Anda di halaman 1dari 25

Case Report Session

HIPERTENSI

Oleh :
Rahmalia Ulfa
1610070100002

Preseptor :

dr. Uswatun Hasanah

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR PUBLIC HEALTH
PUSKESMAS NAN BALIMO
KOTA SOLOK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus ini
dengan judul “Hipertensi” yang merupakan salah satu tugas kepaniteraan klinik dari
Bagian Public Health.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada dr.
Uswatun Hasanah selaku pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan kasus ini tepat waktu demi memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik
Senior.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca untuk
penyempurnaan laporan kasus ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Solok, 31 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
2.1 Definisi .............................................................................................................. 3
2.2 Etiologi .............................................................................................................. 3
2.3 Klasifikasi .......................................................................................................... 4
2.4 Faktor Risiko ..................................................................................................... 5
2.5 Gejala ................................................................................................................. 7
2.6 Komplikasi......................................................................................................... 7
2.7 Penatalaksanaan................................................................................................. 8
BAB III LAPORAN KASUS ........................................................................................... 10
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan yang sangat serius saat ini. Hipertensi yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar
terkena penyakit jantung kongestif, dan 3 kali lebih besar terkena serangan
jantung.2
Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat dilakukan pemeriksaan fisik
karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer.
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan
masyarakat, sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu.3
Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari World
Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi
pada Negara berkembang mencapai 40%, sedangkan di negara maju hanya 35%.
Penderita hipertensi usia dewasa di Kawasan Asia Tenggara terdiri dari 36%.
Menurut Perwakilan WHO untuk Indonesia mengungkapkan bahwa terjadi
peningkatan pada jumlah penderita hipertensi sebesar 13%, baik pada pria
maupunwanita.4
Adapun faktor- faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi dibagi
dalam dua kelompok besar, yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah
seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola
makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain.1
Saat ini terdapat kecenderungan pada masyarakat perkotaan lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain
dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan
dengan risiko hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga,

1
merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya. Perubahan
gaya hidup seperti perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang
mengandung banyak lemak, protein, dan tinggi garam tetapi rendah serat,
membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit
degeneratif seperti hipertensi.6
1.2 TujuanPenulisan
Mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan hipertensi mulai
definisi hinggapenatalaksanaan.
1.3 ManfaatPenulisan
a. Bagi Penulis
Sebagai acuan dalam mempelajari, memahami, dan mengembangkan teori
mengenai hipertensi.
b. Bagi InstitusiPendidikan
Dapat dijadikan sumber referensi atau bahan perbandingan bagi kegiatan yang
ada kaitannya dengan pelajaran, khususnya yang berkaitan dengan hipertensi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan
memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari
suatuperiode.7
Hipertensi disebut juga sebagai “silent killer” karena orang dengan hipertensi
sering tidak menampakan gejala. Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah
memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya
sehingga harus di pantau dengan interval teratur karena merupakan kondisi seumur
hidup.3
2.2 Etiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut


Price dan Wilson dalam Syamsudin yaitu: 8
1. Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer
Hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), walaupun dikaitkan
dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak (inaktivitas) dan
pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. Faktor yang
diduga berkaitan dengan berkembangnya hipertensi antara lain genetik, jenis
kelamin dan usia, diet, berat badan, serta gayahidup.
2. HipertensiSekunder
Hipertensi sekunder merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi. Hipertensi
sekunder didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu
kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan
tiroid, hipertensi endokrin, hipertensi renal dan kelainan sarafpusat.

3
2.3 Klasifikasi
a. Klasifikasi Menurut Joint National CommiteVII
Klasifikasi hipertensi menurut JNC (Joint Committe on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) dikaji oleh 33 ahli hipertensi
nasional Amerika Serikat yang dapat dilihat pada tabel berikut. 9
Tabel 2.1: Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood
Pressure)
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol
menurut JNC 7 (mmHg) (mmHg)

Normal < 120 < 80

Pra-Hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi

Tahap 1 140-159 90-99

Tahap 2 ≥ 160 ≥ 100

(Sumber: Nurhaedar Jafar, 2010)


b. Klasifikasi Menurut WHO (World HealthOrganization)
WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG)
telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal, normal-
tinggi, hipertensi ringan, hipertensi sedang, dan hipertensi berat. 9

4
Tabel 2.2: Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal <130 <85
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Tingkat I (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99
Tingkat II (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109
Tingkat III (Hipertensi Berat) ≥180 ≥110
Hipertensi Sistol Terisolasi ≥140 <90
(Isolated Systolic Hypertension)
(Sumber: Nurhaedar Jafar, 2010)
c. Klasifikasi KrisisHipertensi
Secara praktis krisis hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan perioritas
pengobatan, sebagai berikut: 10
1. Hipertensi emergensi (darurat) ditandai dengan TD Diastolik >120 mmHg,
disertai kerusakan berat dari organ sasaran yag disebabkan oleh satu atau lebih
penyakit/kondisi akut. Keterlambatan pengobatan akan menyebebabkan
timbulnya sequele atau kematian. TD harus diturunkan sampai batas tertentu
dalam satu sampai beberapa jam. Penderita perlu dirawat di ruangan Intensive
Care Unit atau(ICU).
2. Hipertensi urgensi (mendesak), TD diastolik >120 mmHg dan tanpa
kerusakan/komplikasi minimum dari organ sasaran. TD harus diturunkan
dalam 24 jam sampai batas yang aman memerlukan terapiparenteral.
2.4 Faktor -faktor
1.1 Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah, yaitu1:
a. Usia
Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko
terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di kalangan

5
usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas usia 65
tahun.
b. JenisKelamin
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio sekitar
2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup
yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan denganwanita.
c. FaktorGenetik
Adanya faktor genetik yang menderita hipertensi (faktor ketururnan) tentunya
akan mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer
(essensial).
d. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam. Sampai saat ini,
belum diketahui pasti penyebabnya. Namun pada orang berkulit hitam ditemukan
kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopresin lebih besar.

1.2 Faktor Risiko yang DapatDiubah


a. Obesitas(Kegemukan)
Obesitas bukanlah penyebab hipertensi, namun prevalensi hipertensi pada
obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang
gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang berat badannya
normal.11
b. KonsumsiGaram
Garam dapur mengandung natrium sekitar 40% sehingga dapat menaikkan
tekanan darah. Dunia kedokteran juga telah membuktikan bahwa membatasi
konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam
(natrium) melalui obat diuretik akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut. 11
c. KonsumsiLemak
Kebiasaan mengkonsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan
berat badan yang beresiko terjadinya hipertensi. Konsumsi lemak jenuh juga

6
meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan
darah.11
d. Stres
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa
takut dan rasa bersalah) dapat merangsang hormon adrenalin dan memacu jantung
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.11
e. KebiasaanMerokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi,
sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap
oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga
ke otak. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih
tinggi.11
f. AktivitasOlahraga
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Melalui kegiatan olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih
efisien. Frekuensi denyut nadi berkurang, namun kekuatan jantung semakin kuat,
penurunan kebutuhan oksigen jantung pada intensitas tertentu, penurunan lemak
badan dan berat badan serta menurunkan tekanan darah. 12
g. Sosial Ekonomi
Prevalensi hipertensi dan tekanan darah yang lebih tinggi terdapat pada
masyarakat dengan golongan sosial ekonomi rendah. hubungan tersebut berkaitan
dengan tingkat penghasilan, pendidikan dan pekerjaan. 1
2.5 Gejala
Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun,
berupa: 13
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakanretina
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan sarafpusat.

7
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanankapiler.
2.6 Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga
menimbulkan komplikasi. Komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark
miokard, gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) dan Pregnancy- Included
Hypertension (PIH).14
2.7 Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan hipertensi, diantaranya:
1. Terapi NonFarmakologis
Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus merubah dan
memodifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan
tekanan darah adalah:15
1. Mengurangi beratbadan
2. Mengadopsi pola makan Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH)
yang kaya akan kalium dan kalsium.
3. Olahraga secarateratur
4. Berhentimerokok
5. Mempelajari cara mengendalikan stres melalui relaksasi danyoga.
2. TerapiFarmakologis
Dikenal 5 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim digunakan
untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu:
1. Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Hal tersebut berakibat
pada penurunan curah jantung dan tekanan darah. Efek proteksi
kardiovaskular diuretik belum terkalahkan oleh obat lain sehingga diuretik
dianjurkan untuk sebagian besar kasus hipertensi ringan dan sedang. Bahkan
bila menggunakan kombinasi dua atau lebih antihipertensi, maka salah
satunya dianjurkan diuretik.16

8
2. PenghambatAdrenergik
Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari
alpha blocker, beta blocker dan alpha beta blockerlabetalol yang
menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem
saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres dengan
cara meningkatkan tekanan darah.16
3. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-Inhibitor)
Angiotensin converting enzym inhibitor (ACE-Inhibitor) menghambat
secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekusor angitensin I
yang inaktif, yang terdapat pada pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar
adrenal dan otak. Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan ACE-
Inhibitor antara lain benazepril, kaptopril, enalapril, fosinopril, lisinoril,
moexipril, penindropil, quinapril, ramipril, trandolapril dantanapres. 17
4. Angiotensin IIBlocker
Angiotensin Receptor Blocker sangat efektif menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang tinggi seperti hipertensi
renovaskular dan hipertensi genetik, tapi kurang efektif pada hipertensi
dengan aktivitas renin yang rendah. Terdapat beberapa obat yang termasuk
golongan antagonis reseptor ATII antara lain kandersartan, eprosartan,
irbesartan, losartan, olmesartan, telmisartan dan valsartan. 1
5. Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker/CCB)
Antagonis kalsium bekerja dengan menghambat influks ion kalsium ke
dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung dan sel-sel otot
polos pembuluh darah. Efek ini akan menurunkan kontraktilitas jantung,
menekan pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung dan
memacu aktivitas vasodilatasi, interferensi dengan kontriksi otot polos
pembuluh darah. Terdapat tiga kelas CCB: dihdropiridin (nifedipin,
amlodipin, veramil dan benzotiazipin/ diltiazem). 17

9
BAB III

LAPORAN KASUS SECARA HOLISTIK

I. IdentitasPasien

Nama : Ny.Darlis

Umur : 54 Tahun

JenisKelamin : Perempuan

Alamat : Nan Balimo

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Tanggal periksa : Kamis, 31 Maret

2022

II. AnamnesisPenyakit
 KeluhanUtama
Seorang pasien datang ke Puskesmas Nan Balimo dengan keluhan kepala
sakit sejak 1 hari sebelum masuk ke Puskesmas Nan Balimo.
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien datang ke Puskesmas Nan Balimo dengan keluhan sakit kepala
sejak 1 hari yang lalu.
 Pasien mengeluhkan badan terasa lemas.
 BAB dan BAK tidak ada keluhan.
 Pasien juga merasa napsu makan berkurang sejak 1 bulan yang lalu.
 Riwayat PenyakitDahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak ± 3 tahun. Pasien
mengatakan kontrol ke poliklinik.
 Riwayat PenyakitKeluarga
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal.

10
 RiwayatKebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan sebelum sakit suka memakan makanan yang asin
dan gorengan. Pasien juga mengatakan sangat jarang mengkonsumsi buah-
buahan dan jarang berolahraga.
III. Anamnesis PengalamanPenyakit

(Uraikan pengalaman sakit pasien yang meliputi: pikiran, perasaan, efek pada fungsi
dan harapan)

1. Pikiran: Peduli pada penyakit pasien


2. Perasaan: Pasien merasa tidak tenang dengan keluhan yang dialami nya
3. Efek pada fungsi: Aktivitas pasien sehari-hari terganggu
4. Harapan: Pasien dapat sembuh total dan tidak ada keluhanatau perburukan

IV. PemeriksaanFisik
Keadaan umum : Sakit Ringan
Kesadaran : CMC
Tanda vital
Tekanandarah : 145/90 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan umum
Kelenjarlimfe : Tidak ada pembesaran

Otot : Tidak ada kelemahanotot

Tulang : Tidak adakelainan

Sendi : Tidak adakelainan

11
Pemeriksaan khusus
Kepala : Normochepal, rambut tidak mudahdicabut

Mata : Dalam batasnormal

Hidung : Dalam batasnormal

Telinga : Dalam batas normal

Mulut dan gigi : Dalam batas normal

Tenggorokan : Dalam batasnormal

Leher : Dalam batasnormal

Paru : TidakDiperiksa

Jantung : TidakDiperiksa

Abdomen : Tidakdiperiksa

Ekstermitas : Akralhangat

Kanan atas Kiri atas Kanan bawah Kiri bawah

Gerakan 555 555 555 555

Tonus Normal Normal Normal Normal

Trofi Normal Normal Normal Normal

Reflex + + + +
fisiologis

Reflex - - - -
patologis

Sensibilitas Normal Normal Normal Normal

Meningeal sign Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

12
V. DiagnosaKerja
Hipertensi
VI. Instrument Penilaian Keluarga (Family Assement Tools)
1. Genogram keluarga (family genogram)
Keluarga Tn. A

Keterangan:
Laki-laki
Pasien
Perempuan

2. Bentuk keluarga (family structure)


Bentuk keluarga pasien adalah bentuk inti terdiri dari ayah, ibu dan 4 orang anak.
Pasien tinggal bersama suami berusia 56 tahun dan anak berusia 35 Th, 22 Th, 20 Th
dan 19 Th.

3. Tahapan siklus kehidupan keluarga (family life cycle)


Tahapan perkembangan keluarga Tn. A saat ini adalah dimana tugas perkembangan
keluarga ini yaitu menyediakan fasilitas kebutuhan yang berbeda, menyetarakan
keluarga dalam tanggung jawab dan mempertahankan filosofi keluarga.

4. Peta keluarga (family map)

Agama Pendidikan Istri

Pasien

Anak Penyakit Tetangga

13
5. APGAR keluarga (family APGAR)
[Adaptability-Partnership-Growth-Affection-Resolve]

(Isilah instrument APGAR berikut sebagai skrining awal untuk melihat adanya
disfungsi keluarga)

APGAR Keluarga Hampir Kadang- Hampir


selalu kadang tidak
(2) (1) pernah
(0)

1.Saya merasa puas karena saya dapat V


meminta pertolongan keluarga sayaketika
menghadapi permasalahan
2. Saya merasa puas dengan cara keluarga V
saya membahas berbagai hal dengan saya
dan berbagi masalah dengan saya
3. Saya merasa puas karena keluarga saya V
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk memulai kegiatan atau tujuan baru
dalam hidup saya
4. Saya merasa puas dengan cara keluarga V
saya mengungkapkan kasih saying dan
menanggapi perasaan saya, seperti
kemarahan, kesedihan dan cinta
5. Saya merasa puas dengan cara keluarga V
saya dan saya berbagi waktu Bersama
Skor total: sangat fungsional

14
Skala pengukuran Skor Contoh

Hampir selalu = 2 8-10 = sangat fungsional Jumlah = 7 point

Kadang-kadang = 1 4-7 = disfungsional sedang Keluarga


disfungsional sedang

Hampir tidak pernah 0-3 = disfungsional berat


=0

6. SCREEM Keluarga (family screem)


(social- curtural-religious-educational-economic-medical)

Aspek Sumber daya Patologis


SCREEM

Social Hubungan dengan keluarga baik, interaksi


dengan tetangga cukup baik

Cultural Terkadang pasien ikut kegiatan masyarakat


di lingkungan tempat tinggal nya.

Religious Kehidupan beragama baik

Educational Pendidikan pasien baik

Economic Ekonomi tergolong cukup baik

Medical Menggunakan BPJS

7. PERJALANAN DAN LINGKUNGAN SEKITAR (family life line)


1. Kondisi rumah
Tipe rumah: Tembok permanen dengan lantai keramik, dinding tembok dan atap
seng.

15
a) Ventilasi danpenerangan
Penerangan rumah menggunakan lampu listrik, pada siang hari cahaya sinar
matahari masuk keseluruh ruangan dan kamar tidur, seluruh ruangan memiliki
jendela
b) Persediaan airbersih
Persediaan air bersih tersedia dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan air
minum dan memasak. Air bersumber dari PDAM dan dimasak terlebih dahulu
hingga matang. Untuk kebutuhan MCK anggota keluarga juga menggunakan
airPDAM
c) Pembuangansampah
Pembuangan sampah di tempat terbuka dan digantung didepan rumah.
d) Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah melaluiselokan
e) Jamban
Tipe jamban jongkok
f) Sarana komunikasi dantransportasi
Untuk menghubungkan dan berkomunikasi dengan keluarga maupun saudara jauh
menggunakan handpone milik pribadi. Sedangkan keperluan transportasi
menggunakan sepeda motor pribadi
g) Fasilitashiburan
Keluarga memiliki sebuah televisi yang terletak diruang tamu sebagai fasilitas
hiburan
2. Lingkungan sekitar rumah
a) Jarak rumah pasien dengan tetangga terdekat adalah 3 meter, pada samping
pasien terdapat rumah dan bagian depan terdapatjalan
b) Rumah pasien berada dikomplek perumahan dengan mayoritas penduduknya
bervariasi dari mulai negeri, petani dan wiraswasta. Sarana jalan tersebut sudah
aspal.Saranakesehatandilingkungantersebutsudahterdapatpuskesmas
didekat rumah. Tetangga pasien mayoritas beragama islam dan memiliki sifat

16
kebersamaan serta menganut adat minang kabau
3. Denah rumah

VII. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat(PHBS)

No. Indicator PHBS Jawaban

Ya Tidak

1. Persalinan ditolong oleh tenaga Kesehatan V

2. Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan V

3. Menimbang berat badan balita setiap bulan V

4. Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat V


Kesehatan

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun V

6. Menggunakan jamban sehat V

7. Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di rumah dan V


lingkungan sekali seminggu

8. Mengkonsumsi sayuran dan buah setiap hari V

17
9. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga V

10. Tidak merokok didalam rumah V

Kesimpulan: Rumah tangga tergolong ber PHBS

VIII. DiagnosisHolistik
 Aspek klinis:Hipertensi
 Aspek personal: Alasan kedatangan: Sakit kepala, dan badanlemas.
 Aspek resikointernal:
 Pola makan pasien yang tidakseimbang
 Aspek derajatfungsional:
 Hipertensi yaitu masih mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-
hari di dalam dan di luar rumah.
IX. PengelolaanKomprehensif
Meliputi upaya promotif, preventif, kualitatif, rehabilitative dan paliatif (jika
diperlukan) serta lima tahap pencegahan.
1. Patient-centered
 Promotif
1. Memberikan motivasi dan penjelasan mengenai penyakit yang
sedang diderita oleh pasien dan komplikasinya
3. Meningkatkan motivasi pasien untuk minum obat secara teratur
dengan mengajarkan minum obat tepat waktu.
 Preventif
1. Memberikan daftar menu yang sesuai bagi penderita hipertensi
dalam bentukkalender.
2. Edukasi pasien untuk kontrol teratur dalam memeriksa tensi darah
ke dokter atauPuskesmas.
 Kuratif
 Sistemik : Amlodipin 1 x 5 mg

18
2. Family-focused (family wellness plan)
 Edukasi keluarga pasien mengenai penyakit diabetes mellitus yang
diderita pasien, komplikasi serta rencanatatalaksananya.
 Meminta anggota keluarga, terutama yang tinggal dekat dengan pasien
untuk melakukan pengawasan terhadap pasien seperti pola makan dan
gaya hidup, serta rutinitas minum obat, serta perawatankaki.
 Edukasi kepada anggota keluarga mengenai faktor risiko yang ada
pada mereka dan pentingnya melakukan deteksi dini antara lain
pemeriksaan mengecek tensidarah.
 Edukasi dan motivasi mengenai perlunya perhatian dukungan dari
semua anggota keluarga terhadap perbaikan penyakitpasien.
3. Community-Oriented
 Anjuran untuk mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan di
sekitarrumah.
X. Lembaran Kerja Kolaborasi Antara TenagaKesehatan
Analisis Peran dan Fungsi Tenaga Kesehatan Lain:

No. Tenaga kesehatan Peran dan kewenangan dalam kasus

1. Ahli PTM  Memberikan edukasi tentang pentingnyamendeteksi


dini PTM dan melakukan mencegahan.
2. Apoteker  Memberikan obat-obatan sesuai dengan dosis sediaan
yang diberikan olehdokter
 Menjelaskan cara pemakaian obat dan efeksamping
obat
3. Perawat/bidan  Memberikan saranan dan prasarana agarpasien dapat
memantau dan peduli terhadap penyakit nya

19
BAB IV
KESIMPULAN

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam
masyarakat kita. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam
tubuh terlalu tinggi. Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia.
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umummnya penderita
tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya.

Hipertensi dalam di kelompokan dalam dua kategori besar yaitu, primer dan
sekunder. Hipertensi primer artinya yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas.
Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,seperti
bertambahnya umur,stres psikologis,dan hereditas (keturunan). Golongan kedua
adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti,misalnya
dalam pasien dengan diabetes melitus atau ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian
kontrasepsi oral,dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor
pengaturan tekanan darah.

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat di kontrol
(seperti keturunan,jenis kelamin,dan umur) dan yang dapat di kontrol (seperti
kegemukan,kurang olahraga,merokok,serta konsumsi alkohol dan garam). Hipertensi
memang dpat mengakibatkan kejadian dengan konsekwensi yang serius,namun
hipertensi dapat diagnosa dengan mudah dan di kendalikan dengan mengubah ke arah
gaya hidup sehat, pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup,
seperti aktif berolahraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah
kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak
mengkonsumsi alkohol dan rokok

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Pharmaceutical Careuntuk Penyakit Hipertensi.

Jakarta: Depkes RI; 2006.

2. Tuminah,RE,Sulistyowati.PrevalensiHipertensidanDeterminannyadiIndonesia.

Jakarta: Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen

Kesehatan RI; 2009.

3. Smeltzer SC, Bare BG. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC;2002.

4. Tarigan AR, Zulhaida L, Syarifah. Pengaruh Pengetahuan, Sikap dan Dukungan

Keluarga terhadap Diet Hipertensi di Desa Hulu kecamatan Pancur Batu Tahun

2016. Jurnal Kesehatan. 2018; 11 (1): 10-1.

5. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Profil Dinas Kesehatan.2017.

6. Arif D. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Pada

Lansia di Pusling Klumpit UPT Puskesmas Gribig Kabupaten Kudus. Jurnal

Ilmiah Kesehatan. 2013;5.

7. Irianto K. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Alfabet; 2014.

8. Syamsudin. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta: Penerbit

Salemba Medika;2011.

9. Jafar N. Hipertensi [Thesis]. Makassar: Universitas Hasanuddin;2010.

10. Anavekar SN, Johns CI. Management of Acute Hipertensive Crissis with

Clonidine (catapres ). Med. J. Aust. 2015; 1:829-831.

11. Gunawan L. Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius; 2001.

21
12. Cahyono S. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Jakarta: Kanisius;2008.

13. Rohaendi. Treatment of High Blood Pressure. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama;2008.

14. Corwin E. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC;2005.

15. Hadi M. Penatalaksanaan Hipertensi pada Usia Lanjut dalam Geriatri. Jakarta:

Balai Penerbit FKU;2006.

16. Nafrialdi. Anti Hipertensi. Sulistia Gan Gunawan (ed). Farmakologi dan Terapi

Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;2009.

17. Benowitz NL. Farmakologi Dasar dan Klinik “Basic and Clinical

Pharmacology”, Obat Anti Hipertensi. 2002; 11: 271-279 diterjemahkan, Sjabana

D, Rahardjo Sastrowardoyo, Isbandiati Hamzah SE, Uno I, Purwaningsih S.

Jakarta: SalembaMedika.

22

Anda mungkin juga menyukai