Anda di halaman 1dari 32

FARMASETIKA I

Semester Ganjil 2020/2021


2 SKS
Farmasetika I
Capaian Pembelajaran

 Mampu memahami sejarah perkembangan farmasi dan


ketentuan umum Farmakope Indonesia
 Memahami pengertian resep, penulisan dan penggunaan

Bahasa Latin dalam resep


 Mengenal dan memahami berbagai bentuk sediaan

farmasi sebagai dasar penyiapan dan penyerahan obat


atas resep dokter.
 Memahami prinsip dasar teknologi dan preparasi

sederhana sediaan padat, cair dan semi padat


Farmasetika I
Pokok Bahasan
 Sejarah perkembangan farmasi
 Ketentuan Umum Farmakope Indonesia
 Pengenalan Bahasa Latin
 Resep; pengertian resep, penulisan, penggunaan Bahasa

Latin dalam resep


 Pengenalan macam-macam bentuk sediaan farmasi

 Prinsip dan teknik dasar pembuatan sediaan farmasi


 Peralatan dan perlengkapan dalam pembuatan

sediaan farmasi
 Wadah dan etiket
FARMASETIKA I
SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI
Sejarah Perkembangan Farmasi

• Farmasi berasal dari Bahasa Yunani: pharmacon yang


artinya medika/obat.
• Istilah pharmacon pertama kali dikenal sebagai guna-
guna yang bermakna suatu obat untuk maksud baik
maupun maksud jahat/buruk bagi kehidupan.
• Ilmu farmasi telah ada semenjak timbulnya penyakit .
• Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul
peradaban dan mulai terjadinya penyebaran penyakit
yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk
melakukan berbagai upaya pencegahan terhadap
penyakit.
Falsafah Obat dan Pengobatan
• Semenjak dunia         
berkembang dengan penghuni manusia dan
makhluk hidup lainnya, mungkin sudah ada penyakit  dan
usaha untuk mengobati. Keadaan sehat dan sakit berlaku bagi
dunia insani, hewani, maupun di dunia tumbuhan.
• Manusia dengan peradaban yang lebih tinggi secara turun-
temurun telah mengetahui banyak tentang obat-obat alamiah
serta penggunaannya untuk mengobati penyakit. Ini taraf
mula dari pengenalan pengetahuan “obat tradisional “.
• Berangsur-angsur pengetahuan itu berkembang menjadi obat
moderen yang dikenal sekarang, setelah melalui proses yang
panjang.        
Obat Asal Alam Nabati
• Penggunaan obat asal alam nabati dapat berupa
tumbuhan secara keseluruhan (herbal), hanya akar
(radix, rhizoma), kulit (cortek), daun (folia), biji
(semen) dsb. Melalui penelitian zat berkhasiat yang
terdapat di dalamnya berangsur diketahui misalnya:
Alkaloid dari:
• Papaver somniferum (morphine, codeine,
papaverine)
• Atropa belladona (atropine, scopolamine,
hyoscyamine)
• Ephedra vulgaris (ephedrin)
• Rauwolfia serpentina (reserpine), dll
Glikosida dari:
• Digitalis lanata dan Digitalis purpurea (digoxine, digitoxine)
• Strophantus sp. (strophantie), dll
Minyak atsiri dari:
• Folia Menthae (oleum menthae pip.)
• Fructus Anisi (oleum anisi)
• Petala Rosae (oleum santali), dll
Minyak/ lemak dari:
• Ricinus communis (oleum ricini)
• Thebroma cacao (oleum cacao)
• Cocos nucifera (oleum cocos)
• Sesamum indicum (oleum sesami), dll
Zat-zat seperti resin, gom, tannine dsb
Obat Asal Alam Hewani
• Penggunaan obat asal alam hewani secara empiris
berdasarkan pengalaman  menggunakan bagian dari
hewan, misalnya hati sapi, hati ayam untuk “kurang
darah” dsb, yang digunakan sebagai subsitusi bila
organ yang bersangkutan  tidak atau kurang
berfungsi.
• Beberapa contoh dapat disebut preparat organ dan
hormon:
Glandula suprarenalis (adrenaline)
Glandula thyroide (thyroid)
Pancreas (thrypsine, insuline)
Testis (hormon)
Obat Asal Alam berupa Mineral dan
Garam-Garam
• Bahan mineral dan Garam secara empiris sudah ratusan
tahun dimanfaatkan sebagai obat. Contoh:
Fe (atau berupa garamnya) yang terkandung dalam
tanah tertentu.
Sulfur yang dikeluarkan bersama air dari tanah (mata
air)
Berbagai garam yang didapat dalam air yang
dikeluarkan oleh mata air di berbagai tempat di
dunia, seperti Spa di Belgia, emas di Kalsbad, Jerman,
dll
Selanjutnya
• Perkembangaan selanjutnya ialah preparat-preparat
(ekstraksi) dari bahan alami terutama tumbuhan yang dapat
disimpan dalam waktu lebih lama.
• Zat berkhasiat dari bahan alami dapat diketahui, kemudian zat
diisolasi dan dimurnikan dengan langkah pasti sehingga dapat
ditentukan rumus kimianya.
• Zat berkhasiat dapat pula dibuat oleh industri atau
pabrik obat secara sintetis kimia, yang lebih menguntungkan 
daripada mengambil zat berkhasiat dari asalnya.
Selanjutnya
• Perkembangan  berikutnya usaha membuat derivat daru
bahan obat yang sudah diketahui  rumus kimianya, dengan
tujuan meningkatkan efektifitas atau mengurangi  efek
samping obat yang tidak diinginkan (semisintetis dan sintetis)
• Obat yang sekarang dipakai ada yang merupakan obat
sintetik murni yang dibuat oleh pabrik kimia sesuai dengan
asalnya, ada pula yang berupa derivat obat yang sudah ada
sebagai pengembangan untuk memperbaiki sifatnya.
Ilmuwan-ilmuwan yang berjasa dalam
bidang farmasi dan kedokteran
• Hippocrates (460 – 370 SM), memperkenalkan dunia farmasi dan
kedokteran secara ilmiah. Disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran
• Dioscorides (abad ke-1), dokter ahli botani, orang pertama yang
menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan,
karyanya “De Materia Medika”.
• Galen (130 – 200 M) memperkenalkan obat-obatan yang berasal
dari alam, formula dan sediaan farmasi yang disebut Farmasi
Galenik.
• Philipus Aureolus Theopharastus Bombastus van Hoheaheim (1493
– 1541 M) yang disebut Paracelsus, dokter ahli kimia,
mempengaruhi perubahan farmasi, menyiapkan bahan obat spesifik
dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.

• Farmasi terpisah dari kedokteran tahun 1240


Perkembangan farmasi masa kini
• Setiap negara memiliki buku farmakope sebagai buku
panduan bagi farmasis/apoteker, yang memuat
persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara
pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang
berhubungan dengan obat-obatan;
• Farmakope merupakan buku resmi (ditetapkan
secara hukum) oleh masing-masing negara
• Selain farmakope masing-masing negara juga
menetapkan formularium (National Formulary) yang
memuat standardisasi obat dan persyaratan,
identitas, kadar, kemurnian, metode analisis dan
resep standar sediaan farmasi
Farmakope
• Farmakope Indonesia (FI) milik negara Indonesia
• Formularium Nasional
• United State Pharmacopoeia (USP) milik Amerika Serikat
• British Pharmacopoeia (BP) milik Inggris
• Nedherlands Pharmacopoeia milik Belanda
• Farmakope Internasional (International Pharmacopeia/IP)
milik WHO
• European Pharmacopoeia (EP)
• Chinese Pharmacopoeia (CP)
• Japan Pharmacopoeia (JP)
• Korean Pharmacopeia, dll
• USP-NF
Perkembangan farmasi di Indonesia
• Sebelum mempunyai farmakope, yang berlaku
adalah Farmakope Belanda, baru pada tahun
1962 pemerintah RI menerbitkan Farmakope
Indonesia edisi I.
• Farmakope Indonesia edisi II, tahun 1972
• Farmakope Indonesia edisi III, tahun 1979
• Farmakope Indonesia edisi IV, tahun 1995
• Farmakope Indonesia edisi V, tahun 2014
Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan RI (Depkes RI)
• Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit 20 Mei 1962
• Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit 20 Mei 1965
• Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966
• Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972 dan 12
November 1972
• Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 Agustus 1974
• Formularium Nasional terbit 12 November 1978
• Farmakope Indonesia edisi III terbit 9 Oktober 1979
• Farmakope Indonesia edisi IV terbit 5 Desember 1995
• Farmakope Indonesia edisi V terbit 2014
• Farmakope Herbal Indonesia edisi I 2008
Perbedaan Farmasi dulu dan sekarang :

Dulu: ilmu yang mempelajari penyediaan,


peracikan dan penyerahan obat untuk terapi.

Sekarang: suatu sistem yang memberikan


pelayanan kesehatan dengan perhatian khusus pada
pengetahuan tentang obat dan efek pada makhluk
hidup.

Catatan: Farmasi bukan ilmu murni tetapi ilmu


terapan
PERKEMBANGAN ILMU FARMASI DAN
RUANG LINGKUPNYA
Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur,
meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi,
menganalisis serta menstandarkan obat & pengobatan juga sifat-sifat
obat beserta pendistribusian & penggunaannya secara aman.
Ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi
bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat.
Penyediaan obat di sini meliputi :
Pengumpulan
Pengenalan
Pengawetan
Pembakuan
pembuatan
FARMASI

Profesi farmasi merupakan profesi yang berhubungan


dengan seni dan ilmu dalam penyediaan bahan sumber alam
dan bahan sintetis yang cocok dan menyenangkan untuk
didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan
pencegahan suatu penyakit.
Farmasi meliputi pengetahuan tentang identifikasi,
kombinasi, analisis, dan standarisasi obat dan pengobatan,
termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya yang aman
dan nyaman dalam penggunaannya, baik penyerahan obat
atas dasar resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan
maupun pada penjualan bebas.
FARMASI
Ilmu farmasi adalah ilmu dasar yang dimiliki oleh seorang
apoteker/farmasis
Ilmu farmasi tidak dapat berdiri sendiri, berkaitan dengan
ilmu lain seperti fisika, kimia dan biologi
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,maka ilmu
farmasi pun mengalami perkembangan hingga terpecah
menjadi bidang ilmu yang lebih khusus, tetapi saling
berkaitan,misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika, dan
kimia farmasi.
FARMASI

Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian


tanaman/hewan yang dapat diunakan sebagai obat alami
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi obat
dalam tubuh
Galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan
(preparat) bahan alam dengan cara sederhana
Kimia farmasi yang meliputi kimia analisis adalah ilmu yang
mempelajari tentang analisis kuantitatif dan kualitatif
senyawa-senyawa kimia, baik dari golongan organik (alifatik,
aromatik, alisiklik, heterosiklik) maupun anorganik yang
berhubungan dengan khasiat dan penggunaannya sebagai
obat.
FARMASI

Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara


penyediaan obat; meliputi pengumpulan, pengenalan,
pengawetan & pembakuan bahan obat-obatan; seni peracikan
obat; serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu
hingga siap digunakan sebagai obat; serta perkembangan obat
yg meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk
sediaan yang dapat digunakan & diberikan kepada pasien.

Teknologi farmasi merupakan ilmu yang membahas teknik &


prosedur pembuatan sediaan farmasi dalam skala industri
farmasi, termasuk prinsip kerja serta perawatan &
pemeliharaan alat-alat produksi & penunjangnya serta
ketentuan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)
PERKEMBANGAN BIDANG ILMU
DALAM FARMASI
Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah;
khasiat obat di segala segi termasuk sumber/asal-
usulnya, sifat kimia, sifat fisika, kegiatan
fisiologis/efeknya terhadap fungsi biokimia dan faal,
cara kerja, absorpsi, nasib (distribusi,
biotransformasi), ekskresinya dalam tubuh, serta efek
toksiknya; dan penggunaannya dalam pengobatan.
Perkembangan
selanjutnya

Cabang-cabang farmakologi, yaitu:


(a) Farmakodinamik, mempelajari pengaruh obat terhadap sel
hidup atau terhadap organisme hidup, terutama reaksi
fisiologis yang ditimbulkannya.
(b) Farmakokinetik, mempelajari pengaruh tubuh terhadap
obat.
(c) Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari tentang
penggunaan obat dalam pengobatan penyakit.
(d) Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang zat-zat
racun dengan khasiatnya serta cara-cara untuk mengenal/
mengidentifikasi dan melawan efeknya.
Perkembangan
selanjutnya

Administrasi farmasi, manajemen farmasi, dan pemasaran


adalah ilmu yang mempelajari tentang administrasi,
manajemen, dan pemasaran yang berhubungan dengan
kewirausahaan farmasi beserta aspek-aspek
kewirausahaannya.
Semua bidang ilmu farmasi dan cabang-cabangnya
menjadi dasar pengembangan kurikulum pendidikan
tinggi farmasi
PERAN APOTEKER DALAM BIDANG KEFARMASIAN

Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan


bermutu
Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan
yang beredar di masyarakat.
Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan
dan pengembangan obat-obatan.
Apoteker

Industri Industri BPOM, Industri Industri Industri


Obat Obat Dinas Makanan Kosmetika alat
Modern Tradisional Kesehatan Minuman kesehatan

Rumah sakit, Pedagang


Apotek, Klinik Besar
Farmasi
TAHAPAN PENEMUAN DAN
PENGEMBANGAN OBAT MASA KINI
Food and Drug Administration (FDA) , Amerika menjadi badan
pengawas obat dan makanan rujukan di hampir seluruh
negara di dunia.
FDA menetapkan panduan 5 Proses Perkembangan Obat
Baru Hingga Dipasarkan yang menjadi wajib diketahui bagi
para ahli farmasi di Indonesia.
1. Penemuan dan perkembangan obat baru
2. Pengujian pra-klinik
3. Pengujian klinik
4. Persetujuan FDA
5. Montoring keamanan obat di pasaran
TAHAPAN PENEMUAN DAN
PENGEMBANGAN OBAT MASA KINI
TAHAP PENEMUAN DAN PERKEMBANGAN OBAT BARU
 Pada proses ini, ribuan senyawa mungkin menjadi kandidat potensial
untuk dikembangkan sebagai pengobatan medis. Setelah pengujian
awal, namun, hanya sejumlah kecil senyawa terlihat menjanjikan dan
dapat digunakan untuk studi lebih lanjut.
 Cara obat diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan diekskresikan
 Manfaat potensi dan mekanisme aksi
 Dosis terbaik
 Cara terbaik rute pemberian obat (seperti melalui mulut atau injeksi)
 Efek samping (sering disebut sebagai toksisitas)
 Bagaimana hal itu mempengaruhi kelompok orang yang berbeda
(seperti jenis kelamin, ras, atau etnis)
 Bagaimana berinteraksi dengan obat lain dan selama perawatan
 Efektivitas suatu obat dibandingkan dengan obat yang sama
TAHAPAN PENEMUAN DAN
PENGEMBANGAN OBAT MASA KINI

TAHAP PENGUJIAN PRA-KLINIK


Sebelum pengujian obat kepada manusia, peneliti
harus mencari tahu apakah obat memiliki potensi
untuk menyebabkan kerusakan serius,yang disebut
toksisitas.
In Vitro : pengujian dalam peralatan laboratorium
seperti gelas/plastik yang menyerupai kondisi in vivo
In Vivo : pengujian dalam makhluk hidup
TAHAPAN PENEMUAN DAN
PENGEMBANGAN OBAT MASA KINI
TAHAP PENGUJIAN KLINIK
“Penelitian klinis” mengacu pada penelitian atau uji coba yang
dilakukan pada manusia/pasien.
Fase I: 20-100 relawan sehat (sedikit, sehat).
Tujuan: Keselamatan dan dosis
Fase II: beberapa ratus relawan dengan penyakit/kondisi tertentu
(sedikit, sakit).
Tujuan: Khasiat dan efek samping
Fase III: 300-3.000 relawan dengan penyakit/kondisi tertentu
Tujuan: Khasiat dan keamanan, monitoring efek samping
Fase IV (post marketing): beberapa ribu relawan dengan
penyakit/kondisi tertentu
Tujuan: Keamanan dan kemanjuran

Anda mungkin juga menyukai