Anda di halaman 1dari 21

Makalah Seminar Tematik Tahap I Semester 3

Hubungan Antara Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu Hamil


dengan Berat Bayi Lahir
Dosen Pembimbing: Raina Lola Fauzia, S.Tr.Keb., M.K.M.

Tim Penyusun:

1. Mutiara 12110321008 6. Stefani Dhea 12110321015


2. Ratri Amara 12110321011 7. Syifa Putri 12110321016
3. Silmi Alfiyana 12110321012 8. Vera Alva 12110321017
4. S. Nur K. 12110321013 9. VeriAlvi 12110321018
5. Sonyed Dwy 12110321014

Program Studi Sarjana Kebidanan


Sekolah Tinggi Ilmu KesehatanBakti Utama Pati
TahunAkademik 2021/2022
Jl. Ki Ageng Selo No. 15 Pati 59114
Telp. (0295) 384 984 Fax. (0295) 382 585
E-mail : info@stikesbup.ac.id

1
2
HALAMAN PERSETUJUAN

Makalah Seminar Tematik Tahap I Semester 3 yang berjudul “Hubungan Antara


Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir“ telah disetujui
pada:
Hari :
Tanggal :

Pati, Desember 2022


Menyetujui,

Raina Lola Fauzia, S.Tr.Keb., M.K.M.

3
KATAPENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh
Pujisyukur kami panjatkankehadirat Allah SWT
karenaataslimpahanrahmatsertakarunianyasehingga kami
dapatmenyelesaikanmakalahseminar tematik ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Raina Lola Fauzia, S.Tr.Keb.,
M.K.M. yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam
pembuatan makalah ini kami memberikan materi yang menurut kami sumber yang
baik dan juga menggunakan penulisan yang tersusun berdasarkan PUEBI serta
kata-kata yang mudah dipahami yang tujuannya agar mahasiswa kebidanan dapat
dengan mudah memahami materi yang kami sampaikan yaitu mengenai
Hubungan Antara Lingkar Lengan Atas (LILA) Ibu Hamil dengan Berat Bayi
Lahir.

Dalam pembuatan makalah ini pula kami tak luput dari kesalahan, maka
dari itu kami mohon maaf dan sekiranya kami menerima kritikan dan saran dari
Ibu Raina Lola Fauzia, S.Tr.Keb., M.K.M. dan juga teman-teman sekalian, agar
kedepannya kami dapat memperbaiki menjadi lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh

Pati, November 2022

Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL----------------------------------------------------------------------1
HALAMAN PERSETUJUAN----------------------------------------------------------2
KATA PENGANTAR--------------------------------------------------------------------3
DAFTAR ISI-------------------------------------------------------------------------------4
BAB I. PENDAHULUAN---------------------------------------------------------------5
A. Latar Belakang---------------------------------------------------------------------5
B. Rumusan Masalah-----------------------------------------------------------------7
C. Tujuan------------------------------------------------------------------------------7
D. Manfaat----------------------------------------------------------------------------8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA-------------------------------------------------------9
A. Lingkar Lengan Atas (LILA)---------------------------------------------------9
B. Berat Bayi Lahir------------------------------------------------------------------11
C. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Bayi Lahir--------15

BAB III. ANALISIS JURNAL----------------------------------------------------------22


BAB IV. PENUTUP----------------------------------------------------------------------26
A. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------26
B. Saran-------------------------------------------------------------------------------27
REFERENSI ------------------------------------------------------------------------------28

