NIM : 12110321015
Prodi : S1 Kebidanan
TUGAS RESUME
B. FARMAKOKINETIK
Farmakokinetik merupakan proses pergerakan obat untuk mencapai kerja obat. Empat
proses yang termasuk di dalamnya antara lain:
➢ Cara tubuh menyerap obat (absorpsi)
Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran gastrointestinal ke
dalam cairan tubuh melalui absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau pinositosis.
Kebanyakan obat oral diabsorpsi di usus halus melalui kerja permukaan vili
mukosa yang luas. Jika sebagian dari vili ini berkurang, karena pengangkatan
sebagian dari usus halus, maka absorpsi juga berkurang.
➢ Cara tubuh mengedarkan obat tersebut ke organ yang memerlukan
(distribusi)
Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tubuh dan
jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (kekuatan
penggabungan) terhadap jaringan, dan efek pengikatan dengan protein.
➢ Cara tubuh mengolah obat yang masuk (metabolisme atau biotransformasi)
Hati merupakan tempat utama untuk metabolisme. Kebanyakan obat di-inaktifkan
oleh enzim-enzim hati dan kemudian diubah atau ditransformasikan oleh enzim-
enzim hati menjadi metabolit inaktif atau zat yang larut dalam air untuk
diekskresikan. Ada beberapa obat ditransformasikan menjadi metabolit aktif,
sehingga menyebabkan peningkatan respons farmakologik. Penyakit-penyakit
hati, seperti sirosis dan hepatitis, mempengaruhi metabolisms obat.
➢ Cara tubuh mengeluarkan sisa-sisa bahan obat yang telah di olah (ekskresi
atau eliminasi)
Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain meliputi
empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yang
tidak berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi
oleh ginjal. Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh
ginjal. Sekali obat dilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi bebas
dan akhirnya akan diekskresikan melalui urin.
C. FARMAKODINAMIK
Farmakodinamik mempelajari tentang efek obat terhadap fisiologi dan biokimia selular
dan mekanisme kerja obat. Respons obat dapat menyebabkan efek fisiologis primer atau
sekunder atau kedua-duanya. Efek primer adalah efek yang diinginkan, dan efek sekunder
mungkin diinginkan atau tidak diinginkan.
1. Mula, Puncak, dan Lama Kerja
Mula kerja dimulai pada waktu obat memasuki plasma dan berakhir sampai
mencapai konsentrasi efektif minimum (MEC= minimum effective
concentration). Lama kerja adalah lamanya obat mempunyai efek farmakologis.
Kurva respons-waktu menilai tiga parameter dari kerja obat: mula kerja, puncak
kerja, dan lama kerja obat.
2. Indeks Terapeutik dan Batasan Terapeutik
Keamanan obat merupakan hal yang utama. Indeks terapeutik (TI), yang
perhitungannya akan diuraikan dalam bagian ini, memperkirakan batas keamanan
sebuah obat dengan menggunakan rasio yang mengukur dosis terapeutik efektif
pada 50% hewan (ED50) dan dosis letal (mematikan) pada 50% hewan (LD50).
Semakin dekat rasio suatu obat kepada angka 1, semakin besar bahaya
toksisitasnya.
3. Kadar Puncak dan Terendah
Kadar obat puncak adalah konsentrasi plasma tertingi dari sebuah obat pada waktu
tertentu. Kadar terendah adalah konsentrasi plasma terendah dari sebuah obat dan
menunjukkan kecepatan eliminasi obat. Kadar puncak menunjukkan kecepatan
absorpsi suatu obat, dan kadar terendah menunjukkan kecepatan eliminasi suatu
obat.
4. Dosis Pembebanan
Jika ingin didapatkan efek obat yang segera, maka dosis awal yang besar, dikenal
sebagai dosis pembebanan, dari obat tersebut diberikan untuk mencapai MEC
yang cepat dalam plasma.
5. Efek Samping, Reaksi yang Merugikan, dan Efek Toksik
Efek samping adalah efek fisiologis yang tidak berkaitan dengan efek obat yang
diinginkan. Semua obat mempunyai efek samping baik yang diinginkan maupun
tidak. Reaksi yang merugikan adalah batas efek yang tidak diinginkan (yang tidak
diharapkan dan terjadi pada dosis normal) dari obat-obat yang mengakibatkan
efek samping yang ringan sampai berat, termasuk anafilaksis (kolaps
kardiovaskular). Efek toksik, atau toksisitas suatu obat dapat diidentifikasi melalui
pemantauan batas terapeutik obat tersebut dalam plasma (serum).
REFERENSI: http://perinkes.fkm.univetbantara.ac.id/wp-
content/uploads/2018/11/FARMAKOLOGI-RMIK_FINAL_SC_26_10_2017.pdf