Anda di halaman 1dari 3

TUGAS KIMIA FARMASI KUANTITATIF

REVIEW TOPIK 2

OLEH

NAMA : Januarti R. Teju Hinga

NIM : PO.530333218162

TINGKAT : 2 Reguler C

PRODI FARMASI
POLTEKKES KEMENKES KUPANG
TOPIK 2
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DENGAN METODE ALKALIMETRI

Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang
dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar,
yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di
samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam
asetilsalisilat.
Pada saat ini, asam salisilat banyak diaplikasikan dalam pembuatan obat aspirin. Salisilat
umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut dikembangkan secara menetap ke
dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga merupakan hormon tumbuhan.

Struktur Asam salisilat

Asam salisilat telah digunakan sebagai bahan terapi topikal sejak lebih dari 2000 tahun
yang lalu. Dalam bidang dermatologi, asam salisilat telah lama dikenal dengan khasiat utama
sebagai bahan keratoliti. Kandungan asam salisilat yang tinggi dalam sediaan kosmetik ternyata
memiliki dampak bagi kesehatan tubuh mulai dari dampak yang ringan hingga yang berat
oengetahuan dan informasi akan bahaya kandungan asam salisilat yang terkandung dalam
sediaan kosmetik ini tidak sepenuhnya diketahui oleh masyarakat luas. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian kadar asam salisilat dalam sediaan kosmetik khususnya didalam sediaan
bedak.

Pentapan kadar asam salisilat dapat menggunakan metode titrimetri dalam hal ini
alkalimetri, Alkalimetri adalah analisis (volumetri) yang menggunakan alkali (basa) sebagai
larutan standar. Analisis anorganik secara kualitatif yaitu proses atau operasi analisis yang
digunakan untuk mengetahui atau mengidentifikasi penyusun-penyusun dari suatu zat dan
pengembang-pengembang metode-metode pemisahan masing-masing penyusun yang terdpat
dalam suatu campuran.
Dalam titrasi asam-basa, jumlah relatif asam dan basa yang diperlukan untuk mencapai titik
ekivalen ditentukan oleh perbandingan mol asam (H+) dan basa (OH-) yang bereaksi. Asam
didefinisikan sebagai senyawa yang mengandung Hidrogen yang bereaksi dengan basa. Basa
adalah senyawa yang mengandung ion OH- atau menghasilkan OH- ketika bereaksi dengan air.
Basa bereaksi dengan asam untuk menghasilkan garam dan air. (Golberg, 2002)

Dalam titrasi asam-basa perubahan pH sangat kecil hingga hampir tercapai titik ekivalen.
Pada saat tercapai titik ekivalen, penambahan sedikit asam atau basa akan menyebabkan
perubahan pH yang besai ini seringkali dideteksi dengan zat yang dikenal sebagai indikator. Titik
atau kondisi penambahan asam atau basa dimana terjadi perubahan warna indikator dalam
suatu titrasi dikenal sebagai titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi sering disamakan dengan titik
ekivalen, walaupun diantara keduanya masih ada selisih yang relatif kecil. Semua masalah yang
berkaitan dengan titrasi asam basa dapat dipecahkan dengan konsep stoikiometri.

Anda mungkin juga menyukai