Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ALAT KONTRASEPSI HORMONAL


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Ajar Maternitas I

Dosen Pengampu:
Sri Hayati, S.Kp., M.Kep.,

Disusun Oleh : Kelompok I

NAMA NIM
Siti Jamilah 88190002
Intan Nurmayanti Rahayu 88190003
Ira Riana 88190007
Rahayu Yuliani 88190011
Vani Monica 88190014
Salsa Bila Firdaus 88190020
Herlina Rosmayanti 88190021
Annisa Fadillah 88190022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

ARS UNIVERSITY BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Keperawatan Maternitas I yang berjudul “Alat
Kontrasepsi Hormonal” ini berjalan lancar.
Makalah ini untuk memenuhi tugas kami serta bertujuan untuk membantu
kami dalam memahami materi, juga dalam rangka memperluas wawasan dan
intelektual kami serta pembacanya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu,
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari
kesempurnaan penulis dimasa depan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
pembaca dan dapat menjadi tambahan ilmu serta pedoman untuk melakukan
penelitian yang lebih luas.

Bandung, 29 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................i


DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I ........................................................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3 Tujuan Makalah .............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Makalah ............................................................................................ 4
BAB II ...................................................................................................................... 5
2.1 Definisi ............................................................................................................ 5
2.2 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal ....................................................... 5
2.3 Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Hormonal ........................................................... 6
2.3.1 Kontrasepsi Oral ....................................................................................... 6
2.3.2 Kontrasepsi Injeksi ................................................................................. 13
2.3.3 Kontrasepsi Implant .............................................................................. 15
2.3.4 AKDR Hormonal .................................................................................... 18
2.3.5 Vaginal Estrogen-Progestin Contraception ............................................. 19
2.3.6 Kontrasepsi Trandermal ......................................................................... 20
BAB III ................................................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 22
3.2 Saran ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kecenderungan peningkatan pasangan menikah usia subur akan berdampak


pada peningkatan angka kelahiran dan kepadatan penduduk yang nantinya bila
tidak diatur akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan dan kualitas hidup suatu
keluarga, sehingga akan bertolak belakang dengan program pemerintah yaitu
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Tata laksana untuk
mengatasi permasalahan tersebut sangat diperlukan, termasuk dalam penggunaan
kontrasepsi hormonal.

Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang menggunakan bahan dasar


dari hormon sintetis, digunakan untuk mengatur kehamilan.Kontrasepsi hormonal
terdapat beberapa jenis penggunaan yaitu: diberikan dengan suntikan tiap tiga
bulan, suntikan tiap satu bulan, pil KB yang dikonsumsi selama satu bulan tiap
paket, dan dalam bentuk susuk atau implant. Dari semua penggunaan alat
kontrasepsi hormonal tersebut, yang paling banyak digunakan adalah KB suntuk
tiap tiga bulan yaitu sebanyak 46,84 %. Pilihan terbanyak kedua adalah kontrasepsi
pil yaitu sebanyak 25,13%.

Pemakaian kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi hormonal bisa


mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami menopause. Hal ini bisa terjadi
karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak
memproduksi sel telur. Semua organ tubuh wanita yang berada dibawah pengaruh
hormon seks tentu dengan sendirinya akan dipengaruhi oleh kontrasepsi hormonal.
Pada organ-organ tersebut akan terjadi perubahan- 2 perubahan tertentu, tergantung
pada dosis, jenis hormon, dan lama penggunaan.
Menurut Depkes RI (2009) wanita Indonesia yang memasuki masa
menopause tahun 2002 sebanyak 7,4% dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan
meningkat menjadi 11% pada tahun 2005. Kemudian, naik lagi sebesar 14% pada
tahun 2015.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas dirumuskan masalah : Apakah itu
penggunaan alat kontrasepsi hormonal?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang apa itu alat kontrasepsi hormonal
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui berbagai macam alat kontrasepsi hormonal
2. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi hormonal
3. Mengetahui cara penggunaan alat kontrasepsi hormonal
4. Mengetahui efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi hormonal

1.4 Manfaat Makalah


Diharapkan pembuatan makalah ini dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan juga dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
Serta sebagai informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan wacana tentang
kontrasepsi khususnya kontrasepsi hormonal.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)
atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim
(Taufan Nugroho dkk, 2014) keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015)

Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling


efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi (Baziad, 2008).
Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi dimana estrogen dan progesteron
memberikan umpan balik terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga
terjadi hambatan terhadap folikel dan proses ovulasi (Manuaba, 2010).

2.2 Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal


Hormon estrogen dan progesteron memberikan umpan balik, terhadap kelenjar
hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan
folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat
menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga
perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di samping itu
progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone Luteinizing (LH). Estrogen
mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus
endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi (Manuaba, 2010)

5
1. Mekanisme Kerja Hormon Estrogen

a) Menekan ovulasi: menekan ovulasi pada efek di hipotalamus


mengakibatkan suppresi pada FSH dan LH kelenjar hypophyse.

b) Mencegah Implantasi: keseimbangan estrogen-progesteron tidak tepat


menyebabkan pola endometrium abnormal sehingga menjadi tidak baik
untuk implantasi.

c) Mempercepat transport gamet/ ovum: transport gamet/ ovum dipercepat


oleh estrogen disebabkan efek hormonal pada sekresi dan peristaltic tuba
serta kontraktilitas uterus.

2. Mekanisme Kerja Hormon Progesteron

a) Menghambat Ovulasi: ovulasi dihambat karena terganggu fungsi proses


hipotalamus, hypophyse, ovarium dan modifikasi dari FSH dan LH pada
pertengahan siklus.

b) Menghambat Implantasi: implementasi dapat dicegah bila diberikan


progesterone pra ovulasi

c) Mengentalkan lender serviks

2.3 Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Hormonal


2.3.1 Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
tablet, mengandung hormone estrogen dan progesterone yang digunakan
untuk mencegah hamil. Kontrasepsi oral terdiri atas 3 macam yaitu :
a. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progesterone
sintetik. Dosis estrogen bervariasi dari 50-150 mcg. Jenis estrogen yang
terbanyak digunakan adalah ethinyl estradiol, walaupun mestranol juga
digunakan dibeberapa produk namun bukan sebagai kontrasepsi.
Hormone progestin bervariasi dalam aktivitas progestinnya dan

6
memiliki efek estrogenic, antiestrogenik dan andogenik yang berbeda-
beda.
Komponen estrogen menghambat FSH dan menghambat
pertumbuhan folikel sehingga mencegah ovulasi. Estrogen juga
mencegah implantasi dan meningkatkan efek dari progestin serta
menstabilkan endometrium. Sementara komponen progestin
menghambat LH dan dapat mengintervensi ovulasi.

Mekanisme kerja kontrasepsi ini :


- Mencegah ovulasi. Sekresi FSH ditekan sehingga perkembangan
folikular yang normal tidak terjadi dan tidak terjadi kadar LH puncak.
Efek ini utamanya disebabkan karena komponen estrogen walaupun
progesterone dapat mecegah ovulasi bila diberikan dalam jumlah yang
besar.
- Endometrium tidak berkembang secara normal dan tidak adanya
korpus luteum mencegah perkembangan endometrium untuk siap
dibuahi. Keadaan ini disebut “pseudo-atrophy”, bahkan bila ovulasi
dapat terjadi tidak memungkinkan terjadinya implantasi
- Perubahan pada mucus serviks yang membuat motilitas sperma
terhambat. Hal ini disebabkan oleh efek progestogen.

Pil kombinasi tersedia dalam bentuk monofasik dan multifasik :


- Pil monofasik mengandung estrogen dan progestin yang sama tiap
pilnya
- Pil multifasik mengandung kadar estrogen yang berbeda dalam tiap
pilnya: Pil bifasik (mengandung dosis yang sama untuk estrogen
dalam tiap pilnya, tetapi dosis progestogen yang berbeda dengan
siklus pertama dosis progestogen lebih rendah) dan Pil trifasik (dosis
estrogen sedikit berbeda sesuai dengan siklus haid dan terdapat 3 fase
dari dosis progesteron).

7
Pil kombinasi terdiri dari dua jenis sediaan, ada pil yang dalam satu
bungkus berisi 21 pil dan ada yang berisi 28 pil. Pil yang berjumlah 21
dimulai hari ke-5 haid tiap hari satu terus menerus dan kemudian berhenti
jika habis. Sebaiknya pil diminum pada waktu tertentu, misa malam
sebelum tidur. Beberapa hari setelah pil dihentikan biasanya terjadi
withdrawal bleeding dan pil dalam bungkus kedua diminum pada hari
ke-5 dari mulai perdarahan. Apabila tidak terjadi withdrawal bleeding,
maka pil kedua diminum 7 hari setelah pil bungkus pertama habis. Pil
dalam bungkusan 28 pil diminum tiap malam terus-menerus. Pada hari
pertama haid, pil yang inaktif diminum dan dipilih pil menurut hari yang
ditentukan dalam bungkus. Keuntungan minum pil yang berjumlah 28
adalah pil ini diminum tiap hari terus menerus sehingga menghilangkan
factor kelupaan. Jika lupa meminumnya, pil tersebut hendaknya
diminum keesokan paginya. Sedangkan pil untuk hari tersebut diminum
pada waktu biasa. Jika lupa meminum pil dua hari makan minum 2 pil
keesokkan harinya dan 2 pil hari berikutnya.

Kontraindikasi absolut menurut WHO :


- Menyusui <6 minggu post partum
- Merokok >15 batang/hari dan usia >35 tahun
- Factor resiko penyakit kardiovaskular
- Hipertensi : sistolik >160 atau diastolic >100 mmHg
- Hipertensi dengan penyakit vascular
- Sementara menderita atau ada riwayat thrombosis vena dalam atau
emboli paru
- Operasi mayor yang membutuhkan immobilisasi atau operasi apapun
pada kaki
- Thrombosis vena dalam atau embolisme pulmonary atau ada riwayat
- Sementara menderita atau ada riwayat penyakit jantung iskemik
- Sementara menderita atau ada riwayat penyakit stroke
- Penyakit katup jantung dengan komplikasi

8
- Migraine dengan aura
- Mingraine tanpa aura dan umur >35 tahun (berulang)
- Penyakit kanker payudara
- Diabetes selama lebih 20 tahun atau dengan penyakit vascular berat
atau nefropati, retinopati atau neuropati berat
- Hepatitis virus aktif
- Sirosis berat
- Tumor hati jinak atau ganas

Kontraindikasi relative :
- Factor resiko multiple penyakit arteri
- Hipertensi : 140-159 atau diastolic 90-99 mmHg
- Hiperlipidemia
- Diabetes mellitus disertau penyakit vascular
- Merokok <15 batang/hari dan umur >35 tahun
- Obesitas
- Migraine tanpa aura
- Riwayatkanker payudara >5 tahun lalu tanpa rekurensi
- Menyusui hingga 6 bulan post partum
- Post partum dan tidak menyusui hingga 21 hari setelah melahirkan
- Penyakit kantung empedu
- Riwayat cholestatis terkait kontrasepsi oral
- Sirosis ringan
- Konsumsi rifapisin atau anti konvulsan
Pil kontrasepsi kombinasi juga memiliki beberapa keuntungan dan
digunakan sebagai terapi untuk beberapa kondisi. Keuntungan
nonkontrasepsi dari pil kombinasi :

- Menurunkan aliran menstruasi, dysmenorrhea dan anemia


- Meningkatkan densitas tulang
- Menurunkan kejadian fibrokistik pada payudara

9
- Menurunkan risiko terjadinya kehamilan ektopik
- Menurunkan resiko kanker ovarium dan endometrium
- Menurunkan akne
- Menurunkan risiko rheumatoid arthritis

Efek samping :
- Ringan : mual muntah, pertambahan bb, perdarahan tidak teratur
(diluar siklus haid), retensi cairan, edema, sakit kepala, timbulnya
jerawat, melisma, kandidiasis dan keluhan-keluhan gastrointestinal
- Berat : tromboemboli, yang mungkin terjadi karena peningkatan
aktivitas factor-faktor pembekuan darah atau mungkin juga karena
pengaruh vaskuler secara langsung.

