Anda di halaman 1dari 13

Tugas

MAKALAH

OLEH:

KELOMPOK 4

1) NUR ISMAYANI
2) RISDA
3) INAYAH PUTRI S
4) DEA KOMALA RAHIM
5) NUSRIA
6) ANDI SAIFUL MACHFUD AMIN
7) MIRANTI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini berbagai penyakit semakin berkembang. Pada zaman dulu,


penyakit yang tersebar mungkin hanya beberapa macam saja dan tidak terlalu
parah dan tidak teralu penting untuk ditindaklanjuti. Para nenek moyang kita
pun mungkin hanya menggunakan ramuan tradisional dari dedaunan untuk
mengobati sakitnya. Namun, jika dibandingkan dengan zaman sekarang, tentu
sangat jauh berbeda. Penyakit pada zaman sekarang sangat bermacam-macam
dan harus ditindaklanjuti. Karena kalau tidak, maka akan menjadi lebih parah
lagi. Dan tentunya untuk memprediksi maupun mengobati penyakit-penyakit
tersebut, diperlukan alat-alat kedokteran yang semakain canggih dan obat-
obatan yang semakin manjur.
Dalam hal ini teknologi farmasi pun sangat berperan dalam
menghasilkan obat-obatan yang sesuai dengan penyakit tersebut. Selain
kemajuan di bidang teknologi, para penemu atau ilmuan-ilmuan dalam bidang
kedokteran dan farmasi pun sangat berperan dalam membantu menyembuhkan
berbagai penyakit yang telah menyebar. Selain itu, juga terdapat berbagai
kendala dalam perkembangan teknologi kedokteran dan farmasi, terutama di
Indonesia.
Dari berbagai pembahasan diatas yang melatarbelakangi kami untuk
membuat makalah ini. Yakni untuk mengetahui sejarah, perkembangan, ilmuan,
dan kendala-kendala dalam perkembangan teknologi farmasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Berbagai masalah yang kami rumuskan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan teknologi farmasi?
2. Siapakah ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam perkembangan teknologi
farmasi?
3. Apa yang dimaksud dengan informatika farmasi?
4. Bagaimana fungsi dan manfaat informatika farmasi?
5. Apa saja contoh teknologi atau penemuan terbaru dalam bidang
farmasi?
6. Apa saja kendala-kendala yang yang menghambat perkembangan
teknologi kedokteran dan farmasi, terutama di Indonesia?
C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan teknologi farmasi
2. Untuk mengetahui ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam perkembangan
teknologi farmasi
3. Untuk mengetahui contoh teknologi atau penemuan terbaru dalam
bidang farmasi
4. Untuk mengetahui apa itu informatika dalam bidang farmasi
5. Untuk mengetahui fungsi dan manfaat informatika dalam farmasi
6. Untuk mengetahui kendala-kendala yang menghambat perkembangan
teknologi farmasi, terutama di Indonesia.
D. MANFAAT MAKALAH
Manfaat pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Mahasiswa Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa penyusun makalah
dalam melakukan studi pustaka tentang teknologi farmasi.
2. Bagi Pembaca
Menambah wawasan bagi pembaca tentang sejarah, ilmuan, kemajuan,
dan kendala-kendala dalam bidang farmasi.
BAB 2
PEMBAHASAN
I. Sejarah Perkembangan Teknologi Farmasi
Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal
menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal dan hewan untuk tindakan
pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme,
sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun
memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur.
Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat
terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno, Persia,
dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni
pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan
penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada– terhadap berbagai hal
yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan
penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru
seperti Vesalius (seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap
teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, dan
Avicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan
gereja dalam masyarakat pada masa itu.
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktekkan pada masa kini berkembang pada
akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Inggris (oleh William Harvey, abad
ke-17), Jerman (Rudolf Virchow) dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude
Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana semua
hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran
Barat, herbalisme, humorlasime Yunani dan semua teori pra-modern. Pusat
perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya dan Amerika
Serikat pada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).
Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah
tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif dan
menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.
Kini, ilmu genetika telah mempengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai
dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan
genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler. Ilmu herbalisme
berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan
penemuan Heinrich Hermann Robert Koch bahwa penyakit disebarkan
melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan
antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan
adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit
infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh
karena itu dimulailah industri obat.
Sedangkan istilah farmasi (arab) ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai
saydanah merupakan satu bentuk profesi yang mulanya agak asing dari dunia
kedokteran. Pada abad ke-9, dunia Arab dan Islam telah berhasil membangun
jembatan ilmu yang menghubungkan antara sumbangan Yunani dengan dunia
farmasi moderen sekarang ini. Malah tahap ilmu yang diperoleh daripada
Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga ke abad
ke-13 melalui berbagai karya, terjemahan ataupun peningkatan ilmu pada
zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi
dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan
dunia Arab- Islam dalam farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan
praktikum farmasi pada tahun 1260.
Sayangnya, kurang daripada satu abad selepas al-Attar, praktek farmasi
mulai beku dan kaku, dan terus merosot dengan jatuhnya peradaban Arab
pada abad ke 19. Sejak dari itu, farmasi mula berkembang dengan pesatnya di
Eropah khususnya dan Barat umumnya.
II. Sejarah Penggunaan Obat
Pada mulanya penggunaan obat dilakukan secara empirik dari tumbuhan, hanya
berdasarkan pengalaman dan selanjutnya Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat
bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia
membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya. Hippocrates (459-370 SM)
yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah
menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan. Claudius Galen (200-129 SM)
menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan
bidang ilmu farmakologi. Selanjutnya Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa
buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara
pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan
pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab untuk
menghasilkan pengobatan yang lebih baik. Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil
melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia
mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by
experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan
toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik
yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik
pada manusia.
Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim
(1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-
1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental
dalam kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan
toksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di
Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.
III. Beberapa Ilmuan yang Berjasa dalam Bidang Farmasi
1) Ibnu Al-Baitar
Lewat risalahnya yang berjudul Al-Jami fi Al-Tibb (Kumpulan
Makanan dan Obat-obatan yang Sederhana), Ibnu Al-Baitar turut memberi
kontribusi dalam farmakologi dan farmasi. Dalam kitabnya itu, Al-Baitar
mengupas beragam tumbuhan berkhasiat obat yang berhasil dikumpulkannya di
sepanjang pantai Mediterania antara Spanyol dan Suriah. Tak kurang dari seribu
tanaman obat dipaparkannya dalam kitab itu. Seribu lebih tanaman obat yang
ditemukannya pada abad ke-13 M itu berbeda dengan tanaman yang telah
ditemukan ratusan ilmuwan sebelumnya. Tak heran bila kemudian Al-Jami fi Al-
Tibb menjadi teks berbahasa Arab terbaik yang berkaitan dengan botani
pengobatan. Capaian yang berhasil ditorehkan Al-Baitar sungguh mampu
melampaui prestasi Dioscorides. Kitabnya masih tetap digunakan sampai masa
Renaisans di Eropa.
2) Ibnu Sina
Dalam kitabnya yang fenomenal, Canon of Medicine, Ibnu Sina juga
mengupas tentang farmakologi dan farmasi. Ia menjelaskan lebih kurang dari 700
cara pembuatan obat dengan kegunaannya. Ibnu Sina menguraikan tentang obat-
obatan yang sederhana.
3) Al-Zahrawi
Bapak ilmu bedah modern ini juga ikut andil dalam membesarkan
farmakologi serta farmasi. Dia adalah perintis pembuatan obat dengan cara
sublimasi dan distilasi.
IV. Contoh Teknologi Terbaru dalam Bidang Kedokteran dan Farmasi
1. BIODISC
Merupakan penemuan teknologi kesehatan baru dari jerman, dengan
menggunakan teknologi resonansi nano (bagian terkecil dari atom),
dengansertifikasi prognos, jerman. Biodisc ditemukan oleh dr.Ian Lyons, dengan
penelitian yang dilakukan selama 25 tahun sebelum memproduksi biodisc, dr.
Ian sudah mencobakan alat ini ke anaknya yang terkena leukimia (kanker
darah) dan kondisinya sembuh dengan treatment dalam waktu 13 bulan.
Biodisc dapat mengeluarkan energi-energi negatif pada tubuh, dengan
menggunakan air putih biasa yang sudah di treatment oleh biodisc sebagai media
untuk menyehatkan yang sudah kita biasa minum sehari-hari. Hidup kita bisa
lebih sehat dan mengeluarkan racun/penyakit negatif yang ada pada tubuh dengan
hanya meminum air yang sudah di treatment oleh biodisc kamun air berenergi
yang membentuk struktur kristal yang bagus adalah salahsatu therapy kesehatan
yang paling baik. Sudah banyak sekali kesaksian-kesaksian dari pengguna
biodsic dan air treatmentnya (beberapa kesaksian bahkan menyebutkan air yang
sudah di treatment oleh biodisc efeknya lebih bagus daripada air hexagonal yang
marak ada di pasaran).
2. QiBioDis(MovingTowardsVitality)
Mineral-mineral alami yang telah direkayasa teknis telah diikat terstruktur
dalam gelas, pada tingkat molekular, dengan menggunakan beberapa metode fusi
panas tinggi. Kombinasi dari teknik-teknik ini menyebabkan sebuah konversi
energi katalis yang menimbulkan resonansi Nano spesifik yang tahan lama dalam
Qi Bio Disc. Menyalurkan "Frekuensi Energisasi Nano" ke dalam atau melalui
cairan mempengaruhi nano-nano di dalam cairan. Saat nano-nano mineral
berinteraksi dengan frequensi tertentu, mereka bertindak sangat berbeda dengan
atom aslinya. Energi yang dihasilkan dapat memperbaharui struktur
molekul yang terdapat dlm semua cairan. Sebagai contoh: mereka menjadi lebih
mudah mendidih, lebih ringan dan membiaskan lebih banyak cahaya. Resonansi
asli ini memiliki kemampuan memciptakan struktur molekul dalam semua cairan
atau sayur mayur dan juga produk olahan buatan pabrik.
V. Informatika Farmasi
Informatika farmasi adalah ilmu yang berfokus pada obat sebagai data
dan ilmu pegetahuan yang menjamin kesinambungan sistem pelayanan kesehatan
termasuk pengembangan, penyimpanan, analisis, penggunaan dan deseminasi
dalam penyaluran obatyang optimal terkait pelayananpasien dan keluaran
kesehatan.
Informatika farmasi berfokus pada penerapan teknologi untuk apoteker
dalam mendukung, merampingkan, meningkatkan alur kerja, meningkatkan
keselamatan pasien dengan praktik terbaik dan sistem yang handal. Setelah
adanya pengakuan tentang peran apoteker yang meningkat pesat dalam
penggunaan informasi kesehatan dan sistem manajemen.
Farmasi informatika (PI), juga disebut sebagai pharmacoinformatics,
adalah aplikasi komputer untuk pengambilan, penyimpanan dan analisis
informasi obat. Informatika farmasi bekerja dengan sistem informasi manajemen
farmasi yang membantu apoteker membuat keputusan yang sangat baik tentang
terapi obat pasien sehubungan dengan catatan asuransi kesehatan, interaksi
obat, serta informasi resep dan pasien.
Tugas Informatika Farmasi adalah untuk fokus pada penerapan
teknologi untuk apoteker. Teknologi ini akan membantu dalam mendukung,
merampingkan, meningkatkan alur kerja, dan meningkatkan keselamatan pasien.
Informatika Farmasi dapat dianggap sebagai sub-domain dari disiplin
profesional yang lebih besar dari informatika kesehatan. Beberapa definisi
informatika farmasi mencerminkan hubungan ini untuk informatika kesehatan.
Sebagai contoh, Informasi Kesehatan Manajemen Sistem Masyarakat (HIMSS)
mendefinisikan informatika farmasi sebagai, "bidang ilmiah yang berfokus pada
pengobatan yang berhubungan dengan data dan pengetahuan dalam sistem
kesehatan, termasuk akuisisi, penyimpanan, analisis, penggunaan dan
pengembangan obat serta pengiriman obat yang optimal terkait perawatan
pasien dan hasil kesehatan”.
VI. Fungsi dan Manfaat informatika farmasi
Fungsi informatika farmasi yaitu dapat membantu praktisi farmasi
dalam beberapa cara. Baik desain sistem dan manajemen database dapat
merampingkan proses sehingga personil yang digunakan lebih efisien dan
informasi yang tersedia secara tepat waktu.
Informatika farmasi mempelajari tentang :

1) Interaksi antara manusia, proses kerja dan


2) Rekayasa sistem dalam perawatan kesehatan dengan fokus pada perawatan
farmasi dan Keamanan membaik pasien.
Ada sejumlah manfaat untuk menggunakan informatika farmasi untuk
meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter, tenaga kesehatan lainnya,
serta pasien. Selain mampu meningkatkan kecepatan diagnosis dan memeriksa
interaksi obat mungkin atau alergi sebelum resep diisi, farmasi informatika
memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik dari obat-
obatan yang mereka diberikan dan memungkinkan mereka menjadi aset penting
dalam pengobatan penyakit mereka sendiri. Apoteker juga mungkin dapat
membantu dokter dan orang lain dalam menemukan resep/pengobatan yang tepat
untuk kondisi tertentu, yang dapat mengurangi kebutuhan untuk beberapa
kunjungan ke kantor dokter untuk menerima diagnosa yang tepat dan pengobatan.
Hal ini, dikombinasikan dengan biaya rendah obat generik, dapat sangat
mengurangi biaya sakit bagi pasien.
VII. Kendala-Kendala dalam Pengembangan Teknologi Farmasi di
Indonesia
Diantara kendala-kendala dalam pengembangan teknologi farmasi di Indonesia
adalah sebagai berikut.
1) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kefarmasian di
Indonesia masih dapat dikatakan lamban
2) Dana untuk penelitian alat dan obat baru dan paten memakan biaya yang
sangat banyak
3) Kontribusi kalangan industry farmasi dalam penelitian dan pengembangan
iptek di Indonesia masih kecil
4) Bidang industry farmasi kurang begitu di libatkan dalam pengembangan iptek
di bidang kedokteran.
VIII. Revolusi industri berdasarkan pada perubahan sebelumnya
Revolusi industri (RI) pertama yang dimulai sejak 1784 menggunakan tenaga air
dan uap untuk mekanisasi sistem produksi. RI kedua yang dimulai pada tahun 1870
menggunakan energi listrik untuk melangsungkan produksi massal. Sedangkan RI ketiga
yang dimulai pada tahun 1969 memanfaatkan kekuatan elektronik dan teknologi
informasi untuk mengotomatisasi proses produksi. Sekarang dunia telah memasuki era
baru RI keempat, dengan mendasarkan kinerjanya pada revolusi industri ketiga. Pada
abad ini, RI telah dibentuk oleh penggabungan berbagai teknologi sehingga kita melihat
suatu area baru yang terdiri dari tiga bidang ilmu independen: fisika, digital dan biologi.
RI keempat didasarkan pada RI ketiga, dengan karakteristik variabel yang
berbeda dari revolusi sebelumnya. RI keempat bahkan menjadi topik utama perdebatan
pada Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum, WEF) pada
tanggal 2013 Januari 2016 di Davos, Swiss. Setidaknya ada tiga hal yang membedakan
RI keempat dibanding RI sebelumnya. Ketiga hal tersebut menjadi alasan mengapa
transformasi yang terjadi saat ini bukanlah perpanjangan dari revolusi digital, melainkan
revolusi transformasi baru. Transformasi pertama, inovasi dapat dikembangkan dan
disebarluaskan lebih cepat dari sebelumnya. Kecepatan terobosan baru di era ini secara
eksponensial dan bukan lagi skala linear. Kedua, penurunan biaya produksi marjinal dan
munculnya platform yang dapat menyatukan dan memusatkan di berbagai bidang ilmiah
telah terbukti meningkatkan hasil pekerjaan. Cangkupan perubahan yang dibawa oleh
transformasi ini begitu luas sehingga seluruh seluruh sistem produksi, manajemen, dan
tata kelola telah berubah. Ketiga, revolusi akan berdampak signifikan dalam skala global
dan akan terbentuk di hampir semua Negara di dunia. Pada bidang industry, bahkan akan
berdampak luas pada banyak pihak.
BAB 3
PENUTUP
A) Kesimpulan
Informatika farmasi adalah ilmu yang berfokus pada obat sebagai data dan
ilmu pegetahuan yang menjamin kesinambungan sistem pelayanan kesehatan
termasuk pengembangan, penyimpanan, analisis, penggunaan dan deseminasi
dalam penyaluran obatyang optimal terkait pelayananpasien dan keluaran
kesehatan. Manfaat mempelajari informatika farmasi yaitu :
a meningkatkan komunikasi antara apoteker, dokter, tenaga kesehatan
lainnya, serta pasien
b memungkinkan pasien untuk memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang obat-obatan dan memungkinkan mereka menjadi aset
penting dalam pengobatan penyakit mereka sendiri.
c Apoteker dapat membantu masyarakat/pasien dalam menemukan
resep/pengobatan yang tepat untuk kondisi tertentu. Hal ini,
dikombinasikan dengan biaya rendah obat generik sehingga dapat
mengurangi biaya sakit bagi pasien.
Ilmuan-ilmuan yang berjasa dalam bidang kedokteran dan farmasi
antara lain adalah Ibnu Al-Baitar, Ibnu Sina, dan Al Zahrawi.
Contoh penemuan teknologi farmasi terbaru adalah teknologi
Biodisc dan Qi Bio Disc. Sedangkan diantara kendala-kendala dalam
pengembangan teknologi kedokteran dan farmasi di Indonesia
adalah sebagai berikut.
a) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kedokteran dan kefarmasian di Indonesia masih dapat
dikatakan lamban
b) Dana untuk penelitian alat dan obat baru dan paten memakan
biaya yang sangat banyak
c) Kontribusi kalangan industri farmasi dalam penelitian dan
pengembangan iptek di Indonesia masih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu & Supratmo, A. 2008. Ilmu Alamiah Dasar.Jakarta:Rineka Cipta.

Ariana, L. (2015). Technological catch-up industri farmasi Indonesia.

Blumenthal, M., et. al., (Eds.), The Complete German Commission E Monographs, Therapeutic Guide to
Herbal Medicines, American Botanical Council, Boston, 1998.

Bull, E., L. Rapport and B. Lockwood, Nutraceutical, Pharm.J., 255(7104), p 57-58, 2000

http://faristin-ichsan.blogspot.com/2012/06/teknologi-kedokteran- dan-farmasi.html

http://sanny-sahibu.blogspot.com/2012/05/makalah-informatika- farmasi.html

Luellman, H. K. Mohr, A. Ziegler, D. Bieger, Color Atlas of Pharmacology, Thieme Verlag, Stuttgart-New
York, 2000.

Tjandrawinata, R. R. (2016). Industri 4.0: Revolusi industri abad ini dan pengaruhnya pada
bidang kesehatan dan bioteknologi. Jurnal Medicinus, 29(1), 31-39.

Anda mungkin juga menyukai