Anda di halaman 1dari 30

FILSAFAT FARMASI

Drs.H.Achmad Inoni,Apt
• FARMASI : pharmakeia (yunani)
memberi obat

• ILMU FARMASI : ilmu yang mempelajari :


Cara dan
Teknologi pembuatan obat
Stabilitas dan
Penyimpanan obat
• FARMAKODINAMI :
• ilmu yang mempelajari cara kerja obat,
• efek obat terhadap fungsi faal berbagai organ tubuh,
• pengaruh obat terhadap reaksi biokimiawi dalam tubuh,
• hubungan antara struktur obat serta efeknya

•  erat hubungannya dengan : fisiologi


• biokimia
• patologi
• mikrobiologi .
• FARMAKOGNOSI :
• ilmu yang mempelajari sifat makroskopis dan mikroskopis tumbuh-
tumbuhan atau hewan yang menghasilkan obat.

• Merupakan ilmu deskriptif yang dipergunakan untuk :


- mengidentifikasi,
- mengenal, dan
- menentukan kualitas dan kemurnian
bahan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan
• FARMAKOLOGI : ilmu khasiat obat
• dari bahasa Yunani : Pharmakon = obat
logos = uraian

• Ilmu yang mempelajari segala aspek yang berhubungan dengan


obat, terutama mempelajari efek obat terhadap :
sel hidup, berbagai fungsi alat tubuh, seperti sistem kardiovaskuler,
susunan saraf pusat, alat pernafasan,
berbagai reaksi biokimia dalam tubuh,
absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi (farmakokinetika) ,
indikasi, kontra indikasi
dan toksikologi obat
• FARMAKOKINETIK :
• bagian dari Farmakologi yang mempelajari obat mulai :
• diminum –
diserap (absorpsi) –
disebarkan keseluruh keseluruh jaringan tubuh, melalui :
• darah (distribusi) – lalu dimetabolisme dalam organ-organ tubuh
• tertentu, terutama dalam hati (biotransformasi) sampai obat atau
• metabolitnya dikeluarkan dari tubuh (ekskresi).

• Juga mempelajari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hal-
hal yang ikut menentukan efektivitas obat.
• FARMAKOTERAPI :

• bagian Farmakologi yang mempelajari penggunaan obat untuk :
• diagnosis penyakit,
• mencegah timbulnya dan menyembuhkan penyakit

• Mempelajari juga khasiat obat pada berbagai penyakit :


• - bahaya obat
• - kontraindikasi obat, dan
• - cara pemberian obat yang paling tepat
• FARMAKOPE :
• pharmakon = obat
• poeia = membuat
• buku yang diterbitkan pemerintah negara bersangkutan sebagai
• buku standar obat,
• Tujuan : - menjamin kemurnian dan kualitas zat-zat dan alat-alat
• yang dipakai untuk pembuatan obat
• - memberi keterangan umum mengenai bahan-bahan
obat,
• sifat kimia dan fisikanya,
• dosis lazim dan maksimum obat, dan
• khasiatnya .
Pharmacy : the art and science of preparing and dispensing
medication and the provision of drug and related
information to the public.

•  the interpretation of prescription orders


•  the compounding
•  labeling
•  dispensing of drugs and device
•  drug product selection and drug utilization
reviews
•  resonsibility for patient monitoring and
intervention and the provision of cognitive
service
FALSAFAT ( Arab) : cara berpikir menurut logika dng
bebas sedalam-dalamnya sampai kedasar persoalan

• Manusia terdorong menemukan sesuatu orientasi


hidup yang dapt memberi arah dan pegangan bagi
perbuatan serta perilakunya

• Obyeknya :  Falsafah Manusia


 Falsafah Ketuhanan
 Falsafah Alam
 Falsafah Pengetahuan
 Filasat Farmasi
PENGERTIAN / ISTILAH :
Pharmacy :  toko obat
 ilmu obat-obatan

• Pharmacist : ahli obat-obatan


 APOTEKER
 FARMASIS
Pharmacopoeia ( Farmakope) : buku obat-obatan yamg
diterbitkan pemerintah, buku standar obat
Mis. Farmakope Indonesia Edisi IV tahun 1995
berisi : - ketentuan umum
- sediaan umum
- monografi
- lampiran : pereaksi, indikator, tabel, indeks
• TUJUAN :
– Menjamin kemurnian dan kualitas zat-zat dan
– Alat-alat yang dipakai untuk pembuatan obat.

– Memberikan keterangan umum mengenai :


• Bahan-bahan obat
• Sifat kimia dan fisika bahan-bahan obat
• Dosis lazim dan dosis maksimum obat
• Khasiat obat
APOTEK : tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian, penyaluran sediaam farmasi, perbekalan

kesehatan lainnya kepada mayarakat

APOTEKER : sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan


profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan
kefarmasian di Indonesia sebagai Apoteker.

SEDIAAN FARMASI : obat, bahan obat, obat tradisional,


dan kosmetika

PERBEKALAN KESEHATAN : semua bahan selain obat


dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan
ALAT KESEHATAN :bahan, instrumen aparatus, mesin,
implant yang tidak mengandung obat,
yang digunakan : mencegah, mendianogsis, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia dan atau untuk
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

RESEP : permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi,


dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan
perundangan yang berlaku

PERLENGKAPAN APOTEK : semua peralatam yang


dipergunakan untuk melaksanakan kegiatan pelayanan
kefarmasian di apotek
PELAYANAN KEFARMASIAN : pharmaceutical care, bentuk
pelayanan dan tanggungjawab langsung profesi apoteker dlm
pekerjaan kefarmasian utk meningkatkan kualitas hidup pasien

MEDICATION RECORD : catatan pengobatan setiap


pasien

MEDICATION ERROR : kejadian yang merugikan pasien


akibat pemakaian obat selama dalam penanganan
tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah

KONSELING : suatu proses komunikasi dua arah yang


sistematik antara apoteker dan pasien untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan obat dan pengobatan
• PELAYANAN RESIDENSIAL : home care
pelayanan apoteker sebagai care giver dalam
pelayanan kefarmasian dirumah-rumah khususnya
untuk kelompok lansia dan pasien dengan
pengobatan terapi kronis lainnya

PEKERJAAN KEFARMASIAN :
Pembuatan termasuk pengendalian mutu SEDIAAN FARMASI,
pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional
PELAYANAN KEFARMASIAN : awal fokus pada :
pengelolaan obat sebagai komoditi (drug oriented)

  patien oriented : pelayanan yang komprehensif ,


bertujuan meningkatkan kualitas hidup dari pasien.

 Interaksi langsung dengan pasien : - pemberian informasi,


monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan akhirnya
sesuai harapan dan terdokumentasi dengan baik

 Apoteker : peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan


perilaku

 pelaksanaan tugas : sesuai dengan standar pelayanan


kefarmasian

 Standar pelayanan kefarmasian di Apotik : SK MenKes RI (2004)


• ISFI : Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia

• FPFI : Forum Pakar Farmasi Indonesia

• APTFI : Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia

•  Program Studi Farmasi Klinik dan Komunitas


•  Program Studi Farmasi Sains dan Teknologi/Industri
•  Program Studi Farmasi Bahan Alam
SEJARAH FARMASI :
- prasejarah
– zaman purbakala
– abad pertengahan
– renaissance dan eropa modern
Masyarakat Babilonia : pengobat ASIPU (magical healer) dan
pengobat ASU (empirical healer)

• ASIPU : pengobatan dengan batu-batu magic, bukan dari bahan


tumbuhan
ASU : pengobatan menggunakan bahan tumbuhan dalam bentuk
supositoria, pil, larutan dsb.nya

Masyarakat Mesir telah menemukan spesialisasi dalam pembuatan dan


penjualan obat.
Tetapi ternyata masa tersebut bukan merupakan pendahulu farmasi
saat ini, sebab ternyata setelah surutnya dua masyarakat tersebut
maka pengobat (dokter) kembali mengambil alih tugas pembuatan
obat dimaksud.
Farmasi baru muncul satu milenium berikutnya tetapi di Yunani, pesisir
laut Aegea
• 1. FARMASI PRASEJARAH :
• Sharidar (30.000 SM) : manusia prasejarah telah menggunakan
tumbuhan untuk pengobatan
Para pengobat : pendekatan penyakit melalui pengetahuan tentang
dunia sekeliling  kepercayaan : kebaikan vs keburukan
 Penyakit dinyatakan dalam istilah supranatural
 Pengobatan dilakukan melalui kekuatan supranatural
 Manusia prasejarah telah menemukan bahan obat yang efektif
meskipun relatif hanya sedikit.
Tetapi konsep tentang mempengaruhi kesehatan tubuh dengan
bahan dari luar (obat) merupakan kemajuan yang besar
 Untuk pengembangan diperlukan : ALAT : hasil budaya
Hasil kebudayaan : menulis – sistem tukar – pengukuran dan
penimbangan
 tanpa hasil kebudayaan : FARMASI akan gagal utk berkembang

• 2. FARMASI ZAMAN PURBAKALA

• Pemukiman di : lembah sungai Nil, Eufrat, Tigris – sungai Kuning –


Yangtse – sungai Indus
  terjadinya perubahan tentang konsep penyakit dan pengobatan
  manusia mulai belajar mengendalikan : bertani, bendungan dll,
maka kepercayaan akan kekuatan dewa-dewa mulai menurun
• (ditemukan dalam dokumen berupa “clay tablets” dan papirus pada
masyarakat Mesopotamia dan Mesir pada milenium kedua SM)
  penggunaan obat secara rasional
• (mulai ada pemisahan secara perlahan antara pengobatan empirik/
berdasarkan pengalaman dengan yang betul-betul spiritual
Masyarakat Yunani : menggunakan tulisan-tulisan bangsa Mesir,
Sumeria, Asiria dan Babilonia

• Para Rhizotomi : ahli pengumpul dan peracik simplisia  obat


(pharmakon) yang disimpan di ruang khusus :
Apotheke

HOMER (800 SM) : memberikan ilustrasi pasang surutnya pengobatan


kuno.
Dokter-dokter Yunani pertama (DEMIOURGI) telah mendiagnosis
penyakit sebagai sesuatu yang disebabkan oleh sebab-sebab
alamiah (tanpa menghilangkan pengaruh supranatural).

HIPOCRATES (425 SM) : memberikan penjelasan secara rasional


tentang penyakit.
Ada hubungan antara : lingkungan dan kemanusiaan
LINGKUNGAN : tanah – udara – api – air
KEMANUSIAAN : cairan yang mengatur tubuh : empedu hitam – darah

- empedu kuning – lendir

• Dokter-dokter pengikut Hipocrates dalam mengatasi penyakit :


pengaturan cara hidup dan makanan
dan menyiapkan obatnya sendiri atau memberikan resep

GALEN : mengajarkan mengobati penyakit dengan alat yang


bertentangan dengan gejala penyakitnya.
Misalnya inflamasi diobati dengan mentimun (mempunyai rasa
dingin atau basah : allopathy.
Prinsip pengobatan Contraria contraris curantur.
Bila perlu pengobatan dilakukan dengan poli farmasi.
3. FARMASI ABAD PERTENGAHAN (400 – 1453)
terjadi pergeseran penggunaan obat  ajaran gereja :
hubungan yang erat antara dosa dan penyakit

• Kekaisaran Romawi : bangsa Arab melestarikan tulisan-tulisan


Galen dan Dioscorides (bapak Botani Medisinal), yang kemudian
disempurnakan oleh dokter-doktrer Arab seperti PHAZES (860-932)
dan AVICENNA (980-1063).
Penyempurnaan bentuk obat dalam bentuk pil dan sirup. Untuk ini
diperlukan tenaga spesialis yang merupakan pendahulu FARMASIS

APOTEK pertama dibuka di Bagdad pada tahun 754, sedangkan di


Cologne th 1225 dan London th 1345.

Spanyol (dunia Islam berinteraksi dengan Eropa Barat) :  terjadi


pemisahan kefarmasian dan kedokteran, menyebar ke Barat.
Kerajaan Sisilia II (raja Frederick II, abad ke 13) : pemisahan praktek.
Ilmu Klasik dan Pengobatan kembali ke Eropa melalui budaya Arab.
Tulisan-tulisan Yunani  diterjemahkan dalam bahasa Latin  buku-
buku untuk pendidikan tinggi.

• Universitas di Paris (berdiri 1150), Oxford (1167), Salerno (1180) :


para ilmuwan mendiskusikan penemuan-penemuan
dokter-dokter pendahulunya  dilakukan pendekatan ilmiah dan
telah diadaptasinya metode observasi yang lebih skeptis.
 era eksperimen telah menyongsong ke masa Renaissance.

4. RENAISSANCE DAN AWAL EROPA MODERN


Abad pertengahan (400–1453) di Eropa merupakan awal abad modern
 Terjadi kemajuan pesat, terutama distimulir oleh :
- jatuhnya Istambul ke penguasa Turki : para ilmuwan Yunani dengan
ilmu dan karya buku-bukunya hijrah ke Eropa.
- Johan Gutenberg menemukan alat cetak  revolusi informasi
- Columbus : menemukan dunia baru
- Vasco da Gama : menemukan jalan laut ke India
- Perdagangan : mata uang dan jasa perbank kan

– Penyakit telah melanda Eropa

 Timbulnya ide-ide baru melalui telaah ulang dari penemuan-


penemuan terdahulu dengan melakukan eksplorasi di laut dan
laboratorium.
 Konsep lama dari Galen tentang penyakit dan obat : dibuang
(datang obat-obat dari negeri jauh, yang belum dikenal)

 Diterbitkannya buku formula : DISPENSATORIUM (1546) di tulis


oleh Valerius Cardus dan di Nurenberg digunakan sebagai buku
standar resmi untuk pembuatan obat  sebagai buku
Farmakope pertama.
Paracelsus (Philipus Aureolus Theophrastus Bombastus von
Holenheim – 1493) : menentang ide Galen, Avicenna dan para ahli
tradisional lainnya  pemikiran-pemikiran kompleks

• PARACELSUS :  penganjur penggunaan Ilmu kimia dalam


pembuatan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan atau mineral
(pengumpulan bahan-bahan tersebut disesuaikan dg Astrologi)
 pencetus doctrin of signature : Tuhan telah beri
petunjuk penggunakan tumbuhan untuk pengobatan apa.
Misalnya tumbuhan dengan bentuk batang seperti tulang patah 
digunakan pengobatan tulang patah.
 tumbuhnya ilmu farmasi modern, misalnya
dengan destilasi dapat mengisolasi zat berkhasiat dari tumbuhan.
 Keberhasilan dalam proses bahan obat ini ditulis dalam buku
pengobatan (praktek pengobatan profesional), merupakan lompatan
besar dalam sejarah farmasi, khususnya dalam pembuatan obat.
 Kimia tumbuh sbg alat yg penting untuk kebutuhan manusia  obat
Paracelsus dan para pengikutnya merupakan pakar kimia abad XVI
Apoteker Johan Hartman (1568 – 1631) : profesor ilmu kimia pertama
di Universitas Eropa

• Awal abad XIX : Ilmu Kimia sebagai profesi yang terpisah

• Selama 300 tahun tersebut, antara abad XVI – XIX , sekelompok


kecil Farmasis membuat penemuan-penemuan yang sangat berarti
untuk kimia bahan obat dan mengisolasi banyak bahan obat yang
masih digunakan sampai saat kini.
 Kulit batang kina telah diekstraksi (1820)  kinina : masuk Eropa.
Teori Galen tak dapat menjelaskan bagaimana kinina dapat
menghilangkan demam malaria. Cara pengobatan Galen yang telah
berlangsung 1500 tahun tersebut + sekitar 250 tahun chaos
terapeutik  timbulnya masa/era pharmakologi modern.
(pharmakologi : ilmu kasiat obat, mempelajari aspek yg berhubungan
dg obat, terutama efek obat terhadap sel hidup – berbagai fungsi
alat tubuh : sistem kardiovaskuler, ssp, alat pernafasan, absorbsi,
metabolisme, dll serta toksikologi obat.
Farmasi telah memberikan kontribusi yang besar bagi ilmu pengetahuan
dengan penemuan-penemuan di bidang kimia.
Setelah tahun 1850 : disiplin ilmu farmasi telah mulai menjadi lebih profesional

• Pada abad XVI – XVII : di Inggris kedudukan Apoteker berada pada


posisi kedua pada masyarakat kesehatan.
• Baru pada abad XIX : kedudukan Apoteker sejajar dengan Dokter.

• 5. FARMASI ABAD MODERN


• Disiplin ilmu Farmasi menjadi lebih profesional di perguruan tinggi
ataupun di industri.

  industri farmasi
  ilmu farmasi berkembang pesat

Anda mungkin juga menyukai