b. Pil mini, yaitu pil hormone yang hanya mengandung progesterone


dalam dosis kecil yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat
haid terdiri dari 21-22 tablet. Pil mini bukan merupakan pengganti dari
pil oral kombinasi, tetapi hanya sebagai suplemen/tambahan yang
digunakan oleh wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tapi
sedang menyusui atau wanita yang harus menghindari estrogen untuk
sebab apapun. Mini pil biasanya diindikasikan untuk wanita dengan
berat berlebih, nausea persisten, sakit kepala, peningkatan tekanan
darah, premenstrual syndrome dan gangguan mood ketika
mengkonsumsi pil kombinasi. Karena pil ini tidak menekan laktasi, pil
ini dapat diberikan pada wanita hamil.
Keefektivan pil ini tergantung dari efeknya pada mucus serviks dan
pada endometrium. Karena perubahan mucus tidak berlangsung lebih
dari 24 jam, pil mini sebaiknya dikonsumsi pada waktu yang sama tiap
hari agar lebih efektif. Pil ini juga mengurangi motilitas tuba sehingga
meningkatkan resiko kehamilan ektopik.

10
Setelah mengonsumsi pil mini, progestin dalam dosis kecil beredar
dalam sirkulasi, akan memberi efek hanya kepada jaringan yang sangat
sensitive terhadap hormone steroid wanita, estrogen dan progesterone.
Efek kontrasepsi tergantung efek terhadap endometrium dan mucus
serviks. Endometrium mengalami invulasi dan tidak memungkinkan
terjadi implantasi dan mucus serviks menjadi tebal dan impermeable.
Fisiologi tuba dapat terpengaruh, tetapi hal ini masih belum jelas.

Keuntungan :
- Efek minimal terhadap metabolisme karbohodrat dan koagulasi
- Tidak mengakibatkan eksaserbasu terhadap hipertensi
- Ideal untuk perempuan dengan risiko penyakit kardiovaskular
- Efektif untuk perempuan laktasi

Kerugian :
- Mahal
- “breakthrough bleeding” perdarahan bercak, amenorea dan haid
tidak teratur
- Harus diminum setiap hari (bila lupa kemungkinan hamil)
- Gejala khusus (yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan
pengguna pil mini) yang dapat timbul pada bebrapa orang : nyeri
kepala dan pusing, perubahan mood, penambahan/penurunan bb,
payudara menjadi tegang, nausea, dermatitis atau jerawat, hirsutisme
(pertumbuhan rambut/bulu berlebihan di daerah muka sangat jarang)
- Tidak melindungi terhadap PMS, HBV atau HIV/AIDS

Kontraindikasi :
- Perdarahan uterus yang tidak diketahui penyebabnya, terutama pada
perempuan usia tua
- Hamil
- Penyakit arterial dan penyakit jantung sistemik yang berat
- Riwayat kehamilan ektopik

11
Efek samping :
- Kista ovarium fungsional
- Nyeri tekan payudara
- Mual, dyspepsia
- Perubahan berat badan
- Haid tidak teratur
- Amenorea
Pil mini sebaiknya mulai dikonsumsi pada hari pertama siklus haid dan
metode cadangan harus digunakan untuk 7 hari pertama karena beberapa
wanita mengalami ovulasi segera setelah haid. Pil harus dikonsumsi pada
saat yang sama setiap harinya. Jika pil terlambat dikonsumsi 3 hari, metode
cadangan sebaiknya digunakan selama 48 jam.

c. Pil kontrasepsi darurat (morning after pill, pil pasca senggama)


Pil ini merupakan pil untuk metode kontrasepsi yang diberikan 72 jam
setelah berhubungan seksual yang tidak terproteksi. Pil ini mengandung
ethynil estradiol dan sekarang berupa pil progestin yang mengandung 75
mikrogram levonorgestrel dapat mengurapi resiko kehamilan setelah
hubungan intim yang tidak dijaga.
Mekanisme kerja pil ini belum diketahui secara pasti, namun
diperkirakan pil ini menunda terjadinya ovulasi dengan efek local pada
endometrium dan mencegah terjadinya kesuburan. Efektivitas pengobatan
dengan estrogen dosis tinggi atau kombinasi dengan levonorgestrel dalam
waktu kurang dari 72 jan, memiliki tingkat kegagalan sekitar 2-3%.
Indikasi kontrasepsi darurat adalah untuk mencegah kehamilan yang
tidak dikehendaki, misalnya pemerkosaan, tidak menggunakan kontrasepsi
atau bila terjadi kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi misalnya : kondom
bocor atau lepas, diafragma pecah/robek/ diangkat terlau cepat, kegagalan
senggama terputus, AKDR ekspulsi, lupa minum pil kb lebih dari 2 tablet,
terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB.

12
Kontraindikasi bila psien hamil atau tersangka hamil. Pasien dengan
riwayat keluarga atau mengalami gangguan idiopatik thrombosis tidak
boleh diberikan kontrasepsi emergensi dengan pil kombinasi karena dosisi
estrogen yang tinggi. Efek samping yang dapat muncul : mual, muntah dan
perdarahan atau bercak. Jika pasien muntah dalam waktu 1 jam setelah
penggunaan pil pertama, dosis ulangan perlu diberika secepatnya.

2.3.2 Kontrasepsi Injeksi


Kontrasepsi injeksi merupakan salah satu kontrasepsi yang cukup
popular. Jenis dari kontrasepsi injeksi:
a. Progestin-only injectable contraceptives (DMPA,NET-EN)
Kontrasepsi ini mengandung progestin sintetik yang mirip dengan
progesterone pada tubuh wanita. DMPA (depot medroxyprogesterone
acetate, depo proveral) dan NET (noerethindrone enanthate, noristerat)
adalah yang paling sering digunakan
1) DMPA
Tiap injeksi terdiri dari 150mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan
dengan cara suntikan intramuscular (IM) atau 104mg untuk suntikan
subkutan.
MPA adalah 17-acetoxy-6-methylprogestin yang memiliki aktivitas
prostogenik pada manusia. Karena MPA tidak dimetabolisme secara
cepat seperti komponen progesterone alami, hormone ini dapat
diberikan dalam dosis yang lebih kecil dari progesterone dengan efek
progestasional yang setara. DMPA, formula suntikan jangka panjang
dari MPA, terdiri dari suspense Kristal. Dosis IM untuk DMOA 150mg
yang diberika secara injeksi di m.deltoideus atau m.gluteus, setelah
disuntikkan progestin dilepaskan secara perlahan kedalam sirkulasi
sistemik. Area injeksi sebaiknya jangan diurut sehingga obat dapat
dilepaskan secara perlahan kedalam dirkulasi dan mempertahankan efek
dari kontrasepsi paling kurang 4 bulan. Formulasi SC yang terbaru

13
diinjeksikan secara SC dipaha anterior atau dinding perut. Karena
penyuntikan secara Sc, kadarnya dalam darah adekuat untuk menahan
ovulasi 13 minggu pada subyek yang diteliti dengan waktu rata-rata
sekitas 30 minggu untuk mengembalikan fungsi ovulasi yang normal.
Kadar darah lebih rendah pada wanita dengan bb berlebih masih tetap
efisien untuk menekan ovulasi dengan baik.
Perempuan seharusnya dikonselingkan mengenai kemungkinan
munculnya perdarahan abnormal atau amenorrhea selama penggunaan
DMPA sebelum menerima injeksi pertama. Wanita yang menginginkan
kehamilan dan menghentikan penggunaan DMPA seharusnya
diberitahukan bahwa akan terdapat penundaan kesuburan (fertilitas)
hingga obat hilang dari sirkulasi. Penggunaan DMPA tidak mencegah
kembalinya kesuburan, tetapi hanya menunda kembalinya kesuburan
secara cepat.
Efek samping :
 dapat terjadi perdarahan yang tidak teratur terutama pada 3 bulan
pertama pemakaian
 amenorea dapat terjadi pada 50% wanita
 ledakan ovulasi dapat terjadi pada bulan ke-18 pemakaian
2) NET
Norethindrone enanthate adalah kontrasepsi injeksi yang digunakan
dilebih dari 40 negara tetapi penggunaannya tidak diterima di USA.
Kontrasepsi ini memiliki farmakodinamik yang berbeda dengan DMPA,
karena durasi aksi yang lebih pendek, NET diberikan setiap 60 hari
selama 6 bulan pertama dan setidaknya tidak lebih dari 12 minggu
dalam bulan berikutnya.
b. Kontrasepsi injeksi kombinasi
Mekanisme kerjanya sama dengan DMPA. Penambahan estrogen
dimaksudkan agar endometrium berada dalam keadaan yang sama dengan
siklus haid normal. Kontrasepsi ini meliputi cyclofem yang mengandung

14
50mg medroksiprogesterone asetat dan 10mg estradiol sipionat yang
diberikan secara IM sebulan sekali.
Kontraindikasi yang dapat timbul umumnya sama pada pemakaian
DMPA.
Efek samping :
- Gangguan haid berupa amenore, perdarahan bercak dan menometroragi
- BB yang bertambah
- Sakit kepala

2.3.3 Kontrasepsi Implant


Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan dibawah kulit dan
memiliki keefektivan yang cukup tinggi dan merupakan efek kontrasepsi
jangka oanjang serta efek perdarahan lebih ringan. Mekanisme kerja dari
kontrasepsi ini adalah menekan ovulasi, membuat getah serviks menjadi
kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil konsepsi.

a. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm
dan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36 mg levonogestrel yang dipasang
secara subdermal dam lama kerjanya 5 tahun. Norplant mencegah
kehamilan dengan menyebabkan pengentalan lendir serviks sehingga tidak
dapat ditembus oleh sperma.

b. Jadena (indoplant)
Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonogestrel dengan lama
kerja 3 tahun.

c. Implanon
Terdiri dari datu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm dan
diameter 2 mm yang diisi 68 mg etonogestrel yang merupakan metabolic
aktif dari desogestrel yang dipasang secara subdermal dan lama kerjanya 3
tahun. Hormone ini dilepaskan secara perlahan sebanyak 67 mikrogram/hari
dan berkurang menjadi 20 mikrogram/hari setelah pengunaan selama 2

15
tahun. Implant jenis ini bersifat biodegradable sehingga dapat diabsorbsi
tubuh. Implanon mecegah kehamilan dengan menghambat ovulasi,
mengentalkan lendir serviks juga mempunyai efek endometrium.
Kesuburan dapat segera kembali setelah implant dilepas.

Mekanisme kerja kontrasepsi implant:


- Lendir serviks menjadi kental
- Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
- Memperlambat transportasi sperma
- Menekan ovulasi
Laju pelepasan progestin pada implant ditentukan pada densitas
progestin/luas implant dan efektivitasnya menurun setiap tahun. Berat
badan mempengaruhi efektivitas implant terutama bb lebih dari 70kg.

Indikasi :
- Ingin mencegah kehamilan 2-3 tahun
- Menginginkan metode kontrasepsi jangka panjang
- Tidak dapat mengonsumsi kontrasepsi yang mengandung estrogen
- Mempunyai kesulitan untuk mengingat waktu mengonsumsi pil setiap
harinya atau kesulitan menggunkan IUD
- Memiliki anak dengan jumlah cukup tetapi tidak siap untuk kontrasepsi
permanen
- Memiliki riwayat anemia dengan perdarahan menstruasi yang berat
- Ingin menyusui selama 1-2 tahun
- Memiliki penyakit serius yang tidak memperbolehkan hamil

Keuntungan kontrasepsi ini :


- Keuntungan kontrasepsi : daya guna tinggi, perlindungan jangka
panjang (sampai 5 tahun), pengembalian tingkat kesuburan yang cepat
setelah pencabutan , tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas dari
pengaruh estrogen, tidak mengganggu kegiatan senggama, tidak

16
menggu ASI, klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan dan
dapat dicabut setiap saat dengan kebutuhan.
- Keuntungan non kontrasepsi : mengurangi nyeri haid dan jumlah darah
haid, mengurangi atau memperbaiki anemia, melindungu terjadinya
kanker endometrium, melindungi diri dari beberapa penyebab radang
panggul dan menurunkan angka kejadian endometriosis.

Waktu memulai penggunaan implant :


- Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai ke-7. Tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
- Insersi dapat dilakukan setiap saat asal tidak ada kehamilan dan
gangguan mentruasi abnormal. Insersi dapat dilakukan kapanpun. Pada
ibu hamil yang tidak menyusui, pemasangan dapat dilakukan hingga
maksimal 3 minggu postpartum dan pada ibu hamil yang menyusui bisa
hingga 3 bulan postpartum.
- Pasca keguguran, implant dapat segera diinsersikan.

Kontrasindikasi absolut :
- Penyakit thrombophlebitis atau thromboemboli akut
- Perdarahan genital
- Penyakit liver akut
- Tumor liver jinak atau ganas
- Kanker payudara

Kontraindikasi relative :
- Perokok berat (15 batang/lebih/hari) pada wanita >35 tahun
- Riwayat kehamilan ektopik
- Diabetes mellitus
- Hiperkolesterolnemia
- Hipertensi
- Riwayat penyakit ckardiovaskular

17
- Penyakit gallbladder
- Penyakit kronik, termasuk immunocompromised

Efek samping :
- Sakit kepala
- Acne
- Perubahan bb
- Mastalgia
- Hiperpigmentasi didaerah implant
- Hirsutism
- Depresi
- Perubahan mood
- Ansietas
- Kista ovarium
- galatorhea

2.3.4 AKDR Hormonal


AKDR (Alat kontrasepsi dalam Rahim) hormonal yang saat ini beredar
mengandung sekitar 25% dari kadar hormon progestin yang digunakan pada
kontrasepsi hormonal yaitu sekitar 46-60 mg dengan pelepasan 20 mcg per
hari. AKDR levonrgestrel efektif digunakan selama 5 tahun. Bentuknya
menyerupai AKDR copper Nova-T, namun tanpa mengandung copper.
Komponen vertikalnya mengandung 52 mg hormon levonorgestrel sintesis.
IUD dengan progesteron/ levponolgestrel (Mirena) menghambat ovulasi
menyebakan penebalan mukus serviks hingga menghambat penetrasi
sperma, juga menyebabkan endometrium menjadi tipis sehingga sulit terjadi
implantasi janin di endometrium dan progesteron juga menyebabkan
endometrium menjadi atrofi. Selain itu, sama seperti IUD dengan tembaga,
Mirena juga menstimulasi pengeluaran mediator inflamasi yang bersifat
spermisidal dan ovisidal.

18
Keuntungan dari Mirena :
a. Darah haid berkurang secata drastis (dapat digunakan sebagai terapi
untuk menorrhagia)
b. Mengurangi gejala dysmenore
c. Mengurangi pertumbuhan fibroid pada uterus
d. Inflamasi pelvik jarang terjadi
e. Mencegah hiperplasia endometrial
f. Angka ekspulsi rendah (2-5%) dan umumnya terjadi pertama setelah
pemasangan.
Efek samping yang biasa muncul berupa pendarahan atau bercak dalam
3-4 bulan dan terjadi gangguan haid. Kontrindikasi penggunaan mirena
selama misalnya sedang hamil, pendarahan pervagianaan yang tidak
diketahui, menderita infeksi genital, kelainan uterus yang abnormal,
gangguan pada panggul (radang). Pasien sebaiknya melakukan
pengecekan 6 minggu setelah pemasangan.

2.3.5 Vaginal Estrogen-Progestin Contraception


Kontrasepsi cincin (vaginal ring) adalah sebuah alat kontrasepsi yang
terbentuk cincin fleksibel yang transparan berisi etonogestrel dan ethynil
estradiol yang diletakkan di vagina. Pada pemakaian pertama, cincin harus
dimasukkan pada atau sebelum hari kelima siklus haid. Hormon steroid
dikeluarkan ke dalam sirkulasi dan lajunya konstan selama 3 minggu dan
dilepaskan selama 7 hari untuk mencegah perdarahan putus obat. Setelah
itu, cincin yang baru dipasang Etonogestel 120 micro gram dan ethinyl
estradiol 15 mcg dilepaskan per hari. Level serum dan tiap hormon steroid
meningkat cepat dan tetap selama beberapa hari setelah cincin dimasukkan.
Level ENG berkisar antara 1300-1600 pg/ mL dan ethinyl estreadiol
berkisar 17-19 pg/ mL. Seperti halnya berkontrasepsi oral, kontrasepsi ini
menghambat gonadotropin dan mencegah terjadinya ovulasi. Setiap cincin
mengeluarkan hormon steroud untuk mencegah ovulasi selama 5 minggu.
Walaupun ethinyl estradiol dikeluarkn dalam jumlah sedikit, kontrol

19
pendarahannya baik. Pendarahan irregular saat cincin masih terpasang tidak
umum ditemykan, hanya sekitar 2.6%-6,4%. Pendarahan putus obat
(withdrawal bleeding) berkisar 4,7-5,3 hari dan muncul beberapa hari
setelah cincin di lepas. Keefektivan kontrasepsi mirip dengan Eskspulsi
cincin yang terjadi.

Vagina merupakan lokasi ideal untuk absorpsi kontrasepsi steroid.


Epitel skuamosa stratified pada vagina memungkinkan penetrasi dalam
lamina propia yang kaya vaskularisasi. Seperti metode melalui subkutaneus,
intramuskular, transdermal, dan intrauterine, rute melalui vagina tidak
melalui gastrointestinal dan hati.

Keuntungan vagina ring :


a. Tidak melalui jalur gastrointestinal, Tidak melewati jalur hepar
b. Efektif untuk 5 minggu
c. Paparan estrogen sistemik lebih rendah sehingga efeksamping estrogen
juga lebih rendah
d. Angka perdarahan dan spotting lebih rendah.

2.3.6 Kontrasepsi Trandermal


Kontrasepsi ini berupa transdermal patch yang dapat meningkatkan
kepatuhan dibandingkan kontrasepsi oral. Kontrasepsi ini dapat digunakan
pada perut, bokong, badan bagian atas, atau lengan atas bagian luar tetapi
hindari penggunaan pada payudara pada awal siklus menstruasi dan diganti
setiap 3 minggu, dengan mengganti patch 1 minggu 1 kali, diikuti tanpa isi
untuk memungkinkan terjadinya pendarahan berukuran 4,5 cm x 4,5 cm.
Patch mengandung 750 micro gram ethinyl estradiol dan 150 micro gram
norelgestromin dan mengeluarkan 20 micro gram ethinyl norelgestromin
setiap hari. Mekanisme dari kontrasepsi ini sama dengan mekanisme
kontrasepsi oral.

20
Dalam penelitian nonrandomisasi besar terdapat empat dari enam
kehamilan yang terjadi pada perempuan dengan berat badan lebih dari 90 kg,
ini menunjukkan menurunnya angka keberhasilan pada perempuan yang
memiliki berat badan besar. Setelah penggunaan selama beberapa siklus haid
pertama, pola pendarahan dan efek samping yang terjadi ialah hampir sama
dengan akseptor yang menggunakan pil oral kombinasi. Secara khusus, studi
oleh Jick dan rekan kerja (2006a, b2007) tidak menunjukkan peningkatan
angka kejadian kasus tromboemboli, stroke iskemik, atau infark miokard.
Namun sebaliknya, Cole dan rekan (2007) melaporkan peningkatan kejadian
kasus tromboemboli, stroke iskemik, atau infark miokard dua kali lipat lebih
tinggi.

21
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling
efektif dan reversibel untuk mencegah terjadinya konsepsi. Mekanisme Kerja
Kontrasepsi Hormonal melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat
menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone sehingga perkembanagan
dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Estrogen mempercepat peristaltik
tuba sehingga hasil konsepsi mencapai uterus endometrium yang belum siap untuk
menerima implantasi Mengentalkan lender serviks. Jenis-jenis kontrasepsi:
Kontrasepsi Oral (Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk
tablet, mengandung hormone estrogen dan progesterone yang digunakan untuk
mencegah hamil), Kontrasepsi Injeksi, Kontrasepsi Implant (alat kontrasepsi yang
dimasukkan dibawah kulit dan memiliki keefektivan yang cukup tinggi dan
merupakan efek kontrasepsi jangka panjang serta efek perdarahan lebih
ringan), Kontrasepsi AKDR Hormonal (Alat kontrasepsi dalam Rahim), Vaginal
Estrogen-Progestin Contraception (Kontrasepsi cincin (vaginal ring) adalah
sebuah alat kontrasepsi yang terbentuk cincin fleksibel yang transparan berisi
etonogestrel dan ethynil estradiol yang diletakkan di vagina), Trandermal
(Kontrasepsi ini berupa transdermal patch yang dapat meningkatkan kepatuhan
dibandingkan kontrasepsi oral) digunakan pada perut, bokong, badan bagian atas,
atau lengan atas bagian luar.
3.2 Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah dengan judul kontrasepsi hormonal
ini dapat menjadi acuan dan bahan pembelajaran bagi mahasiswa kesehatan
maupun bagi pembaca khususnya wanita yang telah menikah. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sebagai bahan pembelajaran bagi
penulis.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.aiska-
university.ac.id/255/1/Buku%20Ajar%20Kontrasepsi%20.PDF.PDF

https://id.scribd.com/doc/216562393/Kontrasepsi-Hormonal

23

Anda mungkin juga menyukai