Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

Manajemen Sistem Asuhan Keperawatan


Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen: Andi Amalia Wildani, S.Kep., Ns., M. Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Kelas A2, Angkatan 2016

Ayu Wardana (NH0116027) Nabila indah pratiwi (NH0116205)


Gabriela Cicilya A (NH0116055) Muliana (NH0116099)
Jihan Mayangsari (NH0116079) Munira. U Papua (NH0116100)
Haslinda Bunahiri (NH0116065) Moh. Wafri matorang (NH0116093)
Ika Rizkiani (NH0116071) Ulfa Muhriana (NH0116201)
Milda Limatahu (NH0116090) Nabila Indah Pratiwi (NH0116205)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat
dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Manajemen Sistem Asuhan
Keperawatan”.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar mata
kuliah Manajemen Keperawatan dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan.

Makassar, 04 Oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Tujuan Penyusunan............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 2
A. Pengertian Manajemen Keperawatan ................................... 6
B. Konsep Manajemen Keperawatan......................................... 7
C. Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan......................... 11
D. Konsep Kepemimpinan......................................................... 14
BAB IV PENUTUP ...................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................ 23
B. Saran...................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 24

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah manajemen seing diartikan hanya berfungsi pada kegiatan
supervise, tetapi dalam keperawatan fungi tersebu sangatlah luas. Jika posisi
anda sebagai ketua tim, kepala ruangan atau perawat pelaksana dalam suatu
bagian anda memerlukan suatu pemahamn tentang bagemana mengelolah dan
memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Ilmu manajemen mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu ,
seperti bisnis, psikologi, sossiologi dan antropologi. Karena organisasi
bersifat kompeks dan berfariasi, maka pandangan teori manajemen dapat
berhasil dan apa yang harus diperbaiki dalam mencapai satu tujuan.
(Nursalam, 2015b)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah
kelompok untuk mencapai suatu visi atau serangkayan tujuan tertentu yang
ditetapkan. Seseorang bisa memperoleh peran pemimpin hanya karena
posisinya dalam organisasi tersebut. Namun, tidak semua pimpinan adalah
manajer, demikian pula sebaliknya, tidak semua majaner adalah pemimpin.
Hanya karna suatu organisasi memberikan hak-hak formal kepada
manajernya, bukan jaminan bahwa mereka mampu memimpin dengan efektif.
(Candra, 2017)
Fungsi manajemen pertamakali diperkenalkan oleh seorang
industriliasisprancis bernama Henry Fayol yang menyebutkan, bahwa ada
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Kelima fungsi tersebut jika lebih
sederhana diringkas menjadi empat fungsi, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (Planning Organizing, dan
controlling) atau terkenal dengan singkatan POAC.(Setiadi, 2016)

4
B. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui konsep manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi manajemen

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian manajemen keperawatan


Pada buku Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
beberapa ahli manajemen mengemukakan pegertian manajemen dari sudut
pandang yang berbeda antara lain Mary Parker Follet, misalnya,
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan perkerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk
mancapai sasaran (goals) secara efektif dan efisien berrati bahwa tugas yang
ada dilaksanakan secara benar, teroganisir, sementara, dan sesuai dengan
jadwal (Setiadi, 2016).
Menajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur atau
mengelola atau mengurus (Setiadi, 2016)Kepemimpinan adalah kemampuan
untuk mempengaruhi sebuah kelompok untuk mencapai suatu visi atau
serangkayan tujuan tertentu yang ditetapkan. Seseorang bisa memperoleh
peran pemimpin hanya karena posisinya dalam organisasi tersebut. Namun,
tidak semua pimpinan adalah manajer, demikian pula sebaliknya, tidak semua
majaner adalah pemimpin. Hanya karna suatu organisasi memberikan hak-hak
formal kepada manajernya, bukan jaminan bahwa mereka mampu memimpin
dengan efektif (Chandra, 2017).
Organisasi membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yang kuat
agar efektivitasnya optimal. Didunia yang serba dinamis seperti sekarang ini,
kita membutuhkan pimpinan-pimpinan yang berani menentang status quo,
menciptakan visi masa depan, dan mengilhami anggota-anggota organisasi
untuk secara sukarela mencapai visi tersebut. Kita juga membutuhkan manajer
untuk merumuskan rencana yang mendetail, dan menciptakan struktur
organisasi yang efesiensi. (Chandra, 2017).

