Anda di halaman 1dari 39

PENGANTAR

FARMASETIKA

Amelia Febriani, M.Si., Apt


ISTN- 30 Septemebr 2016

Materi Kuliah
1. Pengantar Farmasetika

11. Suspensi

2. Bentuk Sediaan dan Cara Pemberian

12.Emulsi

3. Resep, Bahasa latin dan perhitungan


dosis

13. Injeksi, salep obat mata, vaksin dan


imunoserum

4.Serbuk

14. Tingtur, Ekstrak, Infus

5. Kapsul
6. Tablet
7.Pil
8.Suppositoria
9. Semisolid (Salep, pasta, krim, gel)

10.Larutan

NILAI AKHIR

Kehadiran &
Attitude

10%

30%

30%

UTS

Tugas/Paper

UAS

30%
3

Farmasi

DEFINISI

Berasal dari Bahasa Yunani, dari kata pharmakon yang artinya suatu guna-guna atau obat
Ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur , meracik, memformulasi, mengidentifikasi,
mengkombinasi, menganalisis serta menstandarkan obat beserta pendistribusian dan penggunaannya
secara aman

Profesi Farmasi
Profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu dalam hal penyediaan dalam hal penyediaan dan
pengolahan bahan sumber alam serta bahan sintesis yang cocok dan menyenangkab utuk
didistribusikan serta digunakan dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit

Farmasetika
Ilmu yang mempelajari tentang formulasi dan teknologi pembuatan sebuah obat jadi atau sediaan
farmasi

Obat
suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau
mencegah penyakit pada manusia atau hewan

PEMBABAKAN SEJARAH FARMASI

Ancient Era
Awal mula waktu1600 SM
pengobatan meniru
pada pengobatan
yg dilakukan o/
hewan

Empiric Era
1600-1940
sdh ditemukan
metode
pengobatan
menurut
kebiasaan/menurut
pengalaman zaman
lalu

Industrialization

Patient Care

Era

Era

1940 1970
stlh ditemukan
kebiasaan(dibuat
industri),shg mudah
digunakan&sudah
dibentuk sediaan
obat

1970 hingga
sekarang
ketika sdh mmbwt
produk obt yg
bagas,tp kembali lg
trgantung pd jenis
pasien (meminum
dngn bnr/tdk)

Biotechnology
and genetic
engineering
Pengobatan secara
genetik

SEJARAH PENGOBATAN
.

Obat-obatan dalam bentuk tumbuhan


dan mineral telah ada jauh lebih lama
dari manusianya sendiri.
Penyakit pada manusia dan nalurinya
untuk
mempertahankan
hidup
membawa
kepada
penemuanpenemuan obat walaupun dalam bentuk
sederhana.
Karena keterbatasan ilmu yang dimiliki,
ada
anggapan
bahwa
penyakit
disebabkan oleh masuknya roh jahat dan
cara pengobatannya memakai mantera,
bunyi-bunyian dan ramuan tumbuh
tumbuhan.

SEJARAH
PENGOBATAN

Sebelum
jamannya
para
pendeta
(pimpinan spritual), tetua atau orang
yang bijak dari suatu suku, yang
mempunyai
ilmu
menyembuhkan
dengan tumbuh-tumbuhan, yang mereka
dapatkan dari pengalaman dan turuntemurun dipanggil untuk mengobati
orang sakit.
Dari penyediaan bahan obat ini ilmu dari
perapotekan dimulai.
Pada jaman pendeta (pimpinan spritual),
ilmu dari perapotekan menjadi satu
dengan fungsi dari pendeta.
Pada
jaman
dahulu
pekerjaan
kefarmasian tidak dapat dibedakan dari
kedokteran karena pekerjaan tersebut
umumnya merupakan fungsi pimpinan
agama suatu suku

SEJARAH
PENGOBATAN
TAHUN 3000 SM
Bangsa Sumeria telah menggunakan tumbuhtumbuhan sebagai obat
Tablet resep dari tanah terbuat dari tanah
yang dicampur gum resin dan herba thyme
yang dilarutkan dalam bir kemudian baru
dibentukan lempengan
Diakui sebagai resep berbentuk tulisan tertua
di dunia
Disimpan di Museum Universitas Pennsylvania di
Amerika Serikat

SEJARAH
PENGOBATAN

TAHUN 2000 SM
Ditemukan jejak pengobatan kuno di China
berupa tulisan dari masa kaisar Sheng Nung

Chang san akar Dichoroa febrifuga sebagai


obat antimalaria
Mahuang Ephedra sinica obat
stimulansia

SEJARAH
PENGOBATAN

TAHUN 500 SM
Terra Sagillata (sealed earth/segel bumi)

Tablet tanah liat yang berasal dari pulau


Lemnos (Wilayah laut tengah)
Merupakan obat dengan merk dagang
pertama di dunia

SEJARAH
PENGOBATAN
Abad ke 16 SM (Tahun 15550)
Papyrus Ebers gulungan kertas yang memiliki
panjang 60 kaki dan lebar satu kaki
Ditemukan di dalam kuburan mumi di Mesir oleh
Georg Ebers, seorang ahli tentang Mesir yang
berasal dari Jerman
Berisi formula obat dengan sekitar 800 resep yang
menyebutkan tentang 700 macam obat yang
kebanyakan berasal dari tumbuh-tumbuhan,
hewan serta mineral
Obat-obatan tersebut antara lain, akasia, biji jarak
(castor) dan anisi, dan mineral seperti besi oksida,
natrium bikarbonat, natrium klorida dan sulfur.

Dokumen tersimpan di Universitas Leipzig, Jerman

SEJARAH KEFARMASIAN DUNIA


Sepanjang sejarah banyak tokoh-tokoh memberi sumbangan pemikiran
untuk kemajuan ilmu kesehatan. Yang dicatat diantara mereka yang
genius dan kreativitasnya mempunyai pengaruh revolusioner terhadap
perkembanagan farmasi dan kedokteran adalah

HIPPOCRATES
Tahun 460-370 SM
Dokter Yunani yang memperkenalkan
farmasi dan kedokteran secara ilmiah.
Hasil pekerjaannya diantaranya uraian dari
berate sratus obat-obatan yang ada masa
itu timbul istilah farmakon

Diberi penghargaan dengan disebut


sebagai Bapak Ilmu Kedokteran

DIOSCORIDES
Abad Ke-1 M
Ahli Botani Yunani
Orang pertama yang menggunakan tumbuh2an sebagai
ilmu farmasi penerapan.
De Materia Medica awal dari pengembangan botani
farmasi. Ilmu dalam bidang ini sekarang dikenal sebagai
farmakognosi
Obat yang dibuat dari Aspiridium, Opium, Ergot,
Hyosyamus dan Cinnanomun

MITHRIDATES VI
Tahun 100 M
Raja Od Pontus pada masa kekaisaran Romawi
Penelitian membuat racun beserta cara mencegah dan
dan menetralkannya
Mithridatum formula penawar racun yang terkenal dan
bertahan lebih dr 1000 tahun

Digelari sebagai Raja toksikologi

GALEN
Tahun 131-200 M
Dokter dan ahli farmasi Yunani
Farmasi Galenika obat-obatan yang berasal dari
alam, formula dan sediaan farmasi
Galens Cerats sejenis krim pendingin yang
formulanya yang sangat mirip sekali dengan
sediaan krim saat ini

FREDERICK II
Tahun 1240 M
Raja Jerman
Two Slices Dekrit tentang pemisahan
secara resmi antara farmasi dan
kedokteran

PHILIPPUS AUREOLUS
THEOPRASTUS BOMBASTUS
van HOHENHEIM
(PARACELCUS)
Tahun 1493-1541

Dokter dan ahli Laudanum


kimia dari Swiss
opium pekat
yang dimurnikan
Formula yang
dn mengandung
paling terkenal
seluruh alkaloid
adalah krim
yg terdapat
pendingin yang
pada opium
disebut
Berpengaruh
terhdap
perubahan
farmasi dengan
memperkenalkan
bahan spesifik
dan zat kimia
sebagai obat
internal

SEJARAH
KEFARMASIAN ARAB
ISLAM
Farmasi Arab dikenal dengan naman
saydanah /al saydanani yang artinya dia
yang menjual yang maksudnya farmasi
Bahan yang banyak digunakan dalam
terapi pengobatan arab adalah kamfora
dan sandalwood

Pada abad ke-9 dunia


arab dan Islam telah
berhasil membangun
jembatan ilmu yang
menghubungkan antara
sumbangan Yunani
dengan dunia farmasi
modern saat ini
Tahun 1260 terbit panduan
praktikum farmasi berjudul
Minhaj, karya Abu Muna
al-Kohen al-Attar, berisi
ilmu dan seni meracik obat
dan juga menguraikan
tentang etika farmasi

TOKOH FARMASI
ARAB ISLAM
YANG UTAMA

Yuhana B.
Masawayh

777-857 M
Anak seorang ahli farmasi
Buku al-Musshajar al-Kabir daftar penyakit dan obatobatnya dan juga pola makan yang berkaitan
Abu Hasan Ali bin Sahl Rabban alTabari
Sahabat Masawayh
Buku Syurga Hikmah materia media, makanan biji bijian,
kegunaan teurapeutik hewan , psikoterapi, kisah kisah
kedokteran dan juga campuran obat obatan dan cara
membuatnya
Sabur bin Sahl
Agraabaadhin formula obat pertama yang ditulis dalam
sejarah Islam
Berisi resep kedokteran tentang kaidah dan teknik meracik
obat, farmakologi serta dosis penggunaan
Disusun berdasarkan jenis sediaan (tablet, serbuk, salep,
sirup dsb)

Perguruan tinggi Farmasi


pertama di Indonesia berdiri
pada tanggal 27 September
1946 Perguruan Tinggi
Ahli Obat di Klaten pindah
ke Yogyakarta dan berubah
menjadi Fakultas Farmasi
UGM.

PENDIDIKAN FARMASI
Pada tahun 1797 telah berdiri sekolah
farmasi yang pertama di Perancis
Di Amerika sekolah farmasi pertama berdiri
pada tahun 1821 di Philadelphia

Pada tanggal 1 Agustus 1947 Jurusan Farmasi di Fakultas


ilmu Pengetahuan dan Ilmu
Alam (FIPIA), Bandung
sebagai bagian dari
Universitas Indonesia
Jurusan Farmasi ITB pada
tanggal 2 Mei 1959

PERKEMBANGAN
FARMASI DI
INDONESIA
Pekerjaan kefarmasian terutama pekerjaan
meracik obat-obatan dikerjakan di apotek
yang dilakukan oleh Asisten Apoteker di
bawah pengawasan Apoteker.
Bentuk apotek yang pernah ada di
Indonesia ada 3 macam : apotek biasa,
apotek darurat dan apotek dokter.

Perkembangan farmasi di
Indonesia sudah dimulai
semenjak zaman Belanda,
sehingga buku pedoman
maupun undang-undang yang
berlaku pada waktu itu
berkiblat pada negeri Belanda.
Setelah kemerdekaan, buku
pedoman maupun undangundang yang dirasa masih
cocok tetap dipertahankan,
sedangkan yang tidak sesuai
lagi dihilangkan.

FARMAKOPE
Buku adalah buku resmi farmasi yang dikeluarkan suatu negara tertentu yang
memuat standar yang dibutuhkan untuk membuat sauatu obat.
Farmakope memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan,
serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan

FARMAKOPE

Hampir setiap negara


mempunyai buku farmakope
sendiri, seperti:
Farmakope Indonesia
Indonesia
United State Pharmacopoeia
(USP) Amerika
British Pharmacopoeia (BP)
Inggris
Nederlandschee Pharmakopee
Belanda
o WHO menerbitkan Farmakope
Internasional untuk menyatukan
perbedaan dalam ketentuan
antar Farmokope masing
masing negara anggotanya

FARMAKOPE
Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan :
Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei
1962
Sebelum Indonesia mempunyai Farmak
ope yang berlaku adalah farmakope
Belanda.
Baru pada tahun 1962 pemerintah RI
menerbitkan buku farmakope yang
pertama, dan semenjak itu farmakope
Belanda dipakai sebagai referensi saja.

Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tanggal 20 Mei


1965

Formularium Indonesia ( FOI ) terbit 20 Mei 1966


Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978
Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 1979
Farmakope Indonesia IV terbit 5 Desember 1995
Farmakope Indonesia V terbit tahun 2014

Isi dari Farmakope Indonesia Edisi V masih


mengacu kepada Farmakope Indonesia Edisi IV
yaitu:

Keputusan Menteri Kesehatan tentang


Pemberlakuan Farmakope Indonesia;

ISI FARMAKOPE INDONESIA


EDISI V

Keputusan Kepala Badan POM RI tentang


Pembentukan Tim Pelaksana Penyusunan
Farmakope Indonesia;

Monografi dalam Farmakope


Indonesia Edisi
V meliputi :
monografi sediaan

umum,

monografi

bahan baku

obat,

monografi

sediaan

obat,

monografi

eksipien,

monografi

alat kesehatan,
monografi

sediaan

biologi, dan

monografi radiofarmasi.

Daftar Isi;
Kata Pengantar;
Sejarah Farmakope Indonesia;
Daftar Sediaan Umum,

Monografi, Lampiran, dan


Perubahan;
Ketentuan

Daftar

Umum;

Monografi;

Lampiran;
Pereaksi, Indikator,
Tabel

dan

dan Larutan;

Index.

MONOGRAFI FARMOKOPE
INDONESIA EDISI V

FORMAT MONOGRAFI
FARMAKOPE INDONESIA
EDISI V

BAHAN OBAT
nama generik
dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris; struktur
molekul; nama kimia lengkap dengan
nomor CAS dan bobot molekulnya;
pernyataan kekuatan atau potensi
bahan aktif dalam bahan yang
diperiksa; pemerian bahan; kelarutan;
identitas dan identifikasi; kemurnian
dan pengujiannya; prosedur
penetapan kadar bahan aktif; serta
wadah dan cara penyimpanan.

OBAT
nama obat jadi dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris;
pernyataan kekuatan atau potensi
bahan aktif dalam sediaan yang
dimaksud/diperiksa; identitas dan
identifikasi;
kemurnian
dan
cara pengujiannya; kinerja obat
dan pengujiannya (waktu hancur,
disolusi, keseragaman sediaan, dll);
prosedur penetapan kadar atau
potensi bahan aktif dalam obat;
serta wadah dan penyimpanan.

KETENTUAN UMUM FARMAKOPE


a. Tatanama

j. Pemerian dan Kelarutan

b. Bahan dan Proses

k. Wadah dan Penyimpanan

c. Bahan Tambahan

l. Suhu penyimpanan

d. Tangas Uap dan Tangas Air

m. Penandaan

e. Larutan

n. Persen dan Persentase Kadar

f. Bobot Jenis

o. Waktu Kadaluarsa

g. Suhu
h. Air
i. Pemerian

ISTILAH
KELARUTAN

WADAH dan
PENYIMPANAN
Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat atau uap dan mencegah kehilangan, merekat,
mencair atau menguapnya bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan distribusi, harus dapat
ditutup rapat kembali.
Wadah tertutup Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis tunggal
rapat

Wadah tertutup
kedap

Harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas lain selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi

Digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai dosis tunggal yang harus digunakan segera
setelah dibuka.
Wadah atau pembungkusnya sebaiknya dirancang sedemikian rupa hingga dapat diketahui apabila wadah tersebut
pernah dibuka. Tiap wadah satuan tunggal harus diberi etiket yang menyebutkan identitas, kadar atau kekuatan, nama
Wadah satuan
produsen, nomor bets dan tanggal kadaluwarsa.
tunggal

WADAH dan
PENYIMPANAN
Wadah

Wadah tidak tembus cahaya

Suatu tempat penyimpanan


bahan yang berhubungan
langsung atau tidak langsung
dengan bahan.
Wadah langsung adalah
wadah yang langsung
berhubungan dengan bahan
sepanjang waktu.
Tutup adalah bagian dari
wadah.
Sebelum diisi wadah harus
bersih untuk menjamin agar tiap
wadah bersih dan benda asing
tidak masuk ke dalamnya atau
mencemari bahan.

Harus dapat melindungi isi dari


pengaruh cahaya, dibuat dari
bahan khusus yang mempunyai
sifat menahan cahaya atau
dengan melapisi wadah
tersebut.
Wadah yang bening dan tidak
berwarna atau wadah yang
tembus cahaya dapat dibuat
tidak tembus cahaya dengan
cara memberi pembungkus
yang buram

Wadah tertutup baik


Harus melindungi isi terhadap
masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan
selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan
dan distribusi.

Adalah wadah
yang
memungkinkan
dapat diambil
isinya beberapa
kali tanpa
mengakibatkan
perubahan
kekuatan, mutu
atau kemurnian
sisa zat dalam
wadah tersebut

Wadah dosis
ganda

Tiap wadah
dosis tunggal
harus diberi
etiket seperti
pada Wadah
satuan tunggal.

Adalah wadah
satuan tunggal
untuk bahan
yang digunakan
bukan secara
parenteral
dalam dosis
tunggal,
langsung dari
wadah

Wadah
satuan ganda

Adalah wadah
satuan tunggal
untuk bahan
yang hanya
digunakan
secara
parenteral.

Wadah dosis
satuan

Wadah dosis
tunggal

WADAH dan
PENYIMPANAN
Adalah Wadah
satuan ganda
untuk bahan
yang digunakan
hanya secara
parenteral

SUHU
PENYIMPANAN

Kecuali dinyatakan lain, semua suhu di dalam Farmakope


dinyatakan dalam derajat Celsius dan semua pengukuran dilakukan
pada suhu 25. Jika dinyatakan suhu ruang terkendali yang
dimaksud adalah suhu antara 15 dan 30. Jika digunakan panas
sedang menunjukkan suhu tidak lebih dari 45

Suhu Ruang Dingin


Terkendali

Sejuk
Dingin
Adalah kondisi suhu tidak
lebih dari 80c, lemari
pendingin mempunyai
suhu antara 20cdan 80c.

Adalah kondisi suhu antara


80cdan 150c. Kecuali
dinyatakan lain, bahan
yang harus disimpan pada
suhu sejuk dapat disimpan
di dalam lemari pendingin

Adalah suhu yang


dipertahankan secara
termostatik antara 2 dan 8
berdasarkan pengalaman
penyimpangan antara 0 dan
15 selama penyimpanan,
pengangkutan dan distribusi
hingga rata-rata suhu kinetik
tidak lebih dari 8.

Adalah suhu
antara 300 400c

Adalah kondisi
suhu di atas 40.

Panas Berlebih

Adalah suhu
yang
dipertahankan
secara
termostatik
antara 20 dan
25, dengan
toleransi
penyimpangan
antara 15 dan
30 hingga ratarata suhu kinetik
tidak lebih dari
25

Hangat

Adalah suhu
pada ruang
kerja tidak lebih
dari 30.

Suhu Ruang
Terkendali

Suhu Ruang

SUHU
PENYIMPANAN

PENANDAAN

Ditujukan kepada seluruh etiket dan tulisan,


cetakan, atau grafik yang terdapat pada wadah
langsung bahan atau pada kemasan atau
bungkus lainnya kecuali wadah pemindahan
lainnya. Etiket diartikan sebagai bagian dari
penandaan pada wadah langsung
Penggunaan desimal nol pada penandaan
Untuk meminimalkan kesalahan dalam peracikan
dan penggunaan obat, jumlah zat aktif dinyatakan
dalam angka tanpa nilai desimal yang diikuti
dengan angka nol [contoh: 4 mg (bukan 4,0 mg)].

PERSEN DAN
PERSENTASE
KADAR
Untuk campuran padat dan semi
padat, persen b/b
Untuk larutan atau suspensi
padatan dalam cairan, persen b/v
Untuk larutan cairan dalam cairan,
persen v/v
Untuk larutan gas dalam cairan,
persen b/v
Sebagai contoh, 1 persen larutan
dibuat dengan melarutkan 1 g zat
padat atau semi padat, atau 1 ml
cairan, dalam pelarut sampai
volume 100 ml larutan.

Persen bobot dalam bobot (b/b)


adalah jumlah g zat terlarut dalam
100 g larutan
Persen bobot dalam volume (b/v)
adalah jumlah g zat terlarut dalam
100 ml larutan
Persen volume dalam volume (v/v)
adalah jumlah ml zat terlarut dalam
100 ml larutan.

Persen

Persentase Kadar

WAKTU
KADALUARSA

Waktu kadaluwarsa menunjukkan jangka


waktu bahan tersebut diharapkan
memenuhi persyaratan monografi pada
kondisi penyimpanan yang ditetapkan.
Waktu kadaluwarsa membatasi waktu
zat dapat diracik atau digunakan.
Jika waktu kadaluwarsa hanya
dinyatakan dalam bulan dan tahun,
maka waktu kadaluwarsa adalah hari
terakhir bulan yang dinyatakan.

Etiket sediaan resmi harus


mencantumkan waktu kadaluwarsa.
Waktu kadaluwarsa harus dapat dibaca
oleh setiap orang pada kondisi
pemakaian biasa.

Waktu kadaluwarsa harus mudah


dimengerti dan ditunjukkan secara jelas
dengan latar belakang yang kontras
atau dicetak timbul (contoh: EXP 6/08,
Exp.Juni 08, atau Expires 6/08).

CPOB

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan


Makanan Republik Indonesia No. HK.03.1.33.12.12.8195
Tahun 2012 Tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat Yang Baik, maka aspek-aspek CPOB
meliputi :
1. Manajemen mutu
2. Personalia

CPOB adalah pedoman dasar


dalam pembuatan obat yang
menyangkut seluruh aspek
dalam produksi dan
pengendalian mutu yang
meliputi seluruh rangkaian
pembuatan obat.
Tujuan CPOB adalah untuk
menjamin obat dibuat secara
konsisten, memenuhi
persyaratan yang ditetapkan
dan sesuai dengan tujuan
penggunaannya

3. Bangunan danFasilitas
4. Perlatan
5. Sanitasi dan Higiene

6. Produksi
7. Pengawasan mutu
8. Inspeksi diri, audit mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok
9. Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali
produk dan produk kembalian
10. Dokumentasi.
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
12. Kualifikasi dan Validasi

Anda mungkin juga menyukai