Anda di halaman 1dari 6

Sampel Sampel

Organisasi Tenaga Teknis Kefarmasian

 Home

 Profil PAFI Palembang

 Sejarah Organisasi PAFI

 Sekretariat

 Tambahan 3

 Dinas Terkait

 Home
 Profil PAFI Palembang
Search

PROFIL ORGANISASI PROFESI


PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA
1. Latar Belakang Organisasi
         Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan pada tanggal 13 Februari 1946 di Hotel
Merdeka Yogyakarta dan Z.Abidin untuk pertama yang diangkat sebagai ketua PAFI.
Setelah terbentuk, sejarah mencatat bahwa anggota PAFI pertama kali menjalankan tugasnya
untuk menyelamatkan obat-obatan, mesin-mesin yang berada di Manggarai, dan Raw
opium yang berada di Salemba dalam mengantisipasi Belanda akan menguasai tempat-tempat
tersebut.  Raw opium dapat diselamatkan dan ternyata memberikan sumbangsih sumber dana
untuk membiayai sebagian perjuangan Republik Indonesia di luar Negeri (Prof. Dr.
Abdulrachman Saleh).
Dari sejarah  inilah yang harus kita ketahui bersama, bahwa PAFI sudah berjuang semenjak
zaman Indonesia baru merdeka dan memasuki masa transisi yang saat itu tentu tidak se nyaman
kemerdekaan yang kita alami saat ini.
         PAFI merupakan organisasi profesi ilmiah yang dipelopori oleh para ahli farmasi saat itu.
Organisasi ini dibentuk tidak lain untuk menghimpun para ahli farmasi Indonesia yang ketika itu
masih sangat terbatas.
Pembentukan organisasi ini juga didasari oleh suatu keinginan untuk membangun bangsa
dengan memberikan dharma baktinya lewat keahlian yang dimiliki oleh ahli farmasi Indonesia
dalam pembangunan kesehatan. Hal ini sejalan dengan tujuan PAFI, yaitu :
1.      Terwujudnya manajemen dan jaringan yang kuat serta profesional dari PP (Pengurus Pusat),
PD (Pengurus Daerah) Provinsi, PC (Pengurus Cabang) Kab/ Kota, PCK (Pengurus Cabang
Khusus) Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota dan Rumah Sakit Umum Pusat, Provinsi, dan
Kab/Kota  diseluruh wilayah NKRI.  
2.      Terlaksananya pendidikan Asisten Apoteker /Tenaga Teknis Kefarmasian sesuai
perkembangan dan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.      Tertatanya keberadaan Asisten Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian  disemua sarana
kefarmasian melalui peraturan perundang-undangan.
Untuk meningkatkan ke profesionalisme anggota dalam memberikan pelayanan kefarmasian
yang optimal maka PAFI  menyelenggarakan pelatihan dan seminar secara kontinyu agar di ikuti
seluruh anggota.
Dalam rentang usia yang telah mencapai 61 tahun, organisasi ini telah sebelas kali
menyelenggarakan MUNAS untuk memilih pengurus baru, kesemuanya berlangsung di Jakarta,
kecuali Munas ke-11 bulan Desember tahun 2003 diselenggarakan di Kota Batu Provinsi Jawa
Timur.
Ketua umum PP PAFI tahun 1946, 1948, 1950, dijabat oleh Drs.Z. Abidin sampai dengan
tahun 1960. Sampai dengan MUNAS ke-9 tahun 1980 ketua umum dijabat oleh Harsono Radjak
Mangunsudarso. Pada MUNAS ke-9 tahun 1980 Harsono Radjak Mangunsudarso dikukuhkan
lagi sebagai ketua umum dengan sekretaris jendral yang dijabat oleh M. Rusdi. Pada MUNAS
ke-10 tahun 1990 ketua umum PP PAFI dijabat oleh M. Rusdi dengan sekretaris Jendral dijabat
oleh Hakimi Malik, S.H.
Pada MUNAS ke-11 tahun 2003 M.Rusdi memenangkan pemilihan ketua umum PP PAFI
yang untuk pertama kalinya menggunakan sistem one man one vote, Sekretaris Jendral tetap
dijabat oleh Hakimi Malik, S.H sedangkan  DR Faiq Bahfen sebagai Pembina dan Dewan
Pertimbangan PAFI.
PAFI  merupakan Organisasi Sosial kemasyarakatan bagi para Asisten Apoteker/Tenaga
Teknis Kefarmasian yang berdasarkan AD/ART hasil MUNAS ke-11 anggota PAFI adalah
mereka yang berprofesi farmasi serendah-rendahnya berijazah Sekolah Menengah Farmasi
(SMF), berazaskan Pancasila  dengan Visi  dan Misi :
          
