahan obat
- Dioscorides: pengembang botani farmasi (de material medica), membuat obat
aspiridium, opium, ergot, hyosciamus, cinnamon
- Galen: mengembangkan formula obat dari bahan alam/ farmasi galenika
- Van hohenheim: menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia
sebagai obat internal
3. Cakupan farmakope: persyaratan kemurnian, sifat fisika kimia, cara pemeriksaan obat
dan ketentuan umum lainnya
4. Isi fornas: memuat resep standar /formula obat yang sering diresepkan di apotek
Iso: memuat informasi obat paten yang beredar di Indonesia
5. Syarat Wadah: tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya baik
secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan kekuatan,
mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi
Pedoman penskoran
Skor penilaian
Tugas :
1. Carilah informasi dari resep standar berikut ini, berdasarkan farmakope, iso dan
fornas, yang mencakup: komposisi resep standar, sumber literature, pemerian
bahan, kelarutan bahan, dan penyimpanan bahan kemudian presentasikan di
depan kelas
- OBH SF.
- Bedak HEROCYN
kriteria penilaian
skor nilai
no nama sistematika tampilan kelengkapan
performance total (skor/12)x100
presentasi powerpoint data
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
In focus/LCD
4.1 menyajikan ketentuan
kefarmasian dan FI Sumber belajar : buku, teks pembelajaran,
iso, FORNAS, Farmakope Indonesia