Anda di halaman 1dari 16

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

“GANGGUAN MENSTRUASI AMENOREA”


DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : IBU RIZATUL KHUMAIROH, SST., M.Keb.

DISUSUN OLEH :

1. NABILAH NADIA RAHMA 21114315401013


2. SANTIKA PUTRI RIWAYATI 2114315401015
3. YUSSI DWI RAHAYU 2114315401020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya
dengan judul “Gangguan Menstruasi Amenorea” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


dosen mata kuliah obstetri dan ginekologi yang telah memberikan tugas pembuatan makalah
ini kepada kami. Melalui penulisan makalah ini kami berharap dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi penulis maupun pembaca untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan tentang salah satu kasus pada bidang Kesehatan yang berkaitan
dengan obstetri dan ginekologi.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis masih
sangat terbatas. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan yang
membangun. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN...............................................................................................5
D. MANFAAT PENULISAN............................................................................................5
BAB II ...................................................................................................................................7
PEMBAHASAN DAN TINJAUAN TEORI.................................................................................7
A. DEFINISI AMENORRHEA.................................................................................................7
B. KLASIFIKASI AMENORRHEA...........................................................................................8
C. ETIOLOGI AMENORRHEA...............................................................................................8
D. TANDA DAN GEJALA AMENORRHEA.............................................................................9
E. PATOFIOLOSI AMENORRHEA.........................................................................................10
F. KOMPLIKASI AMENORRHEA..........................................................................................11
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG..........................................................................................11
H. TERAPI PENANGANAN AMENORRHEA..........................................................................12
I. PENGANANAN YANG DILAKUKAN.................................................................................14
BAB III...................................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................................15
A. KESIMPULAN ...........................................................................................................15
B. SARAN......................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Bobak, (2004) masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung
atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa yang di tandai
dengan perkembangan dan perubahan fisik, mental, emosional, termasuk perubahan
hormonal yang berpengaruh pada proses terjadinya menarche (pertama kali mendapat
Menstruasi) Usia gadis remaja pada saat menarche bervariasi, yaitu antara 10 – 16
tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche
dipengaruhi oleh faktorketurunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Dikatakan
menarche dini (menarche prekoks) apabila menarche terjadi sebelum usia 10 tahun
disertai dengan munculnya tanda-tanda seks sekunder sebelum usia 8 tahun. Dalam hal
ini hipofisis oleh sebab yang belumdiketahui memproduksi hormon gonadotropin
sebelum waktunya (Wiknjosastro, 2012).
Fisiologi reproduksi wanita jauh lebih rumit dari pada pria. Tidak seperti
pembentukansperma yang berlangsung terus-menerus dan sekresi testosteron yang
relatif konstan,sedangkan pengeluaran ovum bersifat intermiten dan sekresi hormon-
hormon seks wanitamemperlihatkan pergeseran siklus yang lebar. Hormon-hormon
reproduksi wanitameliputi estrogen, progesteron, Gonadotropin-Releasing Hormone
(GnRH), FoliccleStimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH). Hormon-
hormon inilah yangmembantu sistem reproduksi wanita dalam pembentukan,
pematangan sel telur dan pengeluaran ovum. Ketika pengeluaran ovum dan tidak terjadi
pembuahan maka akanterjadi menstruasi.
Mekanisme siklus menstruasi dipengaruhi oleh pelepasan-pelepasan hormon
yang berkaitan dengan adanya kerjasama hipotalamus dan ovarium. Dan ketika ada
gangguan pada hipotalamus dalam merangsang hormon-hormon tersebut maka kerja

4
hormon tidakakan seimbang. Apalagi jika gangguan hipotalamus tersebut tidak bisa
memproduksi Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) maka akan mengganggu
pengeluaran ovum.Karena Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) merupakan
hormon yang diproduksioleh hipotalamus di otak. GnRH akan merangsang pelepasan
FSH (Folicle Stimulating Hormon) di hipofisis. Sedangkan FSH sendiri akan menyebabkan
pematangan dari folikel.Dari folikel yang matang akan dikeluarkan ovum. Kemudian
folikel ini akan menjadikorpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tertentu oleh LH.
Tetapi ketika ovum yang sudah matang dan menjadi korpus luteum ketika tidak terjadi
pembuahan maka akanmenjadi korpus albikal yang kemudian akan keluar sebagai darah
menstruasi.
Jika pada saat hipotalamus mengalami gangguan dalam memproduksi GnRH
maka proses pembentukan dan pematangan ovum tidak akan terjadi. Karena GnRH
berperan penting dalam merangsang pelepasan FSH untuk pematangan folikel. Ketika
sifatgangguan hipothalamus itu sendiri bersipat keturunan maka tidak akan terjadi
pembentukan sel telur dan pematangan folikel yang menyebabkan tidak
bisamengeluarkan darah menstruasi.
Hal-hal yang menyebabkan hipotalamus tidak bisa merangsang GnRH seperti
penurunan berat badan, olahraga berlebihan, gangguan makan dan psikologis
distressmenekan sumbu hipotalamus, hipofisis dan GnRH dengan menghambat sekresi
denyutanhipotalamus Gonadotropin-Releasing Hormone ( GnRH ). Ini sering
menyebabkaninfertilitas wanita yang didiagnosis sebagai fungsional amenore
hipotalamus, yangdidefinisikan sebagai tidak adanya menstruasi, dengan tingkat
gonadropin rendah ataunormal dan hypoestrogenemia tanpa ketidaknormalan organik.
Maksudnya adalah faktoreksternal yang mempengaruhi estrogen dalam darah

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari amenorrhea ?
2. Bagaimana klasifikasi dari amenorrhea ?
3. Bagaimana etiologi dari amernohea ?

5
4. Apa saja tanda dan gejala dari amenorrhea ?
5. Bagaimana patofisiologi dari amenorrhea ?
6. Apa saja komplikasi dari amenorrhea ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang dari amenorrhea ?
8. Apa saja terapi dari amenorrhea ?
9. Bagaimana penanganan dari amenorrhea ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari amenorrhea
2. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi dari amenorrhea
3. Untuk mengetahui etiologi dari amernohea
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari amenorrhea
5. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari amenorrhea
6. Untuk mengetahui komplikasi dari amenorrhea
7. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari amenorrhea
8. Untuk mengetahui terapi dari amenorrhea
9. Untuk mengetahui bagaimana penanganan dari amenorrhea

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan pengetahuan tentang Keperawatan Maternitas dan
Amenorea
2. Bagi Pembaca
Memberikan wawasan Amenorea. Serta dapat menambah dan meningkatkan
wawasan pengetahuan khususnya di bidang Keperawatan Maternitas.

6
BAB II

PEMBAHASAN DAN TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI AMENORRHEA
Haid (Menstruasi) adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus Menstruasi ialah jarak
antara tanggal mulainya Menstruasi yang lalu dan mulainya Menstruasi berikutnya.Hari
mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Panjang siklus Menstruasi yang
normal atau dianggap sebagai siklus Menstruasi yang klasik ialah 28 hari, tetapi
variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang
sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklus Menstruasi tidak terlalu
sama. Dari pengamatan Hartman yang dikutip dari Wiknjosastro (2012), Panjang siklus
yang biasa dijumpai ialah 25 – 32 hari.Lama Menstruasi biasanya antara 3 – 5hari, ada
yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian, ada yang sampai 7 – 8 hari. Pada
setiap wanita biasanya lama Menstruasi itu tetap. Jumlah darah yangkeluar rata-rata ±
16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Jumlah
darah Menstruasi yang lebih dari 80 cc di anggap patologik(Wiknjosastro, 2012).
Amenorrhea adalah tidak ada atau berhentinya menstruasi secara abnormal
yang diiringi penurunan berat badan akibat diet penurunan berat badan dan nafsu
makan tidak sehebat pada anoreksia nervosa dan tidak disertai problem psikologik
(Kumala,2005). Amenorea sendiri terbagi menjadi dua, yaitu amenorea primer dan
sekunder. Amenorea primer adalah keadaan tidak terjadinya menstruasi pada wanita
usia 18tahun keatas, sedangkan amenorea sekunder penderita pernah mendapatkan
menstruasi, tetapi kemudian tidak menstruasi lagi (Sarwono, 2009).
Amenorea Hipotalamus Fungsional adalah suatu kondisi yang ditandai dengan
tidak adanya menstruasi karena penindasan dari sumbu hipotalamus-hipofisis-ovarium,
di mana tidak ada penyakit anatomis atau organik diidentifikasi. Remaja atauwanita
muda dengan kondisi ini biasanya hadir dengan amenore durasi 6 bulan ataulebih. Pada

7
remaja, kondisi ini mungkin sulit untuk membedakan dari ketidakmatangan poros
hipotalamus - hipofisis - ovarium selama tahun-tahun postmenarchal awal. Namun
siklus menstruasi pada remaja biasanya tidak lebih dari45 hari, bahkan selama
postmenarchal tahun pertama menstruasi.
Tiga jenis penyebab utama amenore hipotalamus fungsional yang telah diakui,
terkait dengan stres, penurunan berat badan dan exercise. Terlepas dari pemicu
spesifik, amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan penekanan Gonadotropin -
Releasing Hormone (GnRH) pulsatility. Tetapi wanita yang kurus atau berat
badannormal mungkin akan terkena, tetapi dalam banyak kasus, semua tiga faktor yang
hadir. Terlepas dari pemicu spesifik, amenore hipotalamus fungsional ditandai dengan
penekanan Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) pulsatility.

B. KLASIFIKASI AMENORE
1. Amenora primer mengacu pada masalah ketika wanita muda yang berusia
lebihdari 16 tahun belum mengalami menstruasi tetapi telah menunjukkan
maturasiseksual, atau menstruasi mungkin tidak terjadi sampai usia 14 tahun
tanpa disertaiadanya karakteristik seks sekunder.
2. Amenorea sekunder tidak adanya menstruasi selama 3 siklus atau 6 bulan
setelahmenarke normal pada masa remaja, biasanya disebabkan oleh gangguan
emosionalminor yang berhubungan dengan berada jauh dari rumah, masuk ke
perguruantinggi, ketegangan akibat tugas-tugas. Penyebab kedua yang paling
umum adalahkehamilan, sehingga pemeriksaan kehamilan harus dilakukan.

C. ETIOLOGI
Amenorrhea hipotalamus mencerminkan keadaan defisiensi estrogen, yang
dapatmembahayakan massa puncak pertumbuhan tulang yang dicapai dalam masa
remaja.Penyebab paling umum Amenorea :
1. Penurunan berat badan
2. Gangguan makan

8
3. Berolahraga yang berlebihan
4. Stres psikososial yang hadir
5. Gangguan Mood dan gangguan kejiwaan kronis juga dapat dikaitkan
denganamenore.
6. Penggunaan obat yang dapat mempengaruhi menstruasi (misalnya pasien yang
menerima obat-obatan antipsikotik, kelainan menstruasi berkembang di sekitar50%,
dan amenore berkembang di sekitar 12%). Obat antipsikotik memiliki efek pada
reseptor antagonis dopamin hipofisis, yang menghapus efek penghambatan sekresi
dopamin pada prolaktin, yang hiperprolaktinemia dihasilkan kemudian menekan
pelepasan GnRH dengan berdenyut.
7. Wanita yang menggunakan pil kombinasi kontinyu kontrasepsi oral atau
suntikandepot medroksiprogesteron asetat.

Wanita dengan amenorea hipotalamus khas memiliki tingkat estradiol serum rendahdan
hormon luteinizingnya rendah atau normal dan follicle-stimulating hormone,sedangkan
respon gonadotropin terhadap rangsangan GnRH menjadi lama.

D. TANDA DAN GEJALA


1. Tidak terjadi haid
2. Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
3. Nyeri kepala
4. Badan lemah

Tanda dan gejala tergantung dari penyebabnya :

1. Jika penyebabnya adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak


akanditemukan tanda – tanda pubertas seperti pembesaran payudara,
pertumbuhanrambut kemaluan dan rambut ketiak serta perubahan bentuk tubuh.
2. Jika penyebanya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut.
3. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya
adalahdenyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan lembab.
9
4. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat ( moon face ), perut buncit, danlengan
serta tungkai yang lurus.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore :

1. Sakit kepala
2. Galaktore ( pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedangmenyusui )
3. Gangguan penglihatan ( pada tumor hipofisa )
4. Penurunan atau penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme ( pertumbuhan rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria ),
perubahan suara dan perubahan ukuran payudara

E. PATOFISIOLOGI
Disfungsi hipofise terjadi gangguan pada hipofise anterior gangguan dapat
berupa tumor yang bersifat mendesak ataupun menghasilkan hormone yang membuat
menjadi terganggu. Kelainan kompartemen IV (lingkungan) gangguan pada pasien ini
disebabkan oleh gangguan mental yang secara tidak langsung menyebabkan terjadinya
pelepasan neurotransmitter seperti serotonin yang dapat menghambat pelepasan
gonadrotropin. Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primermaupun
sekuder. Amenorrhea primer mengalami kelainan perkembangan ovarium (gonadal
disgenesis ). Kegagalan ovarium premature dapat disebabkan kelainan genetic dengan
peningkatan kematian folikel, dapat juga merupakan proses autoimundimana folikel
dihancurkan. Melakukan kegiatan yang berlebih dapat menimbulkan amenorrhea
dimana dibutuhkan kalori yang banyaksehingga cadangan kolesteroltubuh habis dan
bahan untuk pembentukan hormone steroid seksual( estrogen dan progesteron ) tidak
tercukupi.
Pada keadaaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen berlebih untuk
mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah defisiensi estrogen dan progesterone

10
yang memicu terjadinya amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan
endorphin yang merupakan derifat morfin. Endorphin menyebabkan penurunan GnRH
sehingga estrogen dan progesterone menurun. Pada keadaan tress berlebih
cortikotropin realizing hormone dilepaskan. Pada peningkatan CRH terjadi opoid yang
dapat menekan pembentukan GnRH.

F. KOMPLIKASI
a. Ketidaksuburan Jika Anda tidak berovulasi dan mengalami menstruasi, Anda tidak
bisa hamil.
b. Osteoporosis. Jika amenorrhea terjadi dan sebabkan oleh kadar estrogen
rendah,Anda mungkin juga berisiko mengalami osteoporosis atau melemahnya
tulang-tulang tubuh Anda

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada amenorrhea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual
sekundermaka diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi (indung telur, rahim,
perlekatan dalam rahim) melalui pemeriksaan :
1. USG
2. Histerosalpingografi
3. Histeroskopi, dan
4. Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seksualitas sekunder maka


diperlukan pemeriksan kadar hormon FSH dan LH.

1. Setelah kemungkinan kehamilan disingkirkan pada amenorrhea sekunder,


makadapat dilakukan pemeriksaan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) karenakadar
hormon prolaktin dalam tubuh.
2. Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabilakadar
hormon TSH dan prolaktin normal, maka Estrogen / ProgesteroneChallenge Test

11
adalah pilihan untuk melihat kerja hormon estrogen terhadaplapisan endometrium
alam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI

H. TERAPI PENANGANAN AMENORRHEA


Pengobatan yang dilakukan sesuai dengan penyebab dari amenorrhea yang
dialami,apabila penyebabnya adalah obesitas, maka diet dan olahraga adalah
terapinya.Belajar untuk mengatasi stress dan menurukan aktivitas fisik yang berlebih
jugadapat membantu. Terapi amenorrhea diklasifikasikan berdasarkan penyebab
saluranreproduksi atas dan bawah, penyebab indung telur, dan penyebab susunan saraf
pusat
1. Saluran Reproduksi
a. Aglutinasi labia (penggumpalan bibir labia) yang dapat diterapi dengan
krimestrogen.
b. Kelainan bawaan dari vagina, hymen imperforata (selaput dara tidak memiliki
lubang), septa vagina (vagina memiliki pembatas diantaranya). Diterapi dengan insisi
atau eksisi (operasi kecil).
c. Sindrom Mayer-Rokitansky-Kuster-Hauser
Sindrom ini terjadi pada wanita yang memiliki indung telur normal namuntidak
memiliki rahim dan vagina atau memiliki keduanya namunkecil ataumengerut.
Pemeriksaan dengan MRI atau ultrasonografi (USG) dapatmembantu melihat
kelainan ini. Terapi yang dilakukan berupa terapi non- bedah dengan membuat
vagina baru menggunakan skin graft.
d. Sindrom feminisasi testis
Terjadi pada pasien dengan kromosom 46, XY kariotipe, dan memilikidominan X-
linked sehingga menyebabkan gangguan dari hormon testosteron.Pasien ini memiliki
testis dengan fungsi normal tanpa organ dalam reproduksiwanita (indung telur,
rahim). Secara fisik bervariasi dari wanita tanpa pertumbuhan rambut ketiak dan
pubis sampai penampakan seperti layaknya pria namun infertil (tidak dapat memiliki
anak)

12
e. Parut pada rahim
Parut pada endometrium (lapisan rahim) atau perlekatan intrauterine (dalam rahim)
yang disebut sebagai sindrom Asherman dapat terjadi karena tindakan kuret,
operasi sesar, miomektomi (operasi pengambilan mioma rahim), atau tuberkulosis.
Kelainan ini dapat dilihat dengan histerosalpingografi (melihat rahim dengan
menggunakan foto rontgen dengan kontras). Terapi yang dilakukan mencakup
operasi pengambilan jaringan parut. Pemberian dosis estrogen setelah operasi
terkadang diberikan untuk optimalisasi penyembuhan lapisan dalam rahim.
2. Gangguan Indung Telur
a. Disgenesis Gonadal
Adalah tidak terdapatnya sel telur dengan indung telur yang digantikan oleh
jaringan parut. Terapi yang dilakukan dengan terapi penggantian hormon
pertumbuhan dan hormon seksual.
b. Kegagalan Ovari Prematur
Kelainan ini merupakan kegagalan dari fungsi indung telur sebelum usia 40tahun.
Penyebabnya diperkirakan kerusakan sel telur akibat infeksi atau
prosesautoimun.
c. Tumor Ovarium
Tumor indung telur dapat mengganggu fungsi sel telur normal.
3. Gangguan Susunan Saraf Pusat
a. Gangguan Hipofisis
Tumor atau peradangan pada hipofisis dapat mengakibatkan
amenorrhea.Hiperprolaktinemia (Hormone prolaktin berlebih) akibat tumor,
obat, ataukelainan lain dapat mengakibatkan gangguan pengeluaran
hormongonadotropin. Terapi dengan menggunakan agonis dopamin
dapatmenormalkan kadar prolaktin dalam tubuh. Sindrom Sheehan adalah
tidakefisiennya fungsi hipofisis. Pengobatan berupa penggantian hormon
agonisdopamin atau terapi bedah berupa pengangkatan tumor.
b. Gangguan Hipotalamus

13
Sindrom polikistik ovari, gangguan fungsi tiroid, dan sindrom cushingmerupakan
kelainan yang menyebabkan gangguan hipotalamus. Pengobatansesuai dengan
penyebabnya.
c. Hipogonadotropik
Penyebabnya adalah kelainan organik dan kelainan fungsional (anoreksianervosa
atau bulimia). Pengobatan untuk kelainan fungsional membutuhkan bantuan
psikeater

I. PENANGANAN YANG DILAKUKAN


Penanganan pada kasus amenorea bergantung dari penyebabnya. Jika
disebabkan olehkelebihan atau kekurangan berat badan, maka cara penangannaya
dengan mengubah pola hidup sehari-hari. Jika disebabkan oleh gangguan kelenjar tiroid
atau pituari,maka cara penanganannya dengan pemberian obat-obatan.
Penanganan amenorese kunder tergantung dari penyebabnya. Sebagai contoh:
jika penyebab amenoresekunder adalah hipotiroid maka pengobatannya adalah
suplementiroid. Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan agar terhindar dari amenorea,
diantaranya :
1. Ubah pola hidup agar lebih sehat.
2. Seimbangkan antara kerja, rekreasi, dan istirahat.
3. Kurangi beban pikiran atau stres.
4. Waspadalah jika tidak mendapat menstruasi selama tiga bulan. Segera periksakanke
dokter ahli kandungan.

14
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Amenorrhea adalah istilah medis untuk tidak adanya periode menstruasi, baik
secara permanen atau sementara. Amenorrhea dapat diklasifikasikan sebagai primer
atau sekunder. Dalam amenorrhea primer, periode menstruasi tidak pernah dimulai
(berdasarkan umur 16), sedangkan amenorrhea sekunder didefinisikan sebagai tidak
adanya menstruasi selama tiga siklus berturut-turut atau jangka waktu lebih dari enam
bulan pada wanita yang sebelumnya menstruasi. Siklus menstruasi dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor internal seperti perubahan sementara di tingkat hormonal, stres, dan
penyakit, serta faktor eksternal atau lingkungan.
Siklus menstruasi normal terjadi karena perubahan kadar hormon dibuat dan
dikeluarkan oleh indung telur. Ovarium merespon sinyal hormon dari kelenjar pituitary
yang terletak di dasar otak, yang, pada gilirannya, dikendalikan oleh hormon yang
diproduksi di hipotalamus otak. Pengobatannya dapat berupa pemeriksaan USG,
Histerosalpingografi, Histeroskopi, dan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

B. SARAN
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dijadikan acuan atau pedoman dalam
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja khususnya tentang
gangguan menstruasi yaitu Amenorrhea.

15
DAFTAR PUSTAKA

Alimul 2003. Metode Penelitian Keperawatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Kumala 2005. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Marheni, Herni. 2011. Konsep dasar Amenorrhea. www.klikdokter./ Diakses 23 November


2014.

Soetjaningsih. 2002. Tumbuh Kembang. Jakrta : EGC

Suparyanto. 2011. Amernohea. www.jurnalmedika.com/ Diakses 22 November 2014.

Winknjosastro. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : YbPSP.

16

Anda mungkin juga menyukai