Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOLOGI

Edisi 2

DIII Keperawatan
POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
Fina Ratih Wira Putri Fitri Yani., M.Sc.,Apt
KATA PENGANTAR

Penjaminan terapi pengobatan yang tepat memerlukan kajian dan pembuktian


ilmiah. Salah satu ilmu yang berperan penting dalam perkembangan dunia pengobatan
adalah farmakologi. Farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari interaksi obat
dengan sistem biologis. Dengan perkembangan ilmu farmakologi, prinsip kerja dan
nasib obat didalam tubuh dapat di jelaskan secara ilmiah. Selain itu, dengan
berkembangan jenis dan jumlah obat yang ada dipasaran, menuntut para tenaga
kesehatan untuk lebih memahami prinsip masing-masing kerja obat beserta efek yang
dihasilkan.

Pembuatan buku ajar edisi 2 ini bertujuan untuk membantu mahasiswa untuk
mempelajari mata kuliah farmakologi. Adapun materi yang disajikan dalam buku ini
telah disesuaikan dan disempurnakan dari edisi 1 yang meliputi konsep obat dan
pengobatan, biofarmasetika, farmakokinetika, farmakodinamika, interaksi obat, konsep
penggunaan obat bagi ibu hamil dan menyusui, perhitungan dosis, ilmu resep, obat-
obat sistem saraf pusat dan otonom, obat kegawatdaruratan, obat-obat NSAID dan
obat-obat pada sistem pernapasan. Buku ajar ini juga disertai tes formatif sebagai
salah satu bentuk bantuan untuk mengukur tingkat kepahaman mahasiswa.

Keinginan penyusun masih banyak yang belum tersalurkan dalam buku ajar ini,
Tetapi semua kekurangan tersebut, Insya Allah akan disempurnakan lagi pada
edisiyang akan datang. Akhir kata, buku ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
mahasiswa. Kritik dan saran membangun senantiasa penyusun nantikan guna
penyempurnaan buku ini.

Palangka Raya, 20 Januari 2018

Fina Ratih Wira Putri Fitri Yani., M.Sc., Apt


Sejarah Konsep
obat Uji Obat
Obat

DASAR-DASAR FARMAKOLOGI
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar farmakologi meliputi sejarah pengobatan, uji obat, ruang
lingkup ilmu farmakologi, konsep obat dan tujuan pengobatan

URAIAN MATERI

Awal mula pengetahuan tentang obat didasarkan pada pengalaman empirik masyarakat yang
diturunkan secara turun temurun yang disimpan dan dikembangkan. Kebanyakan obat yang digunakan
pada saat itu berasal dari tanaman. Pengetahuan tersebut tidak hanya meliputi kemampuan suatu
tanaman dalam mengatasi penyakit namun juga pengetahuan tentang racun, ilmu sihir dan kosmetik.

Obat selanjutnya berkembang menjadi suatu kajian ilmiah yang berbasis pada rasionalitas dengan
adanya pemikiran beberapa ilmuwan seperti :
• Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu
pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat
aktifnya.
• Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek
pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.
• Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat
yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
• Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan
penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup
dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia,
dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
• Johan Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi
obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finallyI resolved to clarify the
matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan
toksikologi pada hewan percobaan.

Sampai akhir abad 19, obat merupakan produk organik atau anorganik dari tumbuhan yang
dikeringkan atau segar, bahan hewan atau mineral yang aktif dalam penyembuhan penyakit tetapi dapat

1
juga menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau pada kondisi tertentu penderita . Untuk
menjamin tersedianya obat agar tidak tergantung kepada musim maka tumbuhan obat diawetkan dengan
pengeringan. Contoh 2 tumbuhan yang dikeringkan pada saat itu adalah getah Papaver somniferum
(opium mentah) yang sering dikaitkan dengan obat penyebab ketergantungan dan ketagihan. Dengan
mengekstraksi getah tanaman tersebut dihasilkan berbagai senyawa yaitu morfin, kodein, narkotin
(noskapin), papaverin dll. Yang ternyata memiliki efek yang berbeda satu sama lain walaupun dari
sumber yang sama.

Dosis tumbuhan kering dalam pengobatan ternyata sangat bervariasi tergantung pada tempat asal
tumbuhan, waktu panen, kondisi dan lama penyimpanan. Maka untuk menghindari variasi dosis,
F.W.Sertuerner (1783-1841) pada th 1804 mempelopori isolasi zat aktif dan memurnikannya dan secara
terpisah dilakukan sintesis secara kimia. Sejak itu berkembang obat sintetik untuk berbagai jenis
penyakit.

Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari
tanaman (glikosida jantung untuk mengobati lemah jantung), jaringan hewan (heparin untuk mencegah
pembekuan darah), kultur mikroba (penisilin G sebagai antibiotik pertama), urin manusia
(choriogonadotropin) dan dengan teknik bioteknologi dihasilkan human insulin untuk menangani penyakit
diabetes. Dengan mempelajari hubungan struktur obat dan aktivitasnya maka pencarian zat baru lebih
terarah dan memunculkan ilmu baru yaitu kimia medisinal dan farmakologi molekular.

Tahapan Penelitian Obat

Sampai akhir abad 19, obat merupakan produk organik atau anorganik dari tumbuhan yang
dikeringkan atau segar, bahan hewan atau mineral yang aktif dalam penyembuhan penyakit tetapi dapat
juga menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau pada kondisi tertentu penderita

Untuk menjamin tersedianya obat agar tidak tergantung kepada musim maka tumbuhan obat
diawetkan dengan pengeringan. Contoh 2 tumbuhan yang dikeringkan pada saat itu adalah getah
Papaver somniferum (opium mentah) yang sering dikaitkan dengan obat penyebab ketergantungan dan
ketagihan. Dengan mengekstraksi getah tanaman tersebut dihasilkan berbagai senyawa yaitu morfin,
kodein, narkotin (noskapin), papaverin dll. Yang ternyata memiliki efek yang berbeda satu sama lain
walaupun dari sumber yang sama.

Dosis tumbuhan kering dalam pengobatan ternyata sangat bervariasi tergantung pada tempat asal
tumbuhan, waktu panen, kondisi dan lama penyimpanan. Maka untuk menghindari variasi dosis,
F.W.Sertuerner (1783-1841) pada th 1804 mempelopori isolasi zat aktif dan memurnikannya dan secara
terpisah dilakukan sintesis secara kimia. Sejak itu berkembang obat sintetik untuk berbagai jenis
penyakit.

Isolasi bahan aktif obat

Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai sumber yaitu dari
tanaman (glikosida jantung untuk mengobati lemah jantung), jaringan hewan (heparin untuk mencegah
pembekuan darah), kultur mikroba (penisilin G sebagai antibiotik pertama), urin manusia
(choriogonadotropin) dan dengan teknik bioteknologi dihasilkan human insulin untuk menangani penyakit
diabetes.

2
Uji praklinik

Merupakan persyaratan uji untuk calon obat, dari uji ini diperoleh informasi tentang efikasi (efek
farmakologi), profil farmakokinetik dan toksisitas calon obat. Pada mulanya yang dilakukan pada uji
praklinik adalah pengujian ikatan obat pada reseptor dengan kultur sel terisolasi atau organ terisolasi
yang disebut uji in vitro, selanjutnya dipandang perlu menguji pada hewan utuh yang disebut uji in vivo.
Hewan yang baku digunakan adalah galur tertentu dari mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster, anjing
atau beberapa uji menggunakan primata, hewan-hewan ini sangat berjasa bagi pengembangan obat.

Uji klinik

Uji klinik adalah suatu pengujian khasiat obat baru pada manusia. Pada dasarnya uji klinik
memastikan efektivitas, keamanan dan gambaran efek samping yang sering timbul pada manusia akibat
pemberian suatu obat.
Uji klinik terdiri dari 4 fase yaitu :
1. Fase I , calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah sifat yang diamati
pada hewan percobaan juga terlihat pada manusia. Pada fase ini ditentukan hubungan dosis
dengan efek yang ditimbulkannya dan profil farmakokinetik obat pada manusia.
2. Fase II, calon obat diuji pada pasien tertentu, diamati efikasi pada penyakit yang diobati. Yang
diharapkan dari obat adalah mempunyai efek yang potensial dengan efek samping rendah atau
tidak toksik. Pada fase ini mulai dilakukan pengembangan dan uji stabilitas bentuk sediaan obat.
3. Fase III melibatkan kelompok besar pasien, di sini obat baru dibandingkan efek dan
keamanannya terhadap obat pembanding yang sudah diketahui. Selama uji klinik banyak
senyawa calon obat dinyatakan tidak dapat digunakan. Akhirnya obat baru hanya lolos 1 dari
lebih kurang 10.000 senyawa yang disintesis karena risikonya lebih besar dari manfaatnya atau
kemanfaatannya lebih kecil dariobat yang sudah ada.

Keputusan untuk mengakui obat baru dilakukan oleh badan pengatur nasional,
• Di Indonesia oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan,
• Di Amerika Serikat oleh FDA (Food and Drug Administration),
• Di Kanada oleh Health Canada,
• Di Inggris oleh MHRA (Medicine and Healthcare Product Regulatory Agency),
• Di negara Eropa lain oleh EMEA ( European Agency for the Evaluation of Medicinal Product) dan
• Di Australia oleh TGA (Therapeutics Good Administration).

Untuk dapat dinilai oleh badan tersebut, industri pengusul harus menyerahkan data dokumen uji
praklinik dan klinik yang sesuai dengan indikasi yang diajukan, efikasi dan keamanannya harus sudah
ditentukan dari bentuk produknya (tablet, kapsul dll) yang telah memenuhi persyaratan produk melalui
kontrol kualitas.

Setelah calon obat dapat dibuktikan berkhasiat sekurang-kurangnya sama dengan obat yang sudah
ada dan menunjukkan keamanan bagi si pemakai maka obat baru diizinkan untuk diproduksi oleh industri
sebagai legal drug dan dipasarkan dengan nama dagang tertentu serta dapat diresepkan oleh dokter.
4. Fase IV, setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca pemasaran (post marketing
surveillance) yang diamati pada pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini
dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka
panjang dalam menggunakan obat.

3
Setelah hasil studi fase IV dievaluasi masih memungkinkan obat ditarik dari perdagangan jika
membahayakan sebagai contoh cerivastatin suatu obat antihiperkolesterolemia yang dapat merusak
ginjal, fenil propanol amin yang sering terdapat pada obat flu harus diturunkan dosisnya dari 25 mg
menjadi tidak lebih dari 15 mg karena dapat meningkatkan tekanan darah dan kontraksi jantung yang
membahayakan pada pasien yang sebelumnya sudah mengidap penyakit jantung atau tekanan darah
tinggi, talidomid dinyatakan tidak aman untuk wanita hamil karena dapat menyebabkan kecacatan pada
janin, troglitazon suatu obat antidiabetesdi Amerika Serikat ditarik karena merusak hati .

Definisi dan Cabang Ilmu Farmakologi

Farmakologi berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari pharmacon yangberartisenyawa bioaktif dan
logos yang berarti ilmu. Secara umum, farmakologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang efek dan
nasib obat dalam tubuh. Farmakologi adalah ilmu yang terintegrasi karena berkaitan dengan cabang ilmu
kesehatan lain, dan menjembatani ilmu preklinik dan ilmu klinik.
Penelitian pengembangan obat yang semakin pesat, menghasilkan cabang-cabang ilmu baru dari
farmakologi, seperti :
• Kimia medisinal
Disiplin ilmu kimia yang mengkaji hubungan struktur aktivitas, modifikasi struktur kimia obat
dapat mengubah aktivitas, jenis efek maupun nasib obat dalam tubuh
• Farmakokinetika
Ilmu yang mempelajari perjalanan obat didalam tubuh
• Farmakodinamika
Ilmu yang mempelajari kemampuan obat menghasilkan efek dan mempengaruhi sistem biologis
tubuh.
• Farmakologi klinik
Ilmu yang mengaplikasi farmakodinamika dan farmakokinetika pada pasien dengan penyakit.
• Farmakologi molekuler
Disiplin ilmu yang mengkaji kerja obat pada tingkat molekuler
• Farmakoterapi
Disiplin ilmu yang mengkaji penggunaan obat untuk terapi
• Toksikologi :
Ilmu farmakologi yang berhubungan dengan efek samping dan efek toksik suatu senyawa kimia.
• Farmakoepidemiologi
Ilmu yang meneliti antara kerja atau efek obat pada masyarakat luas
• Farmakogenetik
Disiplin ilmu yang fokus pada hubungan faktor genetik dengan respon terapi
• Farmakognosi
Ilmu yang mempelajari tentang sumber-sumber obat alamiah

Konsep Obat
Obat adalah setiap zat kimia (alami maupun sintetik) selain makanan yang mempunyai pengaruh
terhadap atau dapat menimbulkan efek pada organisme hidup, baik efek psikologis, fisiologis, maupun
biokimiawi.

Obat pada dasarnya adalah benda asing yang dianggap racun oleh tubuh, karena dapat
mempengaruhi sistem kerja tubuh. Perbedaan tipis antara obat dan racun adalah dosis, dimana jika
dosis yang diberikan berada dalam dosis terapi maka akan menimbulkan efek terapi, sedangkan apabila

4
dosis yang diberikan berada dalam dosis toksik maka akan menimbulkan efek toksik yang menimbulkan
kekacuan homeostasis tubuh dengan resiko terberat adalah kematian.

Sumber Obat
Bahan baku obat diperoleh dari berbagai macam sumber, yaitu :
a. Tumbuhan
Sejumlah tumbuhan memiliki khasiat obat dan telah dipergunakan selama berabad-abad sebagai
obat alami untuk sakit dan luka, Contoh obat yang berasal dari tumbuhan adalah digitalis.
Digitalis dibuat dari daun tanaman foxglove dan digunakan untuk mengobati gagal jantung
kongestif dan aritmia jantung. Digitalis juga digunakan untuk menguatkan kontraksi otot jantung.
b. Hewan
Produk sampingan dari hewan merupakan salah satu sumber obat karena produk-produk
tersebut mengandung hormon yang diperlukan oleh manusia dalam rangka mempertahankan
homeostasis tubuhnya. Salah satu contoh hormon yang berasal dari hewan adalah premarin
yang berisi esterogen berasal dari urin kuda betina digunakan untuk mengatasi gejala-gejala
menopause. Selain itu, insulin adalah salah satu contoh obat yang digunakan untuk mengatur
kadar gula darah pada pasien penderita diabetes mellitus.
c. Mineral
Tubuh membutuhkan mineral untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Mineral merupakan
substansi kristal anorganik yang ditemukan secara alami dibumi. Sebagai contoh, suplemen besi
(Fe) diberikan pada pasien yang mengalami kekurangan zat besi dengan kondisi yang mengarah
pada kelelahan. Zat besi adalah logam alam yang merupakan bagian tak terpisahkan dari protein
tubuh (hemoglobin) yang mengangkut oksigen keseluruh tubuh.
d. Mikroorganisme
Beberapa jenis mikroorganisme dimanfaatkan manusia sebagai penghasil obat-obatan. Obat-
obatan yang dihasilkan tersebut digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit terutama
penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme. Hal ini dikarenakan beberapa jenis
mikroorganisme mampu menghasilkan antibiotik. Contoh obat yang berasal dari mikroorganisme
adalah senyawa penisillin yang isolasi dari jamur Penicillin sp dan Streptomycin yang diisolasi
dari bakteri Streptomyces griseus yang kemudian digunakan untuk pengobatan penyakit
tuberculosis.
e. Sintesis Kimiawi
Obat sintesis dibuat dengan menggunakan sintesis kimia, dimana senyawa turunan kimia
disusun kembali untuk membentuk senyawa baru. Contoh obat yang dihasilkan dari sintesis
kimia adalah asam mefenamat dan parastemol yang digolongkan dalam obat analgesik berguna
sebagai obat penghilang rasa sakit.
f. Biotehnologi
Tubuh manusia dan hewan terus-menerus menghadapi serangan virus, bakteri, jamur, dan
senyawa kimia yang terdapat dalam lingkungan. Untuk mengatasi serangan tersebut, tubuh
membutuhkan golongan protein yang disebut antibodi. Suatu teknik pembentukan antibodi telah
dikembangkan berkat kemajuan bioteknologi. Para pakar bioteknologi telah dapat
mengembangkan produksi antibodi secara besar-besaran. Sebuah antibodi yang
disebut antibody monoklonal telah mampu mengatasi berbagai penyakit pada manusia, mulai
dari penyakit kanker dan kegagalan ginjal sampai dengan penyakit infeksi oleh virus atau bakteri.
Antibodi monoklonal juga meningkatkan keberhasilan pencangkokan organ.
Selain antibodi monoklonal, Interferon juga merupakan obat hasil dari rekayasa biotehnologi.
Sejarah interferon dimulai pada tahun 1957, ketika Alick Isaacs dan Jean Lindenmann meneliti
tanggapan tubuh terhadap infeksi virus. Mereka menemukan bahwa suatu substansi yang

5
disekresikan oleh sel yang terserang dapat membantu sel lain untuk menentang virus
penyerang. Senyawa tersebut dinamakan interferon. Interferon digunakan untuk mengobati
penyakit oleh virus dan beberapa penyakit kanker. Pada tahun 1980 Charles Weissman berhasil
mengklonkan gen pengendali pembuatan satu tipe interferon manusia dengan menyisipkannya
ke dalam bakteri, lalu sel bakteri tersebut segera membuat interferon. Kini interferon telah dapat
diproduksi secara besar-besaran dan digunakan untuk mengobati berbagai infeksi virus (herpes,
hepatitis, rabies) dan kanker.

Tujuan Pengobatan
Pemberian obat memiliki beberapa tujuan yang didasarkan pada manfaat yang diharapkan, yaitu :
• Penetapan diagnosa
Penggunaan barium sulfat yang digunakan dalam tindakan radiografi pada pemeriksaan saluran
pencernaan.
• Pencegahan (preventif)
Vaksin dibuat dari mikroorganisme yang telah matikan atau dilumpuhkan bertujuan untuk
mengembangkan sistem imun tubuh untuk mencegah infeksi mikrorganisme
• Penyembuhan (kuratif)
Amoksisilin adalah salah satu jenis obat golongan antibiotik spektrum luas yang digunakan untuk
mengobati infeksi yang disebabkan bakteri gram positif dan gram negatif.
• Pemulihan kembali (rehabilitatif)
Pemberian vitamin dan mineral guna memperbaiki kondisi metabolisme tubuh terganggu akibat
serangan penyakit.
• Peningkatan kesehatan (promotif)
Pemberian vitamin c guna menjaga dan meningkatkan kesehatan kulit pada proses produksi
collagen.
• Kontrasepsi
Pemberian preparat hormon guna mencegah terjadinya ovulasi maupun implantasi sel telur.

LABEL OBAT
Label obat yang berada pada tempat kemasan obat berisi informasi penting yang berkaitan tentang
penggunaan obat tersebut, adapun informasi yang biasanya tersedia adalah :
1. Nama Dagang
Nama dagang adalah nama obat yang biasanya dituliskan paling menyolok di kemasan obat.
Nama obat ini adalah nama yang diberikan oleh industri farmasi sebagai salah satu identitas
produknya atau dengan istilah lain merupakan merk dagang produk.
2. Nama Generik
Nama generik adalah suatu nama resmi zat obat berdasarkan rumus struktur obat. Nama
generik ini harus dicantumkan di kemasan obat. Contoh dari nama generik antara lain:
paracetamol, chlorpheniramine maleat (CTM), asam mefenamat, amoksisilin, guafenesin,
dexamethason, dan cefadroxil.
3. Bentuk sediaan
Bentuk sediaan adalah bentuk obat itu sendiri, ada tablet, kapsul, kaplet, sirup, emulsi, suspensi,
krim, gel, dan suppositoria. Biasanya informasi tentang bentuk sediaan seperti contoh pada
gambar sebagai berikut:
- Film coated caplet
4. Tanda khusus untuk obat
Tanda khusus ini merupakan tanda penggolongan obat berdasarkan keamanannya
penggunaannya.

6
5. Komposisi
Komposisi yang tercantum pada kemasan obat adalah komposisi zat – zat yang berkhasiat.
6. Dosis
Dosis adalah takaran obat yang menimbulkan efek farmakologi (khasiat) yang tepat dan aman
bila dikonsumsi oleh pasien
7. Indikasi
Istilah indikasi diartikan sebagai petunjuk kondisi – kondisi dimana tubuh membutuhkan terapi
menggunakan obat tersebut.
8. Kontraindikasi
Kontraindikasi yang dituliskan pada kemasan obat merupakan petunjuk kondisi – kondisi dimana
penggunaan obat tersebut tidak tepat atau tidak dikehendaki
9. Efek Samping
Efek samping yang dituliskan pada kemasan obat adalah suatu keadaan yang bisa saja terjadi
pada saat penggunaan obat dalam rentang dosis terapi. Namun, efek yang disebutkan pada
kemasan bukan berarti semua efek samping akan kita alami. Ada efek samping yang umum
dialami ketika mengonsumsi obat tertentu, ada juga yang jarang terjadi atau hanya terjadi pada
beberapa orang saja.
10. Interaksi Obat
Interaksi obat merupakan suatu keadaan dimana efek obat berubah dengan adanya penggunaan
obat lain, makanan, minuman, atau zat kimia di lingkungan. Informasi tentang interaksi obat di
kemasan obat biasanya menuliskan apa – apa saja yang mempengaruhi efek obat tersebut.
11. Cara Kerja Obat
Cara kerja obat yang dituliskan berkaitan dengan efek farmakologi obat, yaitu suatu kerja obat
dalam tubuh. Istilah – istilah yang tertulis pada bagian ini bermacam – macam, ada yang mudah
dimengerti, adapula yang menggunakan istilah medis, seperti analgesik, antasida, dekongestan,
laksatif dan masih banyak lagi.
12. Aturan Pakai
Aturan pakai menginformasikan tentang penggunaan obat. Aturan pakai ini tidak sama dengan
dosis. Dosis adalah sejumlah obat yang harus digunakan untuk suatu keadaan sakit tertentu.
Aturan pakai biasanya dituliskan sebagai berikut:
▪ 1 kapsul 3 kali sehari atau ada pula yang menuliskannya 3 kali sehari 1 kapsul yang
artinya obat diminum setiap 8 jam.
13. Nomor Batch/Lot
Nomor ini merupakan suatu identitas produksi yang diberikan oleh industri farmasi terhadap
suatu obat dalam satu satuan produksi.
14. Nomor Registrasi
Nomor registrasi adalah nomor yang diberikan sebagai tanda obat telah terdaftar di BPOM dan
mendapat izin edar.
15. Nama dan Alamat Industri Farmasi
Nama dan Alamat Industri Farmasi dituliskan sebagai identitas industri yang memproduksi obat.
16. Tanggal Kadaluwarsa
Tanggal kadaluwarsa merupakan istilah yang umum digunakan untuk menunjukkan suatu waktu
dimana produk sudah selayaknya tidak digunakan lagi. Biasanya pada kemasan obat akan
tertulis sebagai “Exp. Date”. Jangan tertukar dengan “Mfg. Date” yaa. Karena “Mfg. Date”
adalah manufacturing date, yaitu tanggal dimana obat tersebut diproduksi.

7
OBAT OFF LABEL
Penggunaan obat off-label adalah penggunaan obat di luar indikasi yang disetujui oleh lembaga
yang berwenang. Lembaga berwenang itu kalau di Amerika adalah Food and Drug Administration
(FDA), sedangkan di Indonesia adalah Badan POM. Tetapi karena umumnya obat-obat yang masuk ke
Indonesia adalah obat impor yang persetujuannya dimintakan ke FDA, maka bisa dibilang bahwa indikasi
yang dimaksud adalah indikasi yang disetujui oleh FDA.

Satu macam obat bisa memiliki lebih dari satu macam indikasi atau tujuan penggunaan obat.
Jika ada lebih dari satu indikasi, maka semua indikasi tersebut harus diujikan secara klinik dan
dimintakan persetujuan pada FDA atau lembaga berwenang lain di setiap negara. Suatu uji klinik yang
umumnya berbiaya besar itu biasanya ditujukan hanya untuk satu macam indikasi pada keadaan
penyakit tertentu pula. Namun, seringkali, dokter meresepkan obat untuk indikas yang belum diujikan
secara klinik. Itu disebut penggunaan obat off-label atau obat mungkin sudah ada bukti-bukti klinisnya,
tetapi memang tidak dimintakan approval kepada lembaga berwenang karena berbagai alasan (misalnya
alasan finansial), maka penggunaannya juga dapat digolongkan penggunaan obat off-label.

Penggunaan obat off-label sendiri ada dua jenis. Yang pertama, obat disetujui untuk mengobati
penyakit tertentu, tapi kemudian digunakan untuk penyakit yang sama sekali berbeda.
Misalnya amitriptilin yang disetujui sebagai anti depresi, digunakan untuk mengatasi nyeri
neuropatik. Yang kedua, obat disetujui untuk pengobatan penyakit tertentu, namun kemudian diresepkan
untuk keadaan yang masih terkait, tetapi di luar spesifikasi yang disetujui. Contohnya
adalah Viagra, yang diindikasikan untuk mengatasi disfungsi ereksi pada pria, tetapi digunakan
untuk meningkatkan gairah sexual buat pria walaupun mereka tidak mengalami impotensi atau disfungsi
ereksi.

OBAT HIGH ALERT


Obat yang terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan cedera serius pada pasien
jika terjadi kesala!an dalam penggunaannya.
Contoh obat High alert adalah epinefrin, heparin, obat kanker, analgesik opiod, obat LASA (look alike
sound alike).

8
TES FORMATIF

1. Sebutkan 5 tahapan pengujian obat


a. .........................
b. ........................
c. .........................
d. ........................
e. .........................
2. Sebutkan subjek uji dari uji praklinik dan klinik ?
a. Praklinik............................
b. Klinik........................
3. Sebutkan dua jenis uji praklinik
a. .......................
b. .......................

4. Sebutkan 4 jenis uji klinik dan masing-masing fokus tujuan uji?


a. .........................dengan fokus tujuan uji............................................................
b. .........................dengan fokus tujuan uji............................................................
c. .........................dengan fokus tujuan uji............................................................
d. .........................dengan fokus tujuan uji............................................................
5. Ilmu yang mempelajari perjalanan obat didalam tubuh..........................................
6. Ilmu yang mempelajari sumber-sumber obat dari tumbuhan....................................
7. Sebutkan contoh obat yang bersumber dari ?
a. Tumbuhan :..................................
b. Hewan : .......................................
c. Mineral : .....................................
d. Proses sintetik..............................
e. Mikroorganisme..........................
f. Biotehologi......................................
8. Sebutkan contoh obat berdasarkan tujuan pengeobatan ?
a. Tujuan 1..................................contoh........................................
b. Tujuan 2..................................contoh........................................
c. Tujuan 3..................................contoh........................................
d. Tujuan 4..................................contoh........................................
e. Tujuan 5..................................contoh........................................
f. Tujuan 6..................................contoh........................................

9
Logo Bentuk Penamaan
Obat Sediaan Obat

PENGGOLONGAN OBAT
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu menggolongkan obat berdasarkan keamanan, bentuk sediaan, penamaan obat dan
obat tradisional dan kelas terapi

URAIAN MATERI

Obat dapat digolongan berdasarkan keamanan, bentuk sediaan, penamaan, obat tradisional dan kelas
terapi

Distribusi Keamanan

Penggolongan obat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 917/Menkes/Per/X /1993 yang kini
telah diperbaiki dengan Permenkes RI Nomor 949/Menkes/Per/ VI/2000 penggolongan obat
dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan
distribusi.Golongan obat tersebut meliputi :
a. Obat bebas (obat OTC : Over The Counter)
Merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau dengan tepi
lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin
dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa
antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di Apotek, toko obat dan
warung.
b. Obat bebas terbatas
Merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna biru dengan tepi
lingkaran berwarna hitam. Obat ini juga dapat diperoleh tanpa resep dokter
diapotek dan toko obat. Obat-obat yang umumnya masuk dalam golongan
ini antara lain obat batuk, obat influenza, obat-obat antiseptik dan tetes
mata untuk iritasi ringan. Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera
peringatan yang bertanda kotak kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi
hitam, dengan tulisan sebagai berikut :

10
c. Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya)
Disebut obat keras karena jika pemakai tidak memperhatikan dosis, aturan
pakai, dan peringatan yang diberikan, dapat menimbulkan efek berbahaya.
Obat keras merupakan obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep
dokter dan hanya bisa diperoleh di Apotek. Dalam kemasannya ditandai
dengan lingkaran merah dengan huruf K ditengahnya. Contoh obat ini adalah
amoksilin, asam mefenamat dan semua obat dalam bentuk injeksi.
d. Obat-obat psikotropika
Merupakan Zat atau obat baik ilmiah atau sintesis, bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selekti pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan prilaku. Contoh : alprazolam, diazepam. Mengenai obat-obat
psikotropika ini diatur dalam UU RI Nomor 5 tahun 1997.Psikotropika dibagi menjadi :
• Golongan I : sampai sekarang kegunaannya hanya ditujukan untuk ilmu
pengetahuan, dilarang diproduksi, dan digunakan untuk pengobatan contohnya
metilen dioksi metamfetamin, Lisergid acid diathylamine (LSD) dan metamfetamin
• Golongan II,III dan IV dapat digunakan untuk pengobatan asalkan sudah didaftarkan,
contohnya diazepam, fenobarbital, lorazepam dan klordiazepoksid
e. Obat Narkotika
Merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. (UU
RI no. 22 th 1997 tentang Narkotika). Obat ini pada kemasannya dengan
lingkaran yang didalamnya terdapat palang (+) berwarna merah.Obat
narkotika penggunaannya diawasi dengan ketat sehingga obat golongan narkotika hanya
dapat diperoleh di apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat menggunakan copy resep).
Dalam bidang kesehatan, obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius
dan analgetik/obat penghilang rasa sakit. Contoh obat narkotika adalah : codipront (obat
batuk), MST (analgetik) dan fentanil (obat bius). Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :
• Golongan I
Hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan
Tidak digunakan dalam terapi
Potensi ketergantungan sangat tinggi
Contoh : Heroin (putauw), kokain, ganja
• Golongan II

11
Untuk pengobatan pilihan terakhir
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
Potensi ketergantungan sangat tinggi
Contoh : fentanil, petidin, morfin
• Golongan III
Digunakan dalam terapi
Potensi ketergantungan ringan
Contoh : kodein, difenoksilat

Bentuk sediaan
Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam
farmakoterapi dapat digunakan secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal. Umumnya
BSO mengandung satu atau lebih senyawa obat zat berkhasiat dan bahan tambahan yang diperlukan
untuk formulasi tertentu. Bentuk sediaan obat dipilih sesuai dengan manfaat yang diinginkan seperti :
• Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
• Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
• Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
• Sediaan yang cocok untuk : - obat yang tidak stabil, tidak larut - penyakit pada berbagai tubuh
5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan menyenangkan.
Dalam memilih bentuk sediaan Obat, perlu diperhatikan :
• Sifat bahan obat
• Sifat sediaan obat
• Kondisi penderita
• Kondisi penyakit
• Harga
Macam Bentuk Sediaan Obat
• Bentuk Sediaan Padat : pulvis, pulveres, tablet, kapsul
• Bentuk Sediaan Cair : solusio/mikstura, suspensi, emulsi, linimentum. losio
• Bentuk Sediaan Setengah Padat : unguentum, him, jeli,
• Bentuk sediaan khusus : injeksi , supositoria, ovula, spray, inhalasi,

Pulvis Dan Pulveres (Serbuk)

Bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk
dan relatif stabil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Serbuk untuk obat
dalam disebut pulveres (serbuk yang terbagi berupa bungkus-bungkus kecil dalam kertas dengan berat
umumnya 300mg sampai 500mg dengan zat tambahan umumya Saccharum lactis dan untuk obat luar
disebut Pulvis adspersorius (Serbuk tabur).

Tablet

Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat secara kempa cetak, berbentuk pipih dengan
kedua permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu atau beberapa bahan obat, dengan atau

12
tanpa zat tambahan. ( Berat tablet normal antara 300- 600 mg ). Beberapa jenis tablet yang ada
dipasaran adalah :
1. Tablet Hisap ( Lozenges)
Sediaan padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
2. Trochici
Tablet hisap yang dibuat dengan cara kempa, Bentuk sediaan seperti donat untuk mencegah
tersedak. Rasanya manis sehingga mudah diberikan pada anak-anak.Contoh : FG Trochees
3. Tablet Sublingual. Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.Contoh : Tablet Cedocard
4. Tablet Kunyah ( Chewable Tablet )
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu dengan rasa enak dalam
rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit, tablet ini umumnya
menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai pengikat dan pengisi yang mengandung
bahan pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.Contoh obat
Antasida
5. Tablet Effervescent
Tablet selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam ( asam sitrat, asam
tartar) dan Natrium bikarbonat , apabila dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbondioksida
yang akan memberikan rasa segar.Contoh : Tablet Ca-D- Rhedoxon
6. Tablet Salut
Tujuan penyalutan tablet :
• Melindungi zat aktif dari udara, kelembaban, atau cahaya
• Menutupi rasa dan bau tidak enak
• Membuat penampilan lebih baik dan mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran
cema.Jenis tablet salut :
o Tablet Salut Gula (Tsg)
Untuk obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan. Contoh : Supra livron
o Tablet Salut Film (Tsf)
Untuk bahan obat yang rasa dan bau tidak menyenangkan. Contoh : Ferro gradumet
o Tablet Salut Enterik (Tse)
Sediaan ini disalut dengan tujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet telah
melewati lambung, dilakukan untuk obat yang rusak atau inaktif karena cairan lambung
atau dapat mengiritasi lambung.Contoh : Dulcolax 5 mg, Voltaren
7. Tablet Multilayer
Obat yang dicetak menjadi tablet kemudian ditambah granulasi diatas tablet yang dilakukan
berulang-ulang sehingga terbentuk tablet multiplayer.Contoh : Bodrex
8. Tablet Forte
Tablet yang mempunyai komposisi sama dengan komponen tablet biasa tapi mempunyai
kekuatan yang berbeda ( Biasanya 2 kali tablet biasa ). Contoh : Bactrim Forte
9. Tablet Pelepasan Terkendali
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tersedia selama jangka waktu tertentu
setelah obat diberikan. Fungsinya mempertahankan efek terapi untuk batas waktu yang lama,
sehingga efek obat lebih seragam, hal tersebut akan mengurangi frekuensi pemberian sehingga
ketaatan pasien bertambah. Istilah efek diperpanjang ( prolong action ) ; efek pengulangan (
repeat action) dan pelepasan lambat (sustained action) telah digunakan untuk menyatakan
sediaan tersebut. Istilah lain yang sering digunakan antara lain retard, time release, sustained
release, oros.

13
Kapsul
Sediaan obat yang bahan aktifnya dapat berbentuk padat atau setengah padat dengan atau tanpa
bahan tambahan dan terbungkus cangkang yang umumnya terbuat dari gelatin. Cangkang dapat larut
dan dipisahkan dari isinya.
• Kapsul Lunak ( Soft Capsule ): berisi bahan obat berupa minyak/larutan obat dalam minyak.
• Kapsul keras ( Hard Capsule ): berisi bahan obat yang kering

Solutio
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut. Solute adalah zat yang
terlarut sedangkan solven adalah cairan pelarut umumnya adalah air. Contoh : Enkasari 120 Ml Solution,
Betadin Gargle

Sirup
Penggunaan istilah untuk bentuk sediaan cair yang mengandung gula ( 64-66%). Lebih kental dan
lebih manis dibandingkan dengan solutio. Cocok untuk anak-anak maupun dewasa. Contoh Sirup :
Biogesic Sirup, Dumin Sirup
• Sirup Kering adalah sediaan padat yang berupa serbuk atau granula yang terdiri dari bahan obat,
pemanis, perasa, stabilisator dan bahan lainnya, kecuali pelarut. Apabila akan digunakan
ditambah pelarut (air) dan akan menjadi bentuk sediaan suspensi. Pada umumnya bahan obat
adalah antimikroba atau bahan kimia lain yang tidak larut dan tidak stabil dalam bentuk cairan
dalam penyimpanan lama. Apabila sudah ditambahkan aquadest, hanya bertahan + 7 hari pada
suhu kamar, sedang pada almari pendingin + 14 hari. Contoh Sirup Kering : Cefspan Sirup
(Untuk Dibuat Suspensi )

Suspensi
Sediaan cair yang mengandung bahan padat dalam bentuk halus yang tidak larut tetapi
terdispersidalam cairan/vehiculum, umumnya mengandung stabilisator untuk menjamin stabilitasnya,
penggunaannya dikocok dulu sebelum dipakai.Contoh : Sanmag suspensi, Bactricid suspensi

Elixir
Larutan oral yang mengandung etanol sebagai pelarut, untuk mengurangi jumlah etanol bisa
ditambah pelarut lain seperti gliserin dan propilenglikol, kegunaan alcohol selain sebagai pelarut, juga
sebagai pengawet atau korigen saporis. Sifat : cocok untuk penderita yang sukar menelan
Contoh : batugin 300 ml, mucopect 60 ml ( pediatrik )

Guttae
Sediaan cair yang pemakaiannya dengan cara meneteskan. Dibagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan tempat penggunaannya.
• Tetes oral
Volume pemberian kecil sehingga cocok untuk bayi dan anak-anak. Contoh : apialys drop 15 ml,
triaminic 10 ml, termagon
• Tetes mata
Harus steril dan jernih, isotonis dan isohidris sehingga mempunyai aktivitas optimal. Contoh :
Catarlent 5 ml, albucid
• Tetes telinga

14
Bahan pembawanya sebaiknya minyak lemak atau sejenisnya yang mempunyai kekentalan yang
cocok ( misal gliserol, minyak nabati, propilen glikol ) sehingga dapat menempel pada gendang
telinga. - ph sebaiknya asam ( 5-6 ) Contoh : otolin 10 ml, otopain 8 ml
• Tetes hidung
Contoh : iliadin 10 ml, vibrosil, otrivin

Lotion

Sediaan cair yang digunakan untuk pemakaian luar pada kulit. Contoh : caladine lotion

Unguenta (salep)
Sediaan setengah padat untuk digunakan sebagai obat luar, mudah dioleskan pada kulit dan tanpa
perlu pemanasan terlebih dahulu , dengan bahan obat yang terkandung harus terbagi rata atau
terdispersi homogen dalam zat pembawa. Jenis salep :
• Salep berlemak ( fatty ointment )
Suatu sediaan obat berbentuk setengah padat yang mudah dioleskan, bahan obat hares
terdispersi homogen dalam dasar salep yang bebas air ( berlemak ).
• Salep mata.
Steril dan obat dapat kontak lama dengan mata sehingga lebih efektif dibandingkan dengan tetes
mata. Hari. Contoh : cendocycline 1%, 3,5 gram, cendomycos 3,5 g, kemicitine 5g

Jelly (gel )
Sediaan semi padat yang sedikit cair, kental dan lengket yang mencair waktu kontak dengan kulit,
mengering sebagai suatu lapisan tipis, tidak berminyak. Contoh : bioplasenton jelly 15 mg, voltaren
emulgel 100 g.

Cream
Sediaan semi padat yang banyak mengandung air, sehingga memberikan perasaan sejuk bila dioleskan
pada kulit. Dapat berfungsi sebagai pelarut dan pendingin. Sediaan ini cocok untuk dermatosa akut.
Contoh : chloramfecort 10 g, hydrokortison 5g, scabicid 1 og.

Pasta
Masa lembek dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentu serbuk dalam jumlah besar ( 40-
60% ). Contoh : pasta lassari

Inhalasi
Obat atau larutan obat yang diberikan lewat nasal atau mulut dengan cara dihirup dimasudkan untuk
kerja setempat pada cabang-cabang bronchus atau untuk efek sistemik lewat paru-paru

Penamaan obat

Penamaan obat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


1. Nama Kimia
Obat dengan nama zat aktif yaitu penamaan obat yang berdasar pada struktur kimia obat.
Penamaan ini jarang digunakan dalam praktek sehari-hari karena sukar untuk dihapalkan.
2. Obat Paten adalah hak paten yang diberikan kepada industri farmasi pada obat baru yang baru
ditemukan berdasarkan riset industri farmasi tersebut dan diberi hak paten untuk memproduksi
dan memasarkannya setelah melalui berbagai tahapan uji klinis sesuai aturan yang telah

15
ditetapkan secara internasional. Obat yang telah diberi hak paten tersebut tidak boleh diproduksi
dan dipasarkan dengan nama generik oleh industri farmasi lain tanpa izin pemilik hak paten
selama masih dalam masa hak paten. Masa hak paten umumnya adalah 20 tahun sesuai UU no
14 tahun 2001 pasal 8 tentang paten dan tidak dapat diperpanjang.
3. Obat Generik yang dikenal sekarang berasal dari obat paten yang telah habis masa hak
patennya. Obat paten itu menjadi obat dengan status umum dan disebut obat generik. Nama
generik dapat berua dan/atau nama trivial, nama lazim, nama singkatan,nama singkatan, nama
kimia atau nama resmi Internasional seperti International Nonpropietary Name (INN). Obat
generik berlogo adalah obat generik yang menyandang logo yang diciptakan pemerintah sebagai
lambang yang menyatakan bahwa, obat generik tersebut diproduksi pabrik obat yang sudah
mendapatkan sertifikat Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB).
4. Obat Branded/Obat dengan nama dagang adalah obat generik tertentu yang diberi nama atau
merek dagang sesuai kehendak produsen obat.

Contoh Obat Parasetamol


1. Nama Kimia : N-asetil-4 aminofenol
2. Nama Generik : Parasetamol, Asetamonifen
3. Nama Dagang : Panadol, Sanmol, Dumin.

Contoh Obat Paten Amoksisilin


Antibiotik ini ditemukan pada tahun 1972 oleh Beecham, perusahan farmasi Inggris yang
sekarang menjadi GlaxoSmithKline. Beecham memberi nama dagang obat ini menjadi Amoxil®. Amoxil®
inilah yang disebut dengan obat paten (atau juga disebut inovator, originator atau pioner). Selama
sepuluh tahun, Beecham mendapatkan keuntungan dari monopoli penjualan amoxillin diseluruh dunia.
Baru ketika masa patennya kedaluwarsa di tahun 1982, perusahaan-perusahaan farmasi lainnya
berlomba-lomba membuat versi generiknya. Semua produk yang mengandung amoxillin selain Amoxil®
dianggap sebagai obat generik. Amoxillin yang dijual dengan kehendak produsen contoh perusahaan
sanbe farma dijual dengan nama amoxan® maka disebut dengan nama dagang.

Obat Essensial

Obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan, mencakup upaya diagnosis,
profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia di fasilitas kesehatan sesuai dengan fungsi
dan tingkatnya.

Obat tradisional
Pengelompokan obat bahan alam Indonesia sesuai SK Kepala Badan POM No. HK.00.05.2411 tanggal
17 Mei 2004, yaitu
a. Jamu (Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk
serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun
jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan
mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih. Bentuk jamu tidak
memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.
Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan
mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk
tujuan kesehatan tertentu.

16
b. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)
Obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang
mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak. Selain proses
produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian
ilmiah berupa penelitian-penelitian pra-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat,
standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang
higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis. Contoh : kiranti
c. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat
modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah
sampai dengan uji klinik pada manusia.. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para
profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat
juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan
pembuktian secara ilimiah. Contoh : stimuno

Kelas Terapi
Kelas terapi obat didasarkan pada efek farmakologi obat yang dihasilkan. Berikut beberapa contoh daftar
kelas terapi obat “
a. Analgesik-anti piretik-anti inflamasi
Golongan obat yang digunakan untuk mengatasi rasa nyeri, demam dan diantaranya untuk
mengatasi peradangan. Contoh: parasetamol, asam mefenamat, natrium diklofenak,
ibuprofen, ketorolac, fenilbutazon, asetosal
b. Anti biotik
Obat yang ditujukan untuk menghambat atau membasmi bakteri. Contoh : amoksisilin,
ampisillin, cefadroxil, ciprofloxacin, tetrasiklin, tiamfenikol
c. Antifungi
Golongan obat yang digunakan untuk terapi mikosis patologi yang disebabkan oleh invasi
jamur parasit. Contoh : ketokonzaol, miconazole, griseofulvin, itrakonazole
d. Antidiabetik
Golongan obat yang digunakan dalam terapi pengobatan diabetes mellitus. Contoh:
metformfin, glibenklamid, glipizid
e. Diuretik
Golongan obat yang digunakan untuk meningkatkan volume pengeluaran cairan tubuh
melalui mekanisme berkemih. Contoh : furosemida, tiazid, manitol
f. Kortikosteroid
Golongan obat yang digunakan dalam terapi pengobatan dengan kondisi patologis akibat
berbagai sebab dengan manisfestasi, mulai dari simptom insufisiensi adrenokorteks,
disfungsi sistem neuroendrokrin hingga alergi dan peradangan. Contoh : hidrokortison,
prednison, dexametason, betametason

17
g. Vasodilator
Meruapakan golongan obat yang digunakan untuk melebarkan pembuluh darah. Contoh :
Hidralazin, minoksidil

TES FORMATIF

Perhatikan gambar obat disamping !!

Nama generik..................................................
Nama dagang...................................................
Golongan keamanan obat..................................
Bentuk sediaan..................................................
Pabrik...............................................................
Kelas terapi.......................................................
Forte adalah.......................................................

Perhatikan obat herbal disamping !

Golongan obat herbal tolak angin


adalah..........................................

Tahapan pengujian
sampai.........................................

18

Anda mungkin juga menyukai