Anda di halaman 1dari 30

PENGANTAR

PENGANTAR ILMU
ILMU FARMASI
FARMASI
oLeh:
CUT ERVINAR YARI, S.Si, M.Farm, Apt
Deskripsi Singkat
 Materi dalam kuliah Pengantar Ilmu Farmasi meliputi
pendidikan apoteker/farmasi di Indonesia masa
lampau, kini dan esok.
 Penjelasan fungsi dan kegunaan setiap matakuliah
keahlian.
 Kemungkinan lapangan kerja seorang farmasis.
 Spesialisasi Pendidikan Farmasi, program S2 dan S3
yang ada di Indonesia.
 Pengertian tentang obat, definisi2, penggolongan
dan penggunaannya.
 ILMU – ILMU yang terkait di bidang farmasi.
Tujuan Instruksional
Umum
 Setelah menyelesaikan matakuliah Pengantar
Ilmu Farmasi ini diharapkan mahasiswa dapat
lebih memahami tentang ilmu kefarmasian.
 Dapat menjelaskan fungsi dan kegunaan obat
secara umum.
 Kemungkinan lapangan kerja seorang farmasis
 Termotivasi untuk lebih mendalami ilmu
kefarmasian yang dapat membantu mahasiswa
dalam menyelesaikan pendidikan
kefarmasiannya.
PENDAHULUAN

FARMASI

SEMPIT LUAS
SEMUA ZAT SELAIN MAKANAN YANG
ASAL KATA : FARMAKON= OBAT MENGAKIBATKAN PERUBAHAN SUSUNAN
ATAU FUNGSI JARINGAN TUBUH
DEFINISI
 FARMASI : Ilmu yang mempelajari tentang
obat, meliputi ilmu meracik obat, penyediaan
dan penyimpanan obat, pemurnian,
penyempurnaan dan penyajian obat.
 FARMASIS: orang yang telah lulus dari
pendidikan farmasi (S1)
 APOTEKER: orang yang telah lulus dari
pendidikan farmasi serta telah lulus dari
pendidikan profesi kefarmasian.
SEJARAH FARMASI
 1000 SM (masyarakat Mesir Kuno dan
China, Indonesia) telah mengenal
formulasi yang berasal dari tanaman
obat dan hewan.
 Tahun 1240 kaisar Frederick II
memisahkan ilmu meracik obat dari
keahlian menentukan penyakit, maka
lahirlah profesi apoteker dan dokter
RIWAYAT PENGGUNAAN
OBAT
 REBUSAN/EKSTRAK
Obat-obat yang berasal dari tanaman ini mula-mula digunakan
dalam bentuk rebusan/ekstrak, aktifitas atau efeknya sering
berbeda-beda, tergantung dari asal tanaman dan cara
pembuatannya.

 ISOLASI ZAT AKTIF


 Efedrin dari tanaman Ma Huang (=ephedra vulgaris)
 Atropin dari tanaman Atropa Belladonnae
 Digoksin dari Digitalis lanata.
PERKEMBANGAN
PENGGUNAAN OBAT
 Tahun 1945 ilmu-ilmu kimia, fisika dan
kedokteran berkembang pesat.
 Banyak ditemukan obat-obat sintetik baru
(rata-rata 500 obat tiap tahunnya).
 Terjadi pergeseran penggunaan obat-
obatan.
 Cara pembuatan obat mengalami
perubahan.
lanjutan

 Keterampilan membuat obat menurun,


karena pembuatan obat menjadi proses
industri.
 Tidak bisa dihindari karena terjadi
peningkatan jumlah kebutuhan obat,
kompetisi dalam dunia perdagangan,
timbulnya penyakit baru, penemuan
obat baru.
PERAN APOTEKER DI
BIDANG FARMASI
Farmasi Komunitas (Apotek)
 Bertanggung jawab atas obat dengan

resep, sebab apoteker tahu:


 Bagaimana obat tersebut diminum.

 Kestabilan obat dalam bermacam-

macam kondisi.
 Toksisitas obat dan dosisnya.

 Cara dan rute pemakaian obat.


LANJUTAN

 Bertanggung jawab untuk memberi informasi


pada pasien dalam memakai obat bebas
terbatas (OTC).
 Bertanggung jawab dalam menghadapi kasus
self diagnosis atau mengobati sendiri dan
pemakaian obat tanpa resep.
 Menentukan apakah self diagnosis/self
medication dari pasien dapat diberi obat atau
disuruh konsul ke dokter.
LANJUTAN

 Industri :
 Bidang penelitian dan pengembangan
(R & D = Research and Development).
 Produksi.
 Informasi ilmiah dan per UU farmasi.
 Promosi, informasi dan pelayanan obat.
 Penjualan dan pemasaran obat.
LANJUTAN

 Farmasi Rumah Sakit


 Mengawasi pembuatan obat-obat yang
digunakan di rumah sakit.
 Menyediakan dan mengawasi
kebutuhan obat dan suplai obat ke
bagian-bagian lain.
 Menyelenggarakan sistem pencatatan
dan pembukuan yang baik.
LANJUTAN

 Merencanakan, mengorganisir,
menentukan kebijakan apotek rumah
sakit.
 Memberikan informasi mengenai obat
(konsultan) kepada dokter dan perawat.
 Merawat fasilitas apotek rumah sakit.
 Ikut memberikan program pendidikan
dan training kepada perawat.
LANJUTAN