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KE
K (Kekurangan Energi Kronik) pada kehamilan secara global yaitu sebesar 3
5-75%. WHO juga mencatat 40% kematian ibu di negara berkembang berkait
an dengan kekurangan energi kronis. Ibu hamil yang menderita gizi kurang se
perti kurang energi kronik mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar oleh
karena itu kurang gizi pada ibu hamil harus dihindari sehingga ibu hamil mer
upakan kelompok sasaran yang perlu mendapat perhatian khusus. Adapun ne
gara yang mengalami kejadian KEK pada ibu hamil tertinggi adalah Banglade
sh yaitu 47%, sedangkan Indonesia merupakan urutan ke empat terbesar setel
ah India dengan prevalensi 35,5% dan yang paling rendah adalah Thailand de
ngan prevalensi 15 –25% (WHO, 2015 dalam Silawati dkk, 2019).
Data dari hasil laporan kinerja Ditjen Kesehatan masyarakat tahun 2016
melaporkan bahwa persentase ibu hamil KEK di Indonesia sebesar 16,2%. Pe
rsentasi ibu hamil dengan KEK yang tertinggi adalah di Provinsi Papua sebes
ar 23,8% dan yang terendah adalah di Provinsi Sumatera Utara sebesar 7,6%
(Kemenkes, 2017 dalam Silawati dkk, 2019).
Data dari Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat pada Tahun 2019 p
ersentase ibu hamil dengan resiko KEK di Kepulauan Riau sebesar 99,19% le
bih tinggi capaiannya berbanding tahun 2018 sebesar 92,41%. Sedangkan unt
uk data persalinan dan nifas di Kepulaun Riau menurut data dari Dinkes Kepu
lauan Riau tahun 2018 jumlah persalinan dan nifas yang ditangani tenaga kes
ehatan (PN) sebesar 92%, lebih rendah capaiannya berbanding tahun 2017 se
besar 97%.Data dari Dinas Kesehatan Kota Batam tahun 2019 persentase ibu
hamil dengan KEK sebesar 937 (3,1%). Sedangkan untuk cakupan pelayanan
persalinan dalam wilayah Kerja Puskesmas di Kota Batam, Puskesmas Sei La
ngkai menempati peringkat pertama tertinggi ibu bersalin yaitu dengan jumla

6
h 3,732 (95,4%) dengan jumlah ibu hamil yang KEK sebesar 49 (1,3%) (Dink
es Kota Batam, 2019).
Faktor maternal seperti gizi ibu sebelum dan saat hamil dapat
mempengaruhi berat lahir bayi, misalnya defisiensi zat makro karena ke
kurangan energi kronis (karbohidrat, protein, dan lemak) maupun zat mi
kro terutama vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium, dan
iodium.1Pada wanita usia subur yang berkelanjutan (remaja sampai masa ke
hamilan), mengakibatkan terjad-inya kekurangan energi kronik (KEK) pa
da masa kehamilan, yang diawali dengan kejadian resiko KEK yang dit
andai dengan rendahnya cadangan energi dalam jangka waktu cukup lama
yang diukur dengan lingkar lengan atas (LILA). Data dari Puskesmas Sei L
angkai tahun 2019 cakupan pelayanan persalinan dan nifas pada bulan Juni se
besar 61 orang dengan jumlah ibu hamil yang KEK sebesar 6 orang (Puskesm
as Sei Langkai, 2020).

Hasil penelitian Potu pada tahun 2017 tentang Hubungan LILA Dengan
Berat Badan Lahir Bayi Di PKM Sei Panas Kota Batam Tahun 2017 dapat dis
impulkan bahwa dari 35 responden, 33 responden dengan LILA ≥ 23,5 cm (9
4,3%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir normal 28 (84,8%) dan bayi
berat badan lahir lebih 5 orang (15,2%) dan 2 responden dengan LILA ≤ 23,5
cm (5,7%) melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah 2 (5,7%). Dari ha
sil perhitungan chisquare didapatkan nilai nilai p value sebesar 0,000 > 0,05
maka dapat disimpulkan ada hubungan signifikasi antara lingkar lengan atas p
ada ibu hamil dengan berat badan lahir bayi di PKM Sei Panas Kota Batam ta
hun 2017.

B. RumusanMasalah
1. Apa yang harus diketahui tentang lingkar lengan atas (LILA)?
2. Bagaimana cara pengukuran LILA?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi LILA?
4. Apa yang harusdiketahuitentangberat bayi lahir?

7
5. Bagaimana klasifikasi normal berat bayi lahir?
6. Bagaimana hubungan antara lingkar lengan atas (LILA) dengan berat bayi
lahir?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang lingkar lengan atas (LILA).
2. Mengetahuitentangberat bayi lahir.
3. Mengetahuihubungan antara lingkar lengan atas (LILA) dengan berat bayi
lahir.