Ilmu manajemen

6
Frederick W. Taylor salah seorang tokoh dari bidang ilmu
mamajemen. Pada awal tahun 1900-an, ia mengemukakakn bahwa teori
manajemen diibaratkan sebagai suatu mesin. Penekanan utamanya adalah
produksi yang efesien dan cepat. Motivasi pekerja dan manajemen
dipengaruhi kepuaan dalam bekerja sama untuk meningkatkan produksi.
(Nursalam, 2015b)

Taylor dalam bukunya The Principles of Scientific Management


(1911) menganjurkan bahwa pekerjaan harus dipelajari secara ilmiah untuk
menentukan jalan terbaik dalam melaksanakan setiap tugas. prinsip yang
dianut adalah menghasulkan produksi semaksimal mungkin dengan
pengeluaran energi yang menghasilkan produksi semaksimal mungkin dengan
penegluaran energy yang minimal. Manajemen ilmiah ini membutuhkan
revolusi mental dan taanggung jawanb moral yang tinggi dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Dengan kata lain, semua kegiatan harus
direncanakan sebaik mungkin baik dari segi keuntungan maupu kerugiannya
berdasarkan parameter-parameter ilmiah yang telah ditetapkan.(Nursalam,
2015b)

B. Konsep manajemen keperawatan

Keperawatan ilmu manajemen mengembangkan dasa teori dari berbagai


ilmu seperti bisnis, psikologi, sosiologi, dan antropologi. Karena organisasi
bersifat kompleks dan bervariasi, maka pandangan teori manajemen adalah
mabagimana manajemen dapat berhasil dan apa yang harus diperbaiki/ dibuah
dalam menncapai suatu tujuan organisasi (Nursalam, 2015a).

Menururt (Huber 2000) manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk


koordinasi dan imigrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan objektifitas asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan (Setiadi, 2016).

Huber (1996) dalam sitorus dan Panjaitan (2011) menyatakan bahwa


manajemen keperawatan merupakan suatu proses penyelesaian pekrjaan melalui

7
anggota staf perawat dibawah tanggung jawabnya, sehingga dapat memberikn
asuhan keperawatan professional klien dan keluarganya. Sementara itu, Gillies
(1996) menjelaskan bahwa manajemen keperawatan secara singkat diartikan
sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawtan kepada klien dan
keluarganya.(Arsad, 2018)
Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat dijelaskan bahwa
manajemen keperawatan meupakan suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh para pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mnegarahkan, dan mengawasi sumber-sumsber yang ada, baik sumber daya
maupun sumber dana. Dengan demikian, setiap pengelola keperawatan dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif melalui penerapan asuhan
keperawatan professional baik kepada klien, keluarga, dan masyarakat.(Arsad,
2018)
Menurut (Arsad, 2018) bahwa profesinalisasi keperawatan merupakan
proses dinamis profesi keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan
dan perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi kebutuhan
masyarakat.
hal ini mendapatkan pengakuan, penilaian, dan penerimaan yang
dirasakan oleh masyarakat itu sendiri dari hasil profesionalitas perawat sesuai
tuntutan profesi untuk mencapai kebutuhan masyarakat. Namun yuntuk
mewujudkan pengakuan perawat mssih perlu dituntut untuk mngembangkan diri
untuk agar tetap mampu berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan
terutama di Indonesia.

Tugas dan Tingkatan Manajemen Keperawatan


Tugas dan tingkatan manajemen keperawatan adalah bagaimana peran
manajer keperawatan melaksanakan tugas dan tanggung jawab, untuk
mengarahkan staf perawat dalam penerapan asuhan keperawatan yang berkualitas
pada model praktik keperawatan professional.(Arsad, 2018).
Yang dimaksud dengan tingkatan manajemen keperawatan adalah manajemen
keperawatan tingkat manajer unit terdiri dari kepala ruangan (karu), perawat
primer (PP), dan ketua tim (katim), sedangkan staf perawat adalah perawat
pelaksana atau perawat asosiet (PA).(Arsad, 2018)

8
Adapun Peran-peran perilaku dalam tindakan keperawatan yang terus-
menerus dan berkesinambungan setiap hari untuk memenuhi kebutuhna dasar
klien. Peran yang dimkasud dapat berupa sebagai berikut.
1. Peran penugasan
Kemampuan manajerial keperawatan melakukan pembagian tugas yang
jelas dan terarah kepada setiap perawat pelaksana asuhan keperawatan.
2. Peran pengambil keputusan
Seorang manajer keperawatan harus mampu membuat keputusan yang
baik dan benar.
3. Peran prilaku social

Prinsip manajemen keperawatan

Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen keperawatan


untuk memberikan perawatan kepada pasien. Swanbung(2000) menyatakan
bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut:

1. Manajemen keperawatan adalah perencanaan


2. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
3. Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan
4. Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan
manager perawat.
5. Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian
6. Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian
tujuan social
7. Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi,posisi atau
tingkat sosial,disiplin, dan bidang studi.
8. Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari
lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi
9. Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan
10. Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin

9
11. Manajemen keperawatan memotivasi
12. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif
13. Manajemen keperawatan adalah pengendalian dan pengevaluasian
(Setiadi, 2016).

Langkah-langkah dalam pengembangan kerja

Pengawasan pekerjaan yang terkendali melalui penelaahan waktu dan


gerak untuk menentukan tujuan penyelenggaraan tugas yang paling efisien
dan terbaik adalah sebagai berikut.

1. Seleksi ilmiah untuk mencari tenaga yang terbaik(sesuai kebutuhan


organisasi)dan dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.
2. Melatih tenaga yang terpilih untuk melakukan pekerjaan dengan cara
yang lazim dan terbukti efisien.
3. Memberikan imbalan yang sesuai kepada para pegawai berdasarkan
kemampuan dan tanggung jawabnya , sebagai rangsangan untuk
bekerja lebih giat.
4. Mengangkat pegawai yang memiliki keahlian pada posisi manajerial
dan memberikan tanggung jawab untuk merencanakan program kerja
sesuai dengan metode yang dipilih.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang bertanggung jawab yaitu dengan
pembuatan laporan secara teratur tentang kemajuan tugas yang
diembannya.
Max Weber, seorang ahli sosiologi Jerman mengemukakan
sebuah ide yang sama dan mengembangkan teori Taylor. Weber
berpendapat bahwa perlunya suatu legalisasi,wewenang formal, dan
aturan yang konsisten untuk pegawai pada setiap jabatan. Dia
mengusulkan bahwa biokrasi merupakan rencana organisasi.

10
Karakteristik bikrasi meliputi: peraturan,pembagian tugas yang
jelas,komitmen terhadap senioritas dan peningkatan,serta hubungan
yang baik antara atasan dan bawahan (Nursalam, 2015b).

C. Peran dan fungsi perawat professional


Peran dan fungsi perawat fropesional disusun untuk mengidentifikasi
dan memperjelas aspek-aspek yang membedakan praktik keperawatan
professional dari praktik perawatan yang diberikan oleh orang yang tidak
mempunyai kualifikasi keperawatan profeprofessional.adapun peran dan
fungsi perawat sebagai berikut:
1. perencanaan keperawatan untuk masing-masing pasien .

2. pemberian perawat langsug .


3. identifikasi waktu yang tepat untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan pada pasien oleh tenaga yang tidak memiliki
kualitifikasi perawatan professional .
4. mempersiapkan dan mendukung tenaga yang tidak memiliki
kualifikasi keperawatan professional untuk melaksanakan aktifitas
yang diserahkan kepada mereka oleh perawat professional
5. manajemen dan sumberdaya manusia ,perlengkapan dan pelayanan
yang efektif dan efesiensi langsung dikendalikan atau di ambil alih
oleh perawatan professional
6. pembentukan standar ,audit keperawatan dan audit klnik.(Candra,
2017)

Kompetensi interpersonal perawat

Kompetensi merupakan cerminan dari kemampuan professionalism


petugas /kariawan dalam melaksanakan fungsinya.memiliki pengetahuan
(knolagen)keterampilan(skill)bisa dilakuakan (ability)ditunjang dalam

11
pengalaman(eksprence).oleh karena itu keprofesionalan tidak mungkin
muncul tiba-tiba tanpa perjalanan waktu.(Candra, 2017)

Kemampuan kariawan terdiri dari:1) kemampuan tehnisi yang dimiliki


setiap orang untuk menyelesaikan tugasnya. 2) kemampuan interpersonal
(hubungan antar pribadi) dan 3) konseptual, dengan kadar kebutuhan yang
berbeda. Kemampuan teknik adalah keampuan mengguanakan pengetahuan,
metode, teknik dan alat yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan dam
pelatihan, untuk melakukan tugas-tugasnya.kemampuan interpersonal adalah
kemampuan menilai orang dan kemampuan dalam bekerjasama dengan orang.
(Candra, 2017)

Kompetensi interpersonal perawat


Pasien yang mengalami tekananan-tekanan lagi,dalam hal seseorang
perawat mengambil peran mengubah suasana hati pasien dengan
penampilan yang menarik.
1. Kejujuran
Dengan kata lain setiap orang ingin kepatian akan sikap kejujuran
orang lain terhadap dirinya dan orang lain itu dipercaya
2. Keringanan
Untuk menunjukkan sikap ringan, tidak perlu tertawa atau tersenyum
terus menerus. Sikap ringan dapat diperlihatkan dengan sikap biasa,
tanpa keluhan tanpa penggerutu, tampa marah-marah atau cacian.
Memang mudah untuk memperlihatkan sikap riang apabila keadaan
sekitar menyenagkan dan tanpa masalah. Seseorang perawat sebaiknya
dapat menghadapai situsai yang penuh kesulitan, kekecewaan kepada
orang lain. Sedapat mungkin perawat siap senyum, memberi salam
dengan ramah dan memiliki sikakap umum yang optimis dan percaya
diri.

12
3. Sportif
Untuk berjiwa sportif maksudnya mau mengakui kekurangan diri
sendiri biala ada orang lain yang memang lebih unggul lebih dari kita.
Seorang perawat perlu memiliki jiwa sportif dalam pelaksanaan
tugasnya, berani mengakui kekurangan diri sendiri bila ternyata ada
sorang perawat lain yang lebih unggul. Perawat perlu jujur dan
berusaha memperbaiki cara- cara perawatan dan dapat mengikuti
teknik perawatan yang lain bila ternyata lebih efektif.
4. Rendah hati
Pada umumnya seorang yang sudah berhasil dalam mencapai cita-
citanya jarang membicarakan hasil yang di capainya. Bahkan sering
terlihat bahwa orang- orang yang berhasil, malu biala menjadi pusat
perhatian orang dan mendapat pujian. Seorang perawat harus
meninggalkan kesan pada orang lain pada perbuatan dan tindakanya
dan bukan karna ucpan memuji diri.
5. Murah hati
Kemurahan hati tidak perlu menyatakan dalam pemberian bermacam-
macam hadia melainkan memberi pertolongan dan bantuan. Tentunya
perlu dijaga supaya pasien tidak mengesportir perawat dengan
meminta pertolongan perawat secara berlebihan.
6. Keramahan Simpati dan Kerja Sama
Pada umumya perawat menunjukkan perhatian, minat dan simpati
terhadap peristiwa- peristiwa yang dialami pasien.
7. Dapat di percaya
Seorang dapat merasa santai dengan orang lain biala ia percaya penuh
akan maksud itikad baik untuk orang lain. Kita harus dapat dipercaya
oleh orang lain dan dapat di percaya orang lain.
8. Loyalitas

13
Seorang teman memang sungguh diperlakukan oleh setiap orang.
Setiap orang memerlukan seseorang yang dapat dipercaya ,
diharapkan, dititipkan rahasianya, ambisi, kekecewaanya dan
sebaliknya tidak akan mengecewakan kepercayaan kepada orang
tersebut. Dalam hal ini perlu kepercayaan dan loyalitas secara timbal
balik antara perawat dan pasien.(Candra, 2017)

D. Konsep kepemimpinan
Teori kepemimpinan menyrut G.R Terry yang dikutip oleh Kartini
Kartono dalam bukunya “Pemimoin dan Kepemimpinan” (2013) adalah
sebagai berikut:
1. Teori Otokratis dan Pemimpin Otomatis
Menurut teori ini gaya kepemimpinan didasarkan atas perinta-perinta dan
pemaksaan. Pemimpin melalukan pengawasan yang ketat, agar semua
pekerjaan berlangsung secara efesien. Kepemimpinan berorientasi pada
tugasnya masing-masing sesuai yang ada pada struktur organisasi dalam
perusahaan tersebut.Pemimpin ini hanya berpesan sebagai pemain tunggal
dan sangat ingin menguasai situasi, sikapnya selalu jauh dari bawahan
sebab mengap dirinya sebagai seseorang yang sangat istimewa
dibandingkan dengan bawahanya.
2. Teori Sosiologis
Dalam teori ini gaya kepemimpinan di anggap sebagai cara untuk
melancarkan interaksi sosial dalam perusaan dan digunakan sebagai sala
satu cara untuk menyelesaikan konflik antara anggota dalam perusahaan.
Pemimpin menetapkan tujuan- tujuan dengan menyertakan bawahan
dalam pengambilan keputusan terahir. Dan diharapkan pemimpin dapat
mengambil tindakan- tindakan positif apabila ada kepincangan dan
penyimpangan dalam organisasi.

14
3. Teori suportif
Menurut teori ini, semua bawahan harus mempunyai semangat yang besar
dalam melaksanakan setiap pekerjaannya dan pemimpin akan
membimbing dan mengarahkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu
pemimpin harus menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
lingkungan kerja yang akan membuat para karyawannya mempunyai
keinginan untuk bekerja secara maksimal.
4. Teori Laissez Fairn
Dalam teori ini menjelaskan bahwa pemimpin tidak mampu mengurus
perusaanya dengan baik tetapi dia menyerahkan setiap pekerjaan kepada
bawahanya. Dalam hal ini pemimpin hanya sebagai simbol/ tanda saja
dan tidak memiliki keterampilan teknis. Maka semua hal itu
mengakibatkan tidak adanya kewibawaan dari pemimpin tersebut seta
tidak mampu mengontrol dan mengkordinasikan setiap pekerjaannya.
5. Teori situasi
Menurut teori ini harus mendapat fleksibilitas yang tinggi pada pemimpin
untuk menyesuaikan diri terdapat tuntunan situasi yang terjadi,
lingkunyan sekitar dan zamannya. Faktor lingkungan dapat di jadikan
tantangan untuk diatasi, maka pemimpin harus mampu menyelesaikan
masalah-masalah aktual yang sedang terjadi pada masa itu. Sebab setiap
masalah atau kejadian-kejadian tersebut bisa memunculkan satu tipe
pemimpin yang baik.
7. Teori humanistik/ populistik
Menurut teori ini adalah organisir kebebasan manusi dalam memenuhi
insani, yang di capai melalui interaksi antara pemimpin dan bawahan.
Untuk hal itu perlu adanya organisasi yang baik dan pemimpin yang baik
yang maupemperhatikan kepentingan dan kebutuhan bawahanya.(Candra,
2017)

15
Gaya kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah merupakan cara-cara berinteraksi seorang


pemimpin dalam melakukan kegiatan pekerjaannya. Terdapat dua jenis gaya
kepemimpinan yaitu:

1. Gaya yang berorientasi pada tugas (task ariented) adalah gaya


kepemimpinan yang memusatkan perhatiannya pada
tugas,penetapan dan menstruktur tugas.
2. Gaya yang berorientasi pada orang (people oriented) adalah gaya
kepemimpinan yang memusatkan perhatiannya pada orang yaitu
hubungan antar pribadi.

Gaya kepemimpinan kepemimpinan di kelompokkan dalam 4 sistem,


yaitu:

1. Sistemotoriter-Eksploitatif
Pemimpinan tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang
rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui
ancaman atau hukuman, komunikasi yang dilakukan satu arah
kebawah (top-down).
2. Sistem benevolent
Pemimpin ini mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu,
memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak
selalu dan membolehkan komunikasi keatas pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang
meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan
pengawasan yang ketat.
3. Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan cukup
besar, pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk

16
memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman
atau hukuman, komunikasi dua arah dan menerima spesifikasi
yang di butuhkan oleh bawahan.
4. Sistem partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap
bawahan,selalu memanfaatkan ide bawahan, menggunakan
insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua
arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.

Gaya kepemimpinan menurut Teori X dan Teori Y teori ini


dikemukakan oleh Duouglas Mc, Gregor dalam bukunya The Human Side
Enterprise (1960) menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu
organisasi dapat di kelompokkan dalam dua kutub utama yaitu: Teori X dan
Teori Y. dari teori ini kepemimpinan terbagi menjadi empat macam yaitu:

1. Gaya kepemimpinan Diktator


Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan
kekuatan serta menggunakan ancaman dan hukuman.
2. Gaya kepemimpinan Autokratis
Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat bawahan
tidak pernahdibenarkan.
3. Gaya kepemimpinan Demokratis
Segala keputusan dilakukan dengan cara musyawarah.
4. Gaya kepemimpinan Santai
Segala keputusan diserahkan pada bawahan.(Tribowo, 2013)
Gaya kepemimpinan menurut Ronald Lippith dan Ralp K. White dikutip
Nursalam (2009) Terdiridari:
1. Gaya otoriter
Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja untuk mencapai tujuan dengan wewenang mutlak pada

17
pimpinan, keputusan selalu dibuat oleh pimpinan, pengawasan
terhadap bawahannya secara ketat, bawahan harus patuh pada
pimpinan, cenderung adanya ancaman atau hukuman terhadap
bawahannya, tugas-tugas diberikan secara instruktif, konmunikasi
satu arah, dan kebijakan selalu di buat oleh pemimpin.
2. Gaya Demokratis
Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, berbagai
kegiatan yang dilakukan di tentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan, komunikasi dua arah, kebijakan dan keputusan di buat
bersamaan tara pimpinan dan bawahan, bawahan banyak
kesempatan menyampaikan pendapatnya, suasana dalam bekerja
saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai.
3. Gaya Liberal atau Laissez Faire
4. Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai
kegiatan dan pelaksanaannya dilakukan lebih banyak diserahkan
kepada bawahan, hampir tidak ada pengawasan terhadap
bawahannya, berkomunikasi apa bila diperlukan oleh
bawahannya, dan hamper tidak ada pengarahan terhadap
bawahannya.

Gaya kepemimpinan menurut Robert House dikutip Nursalam (2011) terdiri


dari:

1. Direktif, Pemimpinan selalu berorientasi pada hasil yang


dicapaioleh bawahannya.
2. Saportif. Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada
bawahannya dan bersikap ramah terhadap bawahan.

18
3. Partisipatif, Pemimpin berkonsultasi dengan bawahannya untuk
mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan
sebuah keputusan.
4. Berorientasi tujuam, Pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin.(Tribowo,
2013)

Empat gaya yang efektif dan tidak efektif


a. Empat gaya yang efektif
1. Efektif (exsecutive). Banyak memberikan perhatian pada
tugas tugas pekerjaan dan hubungan kerja. Seorang pemimpin
yang menggunakan gaya ini di sebut motivator yang baik,
maupun menetapkan standar kerja yang tinggi, mengenal
perbadaan di antara individu, dan kerja sama tim .
2. Pengembangan (Developer). Memberikan perhatian yang
maksimun terhadap hubungan kerja, dan perhatian yang
minimum terhadap tugas tugas pekerjaan seoarang pemimpin
yang menggunakan gaya ini mempunyai kepecayaan yang
implasif terhadap anggoda organisasi ,dan sangat
memperhatikan terhadap pengembanagn mereka sebagai
seorang individu.
3. Otokratis yng baik hati (Benevolent outocrat ). Memberikan
perhatian yang maksimun terhadap tugas, dan perhatian yang
minimum terhadap hubungn kerja. Seorang pemimpin yang

19
menggunakan gaya ini mengetahui secara tepat apa yang
diinginkan dan bagaimana memperole yang diinginkan
tersebut tampa menyebab ketidak sengajaan dipihak lain.
4. Birokrat (Bureaucrat). Memberikan perhatian yang minimum
terhadap tugas maupun terhadap kerja. Seorang pemimpin
yang menggunakan gaya ini sangat tertarik pada peraturan-
peraturan dan menginginkan memeliharanya, serta melakukan
control situasi secara teliti.
b. Empat gaya yang tidak efektif adalah
1. Kompromosi (Compromiser). Memberikan perhatian yang
besar pada tugas dan hubungan kerja dalam situasi yang
menekankan pada kompromosi pemimpin yang menggunakan
gaya ini merupakan pembuat keputusan yang jelek, banyak
tekanan yang mempengaruhinya.
2. Missionari (Missionary) .Memberikan perhatian yang
maksimun pada orang dan hubungan kerja, tetapi memberikan
perhatian yang minimum terhadap tugas dan poerilaku yang
tidak sesui pemimpin yang menggunakan yang menggunakan
gaya ini hanya hanya menilai kehormatan sebagai suatu
tujuan dalam dirinya .
3. Otokrat (Autcrat ). Memberikan perhatian yang maksimun
pada tugas dan minimum terhadap hubungank erja dan sesuai
perilaku yang tidak sesuai pemimpin yang menggunakan gaya
ini tidak mempunyai kepercaan dan orang lain, tidak
menyenangkan, dan hanya tertarik pada jenis pekerjaan yang
segera selesai .
4. Lari dari tugas (Deserter). Gaya ini sama sekali tidak
memberikan perhatian pada tugas maupun hubungan kerja.
Dalam situasi tertentu gaya ini tidak begitu terpuji, karena

20
pimpinan seperti ini pasif, tidak mampu ikut campur tangan
secara aktif dan positif.(Candra, 2017)

E. Fungsi dan peran manajemen keperawatan


Para manager keperawatan melaksanankan kegiatan keperawatan yang selalu
berpijak kepada fungsi manajemen keperawatan yaitu:
1. Planning (Perencanaan): perencanaan merupakan usaha sadar dan
pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang- matang
tentang hal-hal yang akan di kerjakan di masa depan oleh organisasi dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
2. Organizing (Pengorganisasian): suatu rencana yang telah dirumuskan
akan tetapi sebagai hasil penyelenggaraan fungsi organic perencanaan, dan
dilaksanakan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam satua-satuan
kerja tertentu. Diperlukan berbagai pengaturan yang menetapkan bukan
saja wadah tempat berbagai kegiatan akan diselenggarakan, tetapi juga
tata karma yang harus ditaati oleh setiap orang dalam organiasi dengan
orang-orang lain baik dalam dalam satu satuan kerja tertentu maupun antar
kelompok yang ada.
3. Staffing: manger keperawatan merumuskan kegiatan yang berhubungan
dengan kepegawaian muali dengan rekruitmen, wawancara
mengorientasiakn staf menjadwalkan dan mensosialisasikan pegawai baru
serta pengembangan staf.
4. Actuating (Pengarahan): pengaraahan adalah proses memberikan
bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sesuai ketrampilan yang mereka miliki.
Pengarahan ini termasuk di dalamnya termasuk kejelasan komunikasi,
pengembangan motifasi yang efektif.

21
5. Controlling (Pengendalian): adalah proses mengamati secara langsung
secara terus menerus pelkasanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi terhadapa penyimpangan yang terjadi.
managerkeperawatan melakukan penilaian kinerja staf,
pertanggungjawaban keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek
legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
(Setiadi, 2016).

Peran manajer perawat

Peter Drucker, yang dikenal sebagai ahli pengelola organisasi, dalam


bukunya, The Frontiers of Management, menggambarkan bahwa seorang
manager memiliki empat fungsi dasar berikut :

1. Menetapkan sasaran dan tujuan untuk setiap area serta


mengomunikasikan mereka kepada orang-orang yang bertanggung
jawab untuk mencapainya.
2. Mengorganisasi dan menganalisis aktivitas, keputusan, dan relasi yang
di perlukan, serta membagi mereka ke dalam tugas-tugas yang dapat
dikelola.
3. Memotivasi dan berkomunikasi dengan orang-orang yang bertanggung
jawab terhadap berbagai tugas melalui kerja tim.
4. Menganalisis, menilai, dan menginterpretasikan kerja, dan
mengomunikasikan makna alat pengukuran beserta hasilnya pada staf
dan atasan.(Nursalam, 2015).

22
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Menajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur atau


mengelola atau mengurus (setiadi, 2016)

Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat


pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan
adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola ole bidang perawatan melalui tiga
tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak kepala bidang keperawataan.(Setiadi,
2016)

Dalam mengaplikasikan menajemen asuhan keperawatan, perawat harus


menggunakan konsep planning, organizing, actuating, dan controlling menegakan
prinsip prinsip manajemaen dengan demikian akan terciptanya saling percaya dan
membina hubungan intensif antara perawat, pasien, keluarga mampu sesama tim
lainya .

Saran

Konsep Landasan teoritis dan aplikasi teori dalam makalah ini tidak menutup
kemungkinan terdapat kekurangan ataupun kekeliruan. Maka dari itu kami terbuka
untuk saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah ini ke
depannya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arsad, S. (2018). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan (Sari Yanita, ed.).


jakarta: Bumi Medika.

Candra. (2017). Buku Ajar Manajemen Keperawatan (2nd ed.). Bogor: IN MEDIA.

Chandra. (2017). BUKU AJAR MANAJEMEN KEPERAWATAN (edisi 2; IKAPI, ed.).


Bogor: INMEDIA.

Nursalam. (2015a). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profsional (Edisi 5; P. P. Lestari, ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2015b). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional (5th ed.; P. P. Lestari, ed.). Jakarta selatan.

Setiadi. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Yogyakarta:


Pindomedia Pustaka.

24

Anda mungkin juga menyukai