HIPERTENSI
Oleh:
Preseptor:
Dr. dr. Bobby Indra Utama, Sp.OG(K)
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas rahmat Allah SWT karena atas kehendak-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan keluarga binaan dengan judul “Hipertensi”. Makalah
ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam program FOME Klinik periode 22
Agustus – 22 September 2022. Selain itu, besar harapan penulis dengan adanya
makalah ini mampu menambah pengetahuan para pembaca mengenai Hipertensi
mulai dari definisi hingga penatalaksananya berdasarkan pendekatan kedokteran
keluarga.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Dr. dr. Bobby Indra Utama, Sp.OG (K) selaku preseptor pada program FOME
Klinik yang telah memberikan masukan yang berguna dalam proses penyusunan
makalah ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Puskesmas
Seberang Padang yang juga turut membantu dalam upaya penyelesaian laporan
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan
bahasa maupun sistematika penulisan laporan ini. Kritik dan saran pembaca
sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap kiranya makalah ini dapat
menjadi masukan yang berguna dan bisa menjadi informasi bagi tenaga medis dan
profesi lain yang terkait dengan masalah kesehatan khususnya mengenai
“Hipertensi”.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
2.1. Definisi............................................................................................................6
2.2. Epidemiologi...................................................................................................6
2.4. Patofisiologi....................................................................................................7
2.7. Tatalaksana...................................................................................................13
2.8. Komplikasi....................................................................................................13
2.9. Prognosis.......................................................................................................14
BAB IV DISKUSI.................................................................................................38
BAB V KESIMPULAN........................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
LAMPIRAN……………………………………………………………………...46
3
BAB 1
PENDAHULAN
4
Terapi non farmakologi berdasarkan ESH/ESC 2018 meliputi perubahan gaya
hidup, pembatasan diet natrium, mengurangi konsumsi alkohol, penguranganberat
badan, berhenti merokok dan aktivitas fisik teratur. Sedangkan tata laksana farmakologis
dengan menggunakan obat antihipertensi yang dapat dimulai dengansatu obat atau
kombinasi obat.1
Makalah ini membahas tentang definisi hingga prognosis dari hipertensi, laporan
kasus, analisis masalah keluarga, dan family wellness plan dari keluarga binaan.
1.3. Tujuan Penulisan
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipertensi derajat
1 140-159 atau 90-99
≥160 atau
Hipertensi derajat ≥90
2
6
2.2 Epidemiologi
Hipertensi merupakan salah satu komorbiditas yang signifikan dalam
perkembangan berbagai macam penyakit diantaranya seperti stroke, infark
miokard, gagal jantung, dan gagal ginjal.9 Lebih dari satu miliar orang dewasa di
seluruh dunia memiliki hipertensi dengan persentasi mencapai hingga 45% dari
populasi orang dewasa.10 Hipertensi merupakan diagnosis primer yang umum
ditemukan di Amerika Serikat dan diperkirakan sekitar 86 juta (34%) populasi
dewasa (≥20 tahun) di Amerika Serikat menderita hipertensi dengan angka
kejadian yang relatif sama antara wanita dan pria. 11 Penelitian terbaru
memperkirakan jumlah pasien dengan hipertensi akan meningkat sebanyak 15
hingga 20%, yang dapat mencapai hampir 1,5 miliar pada tahun 2025.12
Prevalensi hipertensi bervariasi di seluruh dunia, dengan prevalensi
terendah di pedesaan India (3,4% pada pria dan 6,8% pada wanita) dan prevalensi
tertinggi di Polandia (68,9% pada pria dan 72,5% pada wanita). Pengobatan
bervariasi dari 10,7% di Meksiko hingga 66% di Barbados dan kontrol (tekanan
darah <140/90 mmHg saat menggunakan obat antihipertensi) bervariasi dari 5,4%
di Korea hingga 58% di Barbados.13
Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 34,11% diambil dari data
Riskesdas tahun 2018 berdasarkan pengukuran pada penduduk >18 tahun.
Provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi yaitu di Kalimantan Selatan,
sebanyak 44,3%. Sedangkan prevalensi hipertensi di Sumatera Barat
mencapai25,16%. Kelompok usia terbanyak menderita hipertensi adalah kelmpok
usia diatas 75 tahun (69,53%). Berdasarkan jenis kelamin hipertensi banyak
dialami oleh perempuan (36,85%). Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan,
hipertensi banyak dialami oleh orang yang tidak berpendidikan (51,55%).
Berdasarkan jenis pekerjaan hipertensi banyak dialami oleh orang yang tidak
bekerja (39,73%)disusul oleh jenis pekerjaan PNS/TNI/PORLI/BUMN/BUMD
(36,91%). Hipertensi lebih banyak dialami oleh penduduk yang tinggal di
perkotaan (34,43%).12,13
2.4 Patofisiologi
8
utama,
9
terutama pada latar belakang penyakit menular atau reumatologis seperti
rheumatoid arthritis.17
10
Perlu dilakukan identifikasi faktor yang berkontribusi terhadap
perkembangan hipertensi, faktor risiko kardiovaskular lain, penyakit
penyerta, gaya hidup, obat-obatan, kepatuhan dalam konsumsi obat, waktu
pertama kali didiagnosis hipertensi dan pemeriksaan sebelumnya, riwayat
kehamilan dan penggunaan kontrasepsi oral, riwayat menopause, dan
riwayat penyakit keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak sehat, bisa sakit ringan hingga berat jika ada
komplikasi hipertensi ke organ lain. Dapat dilakukan penilaian IMT dan
lingkar pinggang, dan untuk evaluasi tanda HMOD dapat dilakukan
pemeriksaan neurologis dan status kognitif, Pemeriksaan funduskopi untuk
hipertensi retinopati, Palpasi dan auskultasi jantung dan arteri karotis,
Palpasi arteri perifer, untuk evaluasi hipertensi sekunder bisa ditemukan
cafe au lait neurofibromatosis pada inspeksi kulit, palpasi ginjaluntuk
tanda pembesaran ginjal pada penyakit ginjal polikistik, auskultasi jantung
dan arteri renal apakah terdengar murmur, membandingkan denyutnadi
radial dan femoral untuk mendeteksi radio-femoral delai pada aortic
coarctation, tanda cushing’s disease atau acromegaly, tanda penyakit
tiroid.
12
2.7 Tatalaksana
1. Non medikamentosa27
Intervensi pola hidup:
Pola hidup sehat dapat mencegah ataupun memperlambat awitan
hipertensi dan dapat mengurangi risiko kardiovaskular. Pola hidup sehat
juga dapat memperlambat ataupun mencegah kebutuhan terapi obat pada
hipertensi derajat 1, namun sebaiknya tidak menunda inisiasi terapi obat
pada pasien dengan HMOD atau risiko tinggi kardiovaskular. Pola hidup
sehat telah terbukti menurunkan tekanan darah yaitu pembatasan
konsumsigaram dan alkohol, peningkatan konsumsi sayuran dan buah,
penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal, aktivitas fisik
teratur, serta menghindari rokok.
a. Pembatasan konsumsi garam
Terdapat bukti hubungan antara konsumsi garam dan hipertensi.
Konsumsi garam berlebih terbukti meningkatkan tekanan darah dan
meningkatkan prevalensi hipertensi. Rekomendasi penggunaan
natrium (Na) sebaiknya tidak lebih dari 2 gram/hari (setara dengan 5-6
ram NaCl perhari atau 1 sendok teh garam dapur). Sebaiknya
menghindari makanan dengan kandungan tinggi garam.
a. Perubahan pola makan
Pasien hipertensi disarankan untuk konsumsi makanan seimbang yang
mengandung sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan segar, produk
susu rendah lemak, gandum, ikan, dan asam lemak tak jenuh (terutama
minyak zaitun), serta membatasi asupan daging merah dan asam lemak
jenuh.
b. Penurunan berat badan dan menjaga berat badan ideal
Terdapat peningkatan prevalensi obesitas dewasa di Indonesia dari
14,8% berdasarkan data Riskesdas 2013, menjadi 21,8% dari data
Riskesdas 2018. Tujuan pengendalian berat badan adalah mencegah
obesitas (IMT >25 kg/m2), dan mentargetkan berat badan ideal (IMT
18,5 – 22,9 kg/m2) dengan lingkar pinggang <90 cm (laki-laki) dan
<80 cm (perempuan).
c. Olahraga teratur
13
Olahraga aerobik teratur bermanfaat untuk pencegahan dan
pengobatan hipertensi, sekaligus menurunkan risiko dan mortalitas
kardiovaskular. Olahraga teratur dengan intensitas dan durasi ringan
memiliki efek penurunan TD lebih kecil dibandingkan dengan latihan
intensitas sedang atau tinggi, sehingga pasien hipertensi disarankan
untuk berolahraga setidaknya 30 menit latihan aerobik dinamik
berintensitas sedang (seperti: berjalan, joging, bersepeda, atau
berenang) 5-7 hari per minggu.
d. Berhenti merokok
Merokok merupakan faktor risiko vaskular dan kanker, sehingga status
merokok harus ditanyakan pada setiap kunjungan pasien dan penderita
hipertensi yang merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok.
2. Medikamentosa27
Strategi pengobatan yang dianjurkan pada panduan penatalaksanaan
hipertensi saat ini adalah dengan menggunakan terapi kombinasi pada
sebagian besar pasien, untuk mencapai tekanan darah sesuai target.Bila
memungkinkan dalam bentuk single pill combination (SPC), untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan.
a. Obat untuk penatalaksanaan hipertensi dan kontraindikasipemberian
obat antihipertensi
Lima golongan obat antihipertensi utama yang rutin direkomendasikan
yaitu: ACEi, ARB, beta bloker, CCB dan diuretik.
14
Gambar 2.2 Obat antihipertensi oral1
15
2.8 Komplikasi
2.9 Prognosis
Prognosis tergantung pada kontrol tekanan darah dan hanya
menguntungkan jika tekanan darah mencapai kontrol yang memadai.
Namun, komplikasi dapat terjadi pada beberapa pasien karena hipertensi
adalah penyakit progresif. Kontrol yang memadai dan langkah-langkah gaya
hidup hanya berfungsi untuk menunda perkembangan dan perkembangan
gejala sisa seperti penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal.9
16
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.2 Anamnesis
Pasien perempuan usia 49 tahun dilakukan kunjungan ke rumah (home
visit) dalam periode September 2022 dengan :
17
- Nyeri pada bagian belakang leher dan rasa pegal-pegal pada punggung,
tangan, serta kaki.
- Riwayat jantung berdebar-debar tidak ada.
- Riwayat kelemahan pada tangan dan kaki tidak ada.
- Riwayat gangguan penglihatan tidak ada.
- Riwayat mual dan muntah tidak ada.
- Riwayat demam, batuk, dan flu tidak ada.
- BAB dan BAK tidak ada keluhan.
18
3.2.5 Riwayat Pengobatan
Pasien mengonsumsi amlodipin tablet 5 mg 1 kali sehari pada saat kontrol
rutin ke Puskesmas Seberang Padang.
19
- Anemis : tidak ada
- Sianosis : tidak ada
20
- Inspeksi : distensi (-), jejas (-)
- Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
- Perkusi : timpani pada seluruh kuadran abdomen
- Auskultasi : bising usung (+) kesan normal
- Ekstremitas : deformitas (-), akral hangat, CRT <2 detik, edema (-/-),
clubbing finger (-/-)
3.4 Diagnosis
Hipertensi stage II
3.5 Tatalaksana
3.5.1 Non Medikamentosa
- Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang dialaminya, komplikasi
yang dapat muncul, dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengontrol
penyakit tersebut.
- Meminta pasien kontrol tekanan darah secara rutin ke puskesmas sekali
sebulan serta kembali melanjutkan pengobatan hipertensi.
- Apabila muncul gejala komplikasi pada jantung, otak, ginjal atau organ
lainnya yang berhubungan dengan penyakit pasien agar segera ke
puskesmas atau fasilitas kesesehatan terdekat
- Menjaga pola makan dengan mengurangi makanan yang mengandung
garam.
- Menghindari stress. Ciptakan suasana yang menenangkan bagi pasien
hipertensi.
- Anjurkan kepada pasien penderita hipertensi untuk melakukan aktifitas
seperti jalan santai selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
- Meminta pasien untuk berjemur pada pagi atau sore hari.
- Hindari aktivitas yang memerlukan kekuatan atau memiliki beban yang
berat.
3.5.2 Medikamentosa
- Amlodipin tab 10 mg 1x1 tablet per oral (PO).
21
3.6 Prognosis
- Quo ad vitam : bonam
- Quo ad santionam : dubia ad bonam
- Quo ad functionam : bonam
3.7 Resep
PRAKTIK UMUM
dr. …………
SIP No V/2022
Praktik Senin-Sabtu
08.00-14.00
Jl. Air Camar NO. 16 Padang
Telp. (0751) 223344
Pro : Ny. T
Umur : 49 tahun
Alamat : Jl. Alang Lawes IV No.4
22
3.8.1 Genogram
23
G Saya puas bahwa keluarga saya V
menerima dan mendukung
keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau hal
baru
A Saya puas dengan cara keluarga V
saya mengekspresikan afek dan
berespons terhadap emosi-emosi
saya
R Saya puas dengan cara keluarga V
saya dan saya menyediakan
waktu bersama
24
3.8.3 Family Ecomap
Sosial
Kultur
Ibu Tasni dan keluarga bersuku Minang yang mengikuti adat istiadat,
norma, dan bahasa Minang.
Religi
Ekonomi
Ibu Tasni seorang ibu rumah tangga tidak bekerja dan tinggal bersama
25
suami dan anak-anaknya. Sehari-hari mendapatkan uang dari suami dan
anaknya yang sudah bekerja. Untuk kebutuhan primer saat ini dapat
terpenuhi.
Edukasi
Medical (Kesehatan)
Ibu Tasni tidak kontrol hipertensi nya ke Puskesmas sejak tahun 2019,
dikarenakan dapat informasi bahwa obat hipertensi dapat mempengaruhi
pendengaran. Keluarga bu Tasni semuanya memiliki KIS.
26
3.8.6 Family Circle
27
Biologis: 1. Menilai fungsi biologis Keluarga memiliki
Adalah sikap dan perilaku keluarga berjalan fungsi biologis yang
keluarga selama ini dalam dengan baik atau tidak cukup baik, terutama
menghadapi risiko 2. Mengidentifikasi Ibu Tasni memiliki
masalah biologis, kelemahan atau kemampuan adaptasi
pencegahan, cara disfungsi biologis dalam yang baik dalam
mengatasinya dan keluarga melayani suami dan
beradaptasi dengan 3. Menjelaskan dampak merawat anaknya.
masalah biologis (masalah disfungsi biologis
fisik jasmaniah) terhadap keluarga
28
Psikologis : 1. Mengidentifikasi Hubungan psikologis
Adalah sikap dan sikap dan perilaku antara pasien dan
perilaku keluarga selama keluarga dalam anggota keluarga
ini dalam membangun membangun hubungan berjalan dengan baik.
hubungan psikologis psikologis internal antar Ibu Tasni bersama
internal antar anggota anggota keluarga suami dan anak-
keluarga. Termasuk 2. Mengidentifikasi anaknya saling
dalam hal memelihara cara keluarga dalam hal bercerita apabila ada
kepuasan psikologis memelihara kepuasan masalah tertentu.
seluruh anggota keluarga psikologis seluruh anggita
dan manajemen keluarga keluarga.
dalam menghadapi 3. Identifikasi dan
masalah psikologis menilai menajemen
keluarga dalam
menghadapi masalah
psikologis.
29
Sosial : 1. Menilai sikap dan Hubungan Ibu Tasni
Adalah sikap dan perilaku keluarga selama dengan tetangga
perilaku keluarga selama ini dalam sekitar baik, sering
ini dalam mempersiapkan anggota bersosialisasi dan
mempersiapkan anggota keluarga untuk terjun ke berkunjung ke rumah
keluarga untuk terjun ke tengah masyarakat. tetangga. Tidak ada
tengah masyarakat. 2. Membuat daftar konflik dengan
Termasuk di dalamnya pendidikan formal dan tetangga.
pendidikan formal dan informal (temasuk
informal untuk dapat kegiatan organisasi) yang
mandiri. didapat anggota keluarga
untuk dapat mandiri di
tengah masyarakat.
30
Pencegahan - Semua anggota keluarga Perhatian pasien dan
spesifik sudah vaksin dosis kedua keluarga terhadap
Termasuk perilaku COVID-19 kecuali bu Tasni pencegahan penyakit
imunisasi anggota dikarenakan saat akan dinilai cukup baik.
keluarga, gerakan vaksin tekanan darahnya
pencegahan tinggi
penyakit lain yang - Semua anggota
telah dianjurkan keluarga belum
(baik penyakit melakukan vaksin
menular maupun booster
tidak menular)
31
Latihan jasmani/ Paisen dan anggota keluarga Perhatian suami, anak,
Aktifitas fisik : jarang mengikuti kegiatan menantu dan pasien
Kegiatan senam atau kegiatan latihan terhadap latihan
keseharian untuk jasmani lainnya. Namun, jasmani dinilai cukup
menggambarkan pasien setiap pagi berjalan baik.
apakah sedentary pergi ke pasar.
life cukup atau
teratur dalam
latihan jasmani.
Physical exercise
tidak selalu harus
berupa olahraga.
Penggunaan pelayanan Keluarga jarang Dalam penggunaan
kesehatan : memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Perilaku keluarga apakah pelayanan kesehatan. Pasien dinilai kurang baik.
datang ke posyandu, dan keluarga pasien hanya
puskesmas, dsb untuk datang ke fasilitias pelayanan
preventif atau hanya kesehatan jika ada keluhan
kuratif ke pengobatan saja.
komplimenter dan
alternative (sebutkan
jenisnya dan berapa
keseringannya)
32
3.8.9 Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan
Keluarga Tabel 3.6 Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan
Keluarga
Kesimpulan pembina
Faktor Keterangan untuk faktor
pelayanan kesehatan
33
sehingga pertukaran udara dan
jumlah sinar
matahari yang masuk tidak
memadai
Listrik : Ada
Ventilasi :
Kelembapan rumah : Kurang baik
Kurang
Bantuan ventilasi didalam rumah : baik
Kipas angin
Kebersihan dalam rumah Cukup
Tata letak barang dalam rumah :
Kurang
Kurang tersusun rapi baik
Kamar mandi : Ada
Jamban : Kamar mandi
Saluran pembuangan : Ada Cukup
Sumber air bersih : Sumur
Sumber air minum : Galon isi ulang
34
d. Riwayat penyakit : Hipertensi
b. Masalah Internal
- Masih kurang kesadaran terhadap bahaya merokok.
c. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Penyelesaian Masalah
- Faktor Pendukung
Keluarga pasien kooperatif dalam penyelesaian masalah kesehatan
pasien.
Keluarga pasien mau terbuka mengenai keluhan penyakit pasien.
- Faktor Penghambat
Kurangnya kesadaran pasien terhadap bahaya kebiasan merokok.
d. Pemecahan Masalah
Bapak Rafli
Promotif dan Preventif
Menjelaskan mengenai bahaya merokok bagi kesehatan, terutama bagi
kesehatan paru-paru.
Melakukan aktivitas fisik selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali
seminggu.
Menjaga pola makan dengan gizi seimbang.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Istirahat yang cukup minimal 8 jam per hari dan manajemen stres.
Melakukan upaya berhenti merokok secara bertahap secara mandiri
atau konseling dengan tenaga kesahatan Puskesmas.
Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin seperti cek tekanan darah,
gula darah, kolesterol, dan asam urat ke Puskesmas sekali sebulan.
Ibu Tasni
Promotif dan Preventif
Menjelaskan mengenai penyakit hipertensi, komplikasi, dan cara pencegahan
komplikasi.
Mengedukasi bahwa obat anti hipertensi harus diminum setiap hari.
Mengedukasi bahwa makan garam itu boleh namun porsi nya dikurangi.
Melakukan aktivitas fisik selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali
seminggu.
Menjaga pola makan dengan gizi seimbang.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Istirahat yang cukup minimal 8 jam per hari dan manajemen stres.
36
Edukasi mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Melakukan pemeriksaan pap smear.
Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin seperti cek tekanan darah,
gula darah, kolesterol, dan asam urat ke Puskesmas sekali sebulan.
Yulliani Parsangka
Promotif dan Preventif
Edukasi tentang kesehatan reproduksi.
Edukasi untuk menyusui anak selama 2 tahun minimal.
Edukasi untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Edukasi orang tua mengenai gizi seimbang.
Edukasi mengenai pemberian makanan anak berkisar antara 3-4 kali sehari.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Istirahat cukup minimal 8 jam per hari.
Dio Yudha Taruna
Promotif dan Preventif
Menjelaskan mengenai bahaya merokok bagi kesehatan, terutama bagi
kesehatan paru-paru.
Melakukan aktivitas fisik selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali
seminggu.
Menjaga pola makan dengan gizi seimbang.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Istirahat yang cukup minimal 8 jam per hari dan manajemen stres.
Melakukan upaya berhenti merokok secara bertahap secara mandiri
atau konseling dengan tenaga kesahatan Puskesmas.
Yudifantara
Promotif dan Preventif
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Mengedukasi agar menjaga pola makan teratur dan bergizi karena masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan.
Mengedukasi bahwa diusianya untuk mencoba untuk menyelesaikan masalah lalu
dijadikan pembelajaran.
Istirahat yang cukup minimal 8 jam per hari dan manajemen stres.
Ramadino
37
Promotif dan Preventif.
Menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Mengedukasi agar menjaga pola makan teratur dan bergizi karena masih dalam tahap
pertumbuhan dan perkembangan.
Mengedukasi bahwa diusianya untuk mencoba untuk menyelesaikan masalah lalu
dijadikan pembelajaran.
Istirahat yang cukup minimal 8 jam per hari dan manajemen stres.
38
Dio (23 - Rajin konsumsi Periksakan diri ke -
tahun) makan-makanan yang Puskesmas untuk
bergizi, porsi cek tekanan darah,
glukosa, kolesterol
makanan disesuaikan
dan asam urat
dengan isi piringku secara teratur
kemenkes
- Membiasakan cuci
tangan pakai sabun
dan menggunakan
masker setiap keluar
rumah.
- Melakukan aktivitas
intensitas ringan 3-4 x
seminggu
Yudi - Rajin konsumsi Pemauntauan
makan-makanan yang pertumbuhan dan
bergizi, porsi perkembangan ke
Puskesmas
makanan disesuaikan
(16 tahun)
dengan isi piringku
kemenkes
- Membiasakan cuci
tangan pakai sabun
dan menggunakan
masker setiap keluar
rumah.
- Melakukan aktivitas
intensitas ringan 3-4 x
seminggu
39
Rahmadin - Rajin konsumsi Pemauntauan
(13 tahun) makan-makanan yang pertumbuhan dan
bergizi, porsi perkembangan ke
Puskesmas
makanan disesuaikan
dengan isi piringku
kemenkes
- Membiasakan cuci
tangan pakai sabun
dan menggunakan
masker setiap keluar
rumah.
- Melakukan aktivitas
intensitas ringan 3-4 x
seminggu
40
BAB 4
DISKUSI
Pasien sudah dikenal dengan hipertensi sejak ± 3 tahun yang lalu. Tekanan
darah sistolik tertinggi yang pernah diukur adalah 200 mmHg. Setelah ditanyakan
pasien sudah tidak mengonsumsi obat anti hipertensi sejak 2 minggu yang lalu.
Sebelumnya pasien mendapatkan amlodipin tablet 5 mg 1 kali sehari.
Dari data keluarga didapatkan saat ini pasien tinggal bersama suami dan
anak-anak. Bentuk keluarga pasien adalah nuclear family yaitu terdiri dari suami
dan anak-anaknya. Pasien saat ini bekerja sebagai rumah tangga dan kader
kesehatan. Kebutuhan materi keluarga dipenuhi dari penghasilan suami dan anak
kedua pasien. Keluarga mendukung untuk segera berobat jika terdapat anggota
41
keluarga yang sakit. Seluruh anggota keluarga pasien terdaftar sebagai anggota
jaminan kesehatan nasional yaitu KIS (Kartu Indonesia Sehat). Perilaku berobat
keluarga memeriksakan diri ke layanan kesehatan jika keluhan menggangu
kegiatan sehari-hari sehingga masih bersifat kuratif. Keluarga pasien berobat ke
puskesmas. Jarak rumah ke puskesmas ± 1 kilometer. Pada ibu pasien didapatkan
riwayat stroke dan hipertensi.
Rumah berukuran 5x6 m2 tidak bertingkat. Terdapat satu ruang tamu, dua
kamar tidur, satu dapur dan satu toilet dengan WC jongkok berada di luar rumah.
Lantai semen, dinding terbuat dari kayu. Pada saat kunjungan didapatkan
kebersihan rumah yang kurang baik. Fasilitas dapur menggunakan kompor
minyak tanah, air minum diperoleh dari air galon isi ulang, sumber air diperoleh
dari air sumur. Pasien tidak memiliki halaman rumah. Rumah sudah
menggunakan listrik. Penerangan dan ventilasi kurang baik, jendela tidak ada
pada masing-masing kamar. Kebersihan lingkungan sekitar rumah kurang baik,
tampak sampah berserakan di area sekitar.
42
Intervensi pada pasien ini dilakukan secara patient center, pada pasien
diberikan tatalaksana medikamentosa dan non medikamentosa. Pasien diberikan
edukasi mengenai penyakit yang dialami yaitu hipertensi, pengobatan yang tepat,
hingga komplikasi yang dapat timbul jika pasien tidak kontrol, diharapkan pasien
memiliki keinginan pasien untuk melanjutkan pengobatan kontrol rutin ke
puskesmas. Edukasi lain mengenai pola makan diet rendah garam yang dapat
diterapkan oleh pasien, aktivitas yang dapat dilakukan yaitu jalan santai selama 30
menit sebanyak 3-4 kali seminggu, menghindari aktivitas berat, menghindari
faktor pencetus seperti stress dengan menciptakan suasana yang nyaman. Edukasi
ini diberikan bersama preceptor pada home visit 2.
43
BAB 5
KESIMPULA
N
44
DAFTAR PUSTAKA
45
blood pressure from 1975 to 2015: a pooled analysis of 1479
population-based measurement studies with 19·1 million participants.
Lancet. 2017 Jan 07;389(10064):37-55.
11. Benjamin EJ, Blaha MJ, Chiuve SE, et al, for the American Heart
AssociationStatistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee.
Heart disease and stroke statistics-2017 update. a report from the
American Heart Association. Circulation. 2017 Mar 7. 135 (10).
12. Kemenkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
Indonesia tahun 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018. 2018. p. 152–63.
13. L. J. Mullins, M. A. Bailey, and J. J. Mullins, “Hypertension, kidney,
and transgenics: a fresh perspective,” Physiological Reviews, vol. 86,
no. 2, pp. 709–746, 2006.
14. Populations T variation and factors influencing vertical migration behavior
inD. Hypertension. Physiol Behav. 2017;176(1):139–48.
15. Cheung BMY, Li C. Diabetes and hypertension: is there a common
metabolicpathway? Curr Atheroscler Rep. 2012;14(2):160–6.
16. Harrison DG. The mosaic theory revisited: common molecular
mechanisms coordinating diverse organ and cellular events in
hypertension. J Am Soc Hypertens. 2013;7(1):68–74.
17. Singh AK, Williams GH. Textbook of nephro-endocrinology.
AcademicPress; 2009.
18. Wilck N, Matus MG, Kearney SM, Olesen SW, Forslund K,
Bartolomaeus H,et al. Salt-responsive gut commensal modulates TH
17 axis and disease. Nature. 2017;551(7682):585–9.
19. McCurley A, Jaffe IZ. Mineralocorticoid receptors in vascular
function and disease. Mol Cell Endocrinol. 2012;350(2):256–65.
20. de Leeuw PW, Bisognano JD, Bakris GL, Nadim MK, Haller H,
Kroon AA. Sustained reduction of blood pressure with baroreceptor
activation therapy: results of the 6-year open follow-up. Hypertension.
2017;69(5):836–43.
21. Grassi G, Seravalle G, Quarti-Trevano F, Scopelliti F, Dell’Oro R,
Bolla G, et al. Excessive sympathetic activation in heart failure with
obesity and metabolic syndrome: characteristics and mechanisms.
Hypertension. 2007;49(3):535–41.
22. Augustyniak RA, Picken MM, Leonard D, Zhou XJ, Zhang W, Victor
RG. Sympathetic nerves and the progression of chronic kidney disease
during 5/6 nephrectomy: studies in sympathectomized rats. Clin Exp
Pharmacol Physiol.2010;37(1):12–8.
23. Dibona GF. Sympathetic nervous system and hypertension.
Hypertension. 2013;61(3):556–60.
24. Ayub T, Khan SN, Ayub SG, Dar R, Andrabi KI. Reduced nitrate level
in individuals with hypertension and diabetes. J Cardiovasc Dis Res.
46
2011;2(3):172–6.
25. Smith PA, Graham LN, Mackintosh AF, Stoker JB, Mary DASG.
Relationship between central sympathetic activity and stages of
human hypertension. Am J Hypertens. 2004;17(3):217–22.
26. H. Takahashi, M. Yoshika, Y. Komiyama, and M. Nishimura, “The
central mechanism underlying hypertension: a review of the roles of
sodium ions, epithelial sodium channels, the reninangiotensin-
aldosterone system, oxidative stress and endogenous digitalis in the
brain,” Hypertension Research, vol. 34, no. 11, pp. 1147–1160, 2011.
27. Lukito AA, Harmeiwaty E, Hustrin NM. Konsensus Penatalaksanaan
Hipertensi 2019 di Indonesia. Indonesian Society of Hypertension
Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. 2019.
28. Rapsomaniki E, Timmis A, George J, Pujades-Rodriguez M, Shah AD,
27 Denaxas S, et al. Blood pressure and incidence of twelve
cardiovascular diseases: lifetime risks, healthy life-years lost, and age-
specific associations in 1·25 million people. Lancet.
2014;383(9932):1899–911.
29. Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J
(eds.) Harrison’s principles of internal medicine. Edisi ke-18. New
York: Mc GrawHill; 2011.
30. Ibrahim. Asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi. Idea
Nursing Journal. 2010;2(1):60-
47
LAMPIRAN
48
Gambar 3. Kamar mandi di dalam rumah
49
b. Kegiatan Home Visit
Hari/
Kegiatan Dokumentasi
Tanggal
3-9-2022 Intervensi 1 :
Perkenalan dan meminta
izin untuk dilakukan
kegiatan home visit
keluarga binaan yang
didampingi oleh
preseptor
8-9-2022 Intervensi 2 :
Melakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik
kepada pasien
Mengidentifikasi
masalah yang
berhubungan dengan
kesehatan pada pasien
dan keluarga
17-9-2022 Intervensi 3 :
Skrining kesehatan
pada keluarga
Edukasi kepada pasien
untuk memperhatikan
minum obat anti
hipertensi teratur
Edukasi kepada
keluarga untuk
memperhatikan
kesehatan dan
kebersihan
lingkungan
50
51