Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Pra Nikah & Pra
Konsepsi
Bismillahirahmanirahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang semoga
kita mendapat syafa’at diakhirat nanti.
Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas yang telah memberikan nikmat sehat-
Nya baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan Pra Nikah & Pra Konsepsi ” Prodi
S1 Kebidanan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
“Konsep Fertilitas dan Infertilitas pada Pria dan Wanita” bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu Andi
Asrina, S.ST., M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Remaja & Lansia yang
telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian Fertilitas dan Infertilitas................................................................................3
B. Pengukuran Fertilitas......................................................................................................3
C. Jenis-Jenis Infertilitas......................................................................................................6
D. Faktor-Faktor Penyebab Infertilitas Pada Pria Dan Wanita Serta Diagnosisnya............6
E. Gejala Infertilitas.............................................................................................................9
F. Pencegahan Serta Pengobatan Infertilitas.......................................................................9
G. Bias Gender Terhadap Fertilitas................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................13
A. Kesimpulan...................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran seorang anak merupakan dambaan bagi setiap pasangan suami istri
apalagi bagi mereka yang telah lama menikah. Akan tetapi tidak semua pasangan suami
istri bisa mendapatkan keturunan secara biologis dengan mudah. Suatu kondisi dimana
pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan seksual
sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat
kontrasepsi jenias apapun disebut dengan infertil (Djuwantono, 2008).
Infertilitas masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk di Indonesia.
Kejadian infertil meskipun tidak berpengaruh pada aktivitas fisik dan tidak mengancam
jiwa, bagi banyak pasangan hal ini berdampak besar pada kehidupan keluarga karena
selain menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat menyebabkan masalah
ekonomi maupun psikologis (Hestiantoro et al., 2013).
Infertilitas dapat disebabkan oleh pihak pria, wanita, maupun keduanya akan tetapi
jumlah pasangan infertil yang ada, sebagian besar penyebabnya berasal dari faktor
wanita. Kejadian infertilitas dalam suatu lingkungan masyarakat atau dalam kehidupan
sosial budaya masih mengandung bias gender yang kuat dimana wanita merupakan pihak
yang paling sering disalahkan pada pasangan suami istri yang tidak mempunyai
keturunan secara biologis (Pranata, 2009)
Penyebab seorang pria menjadi infertil juga dapat disebabkan oleh faktor risiko yang
meningkat yaitu gaya hidup yang tidak terkontrol yang diterapkan sejak usia remaja.
Faktor-faktor tersebut adalah usia, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol, stres, diet
yang buruk, olahraga berat, mengalami kelebihan berat badan ataupun kurang gizi,
penyakit seksual menular, keadaan lingkungan yang buruk (polusi udara & air), juga
masalah kesehatan yang berhubungan dengan perubahan hormon (Puscheck, 2011).
Fertilitas atau kesuburan seseorang selain dipengaruhi oleh genetik, keturunan, dan
usia juga dipengaruhi oleh status pekerjaan. Fertilitas atau kesuburan wanita akan
menurun secara bertahap hingga usia 37 tahun, setelah kondisi sebelumnya mengalami
naik turun (Evers, 2002).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian fertilitas dan infertilitas?
2. Apa saja pengukuran fertilitas
3. Apa saja jenis-jenis infertilitas?
4. Apa faktor-faktor penyebab infertilitas pada pria dan wanita serta diagnosisnya?
5. Bagaimana gejala infertilitas?
6. Bagimana pencegahan serta pengobatan infertilitas?
7. Bagaimana bias gender terhadap infertilitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian fetilitas dan infertilitas
2. Untuk mengetahui pengukuran fertilitas
3. Untuk mengetahui jenis-jenis infertilitas
4. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab infertilitas pada wanita dan pria serta
diagnosisnya
5. Untuk mengetahui gejala infertilitas
6. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan infertilitas
7. Untuk mengetahui bias gender terhadap infertilitas
BAB II
2
PEMBAHASAN
Indikator/Ukuran-ukuran Dasar
3
Ada dua pendekatan :
1. Yang berbasis ukuran “kerat lintang/ cross sectional” umumnya satu tahunan atau
lima tahunan(yearly performance)-current fertility. Ukuran ini mencerminkan ukuran
fertilitas dari suatu kelompok penduduk atau kelompok perempuan dalam suatu waktu
tertentu. Ada enam ukuran current fertility yaitu : CBR, GFR, ASFR, TFR, CEB dan
CWR
B
CBR K
P
Jumlah bayi yang lahir selama 1 tahun (B)
Jumlah penduduk pertengahan tahun (P)
K = Konstanta (1000)
Kebaikan : sederhana
Kelemahan : kasar
b. General Fertility Rate (GFR)/Angka Kelahiran Umum
B
GFR = ---------- X K (konstanta =1000)
Pf (15-49)
B=jumlah bayi lahir pada 1 tahun tertentu,
Pf (15-49) = jumlah penduduk perempuan (15-49)th pd pertengahan tahun
Kebaikan : lebih cermat dari CBR, memperhatikan wanita yang exposed to
risk
Kelemahan : tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai umur
c. Age Specific Fertility Rate (ASFR)/Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur
Bi
ASFRi=------ X K (konstanta=1000)
Pfi
Bi=jumlah kelahiran pada perempuan kel.umur I pd tahun tertentu
Pfi=jumlah penduduk kel.umur I pada pertengahan tahun yang sama
4
ASFRi =banyaknya kelahiran pada th ttt per 1000 perempuan kel umur i pd
pertengahan tahun thn yang sama
d. Total Fertility Rate (TFR)/Angka Kelahiran Total
Angka ini dapat dijadikan ukuran kelahiran untuk seorang perempuan selama
usia reproduksinya (15-49tahun) dan telah memperhitungkan tingkat fertilitas
perempuan pada masing-masing kelompok umur
7
TFR 5 ASFRi
i 1
5
2. Pendekatan dengan ukuran yang sifatnya “riwayat kelahiran”atau “riwayat
reproduksi” (reproductive history). Ukuran ini mencerminkan sejarah kelahiran
semasa hidup seorang perempuan dari awal sampai akhir masa reproduksi(15-49)th.
Pendekatan ini sering disebut sebagai pendekatan “longitudinal”
C. Jenis-Jenis Infertilitas
Menurut pembagiannya, infertilitas dapat diklasifikasikan sebagai infertilitas primer
dan infertilitas sekunder.
a. Infertilitas primer adalah pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah
memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau
metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
6
Peritoneal: Cacat atau disfungsi fisiologis (mis. Infeksi, adhesi, massa adneksa)
c. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesuburan kedua jenis kelamin meliputi:
Faktor lingkungan / pekerjaan
Efek toksik terkait dengan tembakau, ganja, atau obat-obatan lainnya
Latihan atau berolahraga yang berlebihan
Diet yang tidak memadai terkait dengan penurunan berat badan atau kenaikan
berat badan
Usia lanjut
2. Penyebab Infertilitas
a. Pada pria:
Gangguan Spermatogenesis
Analisis sperma dapat mengungkapkan jumlah spermatozoanormal atau
tidak. Pengambilan spesimen segar dengan cara masturbasi di laboratorium.
Standar untuk spesimen semen normal telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan
Dunia (WHO).
Obstruksi
Obstruksi atau sumbatan merupakan salah satu penyebab infertil pada
pria. Obstruksi dapat terjadi pada duktus atau tubulus yang di sebabkan karena
konginetal dan penyakit peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang mengenai
membran basalais atau dinding otot tubulus seminiferus misalnya orkitis, infeksi
prostat, infeksi gonokokus.Obstruksi juga dapat terjadi pada vas deferens.
Ketidak mampuan koitus atau ejakulasi
Faktor-faktor fisik yang menyebabkan ketidak mampuan koitus dan
ejakulasi, misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis seperti priapismus atau
penyakit peyronie.Faktor-faktor psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan
untuk mencapai atau mempertahankan ereksi dan kebiasaan pria alkoholisme
kronik.
Faktor Sederhana
Faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat mandi dengan air
terlalu panas, atau berganti lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan
keadaan luar panas yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma sehat.
3. Diagnosis infertilitas
Diagnosis infertil dilakukan dengan cara :
7
a. Anamnesis
Anamnesis dilakukan terhadap pasien dengan menanyakan identitas
pasangan suami istri meliputi umur, pekerjaan, lama menikah dan evaluasi dari
pasien wanita mengenai ketidakteraturan siklus haid, dismenorea, infeksi organ
reproduksi yang pernah dialami, riwayat adanya bedah pelvis, riwayat sanggama,
frekuensi sanggama, dispareunia, riwayat komplikasi pascapartum, abortus,
kehamilan ektopik, kehamilan terakhir, konstrasepsi yang pernah digunakan,
pemeriksaan infertilitas dan pengobatan sebelumnya, riwayat penyakit sistematik
(tuberkulosis, diabetes melitus, tiroid), pengobatan radiasi, sitostatika, alkoholisme.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk mendiagnosis infertil adalah :
Vital Sign
Pemeriksaan vital sign yang terdiri dari tekanan darah, nadi, respiratory
rate, suhu badan.
Penghitungan BMI
Penghitungan indeks massa tubuh (body mass index (BMI)) dihitung dari
tinggi dan berat badan (kg/m), kisaran normal BMI adalah 20-25 kg/m2. Wanita
dengan tampilan overweight atau obesitas mengalami kelainan berupa resistensi
insulin atau bahkan sindroma metabolik.Wanita dengan siklus menstruasi yang
tidak teratur dan tampilan fisik obesitas mungkin saja berhubungan dengan
diagnosis sindrom ovarium polikistik.
Pemeriksaan gangguan endokrin
Penampilan/rupa pasien secara keseluruhan dapat memberikan petunjuk
mengenai penyakit sistemik ataupun masalah endokrin. Keberadaan ciri-ciri
seksual sekunder normal sebaiknya diamati. Pemeriksaan fisik yang dilakukan
untuk mencari penyebab dari gangguan endokrin seperti jerawat, hirsutisme,
kebotakan, acanthosis nigrican, virilisasi, gangguan lapang pandang, gondok,
dan adanya ciri penyakit tiroid.
Pemeriksaan pelvis
Pemeriksaan pelvissebaiknya dilakukan untuk mencari dugaan
endometriosis yang ditandai dengan adanya nodul pada vagina, penebalan
forniks posterior, nyeri tekan, nyeri pada organ-organ pelvis. Jika saat
8
pemeriksaan muncul rasa nyeri, sebaiknya diwaspadai adanya kemungkinan
patologi pelvis.8
Pemeriksaan Penunjang Infertilitas
Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk mendiagnosis infertilitas pada
wanita, yaitu biopsi endometrium pada hari pertama menstruasi,
histerosalfingorafi, histeroskopi, laparaskopi atau laparatomi. Tujuan
pemeriksaan penunjang infertilitas adalah mengetahui keadaan ovarium yaitu
folikel graaf atau korpus luteum, mengetahui faktor peritonium, melepaskan
perlekatan, dan tuboplasti-melepaskan fimosis fimbrie tuba.
E. Gejala Infertilitas
Gejala utama infertilitas adalah seseorang tidak dapat hamil. Namun umumnya tidak
ada gejala lain yang jelas. Terkadang, seorang wanita yang mengalami infertilitas atau
mandul mungkin memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau tidak mengalami
menstruasi. Pada kasus yang jarang, seorang pria yang mandul mungkin memiliki
beberapa masalah pada ormone, seperti perubahan dalam pertumbuhan rambut atau
fungsi seksual.
9
Hindari suhu yang tinggi, karena dapat memengaruhi produksi dan motilitas
sperma.
Hindari paparan racun ormone atau lingkungan, yang dapat berdampak pada
produksi sperma.
Batasi obat-obatan yang dapat mempengaruhi kesuburan, baik obat resep
maupun non-resep. Bicarakan dengan dokter Anda tentang obat apapun yang
Anda minum secara teratur.
Berolahraga secukupnya. Olahraga teratur dapat meningkatkan kualitas sperma
dan meningkatkan peluang untuk mencapai kehamilan.
c. Pada wanita
Berhenti merokok. Tembakau memiliki banyak efek negatif pada kesuburan,
kesehatan ibu dan kesehatan janin. Hindari alkohol dan obat-obatan terlarang.
Zat-zat ini dapat mengganggu kemampuan untuk hamil.
Batasi penggunaan kafein.
Berolahraga secukupnya. Olahraga teratur itu penting, tetapi berolahraga yang
sangat intens sehingga siklus menstruasi terganggu dan dapat mempengaruhi
kesuburan.
Hindari berat badan yang ekstrim. Kelebihan berat badan atau kekurangan berat
badan dapat mempengaruhi produksi hormon dan menyebabkan kemandulan.
2. Pengobatan infertilitas
a. Pada pria, pengobatan infertilitas dapat dilakukan dengan cara:
10
Pembedahan untuk mengangkat jaringan yang menghalangi kesuburan (seperti
endometriosis) atau untuk membuka saluran tuba yang tersumbat.
Infertilitas pada pria dan wanita juga dapat diobati dengan teknologi reproduksi
berbantuan. Ada beberapa jenis teknologi reproduksi bantuan, seperti:
11
pemberian tugas dan peran yang dianggap kurang penting dibandingkan jenis gender
lainnya (laki-laki). Sehingga dalam pengambilan keputusan, kepemimpinan, kedudukan
yang tinggi, dsb. Sedikit sekali diberikan kepada perempuan.
Aspek relasi gender dalam keputusan terkait fertilitas yang dibahas adalah otonomi
dan kuasa perempuan, yakni kuasa perempuan dalam pengambilan keputusan ekonomi
rumah tangga, kuasa perempuan dalam pengambilan keputusan tentang ukuran keluarga,
kebebasan dalam bergerak.
1. Kuasa Perempuan dalam Pengambilan Keputusan Ekonomi Rumah Tangga dan
Fertilitas Aktual
Perempuan-perempuan dengan kontrol yang lebih besar terhadap keputusan
ekonomi rumah tangga berpengaruh pada kemampuannya untuk mengalokasikan
anggaran bagi pembelian alat kontrasepsi. Perempuan dengan kontrol ekonomi setara
menginginkan pembatasan kelahiran, maka ia dapat mengambil keputusan untuk
mengalokasikan anggaran bagi biaya kontrasepsi. Sementara perempuan tanpa atau
sedikit kontrol terhadap keputusan ekonomi, meskipun ia menginginkan pembatasan
kelahiran, ia akan sulit mengakses kontrasepsi.
2. Kuasa Perempuan dalam Pengambilan Keputusan tentang Ukuran Keluargadan
Fertilitas Aktual
Kuasa perempuan dalam keputusan ukuran keluarga akan berpengaruh terhadap
penggunaan kontrasepsi. Seorang perempuan yang memiliki kuasa dalam keputusan
keluarga, akan mampu mengutarakan ide mengenai desired fertility nya dan kemudian
mampu untuk melakukan pembatasan kelahiran di saat ia merasa sudah
memerlukannya. Sementara seorang perempuan tanpa kuasa dalam keputusan ukuran
keluarga hanya akan menuruti keinginan suami tentang jumlah anak. Si perempuan ini
juga tidak mampu untuk menegosiasikan penggunaan kontrasepsi dengan suami
sehingga pada beberapa kasus ditemukan perempuan-perempuan dengan actual
fertility yang tinggi karena tidak diizinkan oleh sang suami untuk menggunakan
kontrasepsi karena suami menginginkan anak banyak.
12
perempuan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan terkait desired fertility
nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
fertilitas pria diartikan sebagai kemampuan untuk dapat menghamili
wanita, syarat suatu sperma yang baik/normal adalah sesuai dengan parameter
spermatozoa normal. Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri
untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah
bersenggama secara teratur. Pasangan suami-istri dianggap fertil untuk bisa
memiliki anak apabila suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang
sehat sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria
(spermatozoa) ke dalam organ reproduksi istri dan istri memiliki sistem dan
fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin
wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan
memiliki rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio,
hingga bayi berusia cukup bulan dan dilahirkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Kartono, Mohamad. 2007. Kesehatan Reproduksi Sebagai Hak. Jurnal Perempuan 53,
Kesehatan Reproduksi Andai Perempuan Bisa Memilih. Jakarta : Yayasan Jurnal Perem-
puan.
14