Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HORMON YANG BERPENGARUH DALAM PERSALINAN


(HORMON ESTROGEN)
Dosen Pendamping : Retno Wulan, S.S.T.Keb.,M.K.M.
Mata Kukiah : Fisiologi kehamilan, nifas dan BBL

Disusun Oleh:

1. Dia Hartina Sari (12110321003)

2. Erisha Sukmawati F (12110321001)

3. Heni Kiswati (12110321010)

4. Putri Nur Azizah (12110321016)

5. Stefani Dhea Firnanda ( 12110321015 )

6. Veri Alvi Anggreani ( 12110321018 )

SEMESTER 3

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Puji syukur atas kehadrat Allah swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Pati, 24 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................4
B. Tujuan............................................................................................................5
C. Rumusan Masalah..........................................................................................5
D. Manfaat..........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................6
A. Pengaruh Hormon Estrogen Dalam Persalinan..............................................6
B. Letak Hormon Estrogen.................................................................................7
C. Fungsi dan efek dari hormon estrogen selama kehamilan meliputi...............8
D. Fungsi Hormon Estrogen...............................................................................9
E. Peran Estrogen dari Masa ke Masa................................................................9
F. Makanan Sumber Estrogen............................................................................10
BAB III.......................................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Hormon estrogen merupakan hormon seks utama pada wanita yang diproduksi oleh
ovarium dan berfungsi untuk merangsang pembentukan ciri ciri perkembangan seksual,
yaitu lekuk tubuh, payudara serta rambut kelamin maupun ketiak. Siklus menstruasi yang
terjadi pada wanita juga diatur oleh hormon estrogen. Tidak seimbangnya hormon yang
ada dalam tubuh dipengaruhi oleh menopause, usia tua, perawatan kanker dan keadaan
sakit yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi hormon estrogen pada
wanita(Manurung dkk, 2017).
Wanita yang berusia 40 tahun keatas akan mengalami fase menopause yang ditandai
dengan terjadinya perubahan dan keluhan, baik pada fisik maupun psikologis (Manuaba,
2009). Menopause adalah keadaan pada seorang wanita berusia antara 45-55 tahun yang
mengalami penurunan fungsi ovarium dan mengakibatkan terjadinya defisiensi estrogen
dalam tubuh. Terjadinya menopause ditandai dengan terhentinya siklus ovulasi yang
mengakibatkan terhentinya menstruasi pada wanita (Guyton & Hall, 2006). Gejala yang
dialami pada wanita menopause adalah rasa panas dan kemerahan pada kulit, letih,
gelisah, cemas serta penurunan kekuatan dan kalisifikasi tulang di seluruh tubuh (Guyton
& Hall, 2006). Menopause juga dapat meningkatkan resiko terjadinya keluhan pada
rongga mulut seperti xerostomia, ulkus traumatik, gingivitis,periodontitis, serta burning
mouth syndorme (Farronato dkk, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Virtanen dkk. (2000) menyatakan bahwa terdapat
reseptor estrogen (ER mRNA) pada saliva dan mukosa mulut. Reseptor hormon telah
diidentifikasi dalam lapisan basal dan spinosus dari epitel dan jaringan ikat yang
melibatkan gingiva serta jaringan mulut lainnya sebagai target yang mendukung
terjadinya kekurangan hormon. Estrogen mempengaruhi proliferasi seluler, diferensiasi
serta keratinisasi pada epitelium gingiva (Carranza dkk, 2012). Hormon estrogen juga
berpengaruh terhadap keefektifitasan barrier epitel terhadap serangan bakteri dan berefek
terhadap pemeliharaan dan perbaikan kolagen. Hal tersebut yang dapat mendukung
terjadinya keluhan pada rongga mulut (Markou dkk, 2009). Xerostomia yang dialami pada
wanita menopause juga dapat mengakibatkan kerentanan terjadinya ulkus pada mukosa
mulut (Siregar, 2015).
Ulkus traumatik merupakan lesi pada mukosa oral yang disebabkan karena berbagai
bentuk trauma. Contohnya adalah trauma karena gigi tiruan, tergigit, trauma karena
penggunaan sikat gigi yang terlalu keras, gigi yang tajamserta trauma akibat prosedur

