Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR FARMASI

SEJARAH FARMASI DI INDIA

oleh Kelompok 6 kelas A

DIMEY PUTRI NURBAETY (2018210149)


ROMZA TASYA (2018210159)
FAHREZA PRATAMA PUTRA (2018210162)
DEWANTO (2018210167)
LALU MUHAMMAD FARHAN (2018210171)
GAYATRI INDAH PRAMESTI (2018210176)
FAIZA NAMIRA FAHIM (2018210185)

UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2018

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca tentang sejarah farmasi di India.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bogor, Oktober 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
I. LATAR BELAKANG.........................................................................................................................1
A. Pengertian Farmasi..........................................................................................................................1
B. Perkembangan Farmasi di Dunia.....................................................................................................1
BAB II ISI MAKALAH – Sejarah Farmasi di India....................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................4
A. Farmasi pada India Kuno.................................................................................................................4
B. Farmasi India pada abad ke 20.........................................................................................................4
C. Modernisasi Bidang Farmasi di India..............................................................................................5
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................7
BAB I PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
A. Pengertian Farmasi
Farmasi dalam bahasa Inggris adalah pharmacy, bahasa Yunani adalah pharmacon,
yang mempunyai arti racun atau obat. Farmasi merupaka salah satu bidang ilmu
profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika, ilmu
biologi dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan
keamanan penggunaan obat.
Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu penyediaan
bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan digunakan
pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai
identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan,
analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan
kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik
melalui resep (prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui
cara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada
pemakai.

B. Perkembangan Farmasi di Dunia


Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu
Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang “Dokter” yang
mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang Apoteker yang menyiapkan obat.
Semakin berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit, baik
formula maupun cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian
tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara
resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari
sejarah ini, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu
kedokteran adalah sama.
Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang
dipakai pada tahun 1400 - 1600an.
Sejarah Perkembangan Farmasi :
1. Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori
kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
2. Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek
pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.
3. Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan
penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria,
sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani,
India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
4. Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu
pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah
diketahui zat aktifnya.
5. Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan
toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I
resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan
penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan
merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat
diuji–coba secara klinik pada manusia.
6. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-
1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921)
bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja
obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif.
Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley
(1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.

Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar


mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan
kebutuhan, dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-
industri obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang
penyedia atau peracik obat. Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di
sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan
teknologi pembuatan obat. dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas
farmasi belum merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA
(Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic
science) dan buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan
bidang yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi atau sintesis, pembuatan,
pengendalian, distribusi dan penggunaan. 
Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi,
karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu
bidang yang berdiri sendiri secara utuh berkembang ke arah “patient oriented”,
memuculkan berkembangnya Clinical Pharmacy (farmasi klinik).
Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain
memerlukan informasi obat yang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun
1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat
yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat.
Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang atau langka, bahkan dikatakan bahwa
dibandingkan dengan apoteker, medical representatif dari industri farmasi justru lebih
merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.Perkembangan terakhir adalah
timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun para
“profesor” ke arah “wilayah” pasien.
Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya
semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan
setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun
profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek, puskesmas atau dimanapun apoteker
berada.
BAB II Isi Makalah – Sejarah Farmasi di India

1. Farmasi pada India Kuno


Sejarah dari ilmu kedokteran atau ilmu pengobatan di India untuk pertama
kalinya bisa dilacak di periode Vedas. Di periode ini, terdapat suatu konsep yang
begitu terkenal bernama Ayurveda yang menjelaskan mengenai bentuk tradisional
dari praktek ilmu kedokteran. Konsep ini muncul pada abad kejayaan
Atharyaveda (1200-1000 SM). Di dalam konsep Ayurveda, terdapat beberapa
konsep berupa Charaka Samhita dan Sushruta Samhita . Sushruta Samhita sendiri
merupakan sebuah temuan teks sansekerta yang berisi mengenai metode-metode
penyembuhan dan tindakan operasi, sementara Charaka Samhita, adalah teks
sansekerta yang tertuang dalam Ayurveda yang berisi mengenai anatomi manusia,
pendidikan medis, tindakan pencegahan penyakit, dll. Lama kelamaan, Charaka
Samhita dan Sushruta Samhita mengalami kemunduran ketika sistem Unani
mulai muncul dan diketahui secara meluas. Sistem Unani merupakan terapi
penyembuhan yang diperkenalkan oleh orang Arab dan menggunakan landasan
ajaran-ajaran Islam dalam praktiknya. Pengobatan ini seringkali digunakan untuk
mengacu kepada tindakan-tindakan meditasi yang didasarkan kepada ajaran
Hippocrates dan Avicenna. Selanjutnya, Sistem Unani juga dikalahkan oleh
datangnya sistem Allophatic (sistem pengobatan konvensional) dalam dunia
kedokteran yang diperkenalkan oleh bangsa Barat .

2. Farmasi India pada Abad ke 20


Sementara itu, kemunculan industri farmasi modern di india dipelopori oleh
orang-orang asli keturunan India seperti P.C Roy yang kemudian membentuk
perusahaan farmasi di India untuk pertama kalinya bernama Bengal Chemicals
and Pharmatical Works pada tahun 1901 yang berlokasi di Kalkuta (sekarang
Kolkata). Hal ini disusul oleh T.K Gajjar dan Rajmitra BD Amin yang turut
membentuk suatu industri farmasi bernama Alembic Chemical Works di Baroda
(sekarang Vadodara) pada tahun 1907-1910. Di awal mula ketika mereka mulai
merintis usaha, kedua perusahaan ini tak luput dari sikap skeptis dan pandangan
buruk masyarakat domestik yang tidak begitu percaya dengan obat produksi
lokal, serta tekanan kompetisi dari perusahaan-perusahaan farmasi multinasional
yang jauh lebih dulu memulai dan telah memiliki nama besar. Industri farmasi di
India mulai diperhitungkan bersamaan dengan terjadinya Perang Dunia I11. Pada
saat itu, impor obat-obatan dan peralatan medis hampir seluruhnya terputus
karena tidak adanya akses yang memungkinkan dalam melakukan impor obat-
obatan. Hal ini mengakibatkan turunnya permintaan obatobatan konvensional
serta banyaknya penyakit yang mewabah dikarenakan tidak ada penanggulangan
penyakit secara terstruktur. Menghadapi hal ini, banyak masyarakat India yang
kemudian kembali menggunakan metode obat tradisional untuk menyembuhkan
beberapa penyakit. Perlahan, India mulai membentuk suatu lembaga riset dan
pengembangan yang menjadi cikal bakal dari kesuksesan lembaga Research and
Development (R&D) di India saat ini. Berbagai inovasi kemudian diuji coba
hingga akhirnya lembaga ini mencapai puncak kesuksesan karena tingginya
permintaan dari masyarakat ketika Perang Dunia I masih berkecamuk.
Kesuksesan ini dicapai oleh Bengal Corporation dalam pembuatan vaksin di
tahun 1919 Pasca Perang Dunia I berakhir, industri farmasi lokal yang saat itu
sedang berusaha untuk tumbuh terpaksa mengalami kemunduran hingga tahun
1939. Hal ini dikarenakan kondisi perdagangan ekspor-impor yang mulai stabil
sehingga impor obat-obatan yang selama ini terputus akibat Perang Dunia I
kemudian berangsur normal kembali. Meski begitu, berbagai perusahaan lokal
tidak kemudian mati dan berhenti berproduksi. Industri lokal justru banyak
melakukan inovasi dan eksperimen dengan memproduksi vaksin biological,
anestesi, dan beberapa obat-obatan lain. Kemudian di tahun 1939, industri
farmasi domestik memberikan kontribusi sedikitnya 13% bagi pemenuhan
pelayanan kesehatan India. Perang Dunia II merupakan peristiwa kedua yang
membantu meningkatkan permintaan obat-obatan terhadap perusahaan farmasi
lokal di India. Hal ini terbukti dengan terpenuhinya 70% pasokan kebutuhan
kesehatan masyarakat yang diandalkan dari industri farmasi lokal. Di waktu India
merdeka, industri farmasi global telah melalui banyak transformasi dalam hal
teknologi serta sistem produksi. Partisipasi dari perusahaan farmasi India dalam
mengembangkan dan memproduksi obat baru tidak hanya membutuhkan
pembaharuan dalam hal kemampuan teknologi saja, namun juga harus ada
reformasi sistem paten. Produk-produk yang memiliki paten menjadi suatu
halangan besar terhadap perkembangan industri farmasi India yang semakin
tertinggal.
Pada tahun dimana India merdeka yaitu 1947, pasar farmasi India sangat
didominasi oleh perusahaan multinasional milik Barat, yang mengontrol hampir
80- 90% pasaran India. Perusahaan-perusahaan tersebut juga memegang 99%
paten produk yang dijual di India. Hal ini juga didukung dengan pengalokasian
APBN untuk impor obat yang semakin besar, dikarenakan teknologi industri
dalam negeri yang kuno serta tidak mampu mengejar ketertinggalan dengan
perusahaan asing. Maka dapat dipastikan, bahwa pengetahuan asing dan
teknologi merupakan hal penting yang belum dimiliki oleh India, dimana produk
farmasi dan obat-obatan juga merupakan salah satu industri yang membutuhkan
investasi keterampilan teknis tingkat tinggi. Berangkat dari fakta ini, pemerintah
beranggapan bahwa partisipasi modal asing dan perusahaan dalam teknik industri
dan pengetahuan akan meningkatkan potensi industrialisasi dalam negara
tersebut. Anggapan seperti ini yang kemudian mengakibatkan banyak perusahaan
farmasi asing membentuk anak perusahaan di India.
3. Modernisasi Bidang Farmasi di India
Industri farmasi India dalam tiga dekade terakhir bisa dikatakan sangat
spektakuler. Dari yang semula indstri yang nyaris tidak eksis pada tahun1970-an,
kini menjadi salah satu pemain global yang patut diperhitungkan. Industri farmasi
India bukan hanya mampu memenuhi hampir seluruh kebutuhan dalam negeri (95
%), tetapi dewasa ini juga telah memasok 40% kebutuhan dunia untuk obat-
obatan dalam bentuk curah (bulk). Ekspor produk farmasi India tidak hanya ke
negara-negara berkembang tetapi juga AS, Kanada, Jerman, Perancis dan negara
Amerika Latin . Sukses industri farmasi India juga tak lepas dari modernisasi
yang telah diterapkannya. Indutsri ini berhasil melakukan lompatan kelas, dari
yang semula sekadar sebagai industri pengolahan (processing) menjadi industri
yang sangat canggih (shopisticated) dengan teknologi manufaktur yang sangat
maju, peralatan yang modern, dan kontrol kualitas yang ketat.
Ekspor produk obat-obatan India, menurut data Direktorat Intelijen Komersial
dan Statistik (DGCIS), meningkat 15,57% selama kurun1999-2000, 20,73% pada
2000-2001, 11,13% pada 2001-2002, dan 21,2% pada 2002-2003. Dewasa ini,
setidaknya ada 20.000 perusahaan farmasi India yang 260 diantaranya skala besar
dan menengah. Dari jumlah ini, sekitar lebih dari 45 perusahaan sudah
mendirikan cabang atau fasilitas di luar negeri.
BAB III PENUTUP
Pengobatan menggunakan ayurveda cukup efektif sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam pemilihan alternatif terapi terhadap suatu penyakit.
Dunia farmasi di India terus berkembang dan mengalami kemajuan terus
menerus.
DAFTAR PUSTAKA

https://ushadanikusumanegara11.wordpress.com/2016/04/04/artikel-sejarah-farmasi-dunia/
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10904/f.%29%20Bab%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://www.linkedin.com/pulse/history-pharmacy-india-gaurav-kumar-sharma-gaurav-kumar-
sharma

Anda mungkin juga menyukai