Disusun Oleh:
Kelompok 3
Kelas A2, Angkatan 2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat
dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Manajemen Sistem Asuhan
Keperawatan”.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar mata
kuliah Manajemen Keperawatan dan teman-teman yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat
akan kemampuan yang dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami
harapkan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Tujuan Penyusunan............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 2
A. Pengertian Manajemen Keperawatan ................................... 6
B. Konsep Manajemen Keperawatan......................................... 7
C. Peran dan Fungsi Manajemen Keperawatan......................... 11
D. Konsep Kepemimpinan......................................................... 14
BAB IV PENUTUP ...................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................ 23
B. Saran...................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 24
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah manajemen seing diartikan hanya berfungsi pada kegiatan
supervise, tetapi dalam keperawatan fungi tersebu sangatlah luas. Jika posisi
anda sebagai ketua tim, kepala ruangan atau perawat pelaksana dalam suatu
bagian anda memerlukan suatu pemahamn tentang bagemana mengelolah dan
memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Ilmu manajemen mengembangkan dasar teori dari berbagai ilmu ,
seperti bisnis, psikologi, sossiologi dan antropologi. Karena organisasi
bersifat kompeks dan berfariasi, maka pandangan teori manajemen dapat
berhasil dan apa yang harus diperbaiki dalam mencapai satu tujuan.
(Nursalam, 2015b)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah
kelompok untuk mencapai suatu visi atau serangkayan tujuan tertentu yang
ditetapkan. Seseorang bisa memperoleh peran pemimpin hanya karena
posisinya dalam organisasi tersebut. Namun, tidak semua pimpinan adalah
manajer, demikian pula sebaliknya, tidak semua majaner adalah pemimpin.
Hanya karna suatu organisasi memberikan hak-hak formal kepada
manajernya, bukan jaminan bahwa mereka mampu memimpin dengan efektif.
(Candra, 2017)
Fungsi manajemen pertamakali diperkenalkan oleh seorang
industriliasisprancis bernama Henry Fayol yang menyebutkan, bahwa ada
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan. Kelima fungsi tersebut jika lebih
sederhana diringkas menjadi empat fungsi, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian (Planning Organizing, dan
controlling) atau terkenal dengan singkatan POAC.(Setiadi, 2016)
4
B. Tujuan Penyusunan
Tujuan penyusunan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui konsep manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui konsep kepemimpinan
3. Untuk mengetahui peran dan fungsi manajemen
5
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu manajemen
6
Frederick W. Taylor salah seorang tokoh dari bidang ilmu
mamajemen. Pada awal tahun 1900-an, ia mengemukakakn bahwa teori
manajemen diibaratkan sebagai suatu mesin. Penekanan utamanya adalah
produksi yang efesien dan cepat. Motivasi pekerja dan manajemen
dipengaruhi kepuaan dalam bekerja sama untuk meningkatkan produksi.
(Nursalam, 2015b)
7
anggota staf perawat dibawah tanggung jawabnya, sehingga dapat memberikn
asuhan keperawatan professional klien dan keluarganya. Sementara itu, Gillies
(1996) menjelaskan bahwa manajemen keperawatan secara singkat diartikan
sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawtan kepada klien dan
keluarganya.(Arsad, 2018)
Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat dijelaskan bahwa
manajemen keperawatan meupakan suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh para pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan,
mnegarahkan, dan mengawasi sumber-sumsber yang ada, baik sumber daya
maupun sumber dana. Dengan demikian, setiap pengelola keperawatan dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif melalui penerapan asuhan
keperawatan professional baik kepada klien, keluarga, dan masyarakat.(Arsad,
2018)
Menurut (Arsad, 2018) bahwa profesinalisasi keperawatan merupakan
proses dinamis profesi keperawatan yang telah terbentuk mengalami perubahan
dan perkembangan karakteristik sesuai dengan tuntutan profesi kebutuhan
masyarakat.
hal ini mendapatkan pengakuan, penilaian, dan penerimaan yang
dirasakan oleh masyarakat itu sendiri dari hasil profesionalitas perawat sesuai
tuntutan profesi untuk mencapai kebutuhan masyarakat. Namun yuntuk
mewujudkan pengakuan perawat mssih perlu dituntut untuk mngembangkan diri
untuk agar tetap mampu berpartisipasi aktif dalam sistem pelayanan kesehatan
terutama di Indonesia.
8
Adapun Peran-peran perilaku dalam tindakan keperawatan yang terus-
menerus dan berkesinambungan setiap hari untuk memenuhi kebutuhna dasar
klien. Peran yang dimkasud dapat berupa sebagai berikut.
1. Peran penugasan
Kemampuan manajerial keperawatan melakukan pembagian tugas yang
jelas dan terarah kepada setiap perawat pelaksana asuhan keperawatan.
2. Peran pengambil keputusan
Seorang manajer keperawatan harus mampu membuat keputusan yang
baik dan benar.
3. Peran prilaku social
9
11. Manajemen keperawatan memotivasi
12. Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif
13. Manajemen keperawatan adalah pengendalian dan pengevaluasian
(Setiadi, 2016).
10
Karakteristik bikrasi meliputi: peraturan,pembagian tugas yang
jelas,komitmen terhadap senioritas dan peningkatan,serta hubungan
yang baik antara atasan dan bawahan (Nursalam, 2015b).
11
pengalaman(eksprence).oleh karena itu keprofesionalan tidak mungkin
muncul tiba-tiba tanpa perjalanan waktu.(Candra, 2017)
12
3. Sportif
Untuk berjiwa sportif maksudnya mau mengakui kekurangan diri
sendiri biala ada orang lain yang memang lebih unggul lebih dari kita.
Seorang perawat perlu memiliki jiwa sportif dalam pelaksanaan
tugasnya, berani mengakui kekurangan diri sendiri bila ternyata ada
sorang perawat lain yang lebih unggul. Perawat perlu jujur dan
berusaha memperbaiki cara- cara perawatan dan dapat mengikuti
teknik perawatan yang lain bila ternyata lebih efektif.
4. Rendah hati
Pada umumnya seorang yang sudah berhasil dalam mencapai cita-
citanya jarang membicarakan hasil yang di capainya. Bahkan sering
terlihat bahwa orang- orang yang berhasil, malu biala menjadi pusat
perhatian orang dan mendapat pujian. Seorang perawat harus
meninggalkan kesan pada orang lain pada perbuatan dan tindakanya
dan bukan karna ucpan memuji diri.
5. Murah hati
Kemurahan hati tidak perlu menyatakan dalam pemberian bermacam-
macam hadia melainkan memberi pertolongan dan bantuan. Tentunya
perlu dijaga supaya pasien tidak mengesportir perawat dengan
meminta pertolongan perawat secara berlebihan.
6. Keramahan Simpati dan Kerja Sama
Pada umumya perawat menunjukkan perhatian, minat dan simpati
terhadap peristiwa- peristiwa yang dialami pasien.
7. Dapat di percaya
Seorang dapat merasa santai dengan orang lain biala ia percaya penuh
akan maksud itikad baik untuk orang lain. Kita harus dapat dipercaya
oleh orang lain dan dapat di percaya orang lain.
8. Loyalitas
13
Seorang teman memang sungguh diperlakukan oleh setiap orang.
Setiap orang memerlukan seseorang yang dapat dipercaya ,
diharapkan, dititipkan rahasianya, ambisi, kekecewaanya dan
sebaliknya tidak akan mengecewakan kepercayaan kepada orang
tersebut. Dalam hal ini perlu kepercayaan dan loyalitas secara timbal
balik antara perawat dan pasien.(Candra, 2017)
D. Konsep kepemimpinan
Teori kepemimpinan menyrut G.R Terry yang dikutip oleh Kartini
Kartono dalam bukunya “Pemimoin dan Kepemimpinan” (2013) adalah
sebagai berikut:
1. Teori Otokratis dan Pemimpin Otomatis
Menurut teori ini gaya kepemimpinan didasarkan atas perinta-perinta dan
pemaksaan. Pemimpin melalukan pengawasan yang ketat, agar semua
pekerjaan berlangsung secara efesien. Kepemimpinan berorientasi pada
tugasnya masing-masing sesuai yang ada pada struktur organisasi dalam
perusahaan tersebut.Pemimpin ini hanya berpesan sebagai pemain tunggal
dan sangat ingin menguasai situasi, sikapnya selalu jauh dari bawahan
sebab mengap dirinya sebagai seseorang yang sangat istimewa
dibandingkan dengan bawahanya.
2. Teori Sosiologis
Dalam teori ini gaya kepemimpinan di anggap sebagai cara untuk
melancarkan interaksi sosial dalam perusaan dan digunakan sebagai sala
satu cara untuk menyelesaikan konflik antara anggota dalam perusahaan.
Pemimpin menetapkan tujuan- tujuan dengan menyertakan bawahan
dalam pengambilan keputusan terahir. Dan diharapkan pemimpin dapat
mengambil tindakan- tindakan positif apabila ada kepincangan dan
penyimpangan dalam organisasi.
14
3. Teori suportif
Menurut teori ini, semua bawahan harus mempunyai semangat yang besar
dalam melaksanakan setiap pekerjaannya dan pemimpin akan
membimbing dan mengarahkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu
pemimpin harus menciptakan suasana yang menyenangkan dalam
lingkungan kerja yang akan membuat para karyawannya mempunyai
keinginan untuk bekerja secara maksimal.
4. Teori Laissez Fairn
Dalam teori ini menjelaskan bahwa pemimpin tidak mampu mengurus
perusaanya dengan baik tetapi dia menyerahkan setiap pekerjaan kepada
bawahanya. Dalam hal ini pemimpin hanya sebagai simbol/ tanda saja
dan tidak memiliki keterampilan teknis. Maka semua hal itu
mengakibatkan tidak adanya kewibawaan dari pemimpin tersebut seta
tidak mampu mengontrol dan mengkordinasikan setiap pekerjaannya.
5. Teori situasi
Menurut teori ini harus mendapat fleksibilitas yang tinggi pada pemimpin
untuk menyesuaikan diri terdapat tuntunan situasi yang terjadi,
lingkunyan sekitar dan zamannya. Faktor lingkungan dapat di jadikan
tantangan untuk diatasi, maka pemimpin harus mampu menyelesaikan
masalah-masalah aktual yang sedang terjadi pada masa itu. Sebab setiap
masalah atau kejadian-kejadian tersebut bisa memunculkan satu tipe
pemimpin yang baik.
7. Teori humanistik/ populistik
Menurut teori ini adalah organisir kebebasan manusi dalam memenuhi
insani, yang di capai melalui interaksi antara pemimpin dan bawahan.
Untuk hal itu perlu adanya organisasi yang baik dan pemimpin yang baik
yang maupemperhatikan kepentingan dan kebutuhan bawahanya.(Candra,
2017)
15
Gaya kepemimpinan
1. Sistemotoriter-Eksploitatif
Pemimpinan tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang
rendah terhadap bawahannya, memotivasi bawahan melalui
ancaman atau hukuman, komunikasi yang dilakukan satu arah
kebawah (top-down).
2. Sistem benevolent
Pemimpin ini mempercayai bawahan sampai pada tingkat tertentu,
memotivasi bawahan dengan ancaman atau hukuman tetapi tidak
selalu dan membolehkan komunikasi keatas pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang
meskipun dalam pengambilan keputusan masih melakukan
pengawasan yang ketat.
3. Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan terhadap bawahan cukup
besar, pemimpin menggunakan balasan (insentif) untuk
16
memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman
atau hukuman, komunikasi dua arah dan menerima spesifikasi
yang di butuhkan oleh bawahan.
4. Sistem partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap
bawahan,selalu memanfaatkan ide bawahan, menggunakan
insentif ekonomi untuk memotivasi bawahan. Komunikasi dua
arah dan menjadikan bawahan sebagai kelompok kerja.
17
pimpinan, keputusan selalu dibuat oleh pimpinan, pengawasan
terhadap bawahannya secara ketat, bawahan harus patuh pada
pimpinan, cenderung adanya ancaman atau hukuman terhadap
bawahannya, tugas-tugas diberikan secara instruktif, konmunikasi
satu arah, dan kebijakan selalu di buat oleh pemimpin.
2. Gaya Demokratis
Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, berbagai
kegiatan yang dilakukan di tentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan, komunikasi dua arah, kebijakan dan keputusan di buat
bersamaan tara pimpinan dan bawahan, bawahan banyak
kesempatan menyampaikan pendapatnya, suasana dalam bekerja
saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai.
3. Gaya Liberal atau Laissez Faire
4. Adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai
kegiatan dan pelaksanaannya dilakukan lebih banyak diserahkan
kepada bawahan, hampir tidak ada pengawasan terhadap
bawahannya, berkomunikasi apa bila diperlukan oleh
bawahannya, dan hamper tidak ada pengarahan terhadap
bawahannya.
18
3. Partisipatif, Pemimpin berkonsultasi dengan bawahannya untuk
mendapatkan masukan dan saran dalam rangka pengambilan
sebuah keputusan.
4. Berorientasi tujuam, Pemimpin menetapkan tujuan yang
menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin.(Tribowo,
2013)
19
menggunakan gaya ini mengetahui secara tepat apa yang
diinginkan dan bagaimana memperole yang diinginkan
tersebut tampa menyebab ketidak sengajaan dipihak lain.
4. Birokrat (Bureaucrat). Memberikan perhatian yang minimum
terhadap tugas maupun terhadap kerja. Seorang pemimpin
yang menggunakan gaya ini sangat tertarik pada peraturan-
peraturan dan menginginkan memeliharanya, serta melakukan
control situasi secara teliti.
b. Empat gaya yang tidak efektif adalah
1. Kompromosi (Compromiser). Memberikan perhatian yang
besar pada tugas dan hubungan kerja dalam situasi yang
menekankan pada kompromosi pemimpin yang menggunakan
gaya ini merupakan pembuat keputusan yang jelek, banyak
tekanan yang mempengaruhinya.
2. Missionari (Missionary) .Memberikan perhatian yang
maksimun pada orang dan hubungan kerja, tetapi memberikan
perhatian yang minimum terhadap tugas dan poerilaku yang
tidak sesui pemimpin yang menggunakan yang menggunakan
gaya ini hanya hanya menilai kehormatan sebagai suatu
tujuan dalam dirinya .
3. Otokrat (Autcrat ). Memberikan perhatian yang maksimun
pada tugas dan minimum terhadap hubungank erja dan sesuai
perilaku yang tidak sesuai pemimpin yang menggunakan gaya
ini tidak mempunyai kepercaan dan orang lain, tidak
menyenangkan, dan hanya tertarik pada jenis pekerjaan yang
segera selesai .
4. Lari dari tugas (Deserter). Gaya ini sama sekali tidak
memberikan perhatian pada tugas maupun hubungan kerja.
Dalam situasi tertentu gaya ini tidak begitu terpuji, karena
20
pimpinan seperti ini pasif, tidak mampu ikut campur tangan
secara aktif dan positif.(Candra, 2017)
21
5. Controlling (Pengendalian): adalah proses mengamati secara langsung
secara terus menerus pelkasanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi terhadapa penyimpangan yang terjadi.
managerkeperawatan melakukan penilaian kinerja staf,
pertanggungjawaban keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek
legal dan etik serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
(Setiadi, 2016).
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Konsep Landasan teoritis dan aplikasi teori dalam makalah ini tidak menutup
kemungkinan terdapat kekurangan ataupun kekeliruan. Maka dari itu kami terbuka
untuk saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan makalah ini ke
depannya.
23
DAFTAR PUSTAKA
Candra. (2017). Buku Ajar Manajemen Keperawatan (2nd ed.). Bogor: IN MEDIA.
24