4
dental. Lokasi terjadinya ulkus traumatik biasanya berada di daerah perbatasan lateral
lidah, gingiva, mukosa bibir dan mukosa pipi (Rajendran, 2012).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh hormon estrogen dalam persalinan?
2. Letak hormon estrogen?
3. Apa fungsi hormon estrogen?
4. Apa peran estrogen dari masa ke masa?
5. Apa makanan sumber estrogen?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh hormon estrogen dalam persalinan?
2. Mengetahui Letak hormon estrogen?
3. Mengetahui fungsi hormon estrogen?
4. Mengetahui peran estrogen dari masa ke masa?
5. Mengetahui makanan sumber estrogen?

D. Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak,
khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
Hormon Estrogen.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Hormon Estrogen Dalam Persalinan


Estrogen adalah sebutan untuk sekelompok hormon yang berperan penting dalam
perkembangan dan pertumbuhan karakteristik seksual wanita serta proses reproduksinya.
Hormon ini sebenarnya tidak hanya diproduksi dalam tubuh wanita, tapi juga terdapat
dalam tubuh pria dengan kadar yang jauh lebih rendah.
Proses persalinan ditandai oleh adanya lima kejadian fisiologis yang berbeda. Lima
kejadian tersebut adalah pecahnya membran, dilatasi serviks, kontraksi uterus, separasi
plasenta dan yang terakhir adalah involusi uterus. Kejadian ini dipengaruhi oleh banyak
hal diantaranya proses neurohormonal,imunologis dan fisiologis. Hasil akhir yang terjadi
merupakan koordinasi antara ibu hamil, janin maupun plasenta.Inisiasi persalinan ditandai
dengan perubahan dari kondisi contractile state of pregnancymenjadi contractile state of
labor. Ada tiga hipotesis yang mendukung proses transisi ini :
1. Progesteron memelihara kondisi contractile state of pregnancy, pada akhir
kehamilan terjadi penurunan kadar hormon ini. Sehingga terjadilah contractile
state of labor.
2. Aktivasi uterus yang terjadi pada akhir masa kehamilan yang menyiapkan uterus
agar dapat menjalani proses kontraksi yang khas pada saat persalinan.
3. Uterus dirangsang oleh agonis uterotonik untuk menghasilkan kontraksi uterus.
Ketiga hipotesis tersebut berhubungan satu sama lainnya. Namun masih banyak
perdebatan mengenai proses persalinan ini. Khususnya mengenai bahan apa yang
mengawali proses terjadinyapersalinan.
Pada kondisi persalinan prematur atau preterm labor, proses infeksi dikatakan sebagai
penyebab utama terjadinya inisiasi persalinan. Ini ditandai dengan diproduksinya sitokin
yang selanjutnya akan merangsang produksi prostanoid.Bagaimana yang terjadi pada
persalinan aterm, dengan menurunnya progesteron, maka diduga yang berperan aktif
adalah hormon estrogen. Hormon estrogen diduga juga berperan pada inisiasi persalinan,
walau hal itu masih menjadi banyak bahan perdebatan. Untuk itu, pada kesempatan ini
penulis akan meneliti kadar estrogen dalam darah ibu hamil pada kondisi inpartu.
Serviks uteri berfungsi untuk melindungi janin selama masa perkembangannya dangan
cara tetap menutup dan menyediakan tahanan terhadap tekanan dari bagian atas, dan dari
kontraksi Braxton Hicks pada akhir masa kehamilan, yang timbul dengan frekuensi yang
makin meningkat.Komponen utama serviks berbeda dari miometrium yang dua pertiganya
terdiri dari otot dan sepertiganya terdiri dari matriks. Komponen tersebut terdiri dari
jaringan ikat fibrous (85%), yang didominasi oleh matriks ekstraseluler (antara lain

6
fibroblas, kolagen tipe I dan tipe III, elastin, proteoglikans, elastin, hialuronan dan
glikosaminoglikans lainnya), pembuluh darah, komponen otot halus dalam serviks
mencapai 10-15 persen dan mengalami penurunan proporsi di serviks menjadi 25, 16 dan
6 persen pada segmen atas, tengah dan bawah serviks.2,3,4,5
Kolagen disintesis dalam jaringan penyangga sebagai serabut dalam substansi dasar.
Dermatan,salah satu jenis dari glikosminoglikans, berikatan erat dengan kolagen.,
senyawa ini membuat konsistensi serviks menjadi lunak saat hamil.
Proses pematangan serviks ditandai dengan degradasi rantai kolagen oleh enzim
proteolitik disertai dengan peningkatan enzim elastase. Ini membuat penurunan jumlah
susunan serat kolagen hingga mencapai 30 % dibandingkan kondisi tidak hamil,
penurunan kekuatan jaringan kolagen dan hilangnya daya elastis dari matriks ekstraseluler
pada serviks. Meningkatnya kadar dekorin (dermatan sulfat proteoglicans 2)
mengakibatkan pemisahan serat kolagen. Enzim kolagenase yang berperan dalam proses
ini dikenal dengan matriks metalloproteinase-1.3,4,5
Glikosaminoglikans selama kehamilan jumlahnya meningkat dari 2800-5000 nmol/g.
Dan jumlah yang tertinggi adalah saat akan diawalinya pematangan serviks yaitu
mencapai 7100 nmol/g. Dan kemudian diikuti penurunan yang drastis selama proses
persalinan. Gambaran klinis dari proses pematangan dan dilatasi serviks juga berhubungan
dengan perubahan yang nyata dari pola glikosaminoglikans. Jadi kondisi pematangan
serviks tidak saja ditunjukkan dengan variasi dari total kandungan glikosaminoglikans
namun juga perubahan dari proporsi glikosaminoglikans yang berbeda.
Sehingga proses pematangan serviks ini merupakan proses anabolik yang dikontrol oleh
sintesa glikosaminoglikans.
Perubahan glikosaminoglikans yang terjadi adalah dermatan dan khondroitin yang
digantikan oleh asam hialuronat yang bersifat hidrofilik. Proses ini dikendalikan oleh
mekanisme hormonal,khususnya relaksin, estrogen dan dihambat oleh progesteron.
Bahkan progesteron mengubahmetabolisme hialuronat dari fase sintesis ke fase degradasi.
Asam hialuronat dan khondroitin sulfat memiliki afinitas rendah terhadap kolagen dan
fibronektin. Sehingga keduanya hanya berada diantara serabut-serabut kolagen. Dengan
sifatnya yang hidrofilik, asam hialuronat/ hialuronan akan mengikat air dalam kapasitas
dan volume yang lebih besar disbanding berat molekul kolagen. Kondisi ini akan
membuat serviks menjadi lunak
B. Letak Hormon Estrogen
Estrogen terdiri dari tiga jenis hormon yang berbeda, yaitu estron,estradiol, dan estriol.
Pada wanita normal, estrogen banyak diproduksi oleh folikel selama proses ovulasi dan
korpus luteum selama keharmilan.
Pada saat keluar dari sirkulasi, hormon steroid berikatan dengan protein
plasma.Estradiol berikatan dengan transpor globulin yang dikenal dengan seks hormone

7
binding globulin (SHBG) dan berikatan lemah dengan albumin, sedangkan estrone
berikatan kuat dengan albumin. Sirkulasi estradiol secara cepat diubah menjadi estron di
hepar dengan bantuan hidroksisteroid dehidrogenase.Sebagian estrone masuk kernball ke
sirkulasi, dan sebagian lagi dimetabolisme menjadi hidroksiestrone yang dikonversi
menjadi estriol .
Pada awal siklus ovulasi - produksi estradiol akan menurun sampai titik terendah, tetapi
karena pengaruh hormon FSH estradiol akan mulai meningkat.Sebelum fase mid cycle
kadar estradiol dibawah 50 pg/mL, tetapi akan terus meningkat sejalan dengan
pematangan ovum. Estradiol akan mencapai puncaknya sebesar 250-500 pg/mL pada hari
ke 13-15 siklus ovulasi. Pada fase luteal, kadar estrogen akan menurun sampai 125
pg/mL.
Progesteron yang dihasilkan oleh korpus luteum bersarna-sarna dengan estrogen akan
memberikan umpanbalik negatif pada hipotalamus dan hipofise antenior. Kadar dibawah
30 pg/Ml menunjukan keadaan oligomenore atau amenore sebagai indikasi kegagalan
gonad. Hormon estradiol dipenganihi oleh ritme sirkadian yaitu adanya variasi diurnal
pada wanita pasca menopause yang diperkirakan. karena adanya variasi pada kelenjar
adrenal.
Hormon estrogen yang dapat diperiksa yaitu estrone (El), estradiol (E2),dan estriol (E3).
Pemeriksaan estadiol dipakal , untuk mengetahui aksis hipotalamus-hipofise-gonad
(ovarium dan testis), penentuan waktu ovulasi,menopause dan monitoring pengobatan
fertilitas. Waktu pengambilan sampel untuk pemeriksaan estradiol adalah pada fase
folikular (preovulasi) dan fase luteal (3,4,7).
Kadar estrogen meningkat pada keadaan ovulasi, kehamilan, pubertas prekoks,
ginekomastia, atropi testis, tumor ovarium., dan tumor adrenal. Kadarnya akan menurun
pada keadaan menopause, disfungsi ovarium, infertilitas, sindroma turner, amenorea
akibat hipopituitari, anoreksia nervosa, keadaan stres, dan sindroma testikular ferninisasi
pada wanita. Faktor interferensi yang meningkatkan estrogen adalah preparat estrogen,
kontrasepsi oral, dan kehamilan. Serta yang menurunkan kadarnya yaitu obat clomiphene
Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil. Namun kadarnya akan
meningkat secara signifikan sejak terjadi kehamilan. Kenaikan kadar hormon ini memicu
munculnya rasa mual, terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada trimester kedua,
hormon ini turut andil dalam pembesaran saluran susu di payudara.
C. Fungsi dan efek dari hormon estrogen selama kehamilan meliputi:
1) Membentuk pembuluh darah baru untuk menyalurkan nutrisi ke janin.
2) Membantu dalam pemberian nutrisi yang dibutuhkan janin untuk berkembang.
3) Mendukung perkembangan janin.
4) Meningkatkan aliran darah dalam tubuh, termasuk aliran darah ke kulit, sehingga
menimbulkan kesan glowing pada beberapa ibu hamil.

8
Hormon estrogen atau biasa dikenal dengan hormon seks memiliki pengaruh besar pada
kehamilan, terutama di trimester kedua. Hormon ini terdapat pada pria dan wanita, tetapi
sering dihubungkan dengan wanita. Estrogen memunculkan berbagai ciri khas
kematangan seksual perempuan. Selain itu, hormon estrogen juga berpengaruh dalam
menentukan siklus haid perempuan. Estrogen juga menjaga tulang tetap sehat dan
mengendalikan kadar kolesterol.
Fungsi Estrogen di Tubuh Wanita
Hormon estrogen pada wanita secara khusus berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan organ seksual. Hormon estrogen ini terdiri dari 3 jenis, yaitu estradiol,
estriol, dan estron.
Estradiol memiliki kadar paling tinggi pada wanita di masa suburnya, sedangkan estriol
diproduksi oleh plasenta selama masa kehamilan. Sementara itu, estron tersebar luas di
tubuh dan menjadi estrogen utama pada masa premenopause.
D. Fungsi Hormon Estrogen:
1) Membantu mengatur suhu tubuh dan menjaganya tetap stabil
2) Mendukung kemampuan mengingat dan meningkatkan memori
3) Membantu mengelola bagian otak yang mempersiapkan tubuh untuk
perkembangan seksual dan reproduksi
4) Mengatur kadar kolesterol, sehingga mengurangi risiko penumpukan plak dalam
pembuluh darah jantung (aterosklerosis)
5) Merangsang matangnya indung telur serta merangsang permulaan siklus
menstruasi. Kondisi ini menandakan sistem reproduksi telah matang
6) Merangsang kematangan rahim serta membantu mempersiapkan rahim sebagai
tempat berkembangnya janin
7) Merangsang perkembangan payudara di masa pubertas serta mempersiapkan
kelenjar payudara untuk memproduksi ASI
8) Membantu mempertahankan kepadatan tulang
E. Peran Estrogen dari Masa ke Masa
Selama masa pubertas, meningkatnya kadar estrogen menyebabkan pertumbuhan
payudara wanita, serta pertumbuhan rambut pada kemaluan dan ketiak.Selama kehamilan,
biasanya wanita akan menghasilkan lebih banyak estrogen dibandingkan sepanjang
hidupnya. Peran hormon ini juga sangat penting selama kehamilan. Ini karena estrogen
turut berperan dalam membentuk pembuluh darah baru guna mengalirkan nutrisi ke tubuh
janin agar tumbuh kembangnya bisa optimal.
Dalam periode transisi menopause atau sebelum menopause, kadar estrogen umumnya
mengalami fluktuasi sebelum akhirnya menurun dan menyebabkan perubahan fisik dan
emosional.

9
F. Makanan Sumber Estrogen
Ada beberapa makanan yang mengandung fitoestrogen, senyawa pada tumbuhan yang
menyerupai estrogen. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa fitoestrogen bisa
mempengaruhi kadar estrogen di dalam tubuh. Berikut makanan yang mengandung
fitoestrogen:
1) Kacang kedelai
2) Biji-bijian
3) Kacang-kacangan
4) Buah-buahan

10
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Hormon estrogen merupakan hormon seks utama pada wanita yang diproduksi oleh
ovarium dan berfungsi untuk merangsang pembentukan ciri ciri perkembangan seksual,
yaitu lekuk tubuh, payudara serta rambut kelamin maupun ketiak. Siklus menstruasi yang
terjadi pada wanita juga diatur oleh hormon estrogen. Tidak seimbangnya hormon yang
ada dalam tubuh dipengaruhi oleh menopause, usia tua, perawatan kanker dan keadaan
sakit yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi hormon estrogen pada
wanita(Manurung dkk, 2017).
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai mahasiswa jurusan kebidanan harus lebih mengetahui hormon
dalam persalinan terutama hormon ESTROGE dan apa yang membantu dalam
menganalisis peran refleksi tersebut. Karena apabila terdapat kasus yang berhubungan
dengan refleksi ini pada prosespelayanan kebidanan maka kita sudah lebih mengetahui
dan dapat mengatasi kasus tersebut, sesuai dengan pendidikan yang berkualitas.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, M., & Armanto, R. P. (2021, February). Hormon Estrogen Pada Kondisi Inpartu. In
Seminar Nasional Riset Kedokteran (SENSORIK). Fakultas Kedokteran, UPN
Veteran Jakarta, Indonesia. https://conference.upnvj.ac.id/index.php/sensorik/index
diakses pada 24 oktober 2022.
Anwar, R. U. S. W. A. N. A. (2005). Sintesis, fungsi dan interpretasi pemeriksaan hormon
reproduksi. Bagian obstetri dan ginekologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai