ketentuan umum Farmakope Indonesia Memahami pengertian resep, penulisan dan penggunaan
Bahasa Latin dalam resep
Mengenal dan memahami berbagai bentuk sediaan
farmasi sebagai dasar penyiapan dan penyerahan obat
atas resep dokter. Memahami prinsip dasar teknologi dan preparasi
sederhana sediaan padat, cair dan semi padat
Farmasetika I Pokok Bahasan Sejarah perkembangan farmasi Ketentuan Umum Farmakope Indonesia Pengenalan Bahasa Latin Resep; pengertian resep, penulisan, penggunaan Bahasa
Latin dalam resep
Pengenalan macam-macam bentuk sediaan farmasi
Prinsip dan teknik dasar pembuatan sediaan farmasi
Peralatan dan perlengkapan dalam pembuatan
sediaan farmasi Wadah dan etiket FARMASETIKA I SEJARAH PERKEMBANGAN FARMASI Sejarah Perkembangan Farmasi
• Farmasi berasal dari Bahasa Yunani: pharmacon yang
artinya medika/obat. • Istilah pharmacon pertama kali dikenal sebagai guna- guna yang bermakna suatu obat untuk maksud baik maupun maksud jahat/buruk bagi kehidupan. • Ilmu farmasi telah ada semenjak timbulnya penyakit . • Dengan adanya manusia di dunia ini mulai timbul peradaban dan mulai terjadinya penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan berbagai upaya pencegahan terhadap penyakit. Falsafah Obat dan Pengobatan • Semenjak dunia berkembang dengan penghuni manusia dan makhluk hidup lainnya, mungkin sudah ada penyakit dan usaha untuk mengobati. Keadaan sehat dan sakit berlaku bagi dunia insani, hewani, maupun di dunia tumbuhan. • Manusia dengan peradaban yang lebih tinggi secara turun- temurun telah mengetahui banyak tentang obat-obat alamiah serta penggunaannya untuk mengobati penyakit. Ini taraf mula dari pengenalan pengetahuan “obat tradisional “. • Berangsur-angsur pengetahuan itu berkembang menjadi obat moderen yang dikenal sekarang, setelah melalui proses yang panjang. Obat Asal Alam Nabati • Penggunaan obat asal alam nabati dapat berupa tumbuhan secara keseluruhan (herbal), hanya akar (radix, rhizoma), kulit (cortek), daun (folia), biji (semen) dsb. Melalui penelitian zat berkhasiat yang terdapat di dalamnya berangsur diketahui misalnya: Alkaloid dari: • Papaver somniferum (morphine, codeine, papaverine) • Atropa belladona (atropine, scopolamine, hyoscyamine) • Ephedra vulgaris (ephedrin) • Rauwolfia serpentina (reserpine), dll Glikosida dari: • Digitalis lanata dan Digitalis purpurea (digoxine, digitoxine) • Strophantus sp. (strophantie), dll Minyak atsiri dari: • Folia Menthae (oleum menthae pip.) • Fructus Anisi (oleum anisi) • Petala Rosae (oleum santali), dll Minyak/ lemak dari: • Ricinus communis (oleum ricini) • Thebroma cacao (oleum cacao) • Cocos nucifera (oleum cocos) • Sesamum indicum (oleum sesami), dll Zat-zat seperti resin, gom, tannine dsb Obat Asal Alam Hewani • Penggunaan obat asal alam hewani secara empiris berdasarkan pengalaman menggunakan bagian dari hewan, misalnya hati sapi, hati ayam untuk “kurang darah” dsb, yang digunakan sebagai subsitusi bila organ yang bersangkutan tidak atau kurang berfungsi. • Beberapa contoh dapat disebut preparat organ dan hormon: Glandula suprarenalis (adrenaline) Glandula thyroide (thyroid) Pancreas (thrypsine, insuline) Testis (hormon) Obat Asal Alam berupa Mineral dan Garam-Garam • Bahan mineral dan Garam secara empiris sudah ratusan tahun dimanfaatkan sebagai obat. Contoh: Fe (atau berupa garamnya) yang terkandung dalam tanah tertentu. Sulfur yang dikeluarkan bersama air dari tanah (mata air) Berbagai garam yang didapat dalam air yang dikeluarkan oleh mata air di berbagai tempat di dunia, seperti Spa di Belgia, emas di Kalsbad, Jerman, dll Selanjutnya • Perkembangaan selanjutnya ialah preparat-preparat (ekstraksi) dari bahan alami terutama tumbuhan yang dapat disimpan dalam waktu lebih lama. • Zat berkhasiat dari bahan alami dapat diketahui, kemudian zat diisolasi dan dimurnikan dengan langkah pasti sehingga dapat ditentukan rumus kimianya. • Zat berkhasiat dapat pula dibuat oleh industri atau pabrik obat secara sintetis kimia, yang lebih menguntungkan daripada mengambil zat berkhasiat dari asalnya. Selanjutnya • Perkembangan berikutnya usaha membuat derivat daru bahan obat yang sudah diketahui rumus kimianya, dengan tujuan meningkatkan efektifitas atau mengurangi efek samping obat yang tidak diinginkan (semisintetis dan sintetis) • Obat yang sekarang dipakai ada yang merupakan obat sintetik murni yang dibuat oleh pabrik kimia sesuai dengan asalnya, ada pula yang berupa derivat obat yang sudah ada sebagai pengembangan untuk memperbaiki sifatnya. Ilmuwan-ilmuwan yang berjasa dalam bidang farmasi dan kedokteran • Hippocrates (460 – 370 SM), memperkenalkan dunia farmasi dan kedokteran secara ilmiah. Disebut sebagai Bapak Ilmu Kedokteran • Dioscorides (abad ke-1), dokter ahli botani, orang pertama yang menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan, karyanya “De Materia Medika”. • Galen (130 – 200 M) memperkenalkan obat-obatan yang berasal dari alam, formula dan sediaan farmasi yang disebut Farmasi Galenik. • Philipus Aureolus Theopharastus Bombastus van Hoheaheim (1493 – 1541 M) yang disebut Paracelsus, dokter ahli kimia, mempengaruhi perubahan farmasi, menyiapkan bahan obat spesifik dan memperkenalkan zat kimia sebagai obat internal.
• Farmasi terpisah dari kedokteran tahun 1240
Perkembangan farmasi masa kini • Setiap negara memiliki buku farmakope sebagai buku panduan bagi farmasis/apoteker, yang memuat persyaratan kemurnian, sifat kimia dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan lain yang berhubungan dengan obat-obatan; • Farmakope merupakan buku resmi (ditetapkan secara hukum) oleh masing-masing negara • Selain farmakope masing-masing negara juga menetapkan formularium (National Formulary) yang memuat standardisasi obat dan persyaratan, identitas, kadar, kemurnian, metode analisis dan resep standar sediaan farmasi Farmakope • Farmakope Indonesia (FI) milik negara Indonesia • Formularium Nasional • United State Pharmacopoeia (USP) milik Amerika Serikat • British Pharmacopoeia (BP) milik Inggris • Nedherlands Pharmacopoeia milik Belanda • Farmakope Internasional (International Pharmacopeia/IP) milik WHO • European Pharmacopoeia (EP) • Chinese Pharmacopoeia (CP) • Japan Pharmacopoeia (JP) • Korean Pharmacopeia, dll • USP-NF Perkembangan farmasi di Indonesia • Sebelum mempunyai farmakope, yang berlaku adalah Farmakope Belanda, baru pada tahun 1962 pemerintah RI menerbitkan Farmakope Indonesia edisi I. • Farmakope Indonesia edisi II, tahun 1972 • Farmakope Indonesia edisi III, tahun 1979 • Farmakope Indonesia edisi IV, tahun 1995 • Farmakope Indonesia edisi V, tahun 2014 Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI (Depkes RI) • Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit 20 Mei 1962 • Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit 20 Mei 1965 • Formularium Indonesia (FOI) terbit 20 Mei 1966 • Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972 dan 12 November 1972 • Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 Agustus 1974 • Formularium Nasional terbit 12 November 1978 • Farmakope Indonesia edisi III terbit 9 Oktober 1979 • Farmakope Indonesia edisi IV terbit 5 Desember 1995 • Farmakope Indonesia edisi V terbit 2014 • Farmakope Herbal Indonesia edisi I 2008 Perbedaan Farmasi dulu dan sekarang :
Dulu: ilmu yang mempelajari penyediaan,
peracikan dan penyerahan obat untuk terapi.
Sekarang: suatu sistem yang memberikan
pelayanan kesehatan dengan perhatian khusus pada pengetahuan tentang obat dan efek pada makhluk hidup.
Catatan: Farmasi bukan ilmu murni tetapi ilmu
terapan PERKEMBANGAN ILMU FARMASI DAN RUANG LINGKUPNYA Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik, memformulasi, mengidentifikasi, mengkombinasi, menganalisis serta menstandarkan obat & pengobatan juga sifat-sifat obat beserta pendistribusian & penggunaannya secara aman. Ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat. Penyediaan obat di sini meliputi : Pengumpulan Pengenalan Pengawetan Pembakuan pembuatan FARMASI
Profesi farmasi merupakan profesi yang berhubungan
dengan seni dan ilmu dalam penyediaan bahan sumber alam dan bahan sintetis yang cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit. Farmasi meliputi pengetahuan tentang identifikasi, kombinasi, analisis, dan standarisasi obat dan pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya yang aman dan nyaman dalam penggunaannya, baik penyerahan obat atas dasar resep dokter, dokter gigi, dan dokter hewan maupun pada penjualan bebas. FARMASI Ilmu farmasi adalah ilmu dasar yang dimiliki oleh seorang apoteker/farmasis Ilmu farmasi tidak dapat berdiri sendiri, berkaitan dengan ilmu lain seperti fisika, kimia dan biologi Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,maka ilmu farmasi pun mengalami perkembangan hingga terpecah menjadi bidang ilmu yang lebih khusus, tetapi saling berkaitan,misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika, dan kimia farmasi. FARMASI
Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari tentang bagian
tanaman/hewan yang dapat diunakan sebagai obat alami Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi obat dalam tubuh Galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang sediaan (preparat) bahan alam dengan cara sederhana Kimia farmasi yang meliputi kimia analisis adalah ilmu yang mempelajari tentang analisis kuantitatif dan kualitatif senyawa-senyawa kimia, baik dari golongan organik (alifatik, aromatik, alisiklik, heterosiklik) maupun anorganik yang berhubungan dengan khasiat dan penggunaannya sebagai obat. FARMASI
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara
penyediaan obat; meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan & pembakuan bahan obat-obatan; seni peracikan obat; serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat; serta perkembangan obat yg meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk sediaan yang dapat digunakan & diberikan kepada pasien.
Teknologi farmasi merupakan ilmu yang membahas teknik &
prosedur pembuatan sediaan farmasi dalam skala industri farmasi, termasuk prinsip kerja serta perawatan & pemeliharaan alat-alat produksi & penunjangnya serta ketentuan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) PERKEMBANGAN BIDANG ILMU DALAM FARMASI Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari sejarah; khasiat obat di segala segi termasuk sumber/asal- usulnya, sifat kimia, sifat fisika, kegiatan fisiologis/efeknya terhadap fungsi biokimia dan faal, cara kerja, absorpsi, nasib (distribusi, biotransformasi), ekskresinya dalam tubuh, serta efek toksiknya; dan penggunaannya dalam pengobatan. Perkembangan selanjutnya
Cabang-cabang farmakologi, yaitu:
(a) Farmakodinamik, mempelajari pengaruh obat terhadap sel hidup atau terhadap organisme hidup, terutama reaksi fisiologis yang ditimbulkannya. (b) Farmakokinetik, mempelajari pengaruh tubuh terhadap obat. (c) Farmakoterapi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan obat dalam pengobatan penyakit. (d) Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang zat-zat racun dengan khasiatnya serta cara-cara untuk mengenal/ mengidentifikasi dan melawan efeknya. Perkembangan selanjutnya
Administrasi farmasi, manajemen farmasi, dan pemasaran
adalah ilmu yang mempelajari tentang administrasi, manajemen, dan pemasaran yang berhubungan dengan kewirausahaan farmasi beserta aspek-aspek kewirausahaannya. Semua bidang ilmu farmasi dan cabang-cabangnya menjadi dasar pengembangan kurikulum pendidikan tinggi farmasi PERAN APOTEKER DALAM BIDANG KEFARMASIAN
Memenuhi kebutuhan obat-obatan yang aman dan
bermutu Pengaturan dan pengawasan distribusi obat-obatan yang beredar di masyarakat. Meningkatkan peranan dalam bidang penyelidikan dan pengembangan obat-obatan. Apoteker
Industri Industri BPOM, Industri Industri Industri
Obat Obat Dinas Makanan Kosmetika alat Modern Tradisional Kesehatan Minuman kesehatan
Rumah sakit, Pedagang
Apotek, Klinik Besar Farmasi TAHAPAN PENEMUAN DAN PENGEMBANGAN OBAT MASA KINI Food and Drug Administration (FDA) , Amerika menjadi badan pengawas obat dan makanan rujukan di hampir seluruh negara di dunia. FDA menetapkan panduan 5 Proses Perkembangan Obat Baru Hingga Dipasarkan yang menjadi wajib diketahui bagi para ahli farmasi di Indonesia. 1. Penemuan dan perkembangan obat baru 2. Pengujian pra-klinik 3. Pengujian klinik 4. Persetujuan FDA 5. Montoring keamanan obat di pasaran TAHAPAN PENEMUAN DAN PENGEMBANGAN OBAT MASA KINI TAHAP PENEMUAN DAN PERKEMBANGAN OBAT BARU Pada proses ini, ribuan senyawa mungkin menjadi kandidat potensial untuk dikembangkan sebagai pengobatan medis. Setelah pengujian awal, namun, hanya sejumlah kecil senyawa terlihat menjanjikan dan dapat digunakan untuk studi lebih lanjut. Cara obat diserap, didistribusikan, dimetabolisme, dan diekskresikan Manfaat potensi dan mekanisme aksi Dosis terbaik Cara terbaik rute pemberian obat (seperti melalui mulut atau injeksi) Efek samping (sering disebut sebagai toksisitas) Bagaimana hal itu mempengaruhi kelompok orang yang berbeda (seperti jenis kelamin, ras, atau etnis) Bagaimana berinteraksi dengan obat lain dan selama perawatan Efektivitas suatu obat dibandingkan dengan obat yang sama TAHAPAN PENEMUAN DAN PENGEMBANGAN OBAT MASA KINI
TAHAP PENGUJIAN PRA-KLINIK
Sebelum pengujian obat kepada manusia, peneliti harus mencari tahu apakah obat memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan serius,yang disebut toksisitas. In Vitro : pengujian dalam peralatan laboratorium seperti gelas/plastik yang menyerupai kondisi in vivo In Vivo : pengujian dalam makhluk hidup TAHAPAN PENEMUAN DAN PENGEMBANGAN OBAT MASA KINI TAHAP PENGUJIAN KLINIK “Penelitian klinis” mengacu pada penelitian atau uji coba yang dilakukan pada manusia/pasien. Fase I: 20-100 relawan sehat (sedikit, sehat). Tujuan: Keselamatan dan dosis Fase II: beberapa ratus relawan dengan penyakit/kondisi tertentu (sedikit, sakit). Tujuan: Khasiat dan efek samping Fase III: 300-3.000 relawan dengan penyakit/kondisi tertentu Tujuan: Khasiat dan keamanan, monitoring efek samping Fase IV (post marketing): beberapa ribu relawan dengan penyakit/kondisi tertentu Tujuan: Keamanan dan kemanjuran