Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN

SEJARAH FARMAKOLOGI

Dosen : Sunarti, M. Sc., Apt.

Oleh : Azyad Raffi R (190103014)

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2020
SEJARAH FARMAKOLOGI

Sejarah farmakologi dibagi menjadi 2 periode yaitu periode kuno dan periode modern.
Periode kuno (sebelum tahun 1700) ditandai dengan observasi empirik penggunaan obat
dapat dilihat di Materia Medika. Catatan tertua dijumpai pada pengobatan Cina dan Mesir.
Claudius Galen (129–200 A.D.), orang pertama yg mengenalkan bahwa teori dan pengalaman
empirik berkontribusi seimbang dalam penggunaan obat.  Theophrastus von Hohenheim
(1493–1541 A.D.), atau Paracelsus: All things are poison, nothing is without poison; the dose
alone causes a thing not to be poison.”  Johann Jakob Wepfer (1620–1695) the first to verify
by animal experimentation assertions about pharmacological or toxicological actions.

Periode modern dimulai Pada abad 18-19, mulai dilakukan penelitian eksperimental tentang
perkembangan obat, tempat dan cara kerja obat, pada tingkat organ dan jaringan. Rudolf
Buchheim (1820–1879) mendirikan the first institute of Pharmacology di the University of
Dorpat (Tartu, Estonia) in 1847 pharmacology as an independent scientific discipline.
Oswald Schmiedeberg (1838–1921), bersama seorang internist, Bernhard Naunyn (1839–
1925), menerbitkan jurnal farmakologi pertama. John J. Abel (1857–1938) “The Father of
American Pharmacology”, was among the first Americans to train in Schmiedeberg‘s
laboratory and was founder of the Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics
(published from 1909 until the present).

Regulasi obat bertujuan menjamin hanya obat yang efektif dan aman, yang tersedia di
pasaran. Tahun 1937 lebih dari 100 orang meninggal karena gagal ginjal akibat eliksir
sulfanilamid yang dilarutkan dalam etilenglikol. Kejadian ini memicu diwajibkannya
melakukan  uji toksisitas praklinis untuk pertama kali. Selain itu industri diwajibkan
melaporkan data klinis tentang keamanan obat sebelum dipasarkan. Tahun 1950-an,
ditemukan kloramfenikol dapat menyebabkan anemia aplastis. Tahun 1952 pertama kali
diterbitkan buku tentang efek samping obat. Tahun 1960 dimulai program MESO
(Monitoring Efek Samping Obat). Tahun 1961, bencana thalidomid, hipnotik lemah tanpa
efek samping dibandingkan golongannya, namun ternyata menyebabkan cacat janin. Studi
epidemiologi di Utero memastikan penyebabnya adalah thalidomid, sehingga dinyatakan
thalidomid ditarik dari peredaran karena bersifat teratogen.

Tahun 1962, diperketat harus dilakukannya uji toksikologi sebelum diuji pada manusia.
Setelah itu (tahun 1970-an hingga 1990an) mulai banyak dilaporkan kasus efek samping obat
yang sudah lama beredar. Tahun 1970-an Klioquinol dilaporkan menyebabkan neuropati
subakut mielo-optik. Efek samping ini baru diketahui setelah 40 tahun digunakan.
Dietilstilbestrol diketahui menyebabkan adenocarcinoma serviks (setelah 20 tahun digunakan
secara luas). Selain itu masih banyak lagi penemuan ESO (Efek Samping Obat) yang
menyebabkan pencabutan ijin edar atau pembatasan pemakaian. Berbagai kejadian ESO yang
dilaporkan memicu pencarian metode baru untuk studi ESO pada sejumlah besar pasien. Hal
ini memicu pergeseran dari studi efek samping ke studi kejadian ESO. Tahun 1990an dimulai
penggunaan Farmakoepidemiologi untuk mempelajari efek obat yang menguntungkan,
aplikasi ekonomi kesehatan untuk studi efek obat, studi kualitas hidup, dan lain-lain. Studi
Farmakoepidemiologi semakin bekembang, dan pada tahun 1996 dikeluarkanlah Guidelines
for Good Epidemiology Practices for Drug, Device, and Vaccine Research di USA

Cabang-cabang Ilmu Farmakologi

Cabang Farmakologi:

Berikut ini adalah cabang penting dari Farmakologi:

1. Farmakokinetik

2. Farmakodinamik

3. Farmakoteurapi

4. Kemoterapi

5. Toksikologi

6. Farmakologi Klinik

7. Farmasi

8.  Farmakognosi

9. Farmakogenetik

10. Farmakoekonomi

1. Farmakokinetik:
Kata Farmakokinetik berasal dari dua kata, Pharmacon berarti obat dan kinetika berarti
menempatkan dalam gerakan. Hal ini dapat didefinisikan sebagai:

"Cabang farmakologi yang berhubungan dengan penyerapan, distribusi, metabolisme dan


ekskresi obat dan hubungan mereka dengan  durasi dan intensitas efek obat."

2. Farmakodinamik:

Farmakodinamik adalah cabang Farmakologi yang berhubungan dengan mekanisme kerja


obat dan hubungan antara konsentrasi obat dan efeknya.

Ini adalah studi tentang efek fisik dan kimia obat pada tubuh, parasit dan mikroorganisme.

Apa obat ini untuk tubuh adalah farmakodinamik. Misalnya, adrenalin bekerja pada reseptor
adrenal, merangsang adenyl cyclase sistem menghasilkan efek seperti rangsangan jantung
dan hiperglikemia ( istilah medis untuk keadaan di mana kadar gula dalam darah lebih tinggi
dari nilai normal)kondisi dimana gula darah dipelajari dalam farmakodinamik.

 3. farmakoteurapi

Cabang farmakologi yang berhubungan dengan seni dan ilmu pengobatan penyakit. Ini
adalah aplikasi informasi farmakologis bersama-sama dengan pengetahuan tentang penyakit,
untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit.

4. Kemoterapi:

Kemoterapi mengacu pada pengobatan penyakit dengan bahan kimia yang membunuh sel-sel,
khususnya mereka mikroorganisme dan sel-sel neoplastik. Hal ini diklasifikasikan menjadi
dua divisi:
a. Antibiotik

Termasuk pilihan obat yang paling ampuh melawan organisme atau setidaknya beracun.
Contohnya termasuk Eritromisin diberikan untuk organisme positif gram dan Aminoglycans
untuk organisme gram negative

b. Anti keganasan

Contoh :

Metotreksat, yang merupakan obat antikanker. Menghambat dihidrofolat reduktase dan


mengganggu sintesis DNA dan perbaikan.

Vinca alkaloid, yang mengikat tubulin dari mikrotubulus dan menangkap mitosis di metafase.

5. Toksikologi:

Toksikologi adalah cabang farmakologi yang mencakup studi tentang efek samping obat pada
tubuh. Ini berkaitan dengan gejala, mekanisme, pengobatan dan deteksi keracunan yang
disebabkan oleh zat kimia yang berbeda.

Kriteria utama adalah dosis. obat esensial adalah racun dalam dosis tinggi dan beberapa racun
adalah obat esensial dalam dosis rendah.

6. Farmakologi Klinik:

farmakologi klinis adalah studi ilmiah dari obat pada manusia. Ini termasuk penyelidikan
farmakokinetik dan farmakodinamik pada orang sehat atau sakit. Hal ini juga termasuk
perbandingan dengan plasebo, obat dalam program pasar dan pengawasan.

Tujuan utama adalah:

1. Maksimalkan efek obat

2. Minimalkan efek samping

3. Mempromosikan keselamatan resep

Tujuan lainnya:
1. Menghasilkan Data optimal untuk penggunaan narkoba.

2. Mempromosikan penggunaan obat berdasarkan bukti.

7. Farmasi:

Farmasi adalah cabang Farmakologi dan merupakan seni dan ilmu peracikan oleh meracik
obat, menyiapkan bentuk sediaan yang sesuai untuk pemberian kepada manusia dan hewan.
Profesi kesehatan memadukan ilmu kesehatan dengan ilmu pengetahuan kimia dan efektif
menggunakan obat.

