SEJARAH PENGOBATAN
DISUSUN OLEH:
NUR KHALIFAH EKA PUTRI SARI (20013182)
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................4
C. TUJUAN PENULIS............................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN...................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut
seni dan ilmu penyediaan bahan obat dari sumber alam atau
sintetik yang sesuai untuk disalurkan dan digunakan pada
pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup
pengetahuan mengenai identifikasi, pemilihan, aksi farmakologis,
pengawet, analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan
sediaan obat (medicine).
Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan
penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep
dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupum melalui
cara kepada pemakai lain yang sah, misalnya dengan cara
menyalurkan atau menjual langsung.
Kata farmasi diturunkan dari bahasa ”pharmakon”, yang
berarti cantik atau elok, yang kemudian berubah artinya menjadi
racun, dan selanjutnya berubah lagi menjadi obat atau bahan
obat. Oleh karena itu seorang ahli farmasi (pharmacist) ialah
orang yang paling mengetahui ikhwal obat. Ia satu-satunya ahli
mengenai obat, karena pengetahuan ahli mengenai obat
memelurkan pengetahuan yang mendalam mengenai semua
aspek kefarmasian seperti yang tercantum pada definisi yang
diatas.
Dewasa ini farmasi sudah berkembang dengan baik, hal
ini bisa dilihat dengan berdrinya farmasi, tenaga kefarmasian, dan
sekolah menengah farmasi dan perguruan tinggi farmasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah pengobatan di dunia
2. Bagaimana sejarah pengobatan tradisional
3. Bagaimana sejarah pengobatan modern
4. Apa saja ilmu yang berhubungan dengan farmasi
C. TUJUAN PENULIS
1. Untuk mengetahui sejarah pengobatan di dunia
2. Untuk mengetahui sejarah pengobatan tradisional
3. Untuk mengetahui sejarah pengobatan modern
4. Untuk mengetahui ilmu yang berhubungan dengan farmasi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Farmakoterapi meruakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang penggunaan obat untuk mengobati
penyakit dan gejalanya.
C. Peran Farmasi
Dibawah ini merupakan beberapa point penting mengenai
peran seorang farmasis dalam pelayanan kesehatan pada
masyarakat.
1. Melakukan imunisasi dan penyuluhan kesehatan pada
masyarakat, sehingga dapat meningkatkan partisipasi.
2. Penyuluhan penularan penyakit seksual dan keluarga
berencana.
3. Fluoridation: keseimbangan elektrolit air bersih, kesehatan gigi.
4. Promosi kesehatan.
5. Pencegahan keracunan.
6. Persiapan penanggulangan bahaya dan keadaan darurat
perlindungan terhadap lingkungan.
7. Mengajarkan dan menyadarkan masyarakat tentang keamanan
dan keselamatan ditempat kerja serta bagaimana melakukan
pengobatan sendiri seperti P3K.
6
BAB III
METODE
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Mungkin yang paling terkenal dari benda-benda
bersejarah yang bertahan yaitu Ebers papyrus, suatu gulungan
kertas sepanjang 60 kaki dan selebar satu kaki yang
ditemukan pada abad ke-16 SM. Dokumen ini sekarang
tersimpan di university of Leipzig, diberi nama seorang Jerman
ahli Mesir yang terkenal bernama Georg Ebers yang
menemukan gulungan kertas tersebut di dalam sebuah makam
mumi dan menterjemahkannya sebagian, selama setengah dari
akhir abad ke-19. Sejak saat itu banyak ahli berpartisipasi
dalam penerjemahan dokumen yang dituliskan dalam bahasa
Mesir kuno ini. Meskipun interpretasi atas terjemahan tulisan
tersebut tidak semuanya sama, namun tidak diragukan bahwa
bangsa Mesir masih menggunakan obat-obatan seperti ini
sampai tahun 1550 sebelum masehi, bentuk sediaannya
sampai sekarang masih digunakan.
Selanjutnya penemuan arkeologi mengenai tulisan-
tulisan mengenai farmasi yang terkenal adalah penemuan
catatan-catatan yang disebut 'Papyrus Ebers', papyrus ebers ini
merupakan suatu kertas yang berisi tulisan yang panjangnya
60 kaki (kurang lebih 20 meter) dan lebarnya 1 kaki (sekitar
sepertiga meter) berisi lebih dari 800 formula atau resep yang
telah dideskripsikan dan lebih dari 700 obat yang disebutkan.
Obat-obat tersebut sebagiaaan besar berupa bahan nabati,
meskipun obat -obat yang berasal dari dari mineral dan
hewani juga tercantum. Dokumen ini ditemukan george ebers,
seorang ahli sejarah mesir berkebangsaan jerman. Sekarang
dokumen ini disimpan di Universitas of leipzig, Jerman.
Bahan-bahan nabati seperti akasia, biji jarak (dari
bahan ini diperoleh minyak jarak), dan ada disebutkan
bersama rujukan bahan mineral seperti besi oksida, natrium
karbonat, natriu klorida, dan belerang. Pembawa yang
digunakan pada saat itu yaitu bir, anggur, susu dan madu.
Banyak formula farmasetika menggunakan dua lusin bahan
obat atau lebih, formula ini merupakan jenis sediaan yang
kemudian hari disebut polifarmasi.
Di Cina, jejak pengobatan kuno ditemukan pada
sebuah tulisan yang diperkirakan berasal dari masa kekuasaan
kaisar Sheng Nung pada tahun 2000 SM. Diantara bahan
obat yang ditulis adalah chang sang (Dichroa febrifuga)
sebagai antimalarial. Obat lainnya adalah mahuang yang
9
dikenal dengan nama latin Ephedra sinica, sebagai
stimulansia.
10
rawa, dan hutan yang masih dikenal dalam bidang
kefarmasian hingga kini. Menggunakan background “Pa Kua”,
suatu simbol matematis dari penciptaan dan kehidupan.
Tanaman-tanaman obat yang ditemukan oleh Shen Nung
antara lain podophyllum, rhubarb, ginseng, stramonium, kulit
kayu cinnamon, dan juga seperti yang berada di tangan
bocah pada gambar, ma huang, atau disebut juga ephedra.
d. Papyrus Ebers
e.
Theophrastus
Bapak Botani: Theophrast Bapak Botani:
11
tanaman Belladonna, dan di belakangnya terletak bunga
pomegranate, senna, dan juga manuskrip-manuskrip perkamen.
Siswa juga terlihat menggunakan papan gading yang dilapisi
madu warna sebagai alat tulis.
12
tahunnya tanah liat digali di terowongan Lemnian dihadiri oleh
pemerintah dan pendeta-pendeta. Tanah liat dicuci, disuling,
dan digulung dengan ketebalan tertentu, tanah liat itu dibentuk
seperti pastilles dan diberi cap oleh para pendeta wanita, lalu
dikeringkan di bawah sinar matahari. Lalu tablet-tablet itu
didistribusikan secara komersial.
h. Dioscorides
i. Galen
13
namanya sendiri telah diasosiasikan dengan metode
peracikannya yang dikenal dengan galenika. Beliau adalah
penemu dari formula krim dingin, yang secara esensial adalah
sama dengan krim yang kita kenal sekarang. Banyak
prosedur-prosedur yang ditemukan Galen masih digunakan di
laboratorium peracikan modern masa kini.
14
Kumpulan Mantra, Paririmbon, dan Petangan. Naskah-naskah
tersebut berisi mantera-mantera yang berka-itan dengan
pengobatan, membasmi yang mewabah penyakit, dan
mencampakkan racun.
Hingga kini, pengetahuan tentang obat dan pengobatan
secara tradisional masih digunakan oleh sebagian masyarakat
meskipun terbatas di kelas tertentu saja untuk mengatasi sakit
dalam kondisi darurat dan kata kesehatan. Selain itu, berbagai
jenis tumbuhan yang menjadi tumpuan pengobatan tradisional
terus dikembangkan untuk kepentingan pengo-batan modern. Oleh
karena itu, keberadaan obat dan pengobatan tradisional semakin
mendapat pengakuan di bidang kesehatan, menyusul adanya
hasil-hasil riset kesehatan yang kesimpulan berbagai tumbuhan
sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan. Hasil riset
Supriadi dan kawan-kawan (2001) kesimpulan bahwa sebanyak
78 spesies tumbuhan telah digunakan oleh 34 untuk pengobatan
penyakit malaria; 133 spesies tumbuhan digunakan oleh 30 untuk
etnis pengobatan penyakit demam; 110 spesies tumbuhan
digunakan oleh 30 untuk etnis pengobatan penyakit gangguan
pencernaan; dan 98 spesies tumbuhan digunakan oleh 27 untuk
pengobatan penyakit kulit. Hasil-hasil riset tersebut terjadi dengan
pemaparan unsur kandungan yang terdapat dalam tumbuhan-
tumbuhan.
Pengobatan tradisional disini menurut WHO (2000)
diartikan sebagai jumlah total pengetahuan, ketrampilan, praktik-
praktik yang berdasarkan teori, keyakinan dan pengalaman
masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik
dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan
serta dalam pencegahan diagnosa, perbaikan dan pengobatan
penyakit secara fisik juga mental.
Menurut Asmino (1995), pengobatan tradisional dibedakan
menjadi dua, (1) cara penyembuhan tradisional (traditional
healing) yang terdiri dari pijatan, kompres, akupuntur dan lain
sebagainya, (2) obat tradisional (traditional drugs) yaitu dengan
menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia dari alam seperti
halnya tanaman, hewan, sumber mineral / garam- garam serta
air.
Obat tradisional ini terdiri dari tiga jenis yaitu, (i) terbuat
dari sumber nabati yang diambil dari bagian-bagian tumbuhan
seperti buah, daun, kulit, batang dan sebagainya, (ii) obat yang
15
diambil dari sumber hewani seperti bagian kelenjar-kelenjar,
tulang-tulang maupun dagingnya dan (iii) obat tradisional yang
diambil dari sumber mineral atau garam-garam yang bisa
didapatkan dari mata air yang keluar dari tanah.
Dalam perkembangannya, pengobatan tradisional itu
sendiri dikategorikan kedalam salah satu cabang dari pengobatan
alternative yang dapat pula didefinisikan sebagai cara pengobatan
yang dipilih oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional
tidak memberikan hasil yang memuaskan.
16
Tadjoer Ridjal, M. Pd, menunjukkan sebuah gambaran umum
tentang masyarakat Indonesia yang masih memegang teguh nilai-
nilai tradisi warisan generasi sebelumnya (Andreasari, 2010).
Pemikiran masyarakat yang masih konservatif tersebut didukung
dengan adanya factor kepercayaan (belief) yang begitu kuat
terhadap kekuatan metafisik yang memiliki daya penyembuh bagi
berbagai macam penyakit. Kepercayaan ini merupakan sesuatu
yang diyakini keberadaannya, dia selalu memunculkan sebuah
pertanyaan benar dan salah, beberapa orang berpendapat bahwa
kepercayaan tidak dapat didiskusikan dalam konteks benar atau
salah, sebab ini menyangkut tentang sebuah keyakinan.
17
kesulitan ekonomi yang cukup berat, sehingga industri
farmasi hanya dapat memproduksi obat sesuai dengan
jatah bahan baku yang ada. Disamping itu karena
pengawasan belum dapat dilakukan dengan baik banyak
terjadi kasus bahan baku dan obat jadi yang tidak
memenuhi persyaratan standar.
3. Pada Periode 1960-1965 Pemerintah menerbitkan beberapa
perundang-undangan yang berkaitan dengan kefarmasian,
antara lain :
a. Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-
pokok Kesehatan
b. Undang–undang Nomor 10 tahun 1061 tentang barang
c. Undang-undang Nomor 7 tahun 1963 tentang tenaga
kesehatan, dan
d. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek.
Pada periode ini juga patut dicatat dalam sejarah
kefarmasian di Indonesia bahwa diakhirinya apotek dokter dan
apotek darurat dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No
33148/48/kab/176 tanggal 8 Juni 1962, antara lain ditetapkan 2 hal
yaitu :
a. Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembentukan apotek-
dokter,
b. Semua izin apotek-dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak
tanggal 1 januari 1963.
Berakhirnya apotek darurat ditetapkan dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 770/Ph/63/b tanggal 29
Oktober 1963 yang isinya antara lain :
a. Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembentukan apotek
darurat,
b. Semua izin apotek darurat Ibu kota Daerah tingkat I sejak
tanggal 1 Februari 1964,
c. Semua izin apotek darurat di Ibu kota Daerah
Tinggkat II dan kota-kota lainnya dinyatakan tidak
berlaku lagi sejak tanggal 1 Mei 1964.
Pada tahun 1963, sebagai realisasi Undang-
undang Pokok Kesehatan telah dibentuk Lembaga
Farmasi Nasional. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 39521/lab/199 tanggal 11 Juli 1963)
18
dan nasibnya dalam organisme hidup. Dan untuk menyelidiki
semua interaksi antara obat dan tubuh manusia khususnya,
serta penggunaannya pada pengobatan penyakit disebut
farmakologi klinis
2. Farmakognosi : mempelajari pengetahuan dan pengenalan
obat yang berasal dari tanaman dan zat – zat aktifmya, begitu
pula yang berasal dari mineral dan hewan. Pada zaman obat
sintetis seperti sekarang ini, peranan ilmu farmakognosi sudah
sangat berkurang. Namun pada dasawarsa terakhir peranannya
sebagai sumber untuk obat – obat baru berdasarkan
penggunaannya secara empiris telah menjadi semakin penting .
Banyak phytoterapeutika baru telah mulai digunakan lagi
(Yunani ; phyto = tanaman), misalnya tingtura echinaceae
(penguat daya tangkis), ekstrak Ginkoa biloba (penguat
memori), bawang putih (antikolesterol), tingtur hyperici
(antidepresi) dan ekstrak feverfew (Chrysantemum parthenium)
sebagai obat pencegah migrain.
3. Biofarmasi : meneliti pengaruh formulasi obat terhadap efek
terapeutiknya. Dengan kata lain dalam bentuk sediaan apa
obat harus dibuat agar menghasilkan efek yang optimal.
Ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk diresorpsi dan
untuk melakukan efeknya juga dipelajari (farmaceutical dan
biological availability). Begitu pula kesetaraan terapeutis dari
sediaan yang mengandung zat aktif sama (therapeutic
equivalance). Ilmu bagian ini mulai berkembang pada akhir
tahun 1950an dan erat hubungannya dengan farmakokinetika.
Biofarmasetika : adalah ilmu yang mempelajari tentang
hubungan antara sifat fisikokimia formulasi dengan
bioavailabilitas obat (Shargel & Andrew, 2005) hal 85.
Bioavailabilitas obat atau ketersediaan biologis adalah
jumlah relative obat atau zat aktif suatu produk obat
yang diabsoprsi dan kecepatan obat tersebut masuk
kedalam peredaran darah sistemik.
Farmakokinetika : mempelajari nasib obat mulai saat
pemberian, transpor dalam darah, distribusi ke tempat
kerja dan jaringan lain, hingga ekskresinya.
4. Farmakokinetika: meneliti perjalanan obat mulai dari saat
pemberiannya, bagaimana absorpsi dari usus, transport dalam
darah dan distrtibusinya ke tempat kerjanya dan jaringan lain.
Begitu pula bagaimana perombakannya (biotransformasi) dan
19
akhirnya ekskresinya oleh ginjal. Singkatnya farmakokinetika
mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh
tubuh terhadap obat.
5. Farmakodinamika: mempelajari kegiatan obat terhadap
organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya,
reaksi fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya.
Singkatnya farmakodinamika mencakup semua efek yang
dilakukan oleh obat terhadap tubuh.
6. Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat
terhadap tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok
farmakodinamika, karena efek terapi obat berhubungan erat
dengan efek toksisnya. Pada hakikatnya setiap obat dalam
dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan
merusak organisme. ( “Sola dosis facit venenum” : hanya dosis
membuat racun racun, Paracelsus).
7. Farmakoterapi : mempelajari penggunaan obat untuk
mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini
berdasarkan atas pengetahuan tentang hubungan antara
khasiat obat dan sifat fisiologi atau mikrobiologinya di satu
pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya berdasarkan pula
atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi
menggunakan zat – zat dari tanaman untuk mengobati
penyakit.
20
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah mempelajari tentang sejarah kefarmsian kita
mengetahui bahwa sejak zaman dulu secara naluri orang primitif
sudah dapat melakukan suatu tindakan untuk meringankan suatu
penyakit. Kemudian berkembang menjadi ada anggapan jika sakit itu
karena gaib sehingga seorang pendeta bertindak sebagai
penyembuh rohani dan fisik secara bersamaan. Dengan
ditemukannya dokumen-dokumen kuno membuka mata kita ternyata
sebelum masehi nenek moyang kita sudah mempunyai catatan
penting tentang obat dan formula. Bangsa Eropa khususnya Yunani
banyak yang memiliki ketekunan dan ketelitian dalam bidang
kedokteran sekaligus sebagai ahli dalam bidang obat-obatan, banyak
penemuan tentang bahan obat baik nabati maupun kimiawi yang
dilakukan mereka hingga saat ini masih dapat digunakan sebagai
obat.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://sejarahunik.net/sejarah/sejarah-berawalnya-dan-
perkembangan-obat.html
https://www.researchgate.net/publication/323787130_SISTEM_PENG
OBATAN_TRADISIONAL_Studi_Kasus_di_Desa_Juntinyuat_Kecamat
an_Juntinyuat_Kabupaten_Indramayu
https://eprints.uny.ac.id/21787/3/3.%20BAB%20I.pdf
https://www.academia.edu/34661976/Makalah_Perkembangan_Farma
si_KATA_PENGANTAR_Puji_dan_Syukur_kami_panjatkan_ke_Hadira
t_Tuhan_Yang_Maha_Esa
22