 Pemerintahan dan Angkatan Perang


 Angkatan Darat, bertugas di bidang
administrasi pelayanan.
 Angkatan Udara, anggauta korps di bidang
farmasi.
 Departemen Kesehatan, di badan POM dan di
RS.
 Departemen Pendidikan, dosen ilmu farmasi.
ANALISIS KOMPETENSI PROGRAM STUDI
FARMASI
by : CUT ERVINAR YARI, S.Si, M.FARM, APT
KEBUTUHAN MASYARAKAT
 Ketersediaan sediaan farmasi yang bermutu
dan informasi yang tidak bias untuk hidup
sehat
 Perlindungan dari bahaya yang disebabkan
oleh penggunaan sediaan farmasi (obat,
bahan obat, obat tradisional dan kosmetika)
yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan
atau keamanan dan atau manfaatnya
 Pelayanan kefarmasian untuk mencegah,
mendeteksi dan mengatasi/menyelesaikan
masalah terkait sediaan farmasi.
KEBUTUHAN PROFESI
 Pembuatan dan pengembangan sediaan
farmasi yang bermutu, aman dan berkhasiat.
 Penjaminan mutu sediaan farmasi.
 Peningkatan mutu pelayanan/asuhan
kefarmasian dengan sasaran individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
 Peningkatan mutu penelitian di bidang
farmasi.
LANJUTAN

 Promosi kesehatan melalui KIE dengan


sasaran individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
 Peningkatan mutu pendidikan ilmu
kefarmasian.
 Sertifikasi oleh organisasi profesi (IAI).
 Kemitraan dengan profesi kesehatan lain,
berbagai instansi dan jejaring, pemerintah,
swasta, dalam dan luar negeri.
KEBUTUHAN SISWA
 Peluang kerja luas (dalam dan luar negeri)
 Penguasaan bahasa Asing (English, Chinese,
what else…??)
 $oft $kill (berkomunikasi, kemampuan
pengambilan keputusan, penguasaan IT,
pemberian pelayanan kefarmasian,
mengembangkan kepemimpinan, kemampuan
anlisis dan sintesis data).
KEBUTUHAN MASA DEPAN
 Mampu menemukan dan mengembangkan
bahan baku obat dan sediaan obat.
 Mampu memberikan pelayanan kefarmasian
yang berorientasi pada keamanan pasien.
 Mampu memberikan penyelesaian terkait
masalah-masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat global.
 Mampu bersaing secara global.
LANJUTAN

 Mampu melakukan penelitian kefarmasian


yang semakin berkembang dan beragam.

 Mampu mengembangkan & meningkatkan ilmu


pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang
kefarmasian.

 Memiliki penguasaan IT.


PROFIL LULUSAN
Adalah sarjana farmasi yang mampu menjadi :
 Care giver (Penyedia dan pemberi pelayanan).
 Decision maker (pengambil keputusan).
 Communicator (berkomunikasi).
 Leader (pemimpin).
 Manager (pengelola).
 Life long learner (Pembelajar seumur hidup).
 Teacher (Pendidik dan pelatih).
 Researcher (Peneliti di bidang farmasi).
PROFIL SARJANA FARMASI
Sarjana strata satu yang menguasai
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi bidang kefarmasian, mampu
menerapkannya dalam bidang produksi,
pengawasan mutu dan
pelayanan/asuhan kefarmasian yang
efektif dan etis serta penuh integritas.
PROFIL APOTEKER
Apoteker yang menguasai pengetahuan dan
keahlian dalam mengelola sediaan farmasi
dan alat kesehatan secara profesional atas
dasar penguasaan keilmuan dan I T serta
mampu membuat keputusan secara
mandiri dalam berbagai tahapan
kefarmasian (pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi) dalam berbagai
kondisi/lingkungan.
KOMPETENSI
 KOMPETENSI UMUM:
Mampu melakukan pembuatan dan
penjaminan mutu sediaan farmasi,
serta pelayanan kefarmasian yang
profesional di berbagai sarana
pelayanan kesehatan.
LANJUTAN

 KOMPETENSI KHUSUS
 Mampu merancang dan membuat sediaan
farmasi yang aman, berkhasiat dan bermutu.
 Mampu mengevaluasi secara kimia dan
biologi serta menjamin mutu sediaan farmasi.
 Mampu mengevaluasi kadar obat dalam
matriks biologi.
 Mampu melaksanakan uji khasiat dan uji
keamanan.
LANJUTAN

 Mampu memberikan informasi, konsultasi,


edukasi tentang khasiat, keamanan dan mutu
sediaan farmasi kepada tenaga kesehatan
lain dan masyarakat secara profesional.
 Mampu melakukan penelitian dan
memanfaatkan teknologi informasi yang
relevan dengan kefarmasian, serta
mendeseminasikan pengetahuan
kefarmasian yang baru.
LANJUTAN

 Mampu merekomendasikan pemilihan obat yang


rasional.
 Mampu merekomendasikan dosis regimen yang
tepat pada pasien.
 Mampu mengevaluasi khasiat dan keamanan
obat baik preklinik dan klinik.
 Mampu melaksanakan pengelolaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan sesuai dengan
peraturan yang baku.
 Mampu melakukan monitoring obat.
 Mampu melakukan pemantauan kadar obat
dalam darah.
VIELEN DANKE

Anda mungkin juga menyukai