Anda di halaman 1dari 15

TUMBUHAN OBAT SEBAGAI DASAR

PENGEMBANGAN OBAT BARU


NAMA
Lesmi Angela (1901011311)
ANGGOTA : Maysarah (1901011404)

Nur Fitri Anjalia Surbakti


(1901011315)

Ratu Aireen Izora (1901011319)

Rizka Fitriyanda (1901011322)

Uswatun Hasanah Binti Tantawi


(1901011329)
Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang


telah diidentifikasi dan diketahui
berdasarkan pengamatan manusia
memiliki senyawa yang bermanfaat untuk
mencegah dan menyembuhkan penyakit,
melakukan fungsi biologis tertentu, hingga
mencegah serangan serangga dan jamur
ontoh tumbuhan obat
c

Temulawak Kumis kucing Ciplukan


Sirih ( Piper betle )
( Curcuma zanthorrhiza ) ( Orthosiphon aristatus ) (Physalis angulata )
Pentingnya pengembangan
obat baru
Pengembangan dan penemuan obat baru
diperlukan untuk menjawab tantangan pelayanan
kesehatan, baik untuk tujuan promotif, preventif,
kuratif maupun rehabilitatif. Obat modern
dikembangkan melalui proses yang panjang
serta memakan biaya yang tinggi, dan setiap
tahun puluhan bahkan ratusan obat baru masuk
ke pasar obat dunia.
Proses penemuan obat baru
merupakan langkah yang
sangat panjang dan
melibatkan berbagai disiplin
ilmu. Secara garis besar,
penelitian dan pengembangan
suatu obat dibagi menjadi •Sintesis dan screening molekul.

beberapa tahapan :
Studi pada hewan percobaan.

Studi pada manusia yang sehat (healthy


volunteers).

Studi pada manusia yang sakit (pasien).

Studi pada manusia yang sakit dengan populasi diperbesar

Studi lanjutan (post marketing surveillance).


PENGGOLONGAN OBAT
BERDASARKAN SUMBERNYA

1. TUMBUHAN
Salah satu pendekatan untuk penelitian tumbuhan obat 2. HEWAN
adalah penapis senyawa kimia yang terkandung dalam Selain tumbuhan bahan hewan yang memiliki fungsi,
tanaman. Cara ini digunakan untuk mendeteksi pengaruh serta khasiat sebagai obat, dalam pengertian
senyawa tumbuhan berdasarkan golongannya. Metode umum kefarmasian bahan yang digunakan sebagai
yang telah dikembangkan dapat mendeteksi adanya simplisia. Simplisia hewani adalah simplisia yang
golongan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa fenolat, berupa hewan atau bagian hewan zat-zat berguna
tannin,saponin, kumarin, quinon, steroid/terpenoid. yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia
contoh obat-obatan yang berasal dari tumbuhan murni. Contoh obat-obatan yang berasal dari hewan
seperti kina, daun tapak dara, kunyit asem, jamu tolak adalah minyak ikan,obat-obatan insulin seperti lispro,
angin. actrapid,novorapid.
4. Sintetis
Obat sintesis adalah obat-obatan yang
berasal dari tumbuhan atau hewan yang
diproses secara kimiawi untuk diambil
zat aktifnya. Dalam ilmu kimia, sintesis
kimia adalah kegiatan melakukan reaksi
kimia untuk memperoleh suatu produk
kimia, ataupun beberapa produk. Adapun
contoh obat sintetisIniadalah
perayaan obat-obatan
Idul Fitri
analgetik dan pertamamu bersama
antipiretik, seperti
panadol, bodrex, Bapak
bodrexin,
& Ibu aspirin,
3. Simplisia pelikan (mineral) sanmol, parasetamol, asam mefenamat.
Simplisia pelikan adalah simplisia yang
berupa bahan-bahan pelican (mineral) yang
belum diolah atau telah diolah dengan
cara sederhana dan belum berupa zat
kimia. Contoh nama obat-obatan yang
berasal dari bahan-bahan mineral seperti
koalin adalah guanistrip.
5. Mikroorganisme
Mikroorganisme disebut juga organisme
mikroskopik Beberapa jenis mikroorganisme
dimanfaatkan manusia sebagai penghasil obat-
obatan. Hal ini dikarenakan beberapa jenis
mikroorganisme mampu menghasilkan
antibiotik. Beberapa antibiotik yaitu penisilin,
streptomisin, sefalosporin, tertasiklin,
tetramisin, basitrosin, neomisin, dan amfisilin.
Defenisi
rancangan obat Penemuan obat adalah sebuah usaha yang
diarahkan pada suatu target biologis, yang
telah diketahui berperan penting dalam
perkembangan penyakit atau dimulai dari
suatu molekul dengan aktivitas biologi yang
menarik. Rancangan Obat adalah usaha
untuk mengembangkan obat yang telah ada,
yang sudah diketahui struktur molekul dan
aktivitas biologisnya, atas dasar penalaran
yang sistematik dan rasional, dengan
mengurangi faktor coba-coba seminimal
mungkin.
Tujuan rancangan
obat
Pada awalnya tujuan perancangan obat adalah mendapatkan obat baru
dengan aktivitas yang lebih baik dengan biaya yang layak secara
ekonomi, kemudian berkembang untuk mendapatkan obat dengan efek
samping yang minimal (aman digunakan), bekerja lebih selektif, masa
kerja yang lebih lama, dan meningkatkan kenyamanan pemakaian obat.
Rancangan obat sering digambarkan sebagai proses elaborasi
sistematik untuk mengembangkan lebih lanjut obat yang sudah ada,
dengan tujuan mendapatkan obat baru dengan efek biologis yang
diinginkan dan mengurangi atau menghilangkan efek samping yang ada,
melalui manipulasi molekul.
Skema Pengembangan Obat Baru
Fase I , kandidat obat diuji pada

Uji klinik
sukarelawan sehat 25-50 orang
untuk mengetahui apakah sifat
yang diamati pada hewan
terdiri dari 4 percobaan juga terlihat pada
manusia. Pada fase ini ditentukan

fase yaitu : hubungan dosis dengan efek yang


ditimbulkannya dan profil
farmakokinetik obat pada manusia

•Fase II, kandidat obat diuji pada


pasien tertentu 100-200 orang,
diamati efikasi pada penyakit yang
diobati. obat memiliki efek yang
potensial dengan efek samping
rendah atau tidak toksik. Pada
fase ini mulai dilakukan
pengembangan dan uji stabilitas
bentuk sediaan obat.
•Fase III melibatkan kelompok besar pasien sekitar ribuan orang, di
sini obat yang dikembangkan dibandingkan efek dan keamanannya
terhadap obat pembanding yang sudah diketahui. Keputusan
diberikan oleh badan pengatur nasional, di Indonesia keputusan
hasil pengujian dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan
Makanan, dengam melampirkan data dokumen uji praklinik dan
klinik yang sesuai dengan indikasi yang diajukan, efikasi dan
keamanannya harus sudah ditentukan dari bentuk produknya
(tablet, kapsul dll.) yang telah memenuhi persyaratan produk
melalui kontrol kualitas.

•Fase IV, setelah obat dipasarkan masih dilakukan studi pasca


pemasaran ( post marketing surveillance) yang diamati pada
pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini
dilakukan dalam jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik
dan pengalaman jangka panjang dalam menggunakan obat.
Setelah hasil studi fase IV dievaluasi masih memungkinkan obat
ditarik dari perdagangan jika membahayakan.
Sekian Terimakasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai