Tinjauan Pustaka
Abstrak
Manusia sudah menggunakan tanaman sebagai obat sejak dimulainya peradaban, yang awalnya
dimulai dengan sumber makanan. Seiring dengan perkembangan zaman, tanaman tersebut digunakan
sebagai obat . Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan aneka tanaman yang digunakan
untuk pengobatan tradisional. Kita tidak boleh menutup mata akan keberadaan obat bahan alam.
Beberapa tahun terakhir ini banyak peneliti yang melirik pada obat bahan alam tersebut mulai dari
orang pertanian, kehutanan, kimia, biologi, kedokteran dsb. Namun kadang beberapa hal perlu
diluruskan supaya masyarakat mendapat informasi yang benar.
Asal Mula Obat Bahan Alam obat-obatan yang masa itu disebut farmakon,
artinya sebagai obat yang digunakan untuk
Dalam sejarah banyak yang kebaikan.
memberikan sumbangan pemikiran dan Dioscorides, seorang dokter Yunani
kreasinya untuk kemajuan ilmu farmasi dan yang juga ahli botani, merupakan orang
kedokteran, antara lain Hippocrates (460-370 pertama yang menggunakan ilmu tumbuh-
sebelum Masehi), Dioscorides (Abad ke-1), tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Hasil
Galen (30-200) dan Paracelsus (1493-1541). karyanya De Materia Medica, merupakan
Hippocrates adalah seorang dokter Yunani awal dari pengembangan bahan obat yang
yang mengenalkan farmasi dan ilmu diperoleh secara alami. Sekarang ilmu tersebut
kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan dikenal dengan nama farmakognosi yang
obat secara rasional, menyusun sistematika berasal dari kata pharmakon yaitu obat dan
kedokteran dan meletakkan pekerjaan gnosis yaitu pengetahuan. Banyak obat-obatan
kedokteran pada suatu etik yang tinggi (1). yang dibuat oleh Dioscorides, seperti
Konsep dari pandangannya disusun dalam aspidium, opium, ergot, hyoscyamus, dan
bentuk sumpah Hippocrates, yang merupakan cinnamon digunakan sebagai obat sampai
tata cara dan perilaku untuk proses sekarang. Uraiannya mengenai cara
penyembuhan. Hasil pekerjaannya berupa pengenalan dan pengumpulan hasil obat alam,
menjadi tertulis. Pencatatan nama tanaman, Candi Borobudur yang dibangun pada 772 M.
khasiat, dan resep dimulai pada era ini. Pada salah satu pahatannya terlukis berbagai
Pencatatan pengetahuan tersebut awalnya tanaman obat yang biasa digunakan
dilakukan pada batu, tanah liat, atau logam masyarakat kala itu. Relief juga
yang ditoreh dengan benda tajam yang disebut menggambarkan proses peracikan jamu,
prasasti. Cara dan alat tulis-menulis kemudian pemakaian jamu lulur untuk pemijatan dan
berkembang menggunakan daun lontar dan minum jamu.
ditulis dengan tinta dari tumbuhan. Pencatatan Pemakaian obat herbal biasanya
dilakukan dengan bahasa Sansekerta, Jawa digunakan untuk obat tradisional. Obat herbal
kuno, dan Bali. mencakup tiga bagian yaitu: obat asli, obat
tradisional, dan obat bahan alam (4). WHO
mendefinisikan obat tradisional sebagai obat
asli di suatu negara yang digunakan secara
turun-temurun di negara itu atau di negara
lain. Obat tradisional harus memenuhi
persyaratan antara lain sudah digunakan
minimal tiga generasi dan terbukti aman dan
bermanfaat. Obat asli adalah suatu obat bahan
alam dan ramuannya, cara pembuatannya,
pembuktian khasiat, keamanan, serta cara
pemakaian berdasarkan pengetahuan
tradisional suatu daerah. Sedangkan obat
bahan alam adalah semua obat yang berasal
dari bahan alam yang dalam proses
pembuatannya belum merupakan isolat murni.
Gambar 1: Kitab dari Daun Lontar
Obat bahan alam dapat berupa obat asli, obat
(shivadwara.blogspot.com)
tradisional, atau pengembangan dari keduanya.
Selain usada lontar di Bali, karya tulis
masa lampau juga ditemukan dalam naskah
Gatotkaca Sraya, Bhomakawya,
Sumanasantaka, kidung Sunda, dan lain-lain.
Gatotkaca Sraya dibuat oleh Mpu Panuluh,
resi yang hidup pada masa pemerintahan
Jayabaya, raja kerajaan Kediri (1130-1157 M).
Masuknya bangsa Eropa ke Nusantara
berpengaruh pada pencatatan ramuan obat.
Sejak abad ke-16 M mulai bermunculan
publikasi tanaman obat Indonesia yang dibuat
oleh bangsa Eropa. Karya tulis pertama dibuat
oleh Yacobus Bontius pada tahun 1627 M, Gambar 2: Obat Bahan Alam (sumber
pelaut asal Portugis yang mendarat di Maluku. herbal.co.id)
Ia menuliskan 60 jenis tumbuhan obat
Indonesia serta deskripsi dan pemanfatannya, Pengobatan tradisional lebih
bukunya berjudul Historia naturalist et mengandalkan pada sifat warisan turun-
Medica Indiae. temurun walaupun sekarang sudah
Keraton, sebagai pusat budaya berkembang pada pembuktian ilmiah, dasar
masyarakat Jawa juga menyimpan manuskrip keilmuan yang digunakan beragam dari yang
sejarah pengobatan tradisional. Di antaranya tradisional hingga tidak rasional. Sehingga
ialah naskah Serat Centhini (1814). Ada serat orang yang menggunakan pengobatan
primbon yang menjelaskan sejumlah prasyarat tradisional harus lebih teliti memilih metoda
agar hidup sehat, termasuk di dalamnya tulisan pengobatan. Sifatnya yang tertutup
tentang jamu. Candi-candi yang berdiri sejak mengakibatkan sulit berkembang dan sulit
abad ke-6 juga menjadi bukti lain pemakaian diterima oleh karangan luar. Mekanisme kerja
tanaman obat oleh nenek moyang. Seperti tidak selalu jelas, sehingga kadang sulit
mengharapkan hasil yang sama. Namun Eropa, Amerika utara, dan negara-negara
dengan makin tuanya umur suatu pengobatan industri lain setidaknya 50% penduduknya
makin banyak bukti empiris yang didapat, pernah menggunakan obat alternatif untuk
sehingga dapat menjadi bekal berharga untuk kesehatan. Di Jepang 60-70% dokter
tahap pengujian secara ilmiah. Pengobatan meresepkan obat tradisional “kampo” untuk
tradisional memiliki pendekatan yang lebih pasiennya. Di Malaysia, obat tradisional
holistik, antar tubuh, pikiran dan jiwa, yang berdampingan dengan pengobatan Tiongkok
merupakan keunggulan pengobatan dan India. Di Amerika , 75% dari sekitar 125
tradisional. sekolah kedokteran memasukkan materi obat
tradisional dalam kurikulum.2
Obat Bahan Alam di Dunia
Bahan Aktif Obat Bahan Alam
Penerimaan negara-negara di dunia
terhadap sistem pengobatan tradisional Dalam tanaman ada dua macam
beraneka ragam. Berdasarkan sistem WHO metabolisma yaitu primer dan sekunder.
ada tiga sistem yang berlaku. Yang pertama Proses metabolisma primer menghasilkan
yaitu sistem integratif, dimana negara sudah senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk
mengakui keberadaan obat tradisional. Ini proses biosintesis sehari-hari, seperti
mendorong pemakaian obat tradisional di karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.
rumah sakit, lembaga penelitian, dan asuransi. Sedangkan proses metabolisma sekunder
Terdapat aturan baku yang mengatur sistim menghasilkan senyawa-senyawa seperti
produksi, regulasi, dan pengawasan obat alkaloid, terpenoid, flavonoid, tanin, dan
tradisional. Negara yang menganut sistim ini steroid. Senyawa hasil metabolisma sekunder
ialah Tiongkok, Korea, dan Vietnam. Yang (metabolit sekunder) diproduksi sebagai
kedua ialah sistem inklusif, dimana obat benteng pertahanan tumbuhan dari pengaruh
tradisional sudah diakui, tetapi belum lingkungan atau hama penyakit. Fungsi
diintegrasikan pada pelayanan kesehatan metabolit sekunder ialah melindungi tanaman
nasional. Sistem ini biasanya dianut oleh dari serangan mikroba dengan membentuk
negara-negara maju seperti Inggris, Jerman, fitoaleksin yaitu senyawa yang disintesis di
dan Kanada. Yang terakhir ialah sistem sekitar sel yang terinfeksi, untuk pertahanan
toleran, dimana negara masih menganut sistem terhadap herbivora atau predator lainnya, dan
pelayanan konvensional, tetapi pemakaian melindungi tanaman dari terpaan sinar
obat tradisional tidak dilarang. Sistim inilah matahari.
yang saat ini paling banyak dianut oleh Berdasarkan asal mula biosintesisnya,
negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. metabolit sekunder terbagi menjadi tiga
Menurut WHO, hampir 80% populasi kelompok besar, yaitu terpenoid dan steroid,
penduduk Afrika menggunakan pengobatan alkaloid, senyawa nitrogen dan fenilpropanoid,
tradisional dalam kehidupan mereka. Di serta senyawa fenolat lainnya. Contoh
Tiongkok, konsumsi herba untuk mengobati tanaman yang mengandung terpenoid
penyakit mencapai 30-50%. Di Jerman, golongan monoterpen ialah daun mint,
hampir 90% penduduknya pernah tanaman yang mengandung alkaloid ialah
menggunakan herbal untuk tujuan pengobatan kopi, dan tanaman yang mengandung
dalam kehidupan sehari-hari. Di negara flavonoid ialah daun teh.
.
Gambar 3: Dari Kiri ke Kanan Daun Mint, Biji Kopi, dan Daun Teh (sumber herbal.co.id)
Dalam tanaman terdapat lebih dari terbuat dari tanaman untuk mencegah penyakit
10.000 senyawa organik yang berkhasiat dikenal dengan nama fitoterapi. Zat kimia
sebagai obat. Isolasi pertama tumbuhan reserpin merupakan bahan kimia yang berasal
pertama kali dilakukan oleh Homole dan dari tanaman Rauwolfia serpentina, untuk obat
Quevenne pada tahun 1841, yang berhasil penurun tekanan darah. Obat diabetes dari
memisahkan digitoksin, digitalin, dan tanaman Vinca rosea, ternyata setelah
digitalein dari tanaman Digitalis purpurea. digunakan sebagai obat diabetes, ekstrak dari
Digoxin adalah senyawa aktif yang diperoleh tanamannya yaitu vincristin dan vinblastin
dari tanaman Digitalis lanata. Digoxin punya efek anti tumor, yang akhirnya
digunakan terutama untuk meningkatkan digunakan untuk meringankan penderita
kemampuan memompa jantung dalam keadaan kanker tertentu. Dengan makin
gagal jantung. Digoxin termasuk obat dengan berkembangnya ilmu kimia, sekarang dapat
therapeutic window yang sangat sempit. dengan mudah mengidentifikasi bahan kimia
Karena itu kadar obat dalam plasma darah dalam tanaman atau bagian tanaman. Tidak
yang dapat menimbulkan efek terapi dan efek jarang seorang ahli tanaman dapat
toksik sangat sempit. Masa kerja digoxin 30- mengidentifikasi suatu tanaman berdasarkan
50 jam, dimana kerjanya meningkatkan senyawa kimia yang dihasilkan atau efek dari
kekuatan kontraksi otot jantung karena keseluruhan tanaman.
penghambatan enzim Na+, K+ ATPase dan Di Indonesia, pemakaian obat herbal
peningkatan arus masuk ion kalsium ke inti dalam bentuk jamu dan bahan tambahan
sel. Digoxin juga berpengaruh pada aktifitas makanan cukup luas. Jamu merupakan obat
saraf otonom dan jantung terhadap alternatif yang digunakan cukup luas di
neurotransmitter. Setelah senyawa aktif Indonesia. Oleh sebab itu, sesuai dengan
tersebut diisolasi, diidentifikasi, dilihat perkembangan teknologi, jamu sebaiknya
mekanisme kerja, dan struktur molekulnya, dibuat dalam bentuk sediaan farmasi dengan
kemudian dibuat bentuk sediaan obat.2 bahan berkhasiat ekstrak tanaman. Peluang
untuk mengembangkan obat herbal dalam
bentuk sediaan farmasi sangat terbuka, karena
adanya herbal yang terbukti berkhasiat dan
sudah digunakan secara tradisional untuk
pengobatan.
Di Hongaria, sediaan farmasi yang
berasal dari herbal telah dikembangkan dalam
bentuk aerosol, kapsul, tablet kunyah, krem,
tablet, salut gula, permen, emulsi, serbuk
kering, gel, granul, inhaler, patch, minyak,
salep, larutan, suspensi sirop, dan campuran
the. 2
Gambar 4: Tanaman Digitalis Lanatadan Khasiat dan Keamanan Obat Bahan Alam
Struktur Kimia Digoxin
(https://en.wikipedia.org/wiki/Digitalis_lanata Herbal tradisional baru bisa dikatakan
sebagai obat bila telah diteliti dan dipastikan
Pembuatan Obat Bahan Alam bahan aktifnya, efek farmakologisnya,
dosisnya, efek sampingnya, dan proses
Sepanjang sejarah bahan dari tanaman pembuatannya. Untuk memudahkan
merupakan asal dari obat-obat baru. Banyak pengawasan dan perizinan, badan Pengawas
dari tanaman tradisional telah menjadi obat Obat dan Makanan (Badan POM)
modern yang menakjubkan. Selain digunakan mengelompokkan tanaman obat dalam
dalam bentuk utuh atau hasil olahannya, juga kelompok jamu, herbal terstandar, dan
diketahui senyawa aktifnya. Senyawa tersebut fitofarmaka. Jamu adalah ramuan yang dibuat
akhirnya diisolasi dalam bentuk murni dan dari bahan alam, digunakan secara turun-
digunakan sebagai obat herbal atau sebagai temurun, dipercaya berdasarkan pengalaman,
sumber pengembangan obat baru. Penggunaan dan belum ada penelitian ilmiah untuk
tanaman, bagian tanaman, sediaan yang mendapatkan bukti klinis mengenai khasiat
tersebut. Bahan-bahan jamu umumnya berasal pada hewan, dikembangkan juga uji invitro
dari semua bagian tanaman, bukan hasil untuk menentukan khasiat obat, seperti uji
ekstraksi/isolasi mengenai bahan aktifnya saja. enzim, uji antikanker dengan cell line, uji
Herbal terstandar yaitu bahan-bahan jamu antimikroba pada perbenihan mikroba, uji
yang telah diuji secara ilmiah (penelitian antioksidan dan uji antiinflamasi. Jika sudah
praklinik dengan hewan uji) meliputi uji dinyatakan bermanfaat dan aman pada hewan
khasiat dan manfaat. Jamu harus memenuhi coba, bahan obat tersebut diuji pada manusia
kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan secara atau yang disebut uji klinis. Uji tersebut harus
ilmiah, telah dilakukan standarisasi terhadap mengikuti deklarasi Helsinki yang terdiri atas
bahan baku yang digunakan pada produk jadi, empat fase. Fase pertama, calon uji
dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. sukarelawan sehat untuk mendapatkan hasil
Saat ini sudah ada 17 herbal terstandar di yang sama dengan hewan coba. Fase kedua,
Indonesia. Kategori tertinggi ialah fitofarmaka bahan obat diuji pada pasien tertentu, diamati
dengan persyaratan aman, klaim khasiat efikasinya pada penyakit yang ingin diobati.
berdasarkan uji klinik, standarisasi bahan baku Fase ketiga, pengujian efikasi dan keamanan
yang dipergunakan, danmemenuhi obat baru dibandingkan dengan obat yang
persyaratan baku mutu yang berlaku. Jamu selama ini digunakan. Setelah calon obat
akan melalui serangkaian uji sebelum diakui dibuktikan berkhasiat, dan mempunyai
sebagai bagian dari fitofarmaka, uji tersebut manfaat yang mirip atau lebih baik dari obat
ialah uji toksisitas, uji eksperimental pada pembanding, maka obat tersebut diijinkan
hewan, serta uji klinik fitofarmaka pada diproduksi dengan legal, dipasarkan dengan
manusia yang meliputi uji pada manusia sehat nama dagang dan dapat diresepkan oleh
dan uji pada pasien dengan penyakit tertentu. dokter. Pada fase keempat, setelah obat itu
Serangkaian uji itu dimulai dari uji praklinis, dipasarkan, ada studi pascapemasaran yaitu
di sini diperoleh informasi tentang efikasi pengamatan kondisi pasien, usia, dan ras.
farmakologi, profil farmakokinetik, dan Dilakukan dalam jangka waktu tertentu untuk
toksisitas bahan. Uji praklinis adalah melihat efek terapeutik dalam jangka panjang,
pengujian obat pada reseptor kultur sel atau bila terbukti membahayakan, obat tersebut
organ yang terisolasi. Setelah itu diuji pada dapat ditarik dari peredaran. Tanaman
hewan utuh seperti tikus, mencit, marmot, unggulan nasional yang telah diuji klinik yaitu
anjing, dan beberapa primata lainnya. Hanya salam, sambiloto, kunyit, jahe merah, jati
pada hewan utuh dapat diketahui efek toksik belanda, temulawak, jambu biji, cabai jawa,
dari obat pada beberapa dosis pengobatan. dan mengkudu. Indonesia saat ini telah
Selain itu toksisitas merupakan cara menghasilkan 17 produk obat terstandar dan
mengevaluasi kerusakan genetik, pertumbuhan lima produk fitofarmaka.
tumor, dan cacat pada waktu lahir. Selain uji
Gambar 5: Deretan Tanaman Obat Unggulan: Dari Kiri Atas Kunyit, Daun Salam, Jahe
Merah, Jati Belanda, Temulawak, Sambiloto, Mengkudu, Cabe Jawa, Daun Jambu Biji (sumber
gogreengoetnopharmacy.blogspot.com)
tambahkan air secukupnya melalui ampas keras, maka untuk 100 bagian dekok harus
hingga diperoleh dekok yang dikehendaki. dipergunakan 10 bagian bahan dasar atau
Jika tidak dinyatakan perbandingan lain simplisia.
dan tidak mengandung bahan berkhasiat
Gambar 6: Pengolahan Tanaman Obat dengan Cara Direbus, Diseduh, dan Dibuat Kapsul
(www healthychoice.com).
Material bahan
alam
Ekstraksi dengan
pelarut A, B atau C
Ekstrak
Pengujian invivo
Pemisahan dan Penentuan struktur Toksikologis Uji
pemurnianbahan aktif kimia bahan aktif klinik
a) Analgesik :
Contoh : – Anacardium occidantale (daun jambu mente)
– Kaempferia galanga (rimpang kencur)
b) Antipiretik :
Contoh : – Pluchea indica (daun beluntas)
– Blumea balsamifera (daun sembung)
– Erythrina lithosperma (daun dadap srep)
c) Anthelmintik :
Contoh : – Cucurbita moschata (biji labu merah), untuk taeniasis (cacing pipih)
– Zingiber cassummunar (rimpang bengle), untuk askariasis (cacing gelang)
d) Sedatif :
Contoh : – Acorus calamus (umbi dringo)
– Myristica fragrans (buah pala)
e) Diuretik :
Contoh : – Orthosiphon stamineus (daun kumis kucing)
– Phyllanthus niruri (daun meniran)
– Plantago major (tumbuhan sangkobah)