 1.1.  VISI :
            PAFI sebagai organisasi profesi farmasi terdepan  yang profesional dan mandiri.
 1.2. MISI :
1.      Melaksanakan konsolidasi organisasi
2.      Memberdayakan  anggota
3.      Meningkatkan kualitas SDM anggota
4.      Menjalin kemitraan bersama pemerintah dan non pemerintah

 1.3. STRATEGI
 1.3.1. Strategi Umum
Meningkatkan dan memberdayakan potensi anggota PAFI dalam pembangunan di bidang
kesehatan pada tingkat nasional, regional, dan internasional.
 1.3.2. Strategi Pencapaian
-          Mensosialisasikan PAFI kepada masyarakat
-          Mengembangkan konsep kemitraan dengan berbagai pihak dalam penerapan kemanfaatan
IPTEK farmasi dengan azas pemberdayaan nilai ekonomi dan sosial untuk peningkatan dan
kemandirian kesehatan masyarakat.
-          Menjadi point of contact dengan organisasi profesi farmasi dalam tingkat regional dan
internasional.
-          Mencerdaskan bangsa dengan IPTEK kefarmasian yang berkualitas.
-          Memberdayakan pembangunan kefarmasian dengan IPTEK yang memadai

   Sehubungan dengan itu maka PAFI memfungsikan diri sebagai :


-          Wadah komunikasi IPTEK kefarmasian bagi pakar, pemerhati, stakeholder, praktisi, dan
birokrat.
-          Tempat berkonsultasi penerapan IPTEK kefarmasian dalam pembangunan kefarmasian.
-          Sarana diseminasi IPTEK kefarmasian.

 2.2 Tugas dan Fungsi


1. Ketua Umum PAFI
 Ketua umum PAFI adalah pimpinan tertinggi pengurus PAFI yang dipilih   berdasarkan
MUNAS. Sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PAFI. Ketua umum PAFI
periode 2003-2008 memiliki tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan hasil MUNAS ke-11 PAFI.
2. Menyampaikan pertanggungjawaban pengurus kepada MUNAS PAFI pada akhir masa
bakti kepengurusan.
3. Melengkapi dan menetapkan susunan kepengurusan periode 2003-2008.
4. Menandatangani surat keputusan organisasi.
5. Menetapkan program kerja tahunan.
2. Dewan Pertimbangan PAFI
Dewan pertimbangan PAFI adalah kelengkapan pengurus PAFI yang dibentuk oleh ketua terpilih
dan diberi tugas  sebagai berikut :
1. Menyampaikan nasehat, saran, dan pertimbangan baik tertulis maupun lisan kepada ketua
umum atas segala permasalahan organisasi baik diminta maupun tidak diminta.
2. Membuat dan menyampaikan acuan kode etik profesi kefarmasian kepada ketua terpilih
dan berfungsi sebagai majelis kode etik atas kasus pelanggaran kode etik yang mungkin
terjadi.
3. Sekretaris Jendral
Sekretaris jendral adalah salah satu unsur kepengurusan yang dipilih melalui MUNAS. Sekretaris
Jendral menjalan tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugas rutin harian kepengurusan PAFI bersama-sama dengan tim.
2. Menyelenggarakan rapat-rapat pengurus, rapat teknis yang berkaitan dengan operasional
kepengurusan organisasi.
3. Melaporkan aktivitas sehari-hari pengurus PAFI kepada ketua  terpilih.
4. Bertanggung jawab langsung pada ketua umum.
4. Bendahara Umum
Bendahara umum adalah salah satu unsur kepengurusan PAFI yang dipilih melalui MUNAS dan
menjalankan fungsi sebagai berikut :
1. Sebagai pemegang dan penanggung jawab rekening organisasi.
2. Merencanakan dan mengelola keuangan organisasi.
3. Bertanggung jawab pada ketua umum melalui Sekretaris Jendral.
5. Ketua Bidang Organisasi
Ketua bidang organisasi adalah salah satu kelengkapan kepengurusan yang ditetapkan oleh ketua
umum terpilih dengan tugas sebagai berikut :
1. Mengkoordinasikan kegiatan pertemuan ilmiah tahunan.
2. Memberikan rekomendasi untuk mengembangkan organisasi.
3. Mengembangkan jaringan kemitraan dengan organisas/instansi lain.
4. Merekrut anggota baru.
5. Menyiapkan publikasi dan mengoordinir penerbitan secara regular.
 6. Kepengurusan
Hingga kini PAFI memiliki Pengurus Daerah di 27 Provinsi, Pengurus cabang 157, dan
jumlah anggota 101.753 orang yang diperkirakan akan terus meningkat. Setiap  Pengurus
Daerah   diberi kewenangan membentuk Pengurus Cabang di wilayah Kabupaten dan Kota serta
Pengurus Cabang Khusus di Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Umum
Provinsi, Kabupaten, Kota di masing-masing Provinsi. Masing-masing Pengurus Cabang dan
Pengurus Cabang khusus diberi kewenangan merekrut anggota di wilayah masing-masing.
7. Kegiatan Organisasi
Sejak Munas Ke-11 tahun 2003 PAFI telah menyelenggarakan sebagai berikut :
1.      Pelatihan peningkatan SDM anggota PAFI melalui pendidikan lanjutan, diselenggarakan di
Kota Batu Provinsi Jawa Timur tanggal 03-05 April 2005. dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan
Jawa Timur.
2.       Rapat Kerja Nasional dan Seminar di Yogyakarta tanggal 16-18 Februari 2006 dibuka oleh
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.      Pelatihan Jabatan Fungsional secara nasional 04-07 September 2006 serta  seminar Pelayanan
Kefarmasian bagi Asisten Apoteker bekerjasama dengan Kadin  tahun 2005 di Bandung Jawa
Barat
4.        Pelatihan Manfaat Obat tradisional Herbal bagi Asisten apoteker di Pekalongan Jawa Tengah
22-24 Pebruari 2006
5.        Pelatihan Nasional Pelayanan Kefarmasian di Apotek, Puskesmas, dan Rumah Sakit menuju
visi memandirikan masyarakat untuk hidup sehat di Surabaya tanggal 05-07 April 2007, dibuka
oleh Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur.
6.      Seminar Peran Asisten Apoteker dalam menyongsong Indonesia Sehat 2010 13 Mei 2006  di
Padang Sumatera Barat
7.      Seminar Peningkatan Kinerja Asisten Apoteker 15 April 2005 di Bangka Belitung.
8.      Seminar Produk Hukum yang mengatur Profesi Asisten Apoteker di Banjarmasin Kalimantan
Barat tahun 2006
9.       Seminar Kefarmasian 13 Februari 2007 di Palu Sulawesi Tengah.
10.  Seminar pelayanan Kefarmasian 13 Februari 2006 di Makasar Sulawesi Selatan Seminar
Standar Kompetensi Asisten Apoteker dan Kajian Pengupahan menurut UU No. 13 tahun 2003
di Cirebon Jawa Barat 26-27 Agustus  2006
11.  Seminar Ketenagakerjaan serta jaminan sosial tenaga Asisten Apoteker  di Cirebon Jawa Barat
28 Oktober 2007
12.  Sosialisasi MTKP PAFI Jateng di Semarang 20 November 2007.
13.  Dan lain lain, hampir semua  daerah melaksanakan hal yang sama
Semua kegiatan tersebut diatas dapat terselengara lancar sesuai rencana sebagai hasil kerjasama
yang baik :
1. Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
seluruh Indonesia.
2. Koordinasi dan sinkronisasi kerja memori antara Pengurus Pusat, Pengurus Daerah
Provinsi, Pengurus Cabang Kabupaten/Kota, dan Pengurus Cabang Khusus Rumah Sakit
Umum Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
3. Perusahaan Farmasi di Indonesia sebagai sponsor
Beranda

Langganan: Postingan (Atom)
Cari Blog Ini

Telusuri

About This Theme

My Blog List

Arsip

 ▼  2010 (2)
o ▼  April (2)
 Pengertian Kompetensi
 DESKRIPSI STANDAR KOMPETENSI ASISTEN APOTEKER/TTK
Pengikut

 
Copyright Sampel Sampel  © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.

Anda mungkin juga menyukai