Anda di halaman 1dari 4

PENGANTAR ILMU FARMASI

(Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas remedial mata kuliah pengantar ilmu farmasi)

Dosen pengampun: H. Ahmad Azrul Zuniarto, S. Si, M. Farm, Apt

Disusun Oleh:

Rafa fadiyah

NIM 01021153

1D

STF YPIB CIREBON JURUSAN FARMASI


ARTIKEL MENGENAI PERANTARA ILMU FARMASI

PENGERTIAN FARMASI

Farmasi adalah ilmu yang mempelajari segala seluk-beluk mengenai obat. Ilmu farmasi adalah terapan
dari (sedikitnya) tiga bidang ilmu yaitu kedokteran, kimia, dan biologi. Ruang lingkup ilmu farmasi tak hanya
berfokus pada bidang ilmu eksakta, melainkan juga pada bidang ilmu sosial seperti Manajemen
Farmasi dan Farmakoekonomi.

Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun. Sedangkan
pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan
di bidang penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan
distribusi obat.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya
“ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Di
negara Cina, para tabib mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-temurun.

SEJARAH FARMASI.[2]
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya
“ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari keluarganya. Di
negara Cina, para tabib mendapatkan ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu
gambaran “ilmu farmasi” kuno di Cina.
Sedangkan di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah pendeta. Dalam
legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik
campuran obat yang ia buat. Oleh mmasyarakat Yunani, Hygiea disebut sebagai apoteker
(Inggris : apothecary). Sedangkan di Mesir, praktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan,
yaitu : Yang mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.

Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM. Para
pengguna awal Cina dikenal pada materia medica adalah Shennong Bencao Jing (Herb-
Akar Klasik Petani Divine), datang kembali ke abad 1. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan
selama dinasti Han dan dikaitkan dengan mitos Shennong . Literatur sebelumnya termasuk
daftar resep untuk penyakit tertentu, dicontohkan oleh "Resep untuk 52 Penyakit"
manuskrip, ditemukan di makam Mawangdui, disegel di 168 SM. 

Kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang
muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi.
Ilmu farmasi secara perlahan berkembang.

Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab
menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai dibedakan peran antara
seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun 1240 ketika Kaisar Frederick II dari
Roma melakukan pemisahan tersebut. 

Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa masing-


masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan keterampilan
sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan keluarnya maklumat kaisar ini,
maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. 
Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu
Farmasi memakai lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.

Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris,
Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di
Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama
Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi
dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas-fakultas di universitas.

Peran organisasi keprofesian atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi.
Sekarang ini banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun
internasional. 

Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama “The
Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun
kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi
internasionalnya akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation International
Pharmaceutical”.

Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara
menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra
hidrogen ke adlam sari pati kulit kayu willow. 

Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya
perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R &
D) pasca Perang Dunia I. 

Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara
massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.

Sejak saat itulah, dunia farmasi terus berkembang dengan didukung oleh berbagai
penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat
ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh kita sebut,
memang Amerika Serikat dan Jerman (karena di sanalah industri obat pertama berdiri).

Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada
tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah
mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun
bermunculan, tercatat ada Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia
pendidikan sendiri, sekolah tinggi atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.

PERANAN FARMASI

Adapun peran-peran yang dijalankan oleh farmasis di masyarakat yaitu memberikan


pelayanan kefarmasian kepada pasien,beriinteraksi secara langsung atau patient care.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita ketahui bersama bahwa farmasis diluar negeri bisa
dikatan lebih maju dibandingkan farmasi di Inonesia.
PENGERTIAN APOTEKER
Apoteker merupakan salah satu bagian dari tim pelayanan kesehatan profesional yang
bekerja di suatu farmasi, baik farmasi rumah sakit atau industri farmasi. Tugas utama
apoteker adalah memastikan keamanan penggunaan obat sebelum diberikan kepada
pasien.
TUGAS UTAMA APOTEKER
Selain menyeleksi dan memastikan keamanan obat, ada beberapa tugas lain yang
harus dikuasai oleh seorang apoteker, di antaranya:

 Memberikan obat kepada pasien sesuai dengan resep dokter


 Memastikan tidak terjadi interaksi obat
 Meracik obat
 Berkolaborasi dengan profesional kesehatan lainnya untuk merencanakan dan
mengevaluasi efektivitas suatu obat terhadap pasien
 Memastikan apotek mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah
tentang penjualan obat-obatan
 Menawarkan saran klinik dan obat-obatan yang dijual bebas untuk beberapa
penyakit ringan, seperti batuk, pilek, dan sakit tenggorokan
 Memastikan pasien mendapatkan bantuan kesehatan yang tepat

Meski bertugas memberikan obat, apoteker tidak boleh sembarangan meresepkan


obat kepada pasien, terutama obat keras. Hal ini merupakan tindakan malpraktik
dan sangat berisiko karena dapat membahayakan pasien.
Hal ini diperkuat dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
02396/A/SK/VIII/1986 pasal 2 yang menyebutkan bahwa obat keras hanya dapat
diberikan dengan resep dokter. Di pasal 3 juga menerangkan bahwa kemasan obat
keras harus dicantumkan tanda khusus berupa huruf K dengan bulatan merah.
Jadi, sekalipun apoteker memiliki banyak perbekalan pengetahuan mengenai obat
dan penyakit, bukan berarti mereka dapat dengan mudah memberikan obat keras
kepada pasien tanpa resep dokter.

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Membeli Obat


Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat ingin membeli obat
di apoteker:

 Pastikan apoteker di apotek tempat Anda membeli obat memiliki informasi atau
pemahaman yang sama dengan dokter mengenai obat yang diberikan dan reaksi
yang mungkin muncul setelah mengonsumsi obat tersebut.
 Mintalah sendok takar jika obat yang Anda konsumsi adalah obat cair, karena
sendok makan di rumah tidak bisa memberikan volume yang tepat sesuai dengan
resep dokter.
 Guna menjaga obat dari jangkauan anak, khususnya untuk kemasan botol, pastikan
obat yang Anda beli disertai dengan pengaman untuk anak-anak, atau dengan
pembuka yang cukup sulit untuk dibuka oleh anak-anak.
 Agar obat dapat tersimpan dengan aman dan tidak rusak, mintalah saran kepada
apoteker tentang cara menyimpan obat tersebut. Misalnya, apakah harus disimpan di
dalam kulkas atau di tempat yang kering.

Selain beberapa hal di atas, apoteker juga akan memastikan bahwa obat dan
petunjuk penggunaan obat sudah sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter
saat konsultasi.
Apoteker memiliki peran penting dalam sebuah rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai