Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lalu Muhammad Farhan

NPM : 2018210171

Pembahasan
1. Pada percobaan uji sensitivitas bakteri terhadap antibiotik menggunakan dua metode
yaitu metode Dilusi (Pengenceran Seri kaldu pepton) dan Metode Difusi Agar/kertas
cakram.
2. Pada dua metode ini digunakan antibiotik tetrasiklin HCl dan bakteri Staphylococcus
aureus
3. Pada metode pengenceran seri kaldu pepton pada saat pengamatan apabila terjadi
kekeruhan maka konsentrasi antibiotik tetrasiklin HCl sudah tidak mampu lagi
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
4. Pada metode pengenceran seri kaldu pepton ditemukan kekeruhan dimulai dari
konsentrasi 25 µg/mL dan kaldu pepton jernih pada konsentrasi mulai 50 µg/mL.
5. Konsentrasi terendah dimulainya antibiotik tetrasiklin mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus disebut sebagai Konsentrasi Hambat
Minimum (KHM) antibiotik Tetrasiklin terhadap bakteri Staphylococcus aureus
6. Pada metode difusi agar diukur berdasarkan banyaknya diameter daerah hambat yang
ditemukan pada saat pengamatan di cawan petri.
7. Pada metode difusi agar ditemukan diameter daerah hambat pada ketiga konsentrasi
antibiotik tetrasiklin HCl, baik di konsentrasi rendah, konsentrasi menengah, maupun
konsentrasi tinggi.
8. Pada metode difusi agar diameter daerah hambat yang semakin luas menunjukkan
kemampuan antibiotik tetrasiklin HCl semakin tinggi dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
9. Semakin tinggi konsentrasi tetrasiklin HCl pada kertas cakram akan sebanding dengan
kekuatannya dalam menghambat bpertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
10. Diameter daerah hambat pada percobaan di masing-masing konsentrasi antibiotik
adalah :
Pada cawan petri I, luas daerah hambat pada konsentrasi rendah adalah sebesar 11,3
mm, pada konsentrasi menengah, sebesar 19,15 mm sedangkan pada konsentrasi
tinggi sebesar 21,3 mm.
Pada cawan petri ke II diameter daerah hambat pada dosis rendah sebesar: 14,1 mm,
pada dosis menengah sebesar: 23,15 mm dan pada konsentrasi tinggi sebesar 29,4
mm. Pada cawan petri ke III diameter daerah hambat pada dosis rendah sebesar: 12,45
mm, pada dosis menengah sebesar: 22,3 mm dan pada konsentrasi tinggi sebesar
26,15 mm.

Kesimpulan
1. Pada uji sensitivitas bakteri dengan menggunakan cara penipisan seri kaldu pepton,
didapat konsentrasi hambat minimum (KHM) antibiotika Tetrasiklin HCl terhadap
bakteri Staphylococcus aureus adalah 50 µg/mL. Berdasarkan nilai KHM tersebut,
maka bakteri Staphylococcus aureus bersifat setengah peka terhadap antibiotika
tetrasikli HCl.
2. Pada uji sensitivitas bakteri dengan menggunakan cara difusi agar dengan kertas
cakram, terdapat daerah hambat disenua konsentrasi, berdasarkan hasil tersebut dapat
diartikan bahwa bakteri Staphylococcus aureus bersifat peka terhadap antibiotik
tetrasiklin HCl.

Anda mungkin juga menyukai