Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KONVERSI

FARMAKOLOGI

Dosen Pengampu : Dr.Sayono, SKM, M.Kes (Epid)

Oleh :

Jarot Adi Swasono

A2A216002

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018
Jawablah pertanyaan mencakup topik-topik berikut:
1. Pengertian farmakologi
2. Ruang lingkup famakologi
3. Pengertian obat
4. Daftar obat esensial nasional
5. Farmakokinetik
6. Farmakodinamik
7. Metabolisme obat
8. Efek terapetik dan efek samping
9. Resistensi dan mekanisme resistensi obat
10. Epidemiologi resistensi obat
Jawab :

1. Farmakologi berasal dari Kata “Farmakon” Yang berarti : “obat” dalam arti
sempit, dan dalam makna luas adalah : “Semua zat selain makanan yg dapat
mengakibatkan perubahan susunan atau fungsi jaringan tubuh”. Logos yaitu :
ilmu. Singkatnya Farmakologi ialah : Ilmu yang mempelajari cara kerja obat
didalam tubuh. Banyak definisi tentang farmakologi yang dirumuskan olah
para ahli, antara lain :
a. Farmakologi dapat dirumuskan sebagai kajian terhadap bahan-bahan yang
berinteraksi dengan sistem kehidupan melalui proses kimia, khususnya
melalui pengikatan molekul-molekul regulator yang mengaktifkan/
menghambat proses-proses tubuh yang normal.
b. Ilmu yg mempelajari hal ihwal mengenai obat, mencakup sejarah,
sumber, sifat kimia & fisik, komponen; efek fisiologi & biokimia,
mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi, ekskresi &
penggunaan obat.
c. Farmakologi atau ilmu khasiat obat adalah ilmu yang mempelajari
pengetahuan obat dengan seluruh aspeknya, baik sifat kimiawi maupun
fisikanya, kegiatan fisiologi, resorpsi, dan nasibnya dalam organisme
hidup. Dan untuk menyelidiki semua interaksi antara obat dan tubuh
manusia khususnya, serta penggunaannya pada pengobatan penyakit
disebut farmakologi klinis. 
2. Farmakologi adalah ilmu yang memelajari pengetahuan obat dengan seluruh
aspeknya, baik sifat kimiawi maupun fisikanya, kegiatan fisiologi, resorbsi,
dan nasibnya dalam organisme hidup. Obat didefinisikan sebagai senyawa
yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit atau
gangguan, atau menimbulkan kondisi tertentu. Misalnya, membuat seseorang
infertile, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan. Ilmu khasiat
obat ini mencakup beberapa bagian, yaitu :
a. Farmakognosi.
Farmakognosi adalah cabang ilmu farmakologi yang memelajari sifat-
sifat tumbuhan dan bahan lain yang merupakan sumber obat.
b. Farmakoterapi.
Farmakoterapi adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan penggunaan
obat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Dalam farmakoterapi
ini dipelajari aspek farmakokinetik dan farmakodinamik suatu obat yang
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit tertentu.
c. Toksikologi.
Toksikologi adalah ilmu yang memelajari keracunan zat kimia termasuk
obat, zat yang digunakan dalam rumah tangga, industri maupun
lingkungan hidup lain, seperti insektisida, pestisida, dan zat pengawet.
Dalam cabang ilmu ini juga dipelajari juga cara pencegahan, pengenalan
dan penanggulangan kasus-kasus keracunan.
d. Biofarmasi.
Biofarmasi adalah bagian ilmu yang meneliti pengaruh formulasi obat
terhadap efek terapeutiknya.
e. Farmakokinetika.
Farmakokinetika, meneliti perjalanan obat mulai dari saat pemberiannya,
bagaimana absorpsi dari usus, transpor dalam darah dan distribusinya ke
tempat kerjanya dan jaringan lain. Begitu pula bagaimana perombakannya
(biotransformasi) dan akhirnya ekskresinya oleh ginjal. Singkatnya
farmakokinetika mempelajari segala sesuatu tindakan yang dilakukan oleh
tubuh terhadap obat.
f. Farmakodinamika.
Farmakodinamika merupakan ilmu yang mempelajari kegiatan obat
terhadap organisme hidup terutama cara dan mekanisme kerjanya, reaksi
fisiologi, serta efek terapi yang ditimbulkannya. Singkatnya
farmakodinamika mencakup semua efek yang dilakukan oleh obat
terhadap tubuh.
g. Toksikologi.
Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap
tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika,
karena efek terapi  obat barhubungan erat dengan efek toksisnya.
h. Farmakoterapi.
Farmakoterapi merupakan ilmu yang mempelajari penggunaan obat untuk
mengobati penyakit atau gejalanya. Penggunaan ini berdasarkan atas
pengetahuan tentang hubungan antara khasiat obat dan sifat fisiologi atau
