Anda di halaman 1dari 10

HERBALISME;

FONDASI PEMANFAATAN TUMBUHAN SEBAGAI


OBAT

=Herbal medicine (or "herbalism") is


the study and use of medicinal
properties of plants
METABOLIT SEKUNDER
• Metabolit sekunder: senyawa kimia yang disintesis tumbuhan, namun
tidak berhubungan langsung dengan pertumbuhan, perkembangan atau
reproduksi. Ketiadaan metabolit sekunder tidak akan menyebabkan
kematian (bedakan dengan metabolit primer/metabolit sentral)
• Macamnya: alkaloid, glikosida, terpenoid, fenol alam, phenazin, bifenil,
dll.
• fungsinya:
a. Pertahanan terhadap serangga, fungi, herbivora
b. membantumetabolisme tubuh
• Pada tahun 2001, peneliti berhasil mengidentifikasi 122 senyawa penting
yang digunakan dalam pengobatan modern berasal dari pengetahuan
tradisional “ethnomedical“. 80% akhirnya memiliki pemanfaatan modern
yang identik dengan pemanfaatan tradisionalnya.
• Secara tradisional bahan obat-obatan herbal
kebanyakan merupakan bumbu masak.
• Di daerah tropis, penggunaan bumbu masak
memang terbukti menurunkan populasi
mikroba penyebab sakit (food-borne
pathogens).
• Aktivitas antimikrobial dalam bumbu
membuatnya lazim dimanfaatkan pada
masakan daging, di negara tropis.
BANGSA SUMERIA (5000 SM)
• Telah memanfaatkan lebih dari seratus jenis
tumbuhan termasuk Myrrh (Commiphora
myrrha) dan Opium (Papaver somniverum).
MESIR KUNO 1500 SM
• Telah menuliskan resep-resep
pengobatan di berbagai papyrus,
termasuk yang paling terkenal :Ebbers
Papyrus, berisi lebih dari 850 jenis
tumbuhan obat, termasuk garlic (Allium
sativum), juniper (Juniperus communis),
cannabis (Cannabis sativa), castor bean
(Riccinus communis), aloe (Aloe vera),
and mandrake (Mandragora officinarum)
INDIA (1900 SM)
• Di India, pengobatan Ayurveda telah mengenal
pemanfaatan kunyit . Berbagai kitab seperti Rig
Veda telah memuat berbagai jenis kombinasi
tumbuhan untuk macam-macam pengobatan.
• Para ahli herbalist seperti Charaka dan Sushruta
pada tahun 1000 M mendeskripsikan
pemanfaatan 700 tumbuhan obat, 64 resep
menggunakan mineral dan 57 resep
menggunakan hewan.
CINA
• Kaisar Shen Nung (Dinasti Han) adalah orang
yang dianggap sebagai penulis kitab herbal
Cina: Pen Tsao.
• Pen Tsao mendaftarkan 365 jenis tumbuhan
termasuk Ephedra sinica, semak yang
menghasilkan ephedrine pada sistem
pengobatan modern, ganja, dan chaulmogra
(Hydnocarpus wightiana) salah satu
pengobatan modern efektif terhadap lepra.
YUNANI
• Salah satu ahli herbalisme pertama yang dikenal adalah Diocles of Carystus, abad
3 SM, dan Krateuas pada abad 1 BC. Para peneliti memahami adanya overlap
yang sangat besar antara ilmu pengetahuan Yunani dengan ilmu Mesir kuno.
• Pola perkembangan ilmu farmasi barat selanjutnya ditentukan oleh tulisan dua
orang peneliti Yunani, yaitu Hippocrates (dalam buku De herbis et curis) dan
terutama Galen (buku Therapeutics),
• Antara tahun 50 and 68 M., seorang dokter yunani, Pedanius Dioscorides
menulis De Materia Medica, sebuah kumpulan berisi lebih dari 600 jenis
tumbuhan, 35 jenis hewan, dan 90 mineral
• Hingga abad 17,De Materia Medica tetap merupakan pijakan paling penting bagi
para peneliti farmasi.
• Sebuah karya yang penting baik bagi botanis maupun farmasis adalah hasil karya
Theophrastus' Historia Plantarum, ditulis pada abad 4 SM, merupakan karya
pertama yang sistematis terhadap dunia tumbuh-tumbuhan.
ISLAM
• Di dunia Persia dan Arab abad 9 M mulai bermunculan sekolah kedokteran dikenal
sebagai Bimaristan yang secara umum jauh lebih modern dari sekolah-sekolah yang
ditemui di barat. Kebudayaan Islam mengkonservasi kebudayaan yunani dan romawi,
dan menterjemahkan puluhan ribu kitab yunani & romawi ke dalam bahasa Arab.
Sebagai bangsa pedagang, Arab memiliki akses terhadap pengetahuan Cina dan india.
Dokter-dokter dan botanis muslim secara signifikan memperluas pengetahuan yang
tercantum dalam De Materia Medica.
• Al Dinawari mendeskripsikan 637 tumbuhan pada abad 6 M
• Ibn al-Baitar mendeskripsikan lebih dari 1,400 tumbuhan, makanan dan obat-obatan,
dengan lebih dari 300 jenis adalah tumbuhan yang dideskripsikannya sendiri.
• Pada abad ke 13 Para peneliti Andalusia, Abu al-Abbas al-Nabati, guru Ibn al Baitar, telah
memperkenalkan meodologi ilmiah dan eksperimen ke dalam ilmu kedokteran.
Memperkenalkan teknik empiris dalam pengujian, deskripsi dan identifikasi berbagai
material obat. Dia telah memisahkan apa-apa yang merupakan mitos (belum teruji)
dengan apa-apa yang fakta (sudah teruji). Ini merupakan dasar paling penting
perkembangan ilmu farmakologi.
ANDALUSIA
• Abu al-Qasim al-Zahrawi = Abulcasis (936-1013) dari Cordoba menulis The Book of
Simples, sebuah karya farmasi yang sangat penting bagi masyarakat Eropa
• Ibn al-Baitar (1197–1248) dari Malaga menulis the Corpus of Simples, kitab herbais
Arab paling lengkap berisikan 200 herba obat baru, termasuk asam jawa, Aconitum
(Ranunculaceae),dan nux vomica (Strychnos nux-vomica).
• The Canon of Medicine yang ditulis Avicenna (1025 M) lmendaftarkan lebih dari 800
jenis obat-obatan teruji klinis, berasal dari tumbuhan dan mineral. Buku ke-duanya
berisikan diskusi yang penting tentang kandungan berbagai jenis herba, seperti pala,
senna (Senna alexandria) cendana, rhubarb, myrrh, kayu manis, dan air mawar.
• The Canon of Medicine tetap merupakan buku teks paling otoritatif bagi mahasiswa
kedokteran barat dan Arab hingga abad ke-19 M.
• Buku-buku farmakopeia lain termasuk karya Abu-Rayhan Biruni pada abad ke 11 M,
Ibn Zuhr (Avenzoar) pada abad ke 12 (dicetak 1491).
• Secara khusus Cannon of Medicine memperkenalkan mekanisme uji-uji klinis, uji-uji
acak maupun terkontrol, dan uji-uji efikasi obat.

Anda mungkin juga menyukai