Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

“ Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medikal bedah I yang di ampu
oleh Tita pusita ningrum,S.kep.,Ners.,M.kep”

DISUSUN OLEH : SHINTA PUSPITASARI

UNIVERSITAS ADHIRAJASA RESWARA SANJAYA

TAHUN AJARAN 2019/2020

1|Page
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat
kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Stas dasar nikmat tersebut
itulah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Hipertensi “ tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulisan makalah ini sehingga kami mempresentasikannya.
Khususnya kepada dosen Keperawatan medikal bedah Tita pusita
ningrum,S.kep.,Ners.,M.kep yang telah memberikan berbagai arahan dan pelajaran dalam
arti penting mengaktualisasikan diri yang merupakan cikal bakal terbentuknya makalah ini.
Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat
mengjharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan
mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

bandung, 04 Desember 2020

Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

Kata pengantar …………………………………………………….……... i

Daftar isi………………………………………………..……………….... ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...

A.Latar Belakang………………………………………………………....
B.Rumusan Masalah……………………………………………………...
C.Tujuan ………………………………………………………………....

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………..

A. Pengertian Hipertensi……..…………………………………………..

B. Gejala Hipertensi………………………………..…………………….

C. Patofisiologi…………………………………………………..............

D. Penyebab Hipertensi..………………………………………………...

E. Pengobatan Hipertensi……..…………………………………………

F. Cara mencegah Hipertensi...................................................................

G.Asuhan Keperawatan...........................................................................

BAB III PENUTUP……………………………………………………..

A.Kesimpulan………………………………………………………......

B.Saran …………………………………………………………………

Daftar Pustaka……………………………………………………..…....iii

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi/hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan
tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Penyakit ini adalah salah stu jenis penyakit
yang sangat berbahaya.
Penderita hipertensi di dunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang.
Sebanyak 10-30 % dari jumlah penduduk dewasa hampir di setiap Negara. Berdasarkan data
Lancet (dalam McMarthy, 2010), jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus
meningkat. Di India, penderita hipertensi mencapai 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan
diperkirakan 107,3 juta orang pada tahun 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi
151,7 juta orang pada tahun 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita
hipertensi pada tahun 2000 dan diperkirakan menjadi 67,4 juta orang tahun 2025. Di
Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi.(wir-
nursing.blogspot.com/2011/04/antara-kopi-rokok-dan-tekanan-darah.html) Di Indonesia
banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan
hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari
sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat
karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial.
Hari hipertensi di dunia diperingati setiap tanggal 17 Mei. Tanggal ini ditetapkan oleh
WHO sejak 2005.

4|Page
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hipertensi ?
2. Apa saja gejala hipertensi ?
3. Apa penyebab hipertensi ?
4. Bagaimana pengobatan hipertensi ?
5. Bagaimana pencegahan hipertensi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hipertensi
2. Untuk mengetahui gejala hipertensi
3. Untuk mengetahui penyebab hipertensi
4. Untuk mengetahui pengobatan hipertensi
5. Untuk mengetahui pencegahan hipertensi

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah didalam arteri.
Arteri adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan ke seluruh
jaringan dan organ tubuh. Tekanan darah tinggi (hipertensi) bukan berarti emosi yang
berlebihan, walaupun emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara
waktu.
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik ≥140mmHg
dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Seseorang dikatakan terkena hipertensi tidak hanya
dengan 1 kali pengukuran, tetapi 2 kali atau lebih pada waktu yang berbeda. Waktu yang
paling baik saat melakukan tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan duduk atau
berbaring. Menurut WHO :

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normotensi <140 <90
Hipertensi ringan 140-180 90-105
Hipertensi perbatasan 140-160 90-95
Hipertensi sedang dan >180 >105
berat
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
Hipertensi sistolik 140-160 <90
perbatasan

sedangkan berdasarkan The Sixth Report Of the Joint National Committee on


Preventation,Detection,Evaluation and Treatment of High Bload Pressure,1997 klafisikasi
hipertensi yaitu
Kategori Sistolik Diastolik Rekomendasi
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 <85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Perbatasan 130-139 85-89 Periksa ulang dalam 1 tahun
Hipertensi 140-159 90-99 Konfirmasi dalam 1/2 bulan.