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dalam makalah ini adalah mampu mengetahui hubungan
antara lingkar lengan atas (LILA) ibu hamil dengan berat bayi lahir
dilakukan dengan menemukan literatur yang relevan.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang diperoleh dari makalah ini adalah:
a. Bagi pembaca dan penulis
Makalahinisebagaitambahanpengetahuanuntuk mempelajari dan
mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai hubungan antara lingkar
lengan atas (LILA) dengan berat bayi lahir
b. Bagi institusi
Makalahinidapatdijadikansebagaisaranauntukpendidikanuntukmempersi
apkanpesertadidik di lingkungankesehatan..

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkar Lengan Atas (LILA)


1. PengertianLingkar Lengan Atas (LILA)
MenurutSupriasa (2012) dalamRahmi (2016)
menunjukanbahwaLingkarLenganAtas (LILA)
adalahjenispemeriksaanantropometri yangdigunakanuntukmengukurrisiko
KEK pada wanitausiasubur yang meliputiremaja, ibuhamil, ibumenyusui
dan PasanganUsiaSubur (PUS). Sedangkanambangbatas LILA pada WUS
denganresiko KEK adalah 23,5 cm dan apabilakurangdari 23,5 cm
wanitatersebutmengalami KEK.

2. Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)


MenurutUtami (2016), tata
carapengukuranLiLAibuhamilialahsebagaiberikut :
a. Subjekdimintauntukberdiritegak.
b. Tanyakankepadasubjeklengan mana yang aktifdigunakan. Jika yang
aktifdigunakanadalahlengankanan, maka yang diukuradalahlengankiri,
begitupunsebaliknya.
c. Mintalahsubjekuntukmembukalenganpakaian yang menutuplengan
yang tidakaktifdigunakan.
d. Untukmenentukantitikmid
pointlenganditekukhinggamembentuksudut90o,dengantelapaktanganm
enghadapkeatas. Pengukurberdiri di belakangsubjek dan
menentukantitiktengahantaratulangatas pada bahu dan siku.
e. Tandailahtitiktersebutdenganpulpen.
f. Tangankemudiantergantunglepas dan sikulurus di samping badan
sertatelapaktanganmenghadapkebawah.

9
g. Ukurlahlingkarlenganatas pada posisimid pointdengan pita LILA
menempel pada kulit. Perhatikanjangansampai pita
menekankulitatauadaronggaantarakulit dan pita.
h. CatathasilpengukuranLiLAibuhamil.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkar Lengan Atas (LILA)


Pengukuranlingkarlenganatasadalahsuatucarauntukmengetahuirisiko
KEK wanitausiasubur. AmbangbatasLingkarLenganAtas (LILA) pada
WUS denganrisiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukurdenganmengunakan
pita ukur.
Apabila LILA kurangdari 23,5 cm
artinyawanitatersebutmempunyairisiko KEK dan sebaliknyaapabila LILA
lebihdari 23,5 cm berartiwanitaitutidakberisiko dan
dianjurkanuntuktetapmempertahankankeadaantersebut.
Pengukuran LILA tidakdapatdigunakanuntukmemantauperubahan
status gizidalamjangkapendek. Pengukuran LILA
digunakankarenapengukurannyasangatmudah dan cepat. Hasil pengukuran
LILA adaduakemungkinanyaitukurangdari 23,5 cm dan
diatasatausamadengan 23,5 cm.
Apabilahasilpengukuran< 23,5 cm berartirisiko KEK dan ≥ 23,5 cm
berartitidakberisiko KEK. Adapunfaktor – faktor yang
mempengaruhiLingkarLenganAtas (LiLA)
sebagaiindikatoribuhamildenganKurangEnergiKronis (KEK), diantaranya :
a. Usiaibu
Baliwati (2004) dalamMahirawati (2014)
menyatakanbahwaumurmerupakan salah satufaktorpentingdalam
proses kehamilan dan persalinan. Kehamilan pada ibu yang
denganumurterlalumudamenyebabkankompetisimakananantarajanin
dan ibu yang masihdalampertumbuhan. Ibu yang
berusialebihmudamempunyaipeluangmengalami KEK 3,7 kali
lebihtinggidaripadaibu yang berusialebihtua. Hal

10
inisesuaidenganpenelitian yang dilakukan oleh Hasil penelitian oleh
Triatmaja (2017) menyebutkan Square
bahwaadapengaruhantaraumurterhadapkejadian KEK dengannilai p =
0,049.

b. Paritas
Ibudenganparitas yang terlaluseringakanmempunyai status
gizikurangkarenacadangangizidalamtubuhibusudahterkuras.
Untukparitas yang paling baikadalah 2 kali. (Surasih, H., 2005).
c. Jarakkelahiran
Jarakkelahiran yang terlaludekat (kurangdari 2 tahun) pada
ibuhamilmenyebabkan status
giziibuhamilkurangkarenatubuhibutidakdiberikesempatanuntukpemuli
hankeadaangizi. (Surasih,2005). Hasil penelitian oleh Triatmaja (2017)
menyebutkanbahwaadapengaruhantarajarakkelahiranterhadapkejadian
KEK dengannilai p = 0,047 (p< 005).

B. Berat Bayi Lahir


1. Pengertian Berat Bayi Lahir
Beratlahiradalahberatbayi yang ditimbangdalam 1 jam setelahlahir.
Penimbanganiniperludilakukanuntukmengetahuiapakahberatbayilahir
normal ataurendah. (Novita, 2011). Berat badan
lahirmerupakanukuranantropometri yang terpenting dan paling
seringdigunakan pada bayibarulahir.
Berat badan digunakanuntuk diagnosis bayi normal atauBerat Badan
LahirRendah (BBLR). Dikatakan BBLR apabilaberatbayilahir di bawah
2500 gram. Pada masa bayisampaibalita, berat badan
dapatdipergunakanuntukmelihatlajupertumbuhanfisikmaupun status gizi,
kecualiterdapatkelainanklinissepertidehidrasi, asites, edema, dan tumor.
(Shidiq, 2014).

11
2. Cara Pengukuran Berat Bayi Lahir
Cara MengukurBerat Badan BayiBaruLahirMenurutSupariasa (2002)
a. Pengukuranberat badan dilakukan pada 30
menitpertamasetelahpersalinan dan dilakukan oleh tenagakesehatan
yang menolongpersalinan.
b. Letakkantimbanganbayi pada permukaan yang datar.
c. Sebelumpenimbangan, pastikantimbanganberfungsidenganbaik,
yaitujarum pada timbanganbayimenunjukkanangka 0.
d. Bayiditimbangtanpamenggunakanpakaianapapun.
e. Pembacaanskalahanyadilakukanjikabayi diam.
f. Catathasilpengukuranberat badan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir


MenurutNotobroto, Wahyuni (2002) menyebutkanbahwaberat badan
bayibarulahirditentukan oleh faktorgenetis dan status gizijanin. Status
gizijaninditentukansaat masa kehamilan, diantaranya :keadaansosial dan
ekonomiibusebelumhamil, status giziibuselamahamil, jarakkelahiranjika
yang dikandungbukananakpertama, paritas, usiasaathamil, kadar
Hemoglobin (Hb), pernahtidaknyaterjangkitpenyakitinfeksi dan
kronisselamahamil.
Masalahdalam status
giziibuselamakehamilandapatdiantisipasidenganupayamendorongsemuaper
awatankesehatanremajaputri dan ibuhamilmendapatkanperawatan antenatal
yang komprehensif, memperbaiki status nutrisiibuhamil dan
menghentikankebiasaanmerokok dan minumalkohol (Hatmoko, 2008)
dalam (Putri, 2017).

4. Klasifikasi Normal Berat Bayi Lahir


MenurutHutahaean (2009) ditinjaudaribeberapaaspek, klasifikasiberat
badan lahirbayidiantaranya :
a. Beratlahirrendah: kurangdari 2500 gram.

12
b. Beratlahircukup :antara 2500 sampai 4000 gram.
c. Beratlahirlebih :lebihdari 4000 gram.
Bayibarulahirperludilakukanpengukuranantropometrisepertiberat
badan, di mana berat badan yang normal adalah 2500-4000 gram,
apabiladitemukanberat badan kurangdari 2500 gram,
makadapatdikatakanbayimemilikiberat badan lahirrendah (BBLR)
akantetapi, apabiladitemukanbayi

C. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dengan Berat Bayi Lahir


Permasalahanumum yang
dialamiibuselamakehamilanyaitukehamilandenganKurangEnergiKronis
(KEK). KurangEnergiKronis (KEK) adalahkondisi status gizi yang
kurangkarenakekuranganasupan energy dan protein dan
ditandaidenganhasilpengukuranLingkarLenganAtas (LiLA) < 23, 5 cm.
(Kementerian KesehatanRepublik Indonesia, 2013).
Pada kehamilansecara global yaitusebesar (35-75%). WHO juga
mencatatbahwa (40%) kematianibu di negara
berkembangterkaitdengankekuranganenergikronis.Ibuhamil yang
menderitagizikurangsepertikurangenergikronismemilikiresikolebihbesaruntuks
akit oleh karenaitugiziburuk pada
ibuhamilharusdihindarisehinggaibuhamilmerupakankelompoksasaran yang
perlumendapatperhatiankhusus. Negara yang mengalamikejadian KEK pada
ibuhamiltertinggiadalah Bangladesh (47%), sedangkan Indonesia
denganprevalensiterbesarkeempat (35,5%) dan Thailand
denganprevalensiterendah (15-25%).
KondisiKekuranganEnergiKronis (KEK) dapatterjadi pada
wanitausiasubur dan pada ibuhamil, Hal
inimenggambarkankeadaandimanaibumenderitakekuranganmakananberlangsu
ngmenahun (Cakrawati dan Mustika, 2012).
PenelitianinisejalandenganteoriKusmiati (2008), yang
menyatakanbahwamalnutrisi pada ibuhamilmengakibatkan volume

13
darahmenjadiberkurangsehinggamengakibatkanalirandarahke uterus dan
plasentaikutberkurang, akibatselanjutnyayaituukuranplasenta dan transfer
nutrisimelaluiplasentaberkurang.
Berat badan lahirbayidapatdidugaberdasarkanpenilaian status
giziibuselamahamil. Cara yang
sederhanaadalahdenganmengukurlingkarlenganatas (LILA). Penilaian status
gizidapatdiketahuidenganmetodeantropometridenganmenilaibeberapa
parameter. Parameter antropometri yang umumdiukur pada bayibarulahir
(BBL) antara lain adalahberat badan, panjang badan, lingkarkepala, dan
lingkar dada. Ukurankelahiran BBL dipengaruhi oleh status
giziibuselamakehamilan. Status
giziibuhamildapatdiketahuidenganmengukurlingkarlenganatas (LILA). Karena
LILA relatifstabilselamakehamilan dan tidakterpengaruh oleh edema, LILA
dapatmencerminkan status gizisejakawalkehamilan.
Hal inimenjadikanjanintumbuhlambatatauterganggu Intra Uterine Growth
Retardatation (IUGR), lahirprematur, lahirdenganBerat Badan LahirRendah
(BBLR). Salah satucarauntukmengetahui status giziibuhamil yang
berisikoterjadinya KEK adalahpengukuran LILA. LingkarLengan (LILA)
merupakan salah satupilihanuntukpenentuan status nutrisiibuhamil,
karenamudahdilakukan dan tidakmemerlukanalat-alat yang
sulitdiperolehdenganharga yang lebihmurah.
Pengukuran LILA denganmenggunakanalatukur yang tersediaberupa pita
LILA denganketelitian 1 mm dan batasterendah LILA
ibuhamildenganresikoterjadinyakekuranganenergikronis (KEK) yang berlaku
di Indonesia adalah 23,5 cm. Penelitian oleh Hanifah (2009) di RB Pokasi
yang menyebutkanbahwasemakinbaik LILA semakinbaik pula berat badan
bayilahirsedangkansemakinkurang LILA semakinkurang pula berat badan
bayilahir.
Penelitianinididukungdenganhasilpenelitian oleh Uswatun, A.Q.,
Perwitasari (2013)
menyebutkanadahubunganLiLAdenganberatbayilahirdengan p = 0,017 dan

14
nilai odds ratio (OR) sebesar 2,631 menunjukkanbahwaibudengan KEK
memilikirisikountukmelahirkan BBLR.
Hasil penelitian oleh Kamariah,N.,Musyarofah (2016) menunjukkandari
33 ibuhamilsebanyak 66,7% ibuhamilmemilikilingkarlenganatas yang kurang,
dan 54,1% ibuhamilmelahirkanbayidenganberat badan bayirendah, sertahasil
Rank Spearman p = 0,000 lebihkecildari = 0,05 yang
artinyaadahubunganlingkarlenganatasibuhamildenganberat badan bayilahir di
BPS Artiningsih Surabaya Simpulansemakin normal LILA
ibuhamilsemakindidapatkanberat badan bayilahir normal. diharapkanibuhamil
yang mempunyai LILA < 23,5 cm mampumeningkatkankonsumsinutrisi yang
lebihbaik.

15
BAB III

ANALISIS JURNAL

No Judul Metode Penelitian Sampel Variabel Hasil P


.
1. HubunganLingkarL Metode yang Sebanyak 200 variabelindependen Hasil pene
enganAtas (LILA) digunakandalampene respondenibuham dan LILA
IbuHamilTerhadap litianiniadalahanaliti il yang variabeldependenme ibuhamilberh
AntropometriBayi kdenganrancangan menjalanipersalin ngunakanlembarcekl badan (p =
BaruLahir (BBL) cross sectional. an di RSIA is yang 0,000), dan
di RumahSakitIbu Ananda Kota digunakanyaituanalis tetapitidakdi
dan Anak Ananda Makassar a chi-square. aantara LI
Kota Makassar diambildenganme badan (p = 0
tode purposive
sampling.

16
No Judul Metode Penelitian Sampel Variabel Hasil P
.
2. Hubungan Antara Penelitianinibersifat Pengambilan instrumen yang Hasil
LingkarLenganAta Case Control sample digunakanuntukvaria respondenha
s (LILA) (Retrospective), degantekhnik belindependen dan diperolehme
DenganBeratBayiL tempatpenelitian di Total sampling, variabeldependenme yang
ahirDi Wilayah Wilayah jumlah sample 61 ngunakanlembarcekl memilikiuku
Kerja Pusat KerjaPuskesmas Sei responden is yang (LILA) <23,
Kesehatan Langkai Kota digunakanyaituanalis (6,6%)
Masyarakat Sei BatamdaribulanAgus a chi-square. badan lahir
Langkai tus-September 2019, (6,6%). S
(Puskesmas) Kota populasipenelitianad memilikiLin
BatamTahun 2019 alahibu yang ≥23,5 cm
tercatattelahmelahirk melahirkanb
an di Wilayah 2500-4000 g
KerjaPuskesmas Sei
Langkai Kota Batam
pada bulanJuni 2019

3. HUBUNGAN AN Desain Penelitian ya sampel dalam pen variabel independen Sebagian be


TARA UMUR DA ng digunakan adalah elitoan ini adalah dan dependen dinilai dalam kateg
N STATUS GIZI I Analitik korelasi den Sebagian bayi den secara simultan pada babkan BBL
BU BERDASARK gan pendekatan meto gan berat badan la suatu saat, jadi tidak BLR dismat
AN UKURAN LIN de Cross Sectional di hir kurang dari 25 ada tindak lanjut. besar (65,1%
GKAR LENGAN mana peneliti melak 00 gram pada bul egori KEK,
ATAS DENGAN J ukan observasi atau an Januari-April 2 tur (38,5%)
ENIS BBLR pengukuran variabel 013 di Puskesmas %). Dari has
independen dan depe Tawangrejo Kota nilai p=0,01
nden hanya satu kali Madiun sebanyak untuk ukuran

17
No Judul Metode Penelitian Sampel Variabel Hasil P
.
pada satu saat. 23. Pengambilan s aknaan α = 0
ampel menggunak diterima.Pen
an tehnik Simple ara umur dan
Random Samplin ukuran lingk
g BBLR. Ibu
pada umur y
cenderung m
R. Dari pene
apkan tenaga
kan promosi
an pencegah
milan denga
ini dengan st

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Di Indonesia batas ambangLILA dengan resiko KEK adalah 23,5 cm,
hal ini berarti ibu hamil dengan resiko KEK diperkirakan akan melahirkan ba
yi BBLR. Bila bayi lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) akan me
mpunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan
perkembangan anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum ke
hamilan wanita usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, misalnya d
engan LILA tidak kurang dari 23,5 cm. Apabila LILA ibu sebelum hamil kur
ang dari angka tersebut, sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko
melahirkan BBLR.
Berat bayi yang dilahirkan dapat dipengaruhi oleh status gizi ibu baik
sebelum hamil maupun saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil juga cukup
berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. Status gizi ibu sebelum hamil
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan st
atus gizi yang kurang sebelum hamil mempunyai resiko 4,27 kali untuk mela
hirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang mempunyai status gizi baik
(normal).

B. Saran
Kami menyarankankepadaibuhamiluntukmenjaga status giziselama masa
kehamilan, karenamasih ada ibu yang memiliki status gizi kurang pada saat hamil
dilihat dari ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Berat bayi yang dilahirkan dapat
dipengaruhi oleh status gizi ibu baik sebelum hamil maupun saat hamil. Status giz
i ibu sebelum hamil juga cukup berperan dalam pencapaian gizi ibu saat hamil. St
atus gizi ibu sebelum hamil mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadi
an BBLR.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ariani, NPI, Eha, S. and Liana, DS, 2020. Hubungan antara Lingkar Lengan Atas
(LILA) dan konsumsi tablet besi selama kehamilan terhadap berat bada
n lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Uabau, Kabupaten Malaka tahu
n 2019. Intisari Sains Medis , 11 (2), hal.702-705.https://doi.org/10.155
62/ism.v11i2.657. Diakses pada November 2022.
Aryaneta, Y. and Silalahi, RD, 2021. HUBUNGAN ANTARA LINGKAR
LENGAN ATAS (LILA) DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI
WILAYAH KERJA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SEI
LANGKAI (PUSKESMAS) KOTA BATAM TAHUN 2019. Menara
Ilmu , 15 (2).https://doi.org/10.31869/mi.v15i2.2412. Diakses pada
November 2022.
Dinas Kesehatan Kota Batam.2019.
Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat.2019. Data dan informasi profil kesehat
an Indonesia.
Irmayanti. 2018. Hubungan status gizi ibu berdasarkan ukuran LILA dengan bayi
berat lahir.
Kemenkes RI. 2017. Kesehatan ibu dan anak.
Kesehatan, D. 2019. Profil kesehatan kota batam.
Kusparlina, EP. 2016. Hubungan Antara Umur Dan Status Gizi Ibu Berdasarkan
Ukuran Lingkar Lengan Atas Dengan Jenis BBLR. Jurnal Penelitian K
esehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1. http://forikes-
ejournal.com/ojs-2.4.6/index.php/SF/article/view/sf7104/5Diakses pada
November 2022.
Prawarni, AY, 2021. Hubungan Ukuran Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Dengan
Berat Badan Lahir Bayi Di Puskesmas Piyungan Tahun 2015-2020 (Di
sertasi Doktor, UII).https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/31882.
Diakses pada November 2022.
Puskesmas Sei Langkai.2020.

20
Silawati.2019. Pemberian tambahan dan susu terhadap penambahan berat badan p
ada ibu hamil KE (Kekurangan Energi Kronis).
Sutanto, A. V. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:Pustaka
Ba.

21

Anda mungkin juga menyukai