HIPERTENSI
Oleh :
Rahmalia Ulfa
1610070100002
Preseptor :
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kasus ini
dengan judul “Hipertensi” yang merupakan salah satu tugas kepaniteraan klinik dari
Bagian Public Health.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada dr.
Uswatun Hasanah selaku pembimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan kasus ini tepat waktu demi memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik
Senior.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus ini masih jauh dari kata
sempurna, karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran dari pembaca untuk
penyempurnaan laporan kasus ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
2.1 Definisi .............................................................................................................. 3
2.2 Etiologi .............................................................................................................. 3
2.3 Klasifikasi .......................................................................................................... 4
2.4 Faktor Risiko ..................................................................................................... 5
2.5 Gejala ................................................................................................................. 7
2.6 Komplikasi......................................................................................................... 7
2.7 Penatalaksanaan................................................................................................. 8
BAB III LAPORAN KASUS ........................................................................................... 10
BAB IV KESIMPULAN ................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 24
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi
masalah kesehatan yang sangat serius saat ini. Hipertensi yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan peluang 7 kali lebih besar terkena stroke, 6 kali lebih besar
terkena penyakit jantung kongestif, dan 3 kali lebih besar terkena serangan
jantung.2
Pada kebanyakan kasus, hipertensi terdeteksi saat dilakukan pemeriksaan fisik
karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai silent killer.
Hipertensi merupakan penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan
masyarakat, sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu.3
Data Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari World
Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa jumlah penderita hipertensi
pada Negara berkembang mencapai 40%, sedangkan di negara maju hanya 35%.
Penderita hipertensi usia dewasa di Kawasan Asia Tenggara terdiri dari 36%.
Menurut Perwakilan WHO untuk Indonesia mengungkapkan bahwa terjadi
peningkatan pada jumlah penderita hipertensi sebesar 13%, baik pada pria
maupunwanita.4
Adapun faktor- faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi dibagi
dalam dua kelompok besar, yaitu faktor yang melekat atau tidak dapat diubah
seperti jenis kelamin, umur, genetik dan faktor yang dapat diubah seperti pola
makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain.1
Saat ini terdapat kecenderungan pada masyarakat perkotaan lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain
dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan
dengan risiko hipertensi seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga,
1
merokok, alkohol, dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya. Perubahan
gaya hidup seperti perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang
mengandung banyak lemak, protein, dan tinggi garam tetapi rendah serat,
membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit
degeneratif seperti hipertensi.6
1.2 TujuanPenulisan
Mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan hipertensi mulai
definisi hinggapenatalaksanaan.
1.3 ManfaatPenulisan
a. Bagi Penulis
Sebagai acuan dalam mempelajari, memahami, dan mengembangkan teori
mengenai hipertensi.
b. Bagi InstitusiPendidikan
Dapat dijadikan sumber referensi atau bahan perbandingan bagi kegiatan yang
ada kaitannya dengan pelajaran, khususnya yang berkaitan dengan hipertensi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan
memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari
suatuperiode.7
Hipertensi disebut juga sebagai “silent killer” karena orang dengan hipertensi
sering tidak menampakan gejala. Institut Nasional Jantung, Paru dan Darah
memperkirakan separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya
sehingga harus di pantau dengan interval teratur karena merupakan kondisi seumur
hidup.3
2.2 Etiologi
3
2.3 Klasifikasi
a. Klasifikasi Menurut Joint National CommiteVII
Klasifikasi hipertensi menurut JNC (Joint Committe on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) dikaji oleh 33 ahli hipertensi
nasional Amerika Serikat yang dapat dilihat pada tabel berikut. 9
Tabel 2.1: Klasifikasi Menurut JNC (Joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood
Pressure)
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol
menurut JNC 7 (mmHg) (mmHg)
Hipertensi
4
Tabel 2.2: Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
5
usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas usia 65
tahun.
b. JenisKelamin
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio sekitar
2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup
yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan denganwanita.
c. FaktorGenetik
Adanya faktor genetik yang menderita hipertensi (faktor ketururnan) tentunya
akan mempertinggi risiko terkena hipertensi, terutama pada hipertensi primer
(essensial).
d. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam. Sampai saat ini,
belum diketahui pasti penyebabnya. Namun pada orang berkulit hitam ditemukan
kadar renin yang lebih rendah dan sensitivitas terhadap vasopresin lebih besar.
6
meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan tekanan
darah.11
d. Stres
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa
takut dan rasa bersalah) dapat merangsang hormon adrenalin dan memacu jantung
berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat.11
e. KebiasaanMerokok
Merokok merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan hipertensi,
sebab rokok mengandung nikotin. Menghisap rokok menyebabkan nikotin terserap
oleh pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan kemudian akan diedarkan hingga
ke otak. Di otak, nikotin akan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal untuk
melepas epinefrin atau adrenalin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan
memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan darah yang lebih
tinggi.11
f. AktivitasOlahraga
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Melalui kegiatan olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih
efisien. Frekuensi denyut nadi berkurang, namun kekuatan jantung semakin kuat,
penurunan kebutuhan oksigen jantung pada intensitas tertentu, penurunan lemak
badan dan berat badan serta menurunkan tekanan darah. 12
g. Sosial Ekonomi
Prevalensi hipertensi dan tekanan darah yang lebih tinggi terdapat pada
masyarakat dengan golongan sosial ekonomi rendah. hubungan tersebut berkaitan
dengan tingkat penghasilan, pendidikan dan pekerjaan. 1
2.5 Gejala
Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun,
berupa: 13
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakanretina
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan sarafpusat.
7
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanankapiler.
2.6 Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya sehingga
menimbulkan komplikasi. Komplikasi hipertensi terdiri dari stroke, infark
miokard, gagal ginjal, ensefalopati (kerusakan otak) dan Pregnancy- Included
Hypertension (PIH).14
2.7 Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan hipertensi, diantaranya:
1. Terapi NonFarmakologis
Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus merubah dan
memodifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan
tekanan darah adalah:15
1. Mengurangi beratbadan
2. Mengadopsi pola makan Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH)
yang kaya akan kalium dan kalsium.
3. Olahraga secarateratur
4. Berhentimerokok
5. Mempelajari cara mengendalikan stres melalui relaksasi danyoga.
2. TerapiFarmakologis
Dikenal 5 kelompok obat lini pertama (first line drug) yang lazim digunakan
untuk pengobatan awal hipertensi, yaitu:
1. Diuretik
Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Hal tersebut berakibat
pada penurunan curah jantung dan tekanan darah. Efek proteksi
kardiovaskular diuretik belum terkalahkan oleh obat lain sehingga diuretik
dianjurkan untuk sebagian besar kasus hipertensi ringan dan sedang. Bahkan
bila menggunakan kombinasi dua atau lebih antihipertensi, maka salah
satunya dianjurkan diuretik.16
8
2. PenghambatAdrenergik
Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari
alpha blocker, beta blocker dan alpha beta blockerlabetalol yang
menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem
saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres dengan
cara meningkatkan tekanan darah.16
3. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-Inhibitor)
Angiotensin converting enzym inhibitor (ACE-Inhibitor) menghambat
secara kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekusor angitensin I
yang inaktif, yang terdapat pada pembuluh darah, ginjal, jantung, kelenjar
adrenal dan otak. Terdapat beberapa obat yang termasuk golongan ACE-
Inhibitor antara lain benazepril, kaptopril, enalapril, fosinopril, lisinoril,
moexipril, penindropil, quinapril, ramipril, trandolapril dantanapres. 17
4. Angiotensin IIBlocker
Angiotensin Receptor Blocker sangat efektif menurunkan tekanan darah
pada pasien hipertensi dengan kadar renin yang tinggi seperti hipertensi
renovaskular dan hipertensi genetik, tapi kurang efektif pada hipertensi
dengan aktivitas renin yang rendah. Terdapat beberapa obat yang termasuk
golongan antagonis reseptor ATII antara lain kandersartan, eprosartan,
irbesartan, losartan, olmesartan, telmisartan dan valsartan. 1
5. Antagonis Kalsium (Calcium Channel Blocker/CCB)
Antagonis kalsium bekerja dengan menghambat influks ion kalsium ke
dalam sel miokard, sel-sel dalam sistem konduksi jantung dan sel-sel otot
polos pembuluh darah. Efek ini akan menurunkan kontraktilitas jantung,
menekan pembentukan dan propagasi impuls elektrik dalam jantung dan
memacu aktivitas vasodilatasi, interferensi dengan kontriksi otot polos
pembuluh darah. Terdapat tiga kelas CCB: dihdropiridin (nifedipin,
amlodipin, veramil dan benzotiazipin/ diltiazem). 17
9
BAB III
I. IdentitasPasien
Nama : Ny.Darlis
Umur : 54 Tahun
JenisKelamin : Perempuan
2022
II. AnamnesisPenyakit
KeluhanUtama
Seorang pasien datang ke Puskesmas Nan Balimo dengan keluhan kepala
sakit sejak 1 hari sebelum masuk ke Puskesmas Nan Balimo.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Nan Balimo dengan keluhan sakit kepala
sejak 1 hari yang lalu.
Pasien mengeluhkan badan terasa lemas.
BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Pasien juga merasa napsu makan berkurang sejak 1 bulan yang lalu.
Riwayat PenyakitDahulu
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi sejak ± 3 tahun. Pasien
mengatakan kontrol ke poliklinik.
Riwayat PenyakitKeluarga
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal.
10
RiwayatKebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan sebelum sakit suka memakan makanan yang asin
dan gorengan. Pasien juga mengatakan sangat jarang mengkonsumsi buah-
buahan dan jarang berolahraga.
III. Anamnesis PengalamanPenyakit
(Uraikan pengalaman sakit pasien yang meliputi: pikiran, perasaan, efek pada fungsi
dan harapan)
IV. PemeriksaanFisik
Keadaan umum : Sakit Ringan
Kesadaran : CMC
Tanda vital
Tekanandarah : 145/90 mmHg
Nadi : 85 x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan umum
Kelenjarlimfe : Tidak ada pembesaran
11
Pemeriksaan khusus
Kepala : Normochepal, rambut tidak mudahdicabut
Paru : TidakDiperiksa
Jantung : TidakDiperiksa
Abdomen : Tidakdiperiksa
Ekstermitas : Akralhangat
Reflex + + + +
fisiologis
Reflex - - - -
patologis
Meningeal sign Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
12
V. DiagnosaKerja
Hipertensi
VI. Instrument Penilaian Keluarga (Family Assement Tools)
1. Genogram keluarga (family genogram)
Keluarga Tn. A
Keterangan:
Laki-laki
Pasien
Perempuan
Pasien
13
5. APGAR keluarga (family APGAR)
[Adaptability-Partnership-Growth-Affection-Resolve]
(Isilah instrument APGAR berikut sebagai skrining awal untuk melihat adanya
disfungsi keluarga)
14
Skala pengukuran Skor Contoh
15
a) Ventilasi danpenerangan
Penerangan rumah menggunakan lampu listrik, pada siang hari cahaya sinar
matahari masuk keseluruh ruangan dan kamar tidur, seluruh ruangan memiliki
jendela
b) Persediaan airbersih
Persediaan air bersih tersedia dalam jumlah cukup untuk memenuhi kebutuhan air
minum dan memasak. Air bersumber dari PDAM dan dimasak terlebih dahulu
hingga matang. Untuk kebutuhan MCK anggota keluarga juga menggunakan
airPDAM
c) Pembuangansampah
Pembuangan sampah di tempat terbuka dan digantung didepan rumah.
d) Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah melaluiselokan
e) Jamban
Tipe jamban jongkok
f) Sarana komunikasi dantransportasi
Untuk menghubungkan dan berkomunikasi dengan keluarga maupun saudara jauh
menggunakan handpone milik pribadi. Sedangkan keperluan transportasi
menggunakan sepeda motor pribadi
g) Fasilitashiburan
Keluarga memiliki sebuah televisi yang terletak diruang tamu sebagai fasilitas
hiburan
2. Lingkungan sekitar rumah
a) Jarak rumah pasien dengan tetangga terdekat adalah 3 meter, pada samping
pasien terdapat rumah dan bagian depan terdapatjalan
b) Rumah pasien berada dikomplek perumahan dengan mayoritas penduduknya
bervariasi dari mulai negeri, petani dan wiraswasta. Sarana jalan tersebut sudah
aspal.Saranakesehatandilingkungantersebutsudahterdapatpuskesmas
didekat rumah. Tetangga pasien mayoritas beragama islam dan memiliki sifat
16
kebersamaan serta menganut adat minang kabau
3. Denah rumah
Ya Tidak
17
9. Melakukan aktivitas fisik atau olahraga V
VIII. DiagnosisHolistik
Aspek klinis:Hipertensi
Aspek personal: Alasan kedatangan: Sakit kepala, dan badanlemas.
Aspek resikointernal:
Pola makan pasien yang tidakseimbang
Aspek derajatfungsional:
Hipertensi yaitu masih mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-
hari di dalam dan di luar rumah.
IX. PengelolaanKomprehensif
Meliputi upaya promotif, preventif, kualitatif, rehabilitative dan paliatif (jika
diperlukan) serta lima tahap pencegahan.
1. Patient-centered
Promotif
1. Memberikan motivasi dan penjelasan mengenai penyakit yang
sedang diderita oleh pasien dan komplikasinya
3. Meningkatkan motivasi pasien untuk minum obat secara teratur
dengan mengajarkan minum obat tepat waktu.
Preventif
1. Memberikan daftar menu yang sesuai bagi penderita hipertensi
dalam bentukkalender.
2. Edukasi pasien untuk kontrol teratur dalam memeriksa tensi darah
ke dokter atauPuskesmas.
Kuratif
Sistemik : Amlodipin 1 x 5 mg
18
2. Family-focused (family wellness plan)
Edukasi keluarga pasien mengenai penyakit diabetes mellitus yang
diderita pasien, komplikasi serta rencanatatalaksananya.
Meminta anggota keluarga, terutama yang tinggal dekat dengan pasien
untuk melakukan pengawasan terhadap pasien seperti pola makan dan
gaya hidup, serta rutinitas minum obat, serta perawatankaki.
Edukasi kepada anggota keluarga mengenai faktor risiko yang ada
pada mereka dan pentingnya melakukan deteksi dini antara lain
pemeriksaan mengecek tensidarah.
Edukasi dan motivasi mengenai perlunya perhatian dukungan dari
semua anggota keluarga terhadap perbaikan penyakitpasien.
3. Community-Oriented
Anjuran untuk mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan di
sekitarrumah.
X. Lembaran Kerja Kolaborasi Antara TenagaKesehatan
Analisis Peran dan Fungsi Tenaga Kesehatan Lain:
19
BAB IV
KESIMPULAN
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam
masyarakat kita. Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam
tubuh terlalu tinggi. Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia.
Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent disease. Umummnya penderita
tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan
darahnya.
Hipertensi dalam di kelompokan dalam dua kategori besar yaitu, primer dan
sekunder. Hipertensi primer artinya yang belum diketahui penyebabnya dengan jelas.
Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,seperti
bertambahnya umur,stres psikologis,dan hereditas (keturunan). Golongan kedua
adalah hipertensi sekunder yang penyebabnya boleh dikatakan telah pasti,misalnya
dalam pasien dengan diabetes melitus atau ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian
kontrasepsi oral,dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor
pengaturan tekanan darah.
Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat di kontrol
(seperti keturunan,jenis kelamin,dan umur) dan yang dapat di kontrol (seperti
kegemukan,kurang olahraga,merokok,serta konsumsi alkohol dan garam). Hipertensi
memang dpat mengakibatkan kejadian dengan konsekwensi yang serius,namun
hipertensi dapat diagnosa dengan mudah dan di kendalikan dengan mengubah ke arah
gaya hidup sehat, pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup,
seperti aktif berolahraga, mengatur diet atau pola makan seperti rendah garam, rendah
kolesterol dan lemak jenuh, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, tidak
mengkonsumsi alkohol dan rokok
20
DAFTAR PUSTAKA
2. Tuminah,RE,Sulistyowati.PrevalensiHipertensidanDeterminannyadiIndonesia.
Jakarta: Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan Departemen
3. Smeltzer SC, Bare BG. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Keluarga terhadap Diet Hipertensi di Desa Hulu kecamatan Pancur Batu Tahun
Salemba Medika;2011.
10. Anavekar SN, Johns CI. Management of Acute Hipertensive Crissis with
21
12. Cahyono S. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Jakarta: Kanisius;2008.
Utama;2008.
15. Hadi M. Penatalaksanaan Hipertensi pada Usia Lanjut dalam Geriatri. Jakarta:
16. Nafrialdi. Anti Hipertensi. Sulistia Gan Gunawan (ed). Farmakologi dan Terapi
17. Benowitz NL. Farmakologi Dasar dan Klinik “Basic and Clinical
Jakarta: SalembaMedika.
22