-KHAIRUNNISA (2021030 )
Puji dan syukur atas karunia Allah SWT Tuhan yang maha Esa atas segala nikmat yang telah
diberikan kepada kita semua . Terutama nikmat ilmu pengetahuan , iman dan kesehatan.
Sehingga kami selaku kelompok IV mahasiswa Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam,
Fakultas Kesehatan Masyarakat telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "
HIPERTENSI " Dan Kami berterimakasih kepada : Ibu Anggi Isnani Lubid, SKM, M.K.M
selaku dosen pengampu pada mata kuliah : Epid PTM ( Penyakit Tidak Menular ) yang telah
mempercayai kelompok untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Namun kami menyadari bahwa didalam Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang positif baik dari dosen, rekan mahasiswa lainnya maupun
pembaca makalah ini supaya untuk menjadi perbaiki dikedepannya bagi kelompok. Maka dari
itu akhir kata kami memohon maaf apabila makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
BAB I ( PENDAHULUAN )
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II ( PEMBAHASAN )
B. Patofisiologi Penyakit...................................................................................................5
1. Kesimpulan....................................................................................................................15
2. Saran..............................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi / Tekanan darah tinggi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan
darah meningkat secara kronis atau dapat dikatakan dengan berlangsung jangka waktu yang
lama. Penyakit ini juga termasuk kategori penyakit yang sangat berbahaya.
Penderita Hipertensi didunia saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta jiwa. Sebanyak
10-30% dari jumlah penduduk dewasa hampir disetiap negara. Berdasarkan data lancet ( Dalam
Mc.Marchty , 2010 ), jumlah penderita Hipertensi diseluruh dunia terus meningkat. Beberapa
negara yang tercatat sebagai penderita Hipertensi :
1. Di india penderita hipertensi tercatat 60,4 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan akan
mencapai 107,3 juta orang pada tahun 2025.
2. Di china penderita hipertensi tercatat 98,5 juta orang pada tahun 2002 dan diperkirakan akan
mencapai 151,7 juta orang pada tahun 2025.
3. Dibagian lain Asia tercatat 38,4 juta orang penderita hipertensi pada tahun 2000 dan
diperkirakan menjadi 67,4 juta orang pada tahun 2025.
4. Sedangkan di indonesia tercatat 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak
terdeteksi. Di indonesia juga banyak penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya
4% yang merupakan penderita hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa ,
sementara 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka lebih
cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor
resikonya. Dan 90% untuk penderita hipertensi esensial.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hipertensi/ Tekanan darah tinggi merupakan peningkatan tekanan darah didalam arteri. Arteri
adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari jantung dan dialirkan keseluruh jaringan
tubuh dan organ tubuh. Namun tekanan darah tinggi buka berarti emosi yang berlebiha,
walaupun emosi dapat memicu tekanan darah meningkat.
Sedangkan untuk klasifikasi penyakit Hipertensi menurut WHO , dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
3
Berdasarkan The Sixth Report Of The Join National Commite On Preventation, Detection, Evaluation ,
And Treatment Of High Bload Pressure, 1997 . Klasifikasi Hipertensi yaitu :
Hipertensi salah satu penyakit tekanan darah yang dapat mengakibatkan resiko stroke,
serangan jantung, gagal jantung, Dan merupakan faktor utama terjadinya gagal jantung kronis.
Sejalan dengan bertambah usia nya setiap orang mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan
darah sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun, Sedangkan tekanan darah diastolik
meningkatkan sampai usia 55-60 tahun. Kemudian berkurang secara perlahan bahkan
menurun drastis.
4
2. PATOFISIOLOGI PENYAKIT HIPERTENSI
*Gejala Hipertensi :
Pada umumnya hipertensi sebagian tidak menimbulkan gejala. Meskipun beberapa gejala
dapat disimpulkan sebagai gejala penyakit Hipertensi seperti, sakit kepala, pendarahan dari
hidung, wajah kemerahan & kelelahan. Namun jika hipertensi berat / lama tidak diobati bisa
menimbulkan gejala seperti :
-Sakit kepala
-Mual
-Muntah
-Kelelahan
-Gelisah
-Pandagan menjadi kabur karena mengalami kerusakan pada otak , mata, jantung dan ginjal.
Kadang hipertensi berat penutupan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi
pembengkakan otak dan keadaan ini disebut Esenfalopoti Hipertensi yang memerlukan
penanganan segara.
* Penyebab Hipertensi :
Berdasarkan faktor penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi dua, yakni hipertensi primer
dan sekunder.
Hipertensi primer atau hipertensi esensial terjadi pada 90 persen penderita penyakit tekanan
darah tinggi.
Penyebab hipertensi primer tidak diketahui dengan pasti. Namun, umumnya penyebab
hipertensi primer adalah faktor gaya hidup dan pola makan.
Sedangkan hipertensi sekunder adalah tekanan darah tinggi yang dipicu suatu kondisi atau
penyakit.
Sementara itu penyebab hipertensi yang paling sering terjadi adalah human (manusia) itu
sendiri yang berarti bisa faktor umur, genetik, jenis kelamin dan bahkan daya tahan tubuh
5
yang tidak baik namun melakukan aktivitas atau pola hidup atau bahkan makanan yang
dikonsumsinya tidak terjaga. Karena kalau dilihat dari faktor umur , prevalensi 6-15% pada
orang dewasa karena semakin bertambahnya usia dewasa pada umumnya akan mengalami
peningkatan darah tinggi . Sedangkan untuk faktor Jenis kelamin pada umumnya pria lebih
rentan terkena penyakit hipertensi dibandingkan perempuan :
Karena pada umumnya kebiasaan pria yang mengatasi streesnya dengan merokok,
meminum alkohol, kopi dan pola makan tidak baik juga dapat termasuk kategori pemicu
peningkatan tekanan darah tinggi. Namun hal tersebut tidak bisa dipungkiri hanya pada
usia tertentu dan pria saja yang dapat terkena resiko hipertensi. Siapapun dan usia
berapapun untuk di era saat ini dapat terkena hipertensi karena dengan seiring waktu
berjalan gaya hidup sudah semakin berubah. Contohnya sudah banyak anak remaja yang
sudah mencoba-coba merokok dan meminum alkohol bahkan ada juga yang bisa
dikatakan sebagai pecandu untuk hal tersebut.
Berbicara faktor tempat untuk resiko hipertensi adalah dilingkungan seseorang itu
sendiri dalam melakukan aktivitas nya. Contohnya :
- Kurangnya pelayanan kesehatan didaerah yang tidak ada aktivitas provider mengenai
hipertensi dengan perutinan check tenakan darah pada penduduk disuatu daerah/
wilayah atau bahkan tidak adanya pemberdayaan akan hal tersebut sebagai upaya
pencegahan dan pengendalian hipertensi.
Sementara itu ada banyak faktor yang terlibat dalam patofisiologi hipertensi. Faktor yang
paling berpengaruh pada hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah faktor genetik,
diet tinggi garam, kondisi hormonal, dan masih banyak faktor lainnya. Meskipun ada
pengaruh genetik, namun sampai saat ini mekanisme terjadinya hipertensi primer masih
belum diketahui dengan pasti. Untuk mengetahui patofisiologi hipertensi, berikut ini
penjelasannya secara sederhananya :
Patofisiologi hipertensi secara alami diawali dari kenaikan tekanan darah sesekali saja.
Tanpa melakukan pemeriksaan tekanan darah, Kamu tidak akan tahu kalau terjadi kenaikan
6
tekanan darah. Naiknya tekanan darah yang kadang-kadang ini, lama-kelamaan akan
semakin sering dan kemudian menetap, atau tidak bisa turun kembali.
Awalnya, penderita hipertensi tidak merasakan gejala. Jika pun ada gejala, biasanya tidak
spesifik dan berubah-ubah. Setelah penyakit berkembang menjadi hipertensi persisten
(menetap), maka patofisiologi hipertensi menjadi lebih rumit, di mana sudah melibatkan
kerusakan organ-organ lain di seluruh tubuh.
Kerusakan pembuluh darah kecil juga terjadi di seluruh organ tubuh sehingga perlahan-
lahan jantung, ginjal, retina, dan sistem saraf pusat akan mengalami kerusakan.
•Prehipertensi
Prehipertensi sering juga disebut hipertensi tahap awal, yaitu ketika hasil pemeriksaan
tekanan darah menunjukkan kenaikan tetapi belum masuk kategori hipertensi. Prehipertensi
ditandai dengan tekanan darah sistolik (angka atas) adalah 120 mmHg-139 mmHg, dan
diastolik (angka bawah) adalah 80 mmHg-89 mmHg.
Prehipertensi adalah tanda peringatan bahwa Kamu mungkin akan mengalami tekanan darah
tinggi di masa mendatang. Prehipertensi ini dapat ditemui pada usia 10-30 tahun.
Penyebabnya biasanya peningkatkan curah jantung.
• Hipertensi Tahap 1
Hipertensi tahap 1 umumnya dialami pada usia 20-40 tahun, ketika tekanan darah antara
140/90 dan 159/99. Jika sudah diketahui hipertensi seperti ini, maka harus dilakukan terapi.
7
•Hipertensi Tahap 2
Dikenal juga sebagai hipertensi tahap 2, yakni ditunjukkan dengan tekanan darah 160/100
atau lebih tinggi. Umumnya hipertensi yang sudah menetap ini diderita orang mulai usia 30-
50 tahun.
Ini adalah tahap akhir hipertensi ketika sudah terjadi komplikasi ke organ tubuh lainnya baik
ke pembuluh darah jantung, ginjal, mata, dan saraf. Usia rata-rata mulai muncul gejala
komplikasi adalah 40-60 tahun.
8
4. EPIDEMIOLOGI & FAKTOR RESIKO HIPERTENSI
A. Epidemiologi Hipertensi
Epidemiologi hipertensi secara global sangat tinggi. Angka prevalensi hipertensi terus
meningkat. Di Indonesia, Bangka Belitung merupakan provinsi dengan penderita hipertensi
terbanyak. Angka kematian akibat komplikasi penyakit hipertensi sangat tinggi.
Global
Prevalensi hipertensi terus meningkat tak hanya pada populasi di negara miskin dan
berkembang, tetapi juga di negara maju. Dalam 20 tahun, jumlah penderita bertambah 400
juta hingga total mencapai 1 triliun pengidap hipertensi pada tahun 2008. 40% penduduk
usia ≥ 25 tahun mengalami hipertensi.Tingginya kasus hipertensi diduga disebabkan oleh
peningkatan usia, obesitas, serta pola diet tinggi garam.
Di Amerika kasus hipertensi juga tinggi. Data NHANES 2012 menunjukkan 80 juta
penduduk (32,6%) usia ≥20 tahun menderita hipertensi dengan didominasi oleh laki-laki
pada populasi usia 20-45 tahun. Pada populasi 45-64 tahun jumlah penderita laki-laki
sebanding dengan perempuan. Penderita laki-laki lebih sedikit dibanding wanita pada
populasi usia >64 tahun. Data Global Burden of Disease 2015 menunjukkan tingginya angka
prevalensi penyakit jantung hipertensi mencapai sekitar 6 juta.Sebagian besar kasus
hipertensi merupakan hipertensi primer, hanya sekitar 5% yang termasuk hipertensi
sekunder.
Indonesia
Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan hipertensi diderita oleh 26,5 % penduduk
Indonesia usia ≥18 tahun. Berdasarkan sebaran, wilayah yang tinggi populasi hipertensi
yakni Bangka Belitung (30,9%), Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%)
dan Jawa Barat (29,4%).
Mortalitas
Data WHO 2015 menunjukkan penyakit kardiovaskular termasuk penyakit tidak menular
yang menyumbang angka kematian sangat tinggi yakni hingga 17,7 juta kematian. Penyakit
jantung iskemia dan stroke merupakan penyakit kardiovaskular yang menimbulkan angka
kematian tinggi dengan hipertensi sebagai salah satu faktor risiko. 9,4 juta kematian timbul
akibat komplikasi hipertensi
10
B. FAKTOR RESIKO HIPERTENSI
Hipertensi berat yang tidak terkontrol dapat membuat struktur dan fungsi jantung serta
pembuluh darah mengalami kerusakan. Akibatnya, akan muncul komplikasi hipertensi
pada jantung dan pembuluh darah, seperti:
A. Serangan jantung
Hipertensi lama-kelamaan dapat membuat pembuluh darah arteri pada jantung menjadi
keras dan mudah rusak. Jika kerusakan pada pembuluh darah jantung sudah cukup
parah, maka aliran darah menuju otot-otot jantung akan terhambat. Hal ini kemudian
dapat menyebabkan serangan jantung.
B.Gagal jantung
Tekanan darah tinggi memaksa jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa
darah. Hal ini kemudian dapat membuat dinding dan otot jantung menebal, sehingga
jantung kesulitan untuk memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Jika jantung sudah
tidak dapat memompa darah dengan baik, maka kondisi ini disebut gagal jantung.
Komplikasi hipertensi ini terjadi ketika aliran darah ke anggota tubuh tertentu, seperti
kaki, lengan, perut, dan kepala, berkurang akibat rusaknya pembuluh darah. Penyakit
arteri perifer dapat membuat bagian tubuh yang terdampak tidak berfungsi dengan baik.
Salah satu organ yang berisiko tinggi terkena kerusakan akibat komplikasi hipertensi
adalah otak. Komplikasi hipertensi pada otak ada banyak, di antaranya:
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah otak mengeras, sehingga
aliran darah di otak menjadi kurang lancar. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa
menyebabkan stroke ringan (TIA). Jika tidak ditangani, hipertensi yang sudah
menyebabkan TIA berisiko tinggi menimbulkan stroke.
11
B. Stroke
C. Aneurisma otak
Hipertensi kronis dan tidak terobati dalam jangka panjang dapat menyebabkan
terbentuknya aneurisma otak. Aneurisma pada otak ini rentan pecah dan menyebabkan
perdarahan pada otak yang sangat berbahaya.
Hipertensi yang tidak terkendali lama-kelamaan juga bisa menyebabkan aliran darah
pada otak menjadi bermasalah. Akibatnya, hipertensi dapat menyebabkan fungsi otak,
seperti berpikir, mengingat, belajar, atau berkonsentrasi, menjadi terganggu. Jika sudah
parah, kondisi ini dapat berkembang menjadi demensia.
3. Kerusakan mata
Tingginya tekanan darah dapat mengganggu fungsi retina dan saraf mata, sehingga
berpotensi membuat penglihatan menjadi terganggu. Salah satu komplikasi hipertensi
pada mata yang sering terjadi adalah retinopati hipertensi. Kondisi ini ditandai dengan
pembengkakan dan rusaknya pembuluh darah di retina, sehingga mengakibatkan
penglihatan kabur atau bahkan kebutaan.
Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan kerusakan saraf mata akibat pecahnya
pembuluh darah di dalam bola mata. Komplikasi hipertensi yang satu ini bisa
menyebabkan gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan permanen.
4. Gangguan ginjal
Jika dibiarkan tanpa penanganan, tekanan darah tinggi juga dapat merusak pembuluh
darah di ginjal dan mengganggu kemampuan organ tersebut untuk berfungsi dengan
baik. Lama-kelamaan, hipertensi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi
berupa gagal ginjal.
12
5.Sindrom metabolik
Komplikasi hipertensi yang satu ini akan membuat penderitanya rentan terserang
diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
6. Disfungsi seksual
Hipertensi dapat menghalangi aliran darah ke penis dan menyebabkan disfungsi ereksi
pada pria, terutama penderita diabetes. Sementara pada wanita, hipertensi dapat
menurunkan libido (hasrat atau gairah seksual), serta membuat vagina kering dan sulit
orgasme.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan hipertensi yang dapat menyembuhkan penyakit
ini sepenuhnya. Penanganan hanya bertujuan untuk menjaga agar tekanan darah
terkendali dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi hipertensi. Oleh sebab itu, agar
Anda terhindar dari hipertensi dan komplikasinya, praktikkanlah pola hidup yang sehat.
Mulai sekarang batasi asupan garam harian (tidak melebihi 2 sendok teh per hari), rutin
berolahraga, jaga berat badan ideal, hindari minuman beralkohol, tidak merokok, kelola
stres dengan baik, dan lakukan pemeriksaaan tekanan darah secara rutin dengan
tensimeter di rumah.
Namun, apabila Anda sudah memiliki hipertensi, penting juga untuk memeriksakan
kondisi kesehatan ke dokter secara rutin, agar komplikasi hipertensi dapat dicegah.
13
5. PENCEGAHAN & PENGENDALIAN HIPERTENSI
Pencegahan dan penanganan hipertensi merupakan tantangan yang perlu dihadapi oleh ilmu
kesehatan masyarakat. Jika kenaikan tekanan darah seiring bertambahnya usia dapat
dicegah, maka akan terdapat banyak penyakit kardiovaskular, stroke dan penyakit ginjal
yang dapat dicegah. Beberapa faktor penyebab yang dapat dilakukan :
- Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30 menit per hari
minimal 5x/minggu)
Poin-poin tersebut sangat mudah dilakukan dan wajib untuk menimimalisir tingkat resiko
Hipertensi.
14
BAB III
PENUTUPAN
1. KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan dara sistolik 2140mmHg dan
tekanan darah diastoltik >90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang berbahaya karena
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya
dibagi menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang
tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh
penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin atau karena penyakit
koartasio aorta.
B. SARAN
Selalu menjaga kesehatan. Kesehatan merupakan anugrah yang tak temilai harganya. Karena
di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Makanlah makanan yang bergizi tinggi yang dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh kita
rajin berolahraga.
15