NIM:2200079
Kelas: D3-1B
Ciri-ciri kimiawi dan fisika yang unik dari suatu bahan obat ditentukan bukan
oleh uji analisis dan metode yang digunakan untuk identifikasinya serta pengujiannnya,
tapi mempunyai sangkut-paut dengan formulasi, bentuk sediaan, kestabilan, efektivitas
dan keamanan. Bahan obat harus tetap stabil untuk jangka waktu umur produk yang
sesuai dengan yang ditentukan, harus sesuai secara kimia dan fisika dengan semua
komponen-komponen lainnya dalam formulasi dan harus terpelihara aktivitasnya.
Setiap bahan obat memiliki ciri-ciri kimiawi dan fisika tersendiri yang
menjadikannya unik. Ciri-ciri ini digunakan dalam menyusun standar identifikasi bahan
dan untuk pengujian. Untuk setiap unsur obat dan untuk bentuk dosis sebangsanya,
monografi resmi menunjukkan standar fisika dan kimia yang tepat, uji dan tata cara
pengujian yang harus dipenuhi. Setiap pengujian dan standar yang dicatat dalam
monografi harus memuaskan sebelum bahan obat di sebut memenuhi ‘USP Quality”. Seti
tumpukan, lot atau wadah bahan obat (atau ramuan farmasetik) harus memenuhi standar
persyaratan yang ditentukan sebelum digunakan pada preparat produk obat. Uji dan batas
ketidakmurnian dilakukan terhadap bahan kimia yang mengandung bahan pencemar.
Ketidakmurnian ini umumnya akibat pembuatan atau kerusakan obat. Contohnya
Gliserin, suatu pelarut dipakai dalam berbagai bentuk cairan farmasetik, mungkin juga
diolah dalam berbagai cara yang berbeda-beda, dalam setiap pemanfaatan bahan
permuaannya yang berbeda, bahan pereaksinya pun berbeda sehingga
Farmasi adalah ilmu yang banyak mempelajari tentang obat.jurusan farmasi focus dalam mempelajari obat obatan jurusan ini gabungan dari
ilmu biologi,kima dan kesehatan. tidak hanya obat obatan ilmu farmasi juga mempelajari tentang meracik obat manajemen pemasaran
obat,kosmetik,makanan,minuman hingga suplemen.Difarmasi kita akan belajar mengenali struktur senyawa obat dan cara sintesisnya,kemudian
mengolah obat yang layak dikonsumsi. Bukan hanya mempelajari cara atau teknologi pembuatan obat-obatan, ilmu farmasi juga mempelajari cara
penyimpanan, penyediaan, dan penyalurannya.Mahasiswa farmasi akan diminta mempelajari senyawa dan sintesis obat, lalu meraciknya menjadi obat
yang layak dan aman dikonsumsi.Farmasi juga berhubungan erat dengan penyebab penyakit, serta obat yang pas untuk menanganinya.
Oleh karena itu, cara kerja obat di dalam tubuh akan dipelajari dengan detail dan teliti.
Tak cukup dengan teori, mahasiswa farmasi akan banyak melakukan kegiatan praktik atau praktikum di laboratorium untuk meracik obat.
Lulusan farmasi akan mendapatkan gelar Sarjana Farmasi atau S. Farm seorang apoteker maupun asisten apoteker bisa bekerja di apotek
maupun instalasi farmasi rumah sakit.Selain itu, lulusan farmasi juga berpeluang untuk menjadi peneliti untuk pengembangan obat di Indonesia.
Sebagaimana dikutip dari laman Prakerja, sejumlah lowongan pekerjaan yang terbuka untuk lulusan farmasi di antaranya adalah bisa menjadi
peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selain itu, seorang lulusan farmasi juga bisa bergabung dengan tim quality management di perusahaan obat, makanan atau kosmetik.
Lulusan farmasi juga berkesempatan untuk bekerja sebagai seorang detailer atau medical representative.
lmu farmasi mulanya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional
yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya.
Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu secara turun-temurun dari
keluarganya.
Perkembangan ilmu farmasi seiring waktu hampir menyebar ke seluruh dunia.
Mulai dari Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang
pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah
tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science). Setelah itu, mulailah
era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi dan fakultas di
universitas.
Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan
cara menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom
ekstra hidrogen ke dalam sari pati kulit kayu willow. Hasil penemuannya dikenal dengan
nama Aspirin, yang akhirnya lahirnya perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu
Bayer. Selanjutnya, perkembangan (R & D) pasca Perang Dunia I. Kemudian, pada
Perang Dunia II para pakar berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat
TBC, hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
Sejak saat itulah, dunia farmasi (industri & pendidikannya) terus berkembang
dengan didukung oleh berbagai penemuan di bidang lain, misalnya penggunaan
bioteknologi. Sekolah-sekolah farmasi saat ini hampir dijumpai di seluruh dunia. Kiblat
perkembangan ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman
(karena di sanalah industri obat pertama berdiri).
Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti
peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang
berhubungan dengan layanan terhadap pasien di antaranya layanan klinik, evaluasi
efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi
berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400
– 1600an.
Berikut ini adalah tokoh-tokoh besar yang berjasa terhadap terbentuknya ilmu farmasi :
1. Famakologi adalah ilmu yang mempelajar sejarah, khasiat obat dalam segala seginya,yaitu sumber, sifat kimia dan fisikanya,
kegiatan fisiologisnya terhadap fungsi biokimia,cara kerja, absobsi, nasib (distribusi, biotransformasi), eksresi dan efek toksiknya;
serta penggunaannya dalam pengobatan.
2. Farmakologi klinik adalah cabang farmakologi yang mempelajari efek obat pada manusia
3. Farmakokinetika adalah aspek farmakologi yang mencakup nasib obat didalam tubuh yang meliputi absorbsi, distribusi,
metabolisme dan ekskresinya
4. Farmakodinamika ialah aspek farmakologi yang mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia berbagai organ tubuh serta
mekanismenya
5. Farmakognosi, ilmu yang mempelajari tentang sumber bahan obat dari alam terutama dari tumbuh-tumbuhan (bentuk
makroskopis dan mikroskopis berbagai tumbuhan dan organisme lainnya yang dapat digunakan dalam pengobatan)
6. Galenika adalah ilmu yang mempelajari tentang pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan dibuat dari
bahan alam (tumbuhan dan hewan).
7. Kimia farmasi adalah ilmu yang mempelajari tentang kimia obat yang berhubungan dengan zat anorganik maupun organik, baik
untuk tujuan pengobatan, analisis atau pemeriksaan dan pembakuan
8. Perkembangan kefarmasian di Indonesia. Perkembangan farmasi di
Indonesia sudah dimulai sejak zaman Belanda sehingga buku pedoman
maupun undang-undang yang berlaku pada waktu itu berkiblat ke
Belanda. Setelah kemerdekaan, buku pedoman dan undang-undang yang
dirasa masih cocok tetapdipertahankan. Pekerjaan kefarmasian, terutama
meracik obat, dikerjakan di appotek oleh asisten apoteker di bawah
pengawasan apoteker. Apoteker adalah seseorang yang ahli dalam
kefarmasian. Dalam melakukan kegiatan di apotek, apoteker harus
berpedoman pada buku resmi farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan RI yaitu Farmakope Indonesia. Buku ini merupakan buku
persyaratan kemurnian, sifat fisika kimia, cara pemeriksaan, serta
beberapa ketentuan lain yang berhubungan dnegan obat-obatan.
1) Obat
Uji dan batas ketidakmurnian dilakukan terhadap bahan kimia yang mengandung bahan pencemar. Ketidakmurnian ini
umumnya akibat pembuatan atau kerusakan obat. Contohnya Gliserin, suatu pelarut dipakai dalam berbagai bentuk cairan
farmasetik, mungkin juga diolah dalam berbagai cara yang berbeda-beda, dalam setiap pemanfaatan bahan permulaannya yang
berbeda, bahan pereaksinya pun berbeda sehingga menghasilkan ketidakmurnian yang berbeda-beda. Proses ini mencakup
penggunaan timah oksida, gas klor, lemak dan minyak hewan dan molase gula bit, pencemar akibat dari proses ini berupa logam-
logam berat, senyawa yang diklorinasi, asam lemak, serta senyawa ester dan glukosa. Batas dari masing-masing bahan ini
mungkin ada pada gliserin yang resmi disediakan pada monografi.
Ciri-ciri kimiawi dan fisika yang unik dari suatu bahan obat ditentukan bukan oleh uji analisis dan metode yang digunakan untuk
identifikasinya serta pengujiannnya, tapi mempunyai sangkut-paut dengan formulasi, bentuk sediaan, kestabilan, efektivitas dan
keamanan. Bahan obat harus tetap stabil untuk jangka waktu umur produk yang sesuai dengan yang ditentukan, harus sesuai secara
kimia dan fisika dengan semua komponen-komponen lainnya dalam formulasi dan harus terpelihara aktivitasnya.
1.1 Obat tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun. Ciri dari obat tradisional yaitu bahan bakunya
masih berupa simplisia yang sebagian besar belum mengalami standardisasi dan belum pernah diteliti. Bentuk sediaan masih
sederhana berupa
serbuk,pil,seduhan atau rajangan simplisia, klaim kahsiatnya
masih berdasarkan data empiris. Obat tradisional sendiri dibagi menjadi
tiga yaitu, jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka
Fitofarmaka
Fitofarmaka adalah obat tradisional yang telah teruji khasiatnya melalui uji pra-klinis (pada hewan percobaan) dan uji klinis (pada
manusia) serta terbukti keamanannya melalui uji toksisitas. Uji praklinik sendiri me;liputi beberapa uji, yaitu: uji khasiat dan toksisitas, uji
teknologi farmasi untuk menentukan identitas atau bahan baku yang terstandarisasi. Fitofarmaka diproduksi secara higienis, bermutu
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Contoh: Stimuno, Tensigard, Rheumaneer, X-gra dan Nodiar
1.2 Obat Herbal Terstandar
Obat Herbal Terstandar (OHT) adalah obat tradisional yang telah dibuktikan
khasiatdan keamanannya secara pra-klinis (terhadap hewan percobaan) dan
lolos uji toksisitas akut maupun kronis. OHT dibuat dari bahan yang terstandar
seperti ekstrak yang memenuhi parameter mutu serta dibuat dengan cara
higienis. Contohnya: Diapet, Fitolac dan Lelap.
Manfaat jamu yang sering diminati oleh masyarakat yaitu jamu untuk
menghilangkan pegal pegal dan nyeri. Contoh jamu yang bermanfaat sebagai
obat pegal-pegal dan anti nyeri yaitu jamu kunyit asam,tolak angin,kiranti pereda
nyeri untuk haid . Jamu ini selain sebagai obat pegal-pegal dan nyeri juga dapat
sebagai ramuan penghilang bau badan dan mengatasi sakit saat
menstruasimenstruasi.
b) Obat untuk Penambah Stamina
Jamu beras kencur adalah salah satu jamu yang paling terkenal dan
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai suplemen penambah stamina
dan menjaga daya tahan tubuh
Selain untuk pengobatan penyakit ramuan jamu juga sering dipakai dalam
perawatan kecantikan tubuh. Banyak ditemukan dalam resep kuno penggunaan
tanaman jamu sebagai obat kecantikan yang sering dipakai dalam lingkungan
istana kerajaan. Salah satu contoh ramuan yang terkenal adalah mangir yang
terbuat dari kunyit yang dimanfaatkan untuk mempercantik kulit pada wanita
Jamu merupakan ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan yang dimanfaatkan oleh masyarakat dengan tujuan
dapat mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit, menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh. Dan khasiat telah teruji oleh
waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun
Bahan kimia obat merupakan senyawa kimia obat yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam jamu, dengan tujuan agar efek
yang diinginkan tercapai lebih cepat dari biasanya. Salah satu cara yang paling tepat dan sederhana untuk mendeteksi adanya bahan
kimia obat dalam jamu adalah dengan mengamati efek penyembuhan yang dirasakan oleh konsumen. Jika efek penyembuhan yang
dirasakan cepat maka kemungkinan besar jamu tersebut mengandung bahan kimia obat dengan dosis yang cukup tinggi.
Berbagai bahan kimia obat yang telah ditambahkan ke dalam bahan tambahan jamu yaitu sebagai berikut:
a. Paracetamol
Parasetamol biasa digunakan untuk nyeri ringan sampai sedang dan demam.Efek samping parasetamol dilaporkan setelah
penggunaan jangka panjang, yang mengakibatkan fatal pada kerusakan hati (dan lebih jarang kerusakan ginjal), kelainan darah,
pankreatis akut dan overdosis. Intreaksi, pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulasi, dan pada dosis biasa tidak interaktif.
Parasetamol dapat mengurangi demam melalui tindakan langsung pada hipotalamus pengatur pusat panas. Menghilangkan nyeri ringan
sampai sedang dan pengobatan demam.
b. Asam Mefenamat
Asam mefenamat adalah salah satu obat dari golongan AINS (Anti
Inflamasi Non Steroid) dan juga sebagai obat analgesik. Asam mefenamat
bekerja dengan cara menghambat enzim sikloooksigenase sehingga konversi
asam arakidonat menjadi prostaglandis terganggu. Asam mefenamat terikat
sangat kuat pada protein plasma. Dengan demikian interaksi terhadap obat
antikoagulan harus
c. Kafein
Tidak disalahgunakan
Obat tradisional seperti jamu, OHT dan fitofarmaka termasuk obat bebas dimana dapat diperoleh tanpa resep dokter. Oleh karena
itu, obat tradisional tidak boleh mengandung bahan berbahaya dan penggunaannya tidak boleh disalahgunakan selain untuk tujuan
pengobatan
1. Fase I , calon obat diuji pada sukarelawan sehat untuk mengetahui apakah sifat yang diamati pada hewan percobaan juga
terlihat pada manusia. Pada fase ini ditentukan hubungan dosis dengan efek yang ditimbulkannya dan profilfarmakokinetik obat pada
manusia.
2. Fase II, calon obat diuji pada pasien tertentu, diamati efikasi pada penyakit yangdiobati. Yang diharapkan dari obat adalah
mempunyai efek yang potensial dengan efek samping rendah atau tidak toksik. Pada fase ini mulai dilakukan pengembangan dan uji
stabilitas bentuk sediaan obat.
3. Fase III melibatkan kelompok besar pasien, di sini obat baru dibandingkan efek dan keamanannya terhadap obat pembanding
yang sudah diketahui.Selama uji klinik banyak senyawa calon obat dinyatakan tidak dapat digunakan.Akhirnya obat baru hanya lolos 1
dari lebih kurang 10.000 senyawa yang disintesis karena risikonya lebih
besar dari manfaatnya atau kemanfaatannya lebih kecil dari obat yang sudah
ada. Keputusan untuk mengakui obat baru dilakukan oleh badan