6|Page
tingkat 1 Anjurkan modifikasi gaya hidup
Hipertensi 160-179 100-109 Evaluasi/rujuk dalam 1 bulan
tingkat 2
Hipertensi ≥180 ≥110 Evaluasi/rujuk segera dalam 1
tingkat 3 minggu berdasarkan kondisi
medis

Hipertensi adalah salah satu faktor resiko untuk terjadinya stroke, serangan
jantung,gagal jantung, dan merupakan penyebab utama terjadinya gagal jantung kronis.
Sejalan dengan bertambahnya usia hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah. Tekanan darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, sedangkan
tekanan darah diastolic terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,kemudian berkurang secara
perlahan/bahkan menurun drastis.

B. GEJALA HIPERTENSI
Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala. Meskipun
demikian secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan hipertensi (padahal sebenarnya tidak). Gejala yang di maksud adalah sakit
kepala,pendarahan dari hidung,pusing,wajah kemerahan dan kelelahan .
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati bisa timbul gejala berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada
otak,mata,jantung dan ginjal
Kadang penderita hipertensi berat penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopoti hipertensif yang memerlukan
penanganan segera.

7|Page
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdormen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepeneprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
vasokonstriksi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Vasokontriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin, yang merangsang
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Suatu
vasokonstriktor yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon
yang menyebabkan retensi natrium yang menyebabkan peningkatan intravaskuler.
Semua faktor yang cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

D. PENYEBAB HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial adalah hipertensi yang tidak atau belum di ketahui
penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopaik. Tedapat 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetik,lingkungan,hiperativitis susunan simpatis,system renin-
angiotensis,defek dalam ekskresi Na,peningkatan Na dan Ca intraselular,dan factor-faktor
yang meningkatkan risiko,seperti obesitas, alcohol,merokok serta polisitemia.
2. Hipertensi sekunder . Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti
penggunaan estrogen,penyakit ginjal,hipertensi vascular renal,hiperaldosteronisme
primer,dan sindrom cushing,feokromositomo,koarktasio aorta, hipertensi yang berhubung
dengan kehamilan, dan lain-lain

8|Page
E. PENGOBATAN HIPERTENSI
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga
isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah
sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk
mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang
berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Pengobatan non obat (non farmakologis)
2. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
a. Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga
pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda.
Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non
farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang
lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2. Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan
asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak
dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada
pengobatan farmakologis.
3. Ciptakan keadaan rileks Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat
mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4. Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak
3-4 kali seminggu.
5. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alcohol
6. Perbanyak maknan yg mengandung kalsium,kalium dan magnesium
7. Perbanyak makanan yg mengandung serat
8. Menjaga berat badan
9. Hindari kebiasaan minum kopi berlebihan
b. Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini.
Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
9|Page
- Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing)
sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi
lebih ringan.
Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
- Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja
pada saat kita beraktivitas ).
Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
- Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung.
Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan
pernapasan seperti asma bronkial.
Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia
(kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat
bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan
saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
- Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek
samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan
pusing.
- Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah).
Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin
timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
- Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi
jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan
Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan
muntah.
- Penghambat Reseptor Angiotensin II

10 | P a g e
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk
dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah :
sakit kepala, pusing, lemas dan mual. Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta
menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa
ditekan.
 Berikut adalah 13 cara alami tanpa obat yang jitu untuk menurunkan tekanan
darah seperti:
1. Biasakan berjalan kaki
Pasien hipertensi yang membiasakan diri berjalan dapat menurunkan tekanan darahnya
dengan cepat sebanyak sekitar 6 mmHg sampai 8 mmHg. Berjalan akan membuat jantung
lebih banyak menggunakan oksigen dengan lebih efisien, sehingga tidak berupaya keras
memompa darah.
Lakukan latihan kardio sedikitnya 30 menit setiap hari dalam seminggu. Cobalah
tingkatkan kecepatan atau jaraknya sehingga membuat badan tetap langsing.
2. Tarik napas panjang
Pernapasan yang lambat dan melakukan meditasi seperti qigong, yoga dan tai chi akan
menurunkan hormon stres kortisol yang dapat mengangkat renin, enzim dari ginjal yang
meningkatkan tekanan darah.
Lakukan latihan pernapasan selama 5 menit di pagi dan malam hari. Tarik napas
dalam-dalam dan perluas perut. Buang napas dan lepaskan semua ketegangan.
3. Pilih produk kaya kalium
Kandungan kalium yang banyak terdapat dalam buah dan sayuran merupakan bagian
penting dalam program penurunan tekanan darah. Usahakan untuk mendapatkan asupan
kalium dari 2.000 sampai 4.000 mg per hari," kata Linda Van Horn, PhD, RD, profesor
kedokteran preventif di Northwestern University Feinberg School of Medical.
Sumber makanan yang kaya kalium antara lain ubi jalar, tomat, jus jeruk, kentang, pisang,
kacang merah, kacang polong, melon, semangka dan buah-buahan kering seperti kismis.
4. Batasi konsumsi garam
Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi lebih besar
kemungkinannya memiliki tekanan darah tinggi, terutama yang sensitif terhadap garam atau
sodium. Tapi karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah seseorang sensitif terhadap
sodium, maka setiap orang harus mengurangi asupan sodiumnya," kata Eva Obarzanek, PhD,
ahli gizi penelitian di National Heart, Lung, dan Darah Institute.

11 | P a g e
Batasi penggunaan garam adalah 1.500 mg per hari. Sedangkan setengah sendok teh
garam mengandung sekitar 1.200 mg sodium. Perhatikan juga kadar garam atau sodium
dalam makanan olahan, sebab di situlah sebagian besar asal muasal sodium dalam makanan.
Bumbui makanan dengan rempah-rempah, jamu, lemon, dan jangan ditambahi garam.
5. Makan cokelat hitam
Coklat hitam mengandung flavanol yang membuat pembuluh darah menjadi lebih
elastis. Dalam sebuah penelitian, 18% pasien yang makan cokelat hitam setiap hari
mengalami penurunan tekanan darah. Ada baiknya memakan 1/2 ons cokelat hitam setiap
hari-hari. Pastikan coklat hitam yang dimakan mengandung setidaknya 70% kakao.
6. Minum suplemen
Dalam kajian dari 12 penelitian, para peneliti menemukan bahwa koenzim Q10
mengurangi tekanan darah hingga 10 mmHg sampai 17 mmHg. Antioksidan diperlukan
untuk memproduksi energi dan melebarkan pembuluh darah. Konsultasikan dengan dokter
tentang pemakaian suplemen 60 mg sampai 100 mg untuk 3 kali sehari.
7. Minum sedikit saja alkohol
Menurut kajian dari 15 penelitian, semakin sedikit minum alkohol, semakin sedikit
tekanan darah yang dapat diturunkan. Sebuah penelitian di rumah sakit Boston's Brigham and
Women menemukan bahwa minum alkohol dalam taraf ringan, yaitu seperempat sampai
setengah minuman per hari untuk wanita, dapat mengurangi tekanan darah lebih banyak
daripada yang tidak minum setiap hari.
Yang dimaksud satu minuman adalah 12 ons bir, atau 5 ons anggur atau 1,5 ons
alkohol. Penelitian lain juga menemukan bahwa minum satu gelas sehari pada wanita dan dua
gelas sehari untuk pria dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
"Dalam jumlah tinggi, alkohol jelas merugikan. Tapi konsumsi alkohol dalam taraf
sedang adalah pelindung jantung, jika diminum dalam porsi yang cukup," kata Obarzanek.
8. Minum kopi tanpa kafein
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan efek kafein terhadap tekanan darah.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa kafein tidak mempengaruhi tekanan darah,
tapi suatu penelitian dari Duke University Medical Center menemukan bahwa konsumsi
kafein 500 mg atau sekitar tiga 8 ons cangkir kopi, dapat meningkatkan tekanan darah
sebesar 4 mmHg. Efeknya berlangsung hingga menjelang tidur.
"Kafein dapat meningkatkan tekanan darah dengan mengencangkan pembuluh darah
dan mempembesar efek stres. Ketika sedang stres, jantung memompa darah lebih banyak dan

12 | P a g e
meningkatkan tekanan darah. Dan kafein akan memperkuat efek itu," kata sang peneliti Jim
Lane, PhD, profesor riset di Duke University.
Lane kemudian merekomendasikan untuk mengganti kopi biasa dengan kopi tanpa
kafein untuk melindungi jantung. Sebagai perbandingan, 8 ons kopi biasa mengandung 100
sampai 125 mg. Dalam jumlah yang sama, teh mengandung 50 mg kafein dan cola sekitar 40
mg kafein.
9. Minum teh herbal
Dalam sebuah penelitian oleh Tufts University, peserta yang meminum 3 cangkir teh
hibiscus setiap hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 7 poin dalam rata-rata 6
minggu. Hasil ini setara dengan obat resep. Peserta yang meminum minuman plasebo hanya
mengalami penurunan tekanan darah sebesar satu poin.
Bahan fitokimia dalam hibiscus atau kembang sepatu nampaknya dapat banyak
mengurangi tekanan darah tinggi. Dalam teh herbal, banyak terkandung kembang sepatu.
Lihatlah campuran bahan-bahan yang terkandung dalam produk teh, dan pilihlah produk yang
banyak mengandung kembang sepatu dalam setiap porsinya.
10. Kurangi lembur
Bekerja lebih dari 41 jam setiap minggu di kantor akan meningkatkan risiko
hipertensi sebesar 15%, demikian menurut penelitian oleh University of California, Irvine
terhadap 24.205 orang warga California.
Sebabnya, kerja lembur membuat tubuh jarang berolahraga dan makan sehat.
Usahakan menyelesaikan pekerjaan pada jam yang tepat sehingga dapat mengunjungi pusat
kebugaran atau lebih sering memasak makanan sehat.
11. Bersantai dengan musik
Untuk menurunkan tekanan darah, disamping dibantu oleh obat, juga bisa dibantu
dengan merubah gaya hidup. Menurut para peneliti di University of Florence di Italia, lagu-
lagu yang tepat dapat membantu menurunkan tekanan darah.
Peneliti meminta 28 orang dewasa yang sudah mengggunakan pil hipertensi
mendengarkan musik klasik, Celtic, atau musik India selama 30 menit setiap hari sambil
bernapas perlahan-lahan. Setelah seminggu, para peserta rata-rata mengalami penurunan
tekanan darah sistolik sebesar 3,2 poin. Sebulan kemudian, angkanya turun sebanyak 4,4
poin.
12. Mengatasi ngorok saat tidur
Dengkuran yang kencang adalah salah satu gejala utama sleep apnea
obstruktif (OSA). Peneliti dari Universitas Alabama menemukan bahwa penderita apnea tidur

13 | P a g e
banyak memiliki kadar aldosteron yang tinggi, hormon yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Bahkan, diperkirakan bahwa separuh dari semua orang yang mengalami sleep apnea
memiliki tekanan darah tinggi.
Penderita apnea tidur biasanya mengalami banyak gangguan tidur yang berpotensi
mengganggu pernapasan dan mengancam nyawa saat tertidur. Selain mendengkur dengan
keras, kelelahan yang berlebihan di siang hari dan sakit kepala pada pagi hari juga adalah
pertanda apnea tidur.
Jika memiliki tekanan darah tinggi, tanyakan kepada dokter apakah apnea tidurnya
dapat disembuhkan. Mengobati apnea tidur dapat menurunkan kadar aldosteron dan
memperbaiki tekanan darah tinggi.
12. Banyak makan kedelai
penelitian yang dimuat Journal of American Heart Association menemukan untuk
pertama kalinya bahwa mengganti karbohidrat olahan dengan makanan kaya protein kedelai
atau susu, seperti susu rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik penderita
hipertensi atau prehipertensi

F. CARA MENCEGAH HIPERTENSI


Sebelum penyakit hipertensi menyerang kita akan lebih baik jika kita mencegahnya
terlebih dahulu. Cara yang tepat untuk mencegah hipertensi yaitu :
1.Tidak merokok karena nikotin dalam rokok dapat mengakibatkan jantung berdenyut
lebih cepat dan menyempitkan pembuluh darah kecil yang menyebabkan jantung
terpaksa memompa lebih kuat untuk memenuhi keprluan tubuh kita
2.Kurangi konsumsi garam karena garam berlebih dalam darah dapat menyebabkan
lebih banyak air yang disimpan dan ini mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi
3.Kurangi lemak, lemak yang berlebih akan terkumpul di sekeliling pembuluh darah
dan menjadikannya tebal dan kaku
4.Pertahankan berat badan ideal
5.Olahraga secara teratur
6.Hindari konsumsi alkohol
7.Konsumsi makanan sehat,rendah lemak,kaya vitamin dan mineral alami

14 | P a g e
G. ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit
serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu
dingin
3. Integritas Ego
Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, factor stress multipel
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
5. Makanan / Cairan
Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
6. Neurosensori
Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,
gangguan penglihatan, episode epistaksis
Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri
abdomen
8. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal
proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok
Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan,
sianosis
9. Keamanan

15 | P a g e
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi psotu ral
10. Pembelajaran/Penyuluhan
Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyaki t jantung, DM , penyakit
ginjal, faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular
Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi iskemia
miokard
Intervensi keperawatan :
a. Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e. Catat edema umum
f. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g. Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt
tidur/kursi
h. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i. Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher
j. Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k. Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l. Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Hasil yang diharapkan :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
b. Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
c. Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
2. Nyeri ( sakit kepala ) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
serebral
Tujuan : Tekanan vaskuler serebral tidak meningkat

16 | P a g e
Intervensi keperawatan :
a. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
b. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
c. Batasi aktivitas
d. Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
e. Beri obat analgesia dan sedasi sesuai pesanan
f. Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es, posisi
g. nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi
Hasil yang diharapkan :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
3. Potensial perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi
Tujuan : sirkulasi tubuh tidak terganggu
Intervensi :
a. Pertahankan tirah baring; tinggikan kepala tempat tidur
b. Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk
dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia
c. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
d. Amati adanya hipotensi mendadak
e. Ukur masukan dan pengeluaran
f. Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai pesanan
g. Ambulasi sesuai kemampuan; hibdari kelelahan
Hasil yang diharapkan :
a. Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik
seperti ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat
diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, pusing, nilai-nilai
laboratorium dalam batas normal.
b. Haluaran urin 30 ml/ menit
c. Tanda-tanda vital stabil
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang
proses penyakit dan perawatan diri
Tujuan : Klien terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
1). Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
2). Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress

17 | P a g e
3). Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian,
tujuan dan efek samping atau efek toksik
4). Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter
a. Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk
dilaporkan dokter : sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
b. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
c. Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
d. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan
e. Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat, jumlah yang
diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang
mengandung kafein, teh serta alcohol
f. Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
Hasil yang diharapkan :
a. Pasien mengungkapkan pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan dini
b. Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan
5. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (peningkatan tekanan darah)
Tujuan :
a. mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
b. melaporkan bahwa nyeri berjurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
d. tanda vital dalam rentang normal
e. tidak mengalami gangguan tidur
Intervensi :
a. lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
b. observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
c. bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
d. kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
e. kurangi faktor presipitasi nyeri
f. kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
g. ajarkan tentang tehnik non farmakologi : nafas dalam, relaksasi,
distraksi, kompres hangat dan kompres dingin

18 | P a g e
h. berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
i. tingkatkan istirahat
j. berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
k. monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgetik pertama kali.

C. IMPLEMENTASI
Tindakan keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Pada tahap ini,
perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri tetapi
juga melibatkan anggota keluarga.

D. EVALUASI
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan keluarga dengan tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan keluarga agar mencapai
tujuan/kriteria hasil yang telah ditetapkan.

19 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang
berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi
berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan
hipertensi dengan penyebab yang tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang disebabkan oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal,
penyakit endokrin atau karena penyakit koartasio aorta.

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini kami berpesan kepada para pembaca :
- Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak ternilai harganya. Karena
di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
- Selalu memperhatikan asupan makanan yang masuk dalam tubuh kita. Makanlah makanan
yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
- Rajin berolahraga

20 | P a g e
21 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai