PENDAHULUAN
Melihat dari latar belakang masalah dan materi yang akan dibahas dalam
makalah tersebut, maka penulis memiliki batasan masalah agar permasalahan
yang dibahas tidak terlalu luas. Batasan masalahnya adalah :
PEMBAHASAN
Pada salah satu tablet lempung tercatat adanya mantra/doa yang tertulis di
awal dan di akhir suatu formula obat. Mantra/doa tersebut diharapkan memberi
kekuatan menyembuhkan kepada obat-obatan yang telah dibuat. Fenomena ini
mungkin masih sering dijumpai di berbagai pengobatan tradisional atau
pengobatan alternatif bangsa kita. Penyembuh empiris dikenal sebagai asu, yang
menggunakan obat/ramuan tertentu dalam bentuk sediaan farmasi yang sekarang
masih digunakan seperti : pil, supositoria, enema, bilasan, dan salep. Kedua
penyembuh tersebut seringkali bekerjasama dalam menangani penyakit yang
berat/sulit disembuhkan. Selain kedua penyembuh tersebut terdapat sekelompok
orang yang juga meracik obat dan kosmetik yang disebut pasisu. Akan tetapi
peranan dan kedudukan mereka dalam pengobatan belum diketahui secara pasti.
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu
Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang “Dokter”
yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang Apoteker yang
menyiapkan obat. Semakin berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan
obat semakin rumit, baik formula maupun cara pembuatannya, sehingga
dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman
Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan
Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu
hal yang perlu digarisbawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah
sama.
Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah
yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.
Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional
lain memerlukan informasi obat yang seharusnya datang dari para
apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter
bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu
memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat. Apoteker yang
berkualits dinilai amat jarang atau langka, bahkan dikatakan bahwa
dibandingkan dengan apoteker, medical representatif dari industri farmasi
justru lebih merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.
Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care”
yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah”
pasien.
Dimulai pada abad ke-9, tanah Arab dan Islam berhasil membangun
jembatan ilmu yang menghubungkan antara sumbangan Yunani dengan dunia
farmasi modern sekarang ini. Tahap ilmu yang diperoleh dari Yunani terus
ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga abad ke-13 melalui berbagai karya,
Peningkatan ilmu pada zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam
sejarah, farmasi dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak
sumbangan dunia Arab-Islam dalam farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan
cara meracik obat pada tahun 1260.
Ilmuwan Muslim yang satu ini juga turut memberi kontribusi dalam
pengembangan farmasi. Sumbangan Al-Ghafiqi untuk memajukan ilmu tentang
komposisi, dosis, meracik dan menyimpan obat-obatan dituliskannya dalam kitab
Al-Jami‟ Al-Adwiyyah Al-Mufradah. Kitab tersebut memaparkan tentang
pendekatan metodologi eksperimen, serta observasi dalam bidang farmasi.
2.5.4 Al-Razi
Sarjana Muslim yang dikenal di Barat dengan nama Razes itu juga ikut
andil dalam membesarkan bidang farmasi. Al-Razi memperkenalkan penggunaaan
bahan kimia dalam pembuatan obat-obatan seperti pada obat-obatan kimia
sekarang.
2.5.7 Al-Zahrawi
Bapak ilmu bedah modern ini juga ikut andil dalam membesarkan farmasi.
Dia adalah perintis pembuatan obat dengan cara sublimasi dan destilasi.
At-Tabari lahir pada tahun 808 M. Pada usia 30 tahun, dia dipanggil oleh
Khalifah Al-Mu‟tasim ke Samarra untuk menjadi dokter istana. Salah satu
sumbangan At-Tabari dalam bidang farmasi adalah dengan menulis sejumlah
kitab. Salah satunya yang terkenal adalah Paradise of Wisdom. Dalam kitab ini
dibahas mengenai pengobatan menggunakan binatang dan organ-organ burung.
Dia juga memperkenalkan sejumlah obat serta cara pembuatannya.
mereka adalah para tokoh Islam yang sangat berjasa pada dunia kesehatan
khususnya Ilmu kefarmasian dan kedokteran, hasil penemuan dan buku-buku
yang ditulis merupakan cikal bakal penelitian bidang farmasi setelah zaman
mereka sampai sekarang. Semoga bermanfaat
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2. Saran
2. Sebagai umat islam, kita harus tahu bahwa yang berperan penting dalam
perkembangan ilmu pengetahuan saat ini tidak hanya orang Barat, namun orang
dari timur – tengah pun banyak.
Daftar Pustaka
http://uwiiswold.wordpress.com
http://jadiwijaya.blog.uns.ac.id
http://jamaludinassalam.wordpress.com