mikrobiologinya di satu pihak dan penyakit di pihak lain. Adakalanya
berdasarkan pula atas pengalaman yang lama (dasar empiris). Phytoterapi
menggunakan zat–zat dari tanaman untuk mengobati penyakit.
i. Farmakogenetik / Farmakogenomik.
Farmakogenetik  adalah ilmu yang mempelajari efek dari variasi genetik
pada gen tunggal terhadap respon obat sedangkan farmakogenomik
adalah ilmu yang mempelajari efek dari variasi genetik pada keseluruhan
gen (genom) terhadap respon obat.
j. Farmakovigilans (Pharmacovigilance)
Pharmacovigilance adalah suatu proses yang terstruktur untuk memantau
dan mencari efek samping obat (adverse drugs reaction) dari obat yang
telah dipasarkan. Data-data diperoleh dari sumber-sumber seperti
Medicines Information, Toxicology and Pharmacovigilance Centres yang
lebih relevan dan bernilai pendidikan dalam manajemen keamanan obat.
3. Obat merupakan sedian atau paduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi.
4. Daftar obat esensial nasional :
a. Rumah sakit :
1) Obat analgesik, antipiretik, antiinflamasi nonsteroid, antipirai.
2) Obat anestetik.
3) Obat antialergi dan obat untuk anafilaksis.
4) Obat antiepilepsi – antikonvulsi.
5) Obat antiinfeksi.
6) Obat antiinfeksi khusus.
7) Obat antivirus.
8) Obat antimigren.
9) Obat antineoplastik, imunosupresan dan obat untuk terapi paliatif.
10) Obat antiparkinson.
11) Obat yang memengaruhi darah.
12) Obat produk darah dan pengganti plasma.
13) Obat pendukung diagnostik.
14) Antiseptik dan disinfektan.
15) Obat dan bahan untuk gigi dan mulut.
16) Diuretik.
17) Hormon, obat endokrin lain dan kontrasepsi.
18) Obat kardiovaskuler.
19) Obat topikal untuk kulit.
20) Larutan dialisis peritoneal.
21) Larutan elektrolit, nutrisi dan lain-lain.
22) Obat untuk mata.
23) Oksitosik.
24) Psikofarmaka.
25) Relaksan otot perifer dan penghambat kolinesterase.
26) Obat untuk saluran cerna.
27) Antiasma.
28) Obat untuk saluran napas.
29) Obat yang memengaruhi sistem imun.
30) Obat untuk telinga, hidung dan tenggorok.
31) Vitamin dan mineral.
b. Puskesmas.
1) Obat analgesik, antipiretik, antiinflamasi nonsteroid, antipirai.
2) Obat anestetik.
3) Obat antialergi dan obat untuk anafilaksis.
4) Antidot dan obat lain untuk keracunan.
5) Obat antiepilepsi – antikonvulsi.
6) Obat antiinfeksi.
7) Antimigren.
8) Antineoplastik, imunosupresan dan obat untuk terapi paliatif.
9) Antiparkinson.
10) Obat yang memengaruhi darah.
11) Produk darah dan pengganti plasma.
12) Obat pendukung diagnostik.
13) Antiseptik dan disinfektan.
14) Obat dan bahan untuk gigi dan mulut.
15) Diuretik.
16) Hormon, obat endokrin lain dan kontrasepsi.
17) Obat kardiovaskuler.
18) Obat topikal untuk kulit.
19) Larutan dialisis peritoneal.
20) Larutan elektrolit, nutrisi dan lain-lain.
21) Obat untuk mata.
22) Oksitosik.
23) Psikofarmaka.
24) Relaksan otot perifer dan penghambat kolinesterase.
25) Obat untuk saluran cerna.
26) Obat untuk saluran napas.
27) Obat yang mengaruhi sistem imun.
28) Obat untuk telinga, hidung, dan mata.
29) Vitamin dan mineral.
5. Farmakokinetik adalah ilmu yang mempelajari dinamika obat dan jumlah
metabolit pada cairan, jaringan, dan organ-organ pelepasan tubuh, serta
hubungannya dengan matematika yang dibutuhkan guna pengembangan
model farmakokinetik hingga diperoleh interpretasi dari data yang ada.
Analisis farmakokinetik obat dibutuhkan untuk memperoleh informasi
tentang kinetika absorbsi, distribusi dan eliminasi obat.
6. Farmakodinamik berasal dari bahasa Yunani "Farmako" yaitu obat dan
"Dinamic". Farmakodinamik merupakan ilmu yang mempelajari cara kerja
obat, efek obat terhadap fungsi berbagai organ dan pengaruh obat terhadap
reaksi biokimia dan reaksi organ.
Farmakodinamika mempelajari efek obat terhadap fisiologi dan biokimia
berbagai organ tubuh serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari
mekanisme kerja obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui
interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum
efek dan respon yang terjadi.
7. Metabolisme obat sering juga disebut biotransformasi, metabolisme obat
terutama terjadi dihati, yakni di mambran endoplasmic reticulum (mikrosom)
dan dicytosol. Tempat metabolisme yang lain (ekstrahepatik) adalah : dinding
usus, ginjal, paru , darah, otak dan kulit, juga di lumen kolon (oleh flora
usus).
Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat yang nonpolar (larut
lemak) menjadi polar (larut air) agar dapat diekskresi melalui ginjal atau
empedu. Dengan perubahan ini obat aktif umumnya diubah menjadi inaktif,
tapi sebagian berubah menjadi lebih aktif, kurang aktif, atau menjadi toksik.
Metabolisme mempunyai tiga tujuan utama, yaitu memberikan energi
kepada tubuh, untuk memecah suatu senyawa yang lebih sederhana atau
biosintesa senyawa-senyawa yang lebih kompleks, dan untuk biotransformasi
senyawa-senyawa asing menjadi senyawa yang lebih polar, larut dalam air
dan dalam struktur yang terionisasi sehingga dapat dieliminasi dengan
mudah. Aktivitas metabolisme atau dalam beberapa pustaka disebut dengan
kemampuan metabolisme, kapasitas metabolisme atau kecepatan
metabolisme, semuanya merujuk pada proses oksidasi enzimatik di hati oleh
enzim mikrosomal oksidase.
Proses metabolisme terdiri dari tiga fase yaitu reaksi fase I, reaksi fase II
dan reaksi fase III. Reaksi fase I meliputi biotransformasi suatu obat menjadi
metabolit yang lebih polar melalui pemasukan atau pembukaan (unmasking)
suatu gugus fungsional (misalnya –OH, - NH2, -SH). Metabolisme reaksi
fase I meliputi reaksi oksidasi, reduksi, hidrolisis, hidrasi dan isomerasi.
Oksidasi merupakan reaksi yang paling banyak terjadi dalam reaksi fase I,
reaksi ini dikatalisis oleh suatu kelas enzim yang penting yang disebut
sebagai sistem oksidase kelas campuran mikrosomal yaitu sitokrom P- 450.
Reaksi fase II terjadi apabila obat atau metabolit obat dari reaksi fase I tidak
cukup polar untuk bisa diekskresi dengan cepat oleh ginjal, sehingga pada
reaksi fase II ini, obat atau metabolit akan dibuat menjadi lebih hidrofilik
melalui konjugasi dengan senyawa endogen dalam hati yang dimana
golongan enzim-enzim yang berbeda akan bereaksi dengan tipe senyawa yang
berbeda juga sebagai contoh sintesis UDP-asam glukuronat hanya dapat
terjadi apabila terjadi reaksi glukuronidasi dengan enzim UDP Glukuronil
transferase. Sedangkan reaksi fase III dianggap oleh para peneliti sebagai
metabolisme lebih lanjut dari konjugat glutation yang menghasilkan konjugat
sistein dan asam merkapturat.
8. Efek samping obat adalah semua efek yang tidak dikehendaki yang
membahayakan atau merugikan pasien (adverse reactions) akhibat
penggunaan obat. Masalah efek samping obat tidak bisa dikesampingkan
karena dapat menimbulkan berbagai dampak dalam penggunaan obat baik
dari sisi ekonomik, psikologi dan keberhasilan terapi. Dampak ekonomi
seperti meningkatnya biaya pengobatan, dampak psikologi pada kepatuhan
penderita dalam minum obat akan berakhibat pada kegagalan terapi.
Sedangkan untuk Efek Terapeutik adalah efek yang diharapkan. Dapat berupa
efek kausal, simpomatik, dan substitusi.
9. Resistensi obat adalah perlawanan yang terjadi ketika bakteri, virus dan
parasit lainnya secara bertahap kehilangan kepekaan terhadap obat yang
sebelumnya membunuh mereka. Saat obat lebih banyak digunakan, risiko
resistensi obat meningkat karena kasus penggunaan antibiotik yang tidak
tepat atau putus obat meningkat. Resistensi obat dapat dibagi menjadi 3
bentuk yaitu :
a. Resistensi alamiah.
Resistensi alamiah yaitu semua mikroba dari galur yang sama atau jenis
yang sama tidak peka terhadap suatu antimikkkroba.
b. Resistensi kromosom.
Bentuk ini terjadi seleksi mutan yang resisten dari kelompok galur yang
dulu peka terhadap antimikroba bersangkutan, dengan kata lain
antimikroba akan menseleksi mikroba yang resisten secara spontan.
Berdasarkan kecepatan terjadinya, bentuk resistensi yang terjadi, bentuk
resistensi ini dibagi menjadi mutasi satu tahap dan mutasi beberapa tahap.
Mutasi satu tahap yaitu resistensi yang terjadi relatif cepat dan tidak
bergantung pada kadar antimikroba yang digunakan, sedangkan mutasi
beberapa tahap yaitu resistensi yang berlangsung lambat dan bertahap.
c. Resistensi ektrakromosom yang dipindahkan.
Resistensi ektrakromosom yang dipindahkan yaitu pemindahan faktor
resistensi dari sel mikroba yang satu ke mikroba yang lainnya. Faktor R ini
disebut juga plasmid resistensi dan merupakan molekul DNA berbentuk
cincin yang disampingnya mempunyai satu atau lebih gen resisten yang
mempunyai faktor treansfer resisten dan berperan untuk membawa
informasi genetik ke sel lain.
10.

Anda mungkin juga menyukai