KEPERAWATAN GERONTIK
OSTEOARTRITIS
Oleh:
DEWI NOFITA
NIM 1601100077
JURUSAN KEPERAWATAN
Februari 2019
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN GERONTIK
DENGAN OSTEOARTRITIS
A. Konsep Lansia
1.1 Pengertian Lansia
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua (Nugroho, 2008).
Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak dapat dihindari,
berjalan secara terus-manerus, dan berkesinambungan (Depkes RI, 2001). Penuaan
adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan
terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu (Stanley, 2006).
B. Konsep Osteoartritis
2.1 Pengertian Osteoartritis
Osteoartritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini
bersifat kronik, berjalan progresif lambat, dan abrasi rawan sendi dan adanya
gangguan pembentukan tulang baru pada permukaan persendian. Osteoartritis
adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada usia lanjut. Jarang
dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering dijumpai pada usia diatas
60 tahun.
Osteoartritis juga dikenal dengan nama osteoartrosis, yaitu melemahnya
tulang rawan pada engsel yang dapat terjadi di engsel manapun di sekujur tubuh.
Tapi umumnya, penyakit ini terjadi pada siku tangan, lutut, pinggang dan
pinggul.
2.2 Klasifikasi
Osteoartritis dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu, OA Primer dan
OA sekunder. OA primer disebut idiopatik, disebabkan karena adanya faktor
genetik yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak. Sedangkan
OA sekunder adalah OA yang didasari oleh kelainan seperti kelainan endokrin,
trauma, kegemukan, dan inflamasi.
2.5 Pencegahan
Untuk mencegah osteoarthritis, lakukan hal-hal berikut:
a) Konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur dan kacang-kacangan
b) Minum obat yang direkomendasikan dokter.
c) Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu saat beraktivitas untuk
mengurangi bahaya.
d) Jaga gerakan yang dapat menyebabkan cidera tulang.
e) Jika mengangkat benda, usahakan beban terbagi merata pada seluruh
sambungan tulang.
f) Pilih sepatu yang tepat.
g) Ketahui batas kemampuan gerakan dan kemampuan mengangkat beban.
h) Teknik relaksasi juga dapat membantu, seperti mengambil napas dalam dan
hipnosis.
2.6 Patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan,
rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan
tulang baru pada bagian tepi sendi.Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses
pemecahan kondrosit yang merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan
tersebut diduga diawali oleh stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim
lisosom menyebabkan dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks
di sekeliling kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi
yang paling sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan,
seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan
proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya
gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau diakibatkan
penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut. Perubahan-
perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-peristiwa tertentu
misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit
peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur ada ligamen atau adanya
perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan
mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan
ronggasendi yang menyebabkan nyeri, kaki kripitasi, deformitas, adanya
hipertropi atau nodulus
2.7 Pathway Osteoartritis
Trauma
Proses Penuaan
- Intrinsik
- Ekstrinsik
Pemecahan Perubahan
kondrosit Komponen sendi
- Kolagen Perubahan
- Progteogtikasi metabolisme sendi
Proses penyakit
- Jaringan sub
degeneratif kondrial
yang panjang
MK:Kerusakan Pengeluaran
Penatalaksanaan
enzim lisosom
lingkungan
Kerusakan matrik
- Kurang
kemampuan kartilago
mengingat
- Kesalahan
Penebalan Perubahan
interpretasi
tulang sendi fungsi sendi
Penyempitan Deformitas
Kurang rongga sendi sendi
pengetahuan Kontraktur
- Penurunan Kerusakan
Kekuatan mobilitas fisik
- nyeri
Gangguan Hipertrofi
Kurang perawatan Citra tubuh
diri
Distensi Cairan
Nyeri Akut
2.8 Pemeriksaan Diagnostik
Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk lebih
mendukung adanya Osteoartritis, antara lain sebagai berikut :
1) Foto polos sendi (Rontgent) menunjukkan penurunan progresif massa kartilago
sendi sebagai penyempitan rongga sendi, destruksi tulang, pembentukan osteofit
(tonjolan-tonjolan kecil pada tulang), perubahan bentuk sendi, dan destruksi
tulang.
2) Pemeriksaan cairan sendi dapat dijumpai peningkatan kekentalan cairan sendi.
3) Pemeriksa artroskopi dapat memperlihatkan destruksi tulang rawan sebelum
tampak di foto polos.
4) Pemeriksaan Laboratorium: Osteoatritis adalah gangguan atritis local, sehingga
tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk menegakkan diagnosis. Uji
laboratorium adakalanya dipakai untuk menyingkirkan bentuk-bentuk atritis
lainnya. Faktor rheumatoid bisa ditemukan dalam serum, karena factor ini
meningkat secara normal paa peningkatan usia. Laju endap darah eritrosit
mungkin akan meningkat apabila ada sinovitis yang luas.
C. Konsep Keperawatan
3.1 Pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : nyeri sendi karena pergerakan, nyeri tekan, yang memburuk dengan
stress pada sendi, kekakuan sendi pada pagi hari.
Tanda : malaise, keterbatasan ruang gerak, atrofi otot, kulit kontraktur atau
kelainan pada sendi dan otot.
b. Kardiovaskular
Gejala : fenomena Raynaud jari tangan/kaki, missal pucat intermitten,
sianotik kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
c. Integritas ego
Gejala : factor-faktor stress akut/kronis missal finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan social, keputusasaan dan
ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri
missal ketergantungan pada orang lain, dan perubahan bentuk anggota
tubuh.
d. Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengonsumsi makanan
atau cairan adekuat, anoreksia, dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda : penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
e. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi
secara mandiri, ketergantungan pada orang lain.
f. Neurosensory
Gejala : kebas/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan.
Tanda : pembengkakan sendi asimetri
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri ( disertai/ tidak disertai pembengkakan jaringan
lunak pada sendi ), rasa nyeri kronis dan kekakuan ( terutama pada pagi hari)
h. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki,
kesulitan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga, demam
ringan menetap, kekeringan pada mata, dan membrane mukosa.
i. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran,
isolasi.
Price A, Sylvia, dkk, 2005. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-Proses Penyakit,
Edisi 6. Jakarta : EGC
Pearce, Evelin C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Rezki, W. 2016. Laporan Pendahuluan Osteoarthritis. (Online).
(https://www.academia.edu/35378589/LAPORAN_PENDAHULUAN_OSTEO
ARTHRITIS), diakses pada tanggal 11 Februari 2019.
Yovie, P. 2019. Laporan Pendahuluan Osteoartritis. (Online).
(https://id.scribd.com/doc/145145228/LP-Osteoartritis), diakses pada tanggal 11
Februari 2019.