8. Farmakognosi:

Pharmacognosy adalah identifikasi obat dengan hanya melihat atau mencium mereka. Ini
adalah metode mentah tidak lagi digunakan. Pada dasarnya berhubungan dengan obat dalam
bentuk mentah atau tidak siap dan studi tentang sifat obat membentuk sumber alam atau
identifikasi obat baru yang diperoleh dari sumber alami.

9. farmakogenetik:

Cabang farmakologi berurusan dengan variasi genetik yang menyebabkan perbedaan dalam
respon obat antara individu-individu atau populasi.

Contoh termasuk suksinil kolin yang merupakan relaksan otot rangka yang digunakan dalam
anasthesia umum. Hal ini dimetabolisme oleh pseudocholine esterase dan memiliki durasi
pendek tindakan. Kehadiran enzim ditentukan oleh gen dan kurangnya ini diturunkan secara
resesif. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan pernapasan, apnea dan kematian.

10. Farmakogenemik

Farmakogenomik adalah aplikasi yang lebih luas dari teknologi genom untuk penemuan obat
baru dan karakterisasi lebih lanjut dari obat yang lebih tua.
teknologi DNA rekombinan melibatkan buatan bergabung DNA dari satu specie yang lain. E.
coli banyak digunakan. Dengan cara ini kita bisa mendapatkan jumlah besar obat dalam
bentuk dimurnikan yang kurang antigenik.

PERKEMBANGAN FARMAKOLOGI

Perkembangan farmakologi diawali degan observasi empiris penggunan obat gubal. dalam
masa tersebut, penggunaan, penggolongan dan karakteristik obat masih didasarkan pada
pengalaman empirik masyarakat. perkembangan lebih lanjut, farmakologi didasarkan bukan
lagi pada pengalaman empirik melainkan pada berbagai penelitian terpadu mengenai obat
meliputi nasib obat dalam tubuh, dan tempat aksi serta cara kerja obat sehingga farmakologi
memiliki berbagai anak cabang yang terus berkembang hingga sekarang.

Farmakodinamika merupakan cabang ilmu farmakologi yang mempelajari tempat atau target


aksi obat dan mekanisme kerja serta efek fisiologik dan biokimia organisme makhluk hidup.
secara ringkas, farmakodinamika membahas tentang pengaruh obat terhadap organisme
hidup. di lain pihak, Farmakokinetika adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari
adsorbsi, distribusi, metabolisme atau biotransformasi obat maupun ekskresi obat. definisi
ringkas mengenai farmakokinetika adalah pengaruh organisme terhadap obat (atau nasib obat
dalam tubuh). hal ini terkait dengan dosis yang menentukan keberadaan obat pada
reseptornya serta intensitas efek yang dihasilkan sebagai fungsi waktu.

perkembangan farmakologi juga berhubungan dengan suatu kejadian di mana senyawa kimia
dapat menghasilkan efek toksis bagi makhluk hidup sehingga berkembang ilmu yang
dinamakan Toksikologi, yaitu ilmu yang membahas  mekanisme kerja senyawa toksik,
maupun cara-cara pencegahan, penanganan dan pengobatan keracunan akibat senyawa
tersebut. seiring perkembangan zaman, ilmu farmakologi memberikan kontribusi yang
penting dalam dunia kesehatan. pengetahuan tentang obat dikembangkan dalam aspek
pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu penyakit yang pada tahapan selanjutnya
digunakan sebagai dasar penggunaan obat yang rasional. hal ini menyebabkan perubahan
arah orientasi farmasi dari orientasi produk menjadi orientasi pasien.

dari kenyataan tersebut berkembang cabang ilmu farmakologi yang lain, yaitu Farmakologi
Klinik. farmakologi klinik mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup yaitu manusia.
ilmu tersebut dijadikan dasar bagi penggunaan obat yang rasional pada manusia yang manjur,
aman tepat serta biaya yang terjangkau. farmakologi klinik merupakan aplikasi dari
farmakodinamika maupun farmakokinetika pada pasien terhadap suatu penyakit. dalam hal
ini peranan farmakoterapi mempunyai hubungan dengan penggunaan obat untuk pencegahan
dan pengobatan suatu penyakit serta penggunaan obat untuk mengubah fungsi normal tubuh
untuk tujuan tertentu.

ilmu tersebut mempelajari penggunaan obat yang menghasilkan efek samping. dalam
farmakoterapi sebagai dasar dari farmakodinamika dan farmakokinetika sangat memegang
peranan penting. disamping itu, ilmu-ilmu lain seperti anatomi dan fisiologi manusia,
biokimia dan mikrobiologi dan imunologi juga berperan dalam farmakoterapi.

secara umum, hampir semua obat merupakan suatu senyawa kimia yang berukuran sangat
kecil. mekanisme terjadinya suatu efek obat tidak sederhana melainkan melibatan interaksi
sampai tingkat molekuler. dalam hal ini, obat ataupun reseptor merupakan bagian dari aspek
biologi seluler dan molekuler. cabang lmu farmakologi yang membahas permasalahan
tersebut adalah Farmakologi Molekuler. yaiu ilmu yang mempelajari aksi dan nasib obat
dalam tubuh pada tingkatan molekuler. ilmu tersebut penting karena interaksi obat dengan
organisme hidup bukan aksi yang sederhana melainkan  suatu aksi yang kompleks yang
melibatkan sistem seluler yang dinamik, terjadi pada tingkat moleuler dan merupakan suatu
aksi yang melibatkan serangkaian peristiwa biokimia dalam menimbulkan efek.

farmakologi molekuler merupakan ilmu sentral dalam penemuan ilmu baru. bersama dengan
ilmu kimia medisinal farmakologi molekuler dapat digunakan dalam penemuan obat baru
yang tentu saja melibatkan struktur dan aktivitas.

perkembangan ilmu farmakologi bisa lebih meluas yaitu mempelajari farmakologi pada tiap
sistem dalam tubuh misalnya farmakologi sistem syaraf, sistem kardiovaskuler, sistem
endokrin, sistem pernapasan, imunofarmakologi dan kemoterapeutika.

respons individu terhadap suatu obat bisa berbeda-beda. hal ini disebabkan karena adanya
variasi genetika antar individu. adanya perbedaan ras, suku juga dapat memungkinkan
perbedaan genetik yang berdampak pada perbedaan respons terhadap suatu obat. sejalan
dengan fakta tersebut maka berkembanglah cabang baru yaitu Farmagenetika, yang
merupakan ilmu yang mempelajari genetik terhadap respons atau efek pada suatu obat.
cabang dari ilmu ini pun kembali bertambah dengan adanya Farmakogenomik yang
membahas penggunaan informasi genetik sebagai pedoman dalam penggunaan obat atau
terapi pada seseorang. Farmakoepidemiologi merupakan cabang ilmu farmakologi yang
mempelajari efek suatu obat pada tingkat populasi. tiap populasi memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.
hal ini memungkinkan bahwa pola pengobatan suatu penyakit pada beberapa populasi adalah
berbeda. dilain pihak, Farmakoekonomi merupakan perpaduan ilmu farmakologi dengan ilmu
ekonomi kesehatan. hal ini penting untuk dipelajari karena pertimbangan ekonomi meliputi
biaya pengobatan dan keuntungan klinik penggunaan obat. dalam proses terapi rasional, salah
1 faktor yang diperhatikan adalah biaya. dalam suatu proses terapi, perlu dipilih suatu obat
yang tidak mahal dengan tingkat keberkhasiatan terapi yang tinggi.

dalam uraian tersebut, terlihat bahwa farmakologi telah berkembang lebih dalam ketingkat
molekuler, yang digunakan sebagai pedoman mengkaji mekanisme molekuler interaksi obat
dengan makhluk hidup dan sebagai dasar penemuan obat baru. dilain pihak, farmakologi
dikembangkan kearah yang lebih luas yaitu farmasi klinik, yang digunakan dalam pelayanan
kefarmasian untuk meningkatkan kerasionalan terapi pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai