Anda di halaman 1dari 16

i

MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI

“Faktor Hormon dalam Sistem Reproduksi Wanita”

Makalah Ini Disusun Guna Memenui

Tugas Mata Kuliah Biologi Reproduksi

Dosen Pengampu :Elies Meilinawati S.B., S.ST., S.Psi.,M.Keb.

DISUSUN OLEH :

Nur Aisyah Rahmawati 202005019

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

S1 KEBIDANAN

TAHUN 2020/ 2021


ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
tepat pada waktunya yang berjudul “Faktor Hormon dalam Sistem Reproduki Wanita”. kami
sangat berharap karya tulis ini dapat membantu kita untuk memahami pelajaran biologi
reproduksi . Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami
hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam menyusun materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan kerja sama kita semua, sehingga kendala-kendala penulis
dapat teratasi. Selain itu,dengan penyusunan dengan penyusunan makalah ini juga
dimaksudkan untuk menambah pemahaman, pengetahuan,sikap dan keterampilan terus
bertambah dan berkembang. Proses penyusunan makalah ini juga mendapatkan kontribusi
dari berbagai sumber yang relavan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Kami sadar bahwa
masalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami berharap
mudah-mudahan pembaca dapat memberikan kritik maupun saran dalam pembuatan makalah
ini , selain itu semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca sekalian. Akhir kata
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmatnya untuk kita semua.
iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................ii

Daftar isi..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hormon-hormon pada wanita..................................................................


2.2 Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kadar hormon,..............................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................................15

Daftar Pustaka......................................................................................................................16
4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Endokrinologi kehamilan manusia melibatkan perubahan baik endokrin maupun


metabolik yang terjadi pada batas antara ibu dan janin yang dikenal sebagai unit plasenta-
janin. Struktur ini adalah merupakan tempat utama produksi dan sekresi hormon steroid dan
protein (Gambar 1). Perubahan endokrin dan metabolik yang terjadi selama kehamilan
merupakan akibat langsung dari sinyal hormon yang dihasilkan unit plasenta-janin.
Permulaan dan perkembangan kehamilan tergantung dari interaksi neuronal dan faktor
hormonal.

Pengaturan neuro endokrin di dalam plasenta, pada janin dan kompartemen ibu sangat
penting dalam mengarahkan pertumbuhan janin dan perkembangannya sebagaimana juga
dalam mengkoordinasi awal suatu persalinan. Adaptasi maternal terhadap perubahan
hormonal yang terjadi selama kehamilan secara langsung menggambarkan perkembangan
plasenta dan janin. Adaptasi gestasional yang terjadi selama kehamilan meliputi implantasi
dan perawatan kehamilan dini, modifikasi sistem maternal dalam rangka mempersiapkan
dukungan nutrisi perkembangan janin; dan persiapan persalinan dan menyusui.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja pengertian hormon pada wanita?


2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi hormon pada wanita?

1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian hormon-hormon pada wanita
2. Untuk Mengetahui faktor hormon-hormon pada wanita
3.
5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hormon
Hormon adalah pembawa pesan kimia yang diproduksi dan dilepaskan oleh kelenjar
endokrin ke dalam aliran darah. Hormon juga membantu mengatur banyak proses tubuh,
seperti nafsu makan, tidur, dan pertumbuhan. Hormon seks adalah hormon yang memainkan
peran penting dalam perkembangan dan reproduksi seksual. Kelenjar utama yang
menghasilkan hormon seks adalah kelenjar adrenal dan kelenjar, yang meliputi ovarium pada
perempuan dan testis pada laki-laki.

Hormon seks juga penting untuk berbagai fungsi tubuh dan kesehatan seseorang. Pada
perempuan, hormon seks terlibat dalam beberapa hal, di antaranya,

A. Pubertas dan perkembangan seksual

Pubertas Pada usia ini pelepasan hormon seks akan memengaruhi perkembangan seksual,
karateristik seksual, dan kesuburannya. Tonggak penting masa pubertas pada anak
perempuan adalah bertumbuhnya tunas payudara, munculnya rambut di daerah pubik dan
ketiak, serta haid. Proses pubertas ini berlangsung sekitar 4 tahun. Selama masa pubertas,
kelenjar pituitari seorang gadis mulai meningkatkan sekresi dua hormon kunci, yaitu folicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua jenis hormon ini berperan
penting terhadap terjadinya pelepasan sel telur dan menstruasi.

Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas. Hormon ini diproduksi
oleh kelenjar hipofisis di otak. Umumnya, kadar hormon LH pada wanita akan meningkat
saat menstruasi dan setelah menopause. Kadar LH yang terlalu tinggi pada tubuh wanita
dapat mengakibatkan masalah reproduksi.

1. Estrogen
Tak lain tak bukan, hormon wanita pertama yang paling identik dengan kaum
hawa adalah estrogen. Tak hanya di ovarium, kelenjar adrenal dan sel-sel lemak juga
tak ketinggalan menghasilkan estrogen.Fungsi dari estrogen sangat dominan terutama
dalam hal reproduksi dan seksual. Biasanya, hormon estrogen akan semakin dominan
ketika seorang perempuan menginjak fase puber.Ketika puber, seorang perempuan
akan mengalami beberapa perubahan pada tubuhnya. Mulai dari pembesaran
6

payudara, pinggul yang lebih lebar, hingga tumbuhnya rambut di area vagina dan
ketiak. Ini terjadi karena pengaruh hormon estrogen.

B. Reproduksi

1. Esterogen
Tak hanya itu, hormon estrogen juga mengatur siklus menstruasi wanita. Apabila
sel telur tidak dibuahi dalam periode masa subur, level estrogen akan turun drastis dan
menstruasi terjadi.Sebaliknya, apabila sel telur berhasil dibuahi, maka estrogen akan
“berkolaborasi” dengan progesteron untuk menghentikan ovulasi selama
kehamilan.Dalam kaitannya dengan pembentukan tulang, estrogen juga tak
ketinggalan. x

2. Progesteron
Hormon wanita kedua yang juga tak kalah penting adalah progesteron. Ini
adalah hormon yang meningkat ketika proses ovulasi dan akan terus naik hingga
puncaknya selama proses kehamilan.Hormon progesteron membantu mengendalikan
siklus menstruasi dan mempersiapkan tubuh seorang wanita untuk hamil. Itulah
mengapa hormon progesteron kerap berkaitan dengan kesuburan karena memengaruhi
lancar tidaknya menstruasi, kehamilan, hingga risiko komplikasi saat
hamil.Progesteron ini pula yang mempersiapkan dinding uterus untuk siap
“menerima” sel telur yang telah dibuahi agar bisa tumbuh. Tak hanya itu, hormon
progesteron juga mencegah kontraksi otot rahim yang bisa menyebabkan dinding
rahim seakan menolak sel telur.Selama proses kehamilan pun, hormon progesteron
juga menjadi stimulus berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara agar siap
memproduksi air susu.Masih soal hormon wanita progesteron, ketika proses
persalinan, hormon ini akan bergabung dengan hormon relaxin untuk melunakkan
ligamen dan otot. Dengan demikian, sang ibu akan semakin siap untuk mengeluarkan
bayi.

3. Testosteron
Memang testosteron merupakan hormon yang identik dengan pria. Meski
demikian, testosteron juga ada dalam tubuh wanita dalam jumlah lebih
sedikit.Meskipun sedikit, ada banyak hal yang berpengaruh karena keberadaan
7

testosteron. Di antaranya kesuburan, gairah seksual, menstruasi, massa tulang, hingga


produksi sel darah merah.Idealnya, seorang wanita perlu memiliki 15-70 nanogram
per deciliter (ng/dl) testosteron di darah mereka. Apabila terlalu rendah, bisa jadi
seseorang akan merasa lemas, susah tidur, tidak bergairah, jadwal menstruasi tidak
lancar, masalah kesuburan, hingga vagina terasa kering.

C. Hasrat seksual

1. Testosteron
Salah satu peran hormon testosteron pada wanita yang paling terlihat adalah
pengaruhnya pada gairah seksual atau yang sering juga disebut sebagai libido.
Hormon inilah yang memengaruhi keinginan untuk berhubungan seksual, fantasi
seksual, dan pikiran-pikiran yang berhubungan dengan hal tersebut

D. Mengatur pertumbuhan tulang dan otot

1. Estrogen
Hormon yang satu ini akan bekerja sama dengan vitamin D, kalsium, dan
hormon lainnya untuk proses pembentukan tulang secara alami.Tak berhenti sampai
di situ, hormon estrogen juga berpengaruh terhadap cara kerja otak. Ada banyak riset
– salah satunya dari National Library of Medicine – yang membuktikan bahwa level
estrogen yang rendah menyebabkan mood seseorang berantakan.

2.Testosteron

Selama terjaga dalam kadar normal, hormon testosteron akan mendukung


pertumbuhan tulang serta menjaga kekuatannya. Sebaliknya, jika kadarnya terlalu
sedikit atau terlalu banyak, hormon ini akan memicu gangguan pada tulang.Bersama
dengan estrogen yang merupakan hormon seks wanita, testosteron juga berperan
dalam proses pembentukan tulang.
8

E. Respons inflamasi
F. Mengatur kadar kolesterol

1. Esterogen
Selain beberapa fungsi di atas, hormon estrogen juga memiliki fungsi lain yang
tak kalah penting, seperti menjaga suhu tubuh agar tetap stabil, memengaruhi otak dan
mempertahankan daya ingat seseorang, serta membantu mengatur kadar kolesterol
dalam tubuh

G. Mengatur pertumbuhan rambut

1. Androgen

Androgen menjadi hormon yang langsung berdampak pada pertumbuhan rambut.


Secara umum, hormon androgen berkaitan dengan organ reproduksi pria. Meski
demikian, tubuh wanita juga memproduksi hormon ini, meski jumlahnya tak sebanyak
pria, karena hormon ini juga berperan penting pada proses reproduksi wanita.

H. Distribusi lemak tubuh

1. Esterogen

Hormon estrogen secara khusus berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan


organ seksual wanita. Hormon ini diproduksi oleh indung telur, jaringan lemak, dan
kelenjar adrenal.

2. Testosteron
Testosteron Meski dikenal sebagai hormonnya lelaki, testosteron punya peran
yang signifikan bagi pria dan wanita. Untuk urusan lemak, hormon ini bertugas
menghentikan produksi sel lemak dalam tubuh. Teorinya, semakin banyak testosteron
maka semakin sedikit lemak tubuh. Jadi, seseorang memiliki risiko besar mengalami
obesitas jika kekurangan testosteron. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk
menjaga kadar testosteron. Cukup tidur dan olahraga teratur, pola makan yang benar
9

merupakan saran yang biasa dianjurkan oleh ahli medis. Berhubungan seks turut
menjaga kadar hormon ini. Tapi hal ini tak selalu bisa dilakukan.

2.2 Faktor-faktor yang dapat memengaruhi kadar hormon seks perempuan antara
lain,
1. Usia

Usia 20-30 tahun Yang terjadi: Ini adalah puncak fertilitas Anda. Pada usia ini, siklus
menstruasi akan teratur. ''Level hormon mengalami perubahan drastis selama siklus
menstruasi,'' ujar Prof Mary Jane Minkin, profesor klinis bidang kandungan dan
kebidanan dari Yale University School of Medicine. Desakan estradiol (salah satu bentuk
esterogen) sekitar 10 hari setelah permulaan masa haid, tepat sekitar masa ovulasi, akan
mendorong perasaan bahagia. Sedangkan dorongan progesteron pada paruh kedua siklus
Anda dapat membuat Anda mudah tersinggung.

Tanda-tandanya:

* Libido atau nafsu (seks) berubah-ubah saat Anda menggunakan alat kontrasepsi
hormonal, seperti pil dan spiral. Saat ini sudah ada kontrasepsi yang menggunakan
hormon alami. Jadi, lonjakan atau penurunan gairah seks Anda tidak terlalu fluktuatif.

* Penurunan tingkat kesuburan saat memasuki usia akhir 30 tahun. Jika Anda belum
berusia 35 tahun dan tidak juga hamil dalam waktu satu tahun, segera temui spesialis
endokrinologi. Namun, jika usia Anda di atas 35 tahun, batasi waktunya hanya 6 bulan
(karena semakin usia bertambah, semakin sulit kehamilan terjadi). Solusi: Agar fungsi
hormon Anda tidak terlalu naik-turun, konsumsi sayuran hijau seperti kembang kol dan
brokoli. ''Dua jenis makanan ini bisa menyeimbangkan hormon estrogen dan
progesteron,'' ujar Eva Cwynar, ahli endokrinologi dari Beverly Hills.

Usia 40an Yang terjadi: Jadwal menstruasi Anda masih tetap sama, tetapi produksi
hormon estrogen dan progesteron dari ovarium Anda semakin berkurang. Anda juga
memasuki masa pra-menopause. Pengurangan hormon itu berlangsung selama 5 tahun.
Biasanya akan muncul bercak merah pada kulit, gairah seks menurun, dan lendir pada
10

vagina mulai mengering. Gejala ini datang dan pergi. Tingkat kesuburan Anda pun terus
menurun. Tanda-tandanya:

* Berat badan bertambah. Hormon tiroid adalah penggerak metabolisme tubuh Anda.
Semakin bertambah usia, produksi hormon ini jadi berubah. Berkurangnya hormon ini
akan mengurangi kerja tubuh untuk mengolah sari makanan sehingga tubuh jadi
kelebihan berat.

* Gangguan tidur. Sebelumnya Anda bisa tidur selama 7 jam sehari. Namun, setelah
produksi hormon berkurang, Anda akan sering terbangun pada malam hari, bahkan
kesulitan untuk tidur. Solusi: Cara untuk mengatasi gangguan tidur adalah dengan
menggunakan suntikan hormon untuk menyeimbangkan kondisi hormon dalam tubuh.

2. Masa menstruasi atau saat sedang haid

Pada hari 1-5 siklus menstruasi

Tubuh saat menstruasi akan mengalami perubahan. Pada hari pertama menstruasi,
kadar hormon estrogen dan progesteron berada pada kadar yang paling rendah. Anda
mungkin akan merasakan kram atau sakit di sekitar perut, mulai dari tingkat ringan sampai
parah.

Kram ini disebabkan oleh hormon prostaglandin yang berperan dalam memicu
kontraksi di rahim agar lapisan rahim terkikis dan dikeluarkan melalui darah menstruasi. Hal
ini karena sel telur yang dikeluarkan tubuh tidak dibuahi oleh sperma (tidak terjadi
kehamilan).

Pada beberapa wanita, prostaglandin yang tinggi saat menstruasi juga bisa
menyebabkan mual, muntah, diare, bahkan sakit seperti flu. Sedangkan, estrogen dan
progesteron yang menurun juga bisa menyebabkan Anda menjadi mudah marah dan tidak
merasa seperti diri sendiri.

Jangan lupa untuk selalu menjaga kebersihan vagina, terutama di “red days” Anda ini.
Ini penting dilakukan untuk mencegah infeksi vagina. Cukup bersihkan vagina dengan air
hangat. Atau, Anda juga bisa menggunakan produk pembersih kewanitaan yang mengandung
povidone-iodine (bukan sabun), jika dibutuhkan terutama saat menstruasi.
11

Pada hari 6-13 siklus menstruasi

Ini merupakan hari-hari terakhir menstruasi, darah yang keluar akan menghilang
sedikit demi sedikit. Kadar estrogen mulai meningkat lagi karena indung telur sudah mulai
akan melepaskan telur lagi untuk siklus menstruasi berikutnya.

Peningkatan estrogen memengaruhi peningkatan serotonin dan dopamin di otak dan


juga meningkatkan aliran darah ke otak. Hal ini membuat Anda merasa lebih baik secara
mental dan fisik. Ini mungkin terjadi karena estrogen bisa membantu otot menyerap glukosa
lebih baik, sehingga bisa menggunakan energi lebih baik.

Pada hari 14-15 siklus menstruasi

Ini merupakan waktu ovulasi (tubuh melepaskan sel telur) yang umum terjadi. Saat
ini, hormon estrogen Anda sedang dalam puncaknya dan Anda sedang dalam gairah seks
yang tinggi. Berhubungan seks pada sekitar waktu ovulasi dapat meningkatkan kesempatan
Anda untuk hamil.

Anda mungkin bisa memperkirakan waktu ovulasi dari berbagai tanda, seperti suhu
tubuh basal sedikit meningkat saat akan ovulasi dan perubahan lendir pada mulut rahim.
Mendekati waktu ovulasi, lendir mulut rahim akan terlihat lebih kental, transparan, dan
elastis, seperti putih telur.

Pada sekitar waktu ovulasi, sebaiknya Anda hati-hati saat berolahraga. Hal ini karena
sebuah penelitian telah menemukan bahwa sendi lutut wanita cenderung lebih longgar pada
saat ini, sehingga lebih rentan mengalami cedera.

Pada hari 16-28 siklus menstruasi

Waktu ini bisa dikatakan sebagai premenstruasi. Biasanya, Anda mungkin akan mulai
mengalami gejala-gejala yang tidak mengenakkan, seperti:

 Kulit lebih berminyak, sehingga Anda mudah jerawatan


 Merasa cepat lelah
 Payudara terasa kencang
 Sakit kepala atau migrain
12

 Mudah marah
 Mengalami perubahan mood
 Sakit punggung
 Perut kembung
 Nafsu makan meningkat atau suka ngidam makanan. Jika tidak ditahan, hal ini
mungkin menyebabkan kenaikan berat badan. Seperti dilansir dari Everyday Health,
penelitian menunjukkan wanita cenderung ingin makan makanan tinggi lemak dan
karbohidrat selama fase ini, di mana hal ini akan menyumbang kalori berlebih pada
tubuh.

Gejala-gejala premenstruasi tersebut semakin terlihat saat mendekati waktu menstruasi. Hal
ini umum terjadi karena hormon estrogen dan progesteron mulai menurun jika sel telur tidak
dibuahi. Selanjutnya, menstruasi pun akan terjadi (dihitung sebagai hari ke-1 menstruasi).

3. Kehamilan

Kehamilan Jika sel telur dapat dibuahi dan terjadi kehamilan, terjadi perubahan hormon
secara dramatis dalam tubuh seorang perempuan. Biasanya penurunan kadar estrogen dan
progesteron yang lazim terjadi pada akhir siklus haid tidak terjadi. Sebagai gantinya, hormon
baru, human chorionic gonadotrohin (HCG), diproduksi untuk perkembangan plasenta,
merangsang ovarium menghasilkan lebih banyak estrogen dan progesteron yang diperlukan
selama kehamilan. Pada usia kehamilan 4 bulan, plasenta mengambil alih tugas ovarium
sebagai penghasil utama estrogen dan progesteron. Hormon ini membuat dinding rahim lebih
tebal, meningkatkan volume sirkulasi darah, dan melemaskan otot di rahim sehingga tersedia
lebih banyak ruang untuk bayi. Menjelang kelahiran, hormon lain mengambil alih peran
untuk membantu rahim berkontraksi selama dan setelah persalinan. Hormon ini juga
merangsang produksi air susu ibu.

4. Obat-obatan

1. Obat NSAIDs

Obat NSAIDs (non-sterodial anti-inflammatories) yang digunakan untuk mengobati


kondisi seperti arthtritis atau rematik. Jenis ini termasuk ibuprofen yang banyak dijual
bebas, meskipun dosisnya lebih rendah dibandingkan dengan yang terkandung dalam obat
13

NSAIDs.

2. Obat immunosupresan dan steroid

Obat immunosupresan dan steroid (seperti cortisone dan prednisone) yang digunakan
untuk mengobati kondisi seperti asma dan lupus, tapi membuat siklus haid tidak teratur
sehingga sulit untuk hamil. Obat ini sering diresepkan bersama-sama dan mencegah
kelenjar pituitary memproduksi follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinising
hormone (LH) yang cukup, padahal kedua hormon ini berpengaruh terhadap terjadinya
ovulasi secara normal.

3. Obat pengontrol tekanan darah dan target sistem saraf pusat

Beberapa obat yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah dapat meningkatkan
kadar hormon prolaktin sehingga mengganggu ovulasi. Sedangkan hampir semua obat
yang menargetkan sistem saraf pusat seperti tranquilisers atau obat pencegah kejang juga
bisa mempengaruhi prolaktin dan kemampuan produksi kelenjar pituitar untuk memicu
ovulasi.

4. Obat-obatan untuk tiroid

Obat tiroid bisa mempengaruhi ovulasi jika terlalu banyak atau terlalu sedikit
dikonsumsi. Hal ini karena umumnya gangguan tiroid bisa menyebabkan ganggaun
ovulasi seperti menjadi sulit hamil atau berisiko mengalami komplikasi saat hamil.

5. Antibiotik

Penggunaan jangka panjang antibiotik bisa mengurangi jumlah sperma dan kualitas
air mani, misalnya sulphasalazine yang digunakan untuk mengobati radang usus besar
dan simetidin antihistamin. Sebagian besar masalah ini bisa kembali normal sekitar 3
bulan setelah obat tersebut berhenti dikonsumsi.
14

Jika memang sudah merencanakan untuk memiliki anak, sebaiknya konsultasikan


setiap obat yang dikonsumsi. Jika memang diketahui dapat berdampak terhadap
kesuburan, mintalah alternatif lain atau cara untuk menyeimbangkan masalah kesuburan
tersebut.

5. Lingkungan

.
15

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

.Jenis hormon seks perempuan Secara garis besar sebenarnya ada dua hormon seks
utama pada perempuan, yaitu estrogen dan progesteron. Namun dalam tubuh perempuan
sebetulnya juga terdapat hormon testosterone, meskipun testosteron dianggap sebagai
hormon laki-laki, perempuan juga menghasilkan dan membutuhkan sejumlah kecil dari
hormon ini. Sedangkan Beberapa hormon hamil yang sangat penting saat kehamilan adalah
estrogen, progesteron, oksitosin, HCG, dan prolaktin. Hormon hamil ini mempunyai peran
masing-masing dalam tubuh Anda. Selain itu, perubahan hormon ini juga dapat memengaruhi
emosi Anda. Ketidakseimbangan hormon seks dapat menyebabkan perubahan hasrat seksual
dan masalah kesehatan seperti rambut rontok, keropos tulang, dan infertilitas

3.2 Saran

Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang.
Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat
reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengatahui dampaknya,
Pengetahuan yang diberikan harus mudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan.
Dengan demikian orang tersebut akan dapat menghadapi rangsangan dari luar dengan cara
yang sehat, matang dan bertanggung jawab.

 
16

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin. 2010. Anatomi Fisiologi. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran


EGC

Baety, A.N. 2011. Biologi Reproduksi kehamilan dan Persalinan. Jogjakarta: Graha Ilmu.
Bobak, M.I. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC. Carpenito. 2007. Buku
Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Carpenito. 2009. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC. DEPKES RI. 2005. Modul
Kebidanan. Semarang: Dinkes.

Jitowiyono S dan Kristiyanasari W. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta:


Muha Medika. Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Morgan, G. 2009. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC.

Nanda. 2011. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Nugroho, T. 2010. Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta: Muha Medika.

Oxorn H dan Forte WR. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: Yayasan Essentika Medica. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Bina Pustaka.

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

Saifuddin, A.B. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika. Sujiyatini.
2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai