1.3.4 Penatalaksanaan
1.3.4.1 Penatalaksanaan Nonfarmakologi :
Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup
sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati
tekanan darah tinggi (Nurarif huda 2016).
Penatalaksanaan hipertensi dengan nonfarmakologis terdiri dari
berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk menurunkan
tekanan darah yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan ideal sesuai body Mass
Index (BMI) dengan rentang 18,5-24,9 kg/m2 (Kaplan, 2006).
BMI dapat diketahui dengan membagi berat badan anda dengan
tinggi badan anda yang telah dikuadratkan dalam satuan meter.
Mengatasi obesitas (kegemukan) juga dapat dilakukan dengan
melakukan diet rendah kolestrol namun kaya dengan serat dan
protein (pfizerpeduli.com), dan jika berhasil menurunkan berat
badan 2,5-5 kg maka tekanan darah diastolik dapat diturunkan
sebanyak 5 mmHg (Nurarif huda 2016).
a. Kurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan natrium dapat dilakukan dengan cara diet
rendah garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr
NaCl atau 2,4 gr/hari ) (Kaplan, 2006). Jumlah yang lain dengan
mengurangi asupan garam sampai kurang dari 2300 mg(1
sendok teh) setiap hari. Pengurangan konsumsi garam menjadi ½
sendok teh/hari, dapat menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5
mmHg dan tekanan diastolic sekitar 2,5 mmHg (Nurarif huda
2016).
b. Batasi konsumsi alcohol
Radmarssy (2007) mengatakan bahwa konsumsi alcohol
harus dibatasi karena konsumsi alcohol berlebihan dapat
meningkatkan tekanan darah. Para peminum berat mempunyai
risiko mengalami hipertensi empat kali lebih besar daripada
mereka yang tidak minum minuman alcohol.
c. Makan K dan Ca yang cukup dari diet
1.4 Konsep Tindakan Keperawatan yang Diberikan
1.4.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan pengumpulan informasi yang
berkesinanmbungan, di analisa dan di interpretasikan serta di identifikasikan
secara mendalam. Sumber data pengkajian diperoleh dari anamnesa
(wawancara), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik anggota keluarga
dan data dokumentasi. Alat-alat yang biasa digunakan dalam pengkajian
keperawatan adalah kuesioner dan lembar check list (Harmoko, 2012).
1.4.2 Diagnosis Keperawatan
Masalah kesehatan adalah situasi atau kondisi yang berhubungan dengan
tidak terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga.
Sedangkan diagnosis keperawatan adalah keputusan tentang respon keluarga
tentang masalah kesehatan actual dan potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga
sesuai dengan kewenangan perawat. Tahapan dalam diagnosis keperawatan
keluarga antara lain (Harmoko, 2012):
1.4.2.1 Analisa Data
Analisa Data dilakukan dengan cara mengaitkan data dan
menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan
untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan
dan keperawatan keluarga.
1.4.2.2 Perumusan Masalah
1.4.2.3 Perumusan masalah dalam keperawatan keluarga dapat diarahkan
kepada sasaran baik individu maupun keluarga.
1.4.3 Intervensi Keperawatan
Perencanaan tindakan keperawatan merupakan salah satu tahap dari
proses keperawatan dimulai dari penentuan tujuan (umum atau khusus),
penetapan standard dan kriteria serta menentukan perencanaan untuk
mengatasi masalah keluarga. Rencana tindakan ini diarahkan untuk
membantu keluarga mengubah pengetahuan menjadi lebih baik, mengubah
sikap yang mendukung perilaku sehat, dan mengubah perilaku kearah yang
lebih baik (Harmoko, 2012).
1.4.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah melaksanakan tindakan keperawatan yang sudah
ditentukan sebelumnya. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan seperti
ini, perawat seharusnya tidak boleh bekerja sendiri dan melibatkan keluarga
serta disiplin ilmu lain (Harmoko, 2012).
1.4.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi bertujuan untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai
tujuan. Evaluasi terbagi menjadi dua jeniss yakni (Harmoko, 2012):
1.4.5.1 Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif dilakukan sesaat setelah pelaksanaan tindakan
keperawatan.
1.4.5.2 Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan apabila waktu perawatan sudah sesuai
dengan perencanaan.
DAFTAR REFERENSI
Murwani Arita, P. W. (2010). Gerontik Konsep Dasar dan Asuhan Keperawatan Home
Care dan Komunitas. Yogyakarta: Citra Maya.
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.
Jakarta EGC
Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma. (2015). Nanda Nic-Noc Aplikasi Jilid 1.
Jakarta: Mediaction.