Pembimbing :
Disusun Oleh :
201910401011020
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya
Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan kegiatan ini, terutama kepada Dr.dr. Meddy
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii
BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………......1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………..........2
2.1 Hipertensi...............................................................................................2
2.1.1 Definisi………………………………………………………….2
2.1.2 Epidemiologi……………………………………………………2
2.1.3 Etiologi………………………………..……………………….. 2
2.1.4 Patofisiologi……………………………………………….........3
2.1.5 Manifestasi Klinis……………………………………………....7
2.1.6 Diagnosis……………………………………………………….8
2.1.7 Tatalaksana…………………………………………………....10
2.1.8 Komplikasi………………………………………………….....13
2.1.9 Prognosis………………………………………………………13
2.2 Diabetes Mellitus..................................................................................14
2.2.1 Definisi………………………………………………………...14
2.2.2 Epidemiologi…………………………………………………..14
2.2.3 Etiologi dan Patofisiologi……………………………………...15
2.2.4 Diagnosis………………………………………………………18
2.2.5 Penatalaksanaan.....……………………………………………21
2.2.6 Komplikasi…………………………………………………….23
2.2.7 Prognosis……………………………………………………...26
BAB 3 KESIMPULAN..........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
ii
iii
ii
BAB 1
1
PENDAHULUAN
Hipertensi atau yang dikenal dengan nama penyakit darah tinggi adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah di atas ambang batas
normal yaitu 120/80 mmHg. Menurut WHO (Word Health Organization), batas
tekanan darah yang dianggap normal adalah kurang dari 130/85 mmHg. Bila
tekanan darah sudah lebih dari 140/90 mmHg dinyatakan hipertensi (batas
tersebut untuk orang dewasa di atas 18 tahun). Saat ini diperkirakan 1,13 milyar
orang di seluruh dunia memiliki hipertensi, hampir 2 per 3 dari kejadian hipertensi
adalah pada negara yang memiliki pendapatan rendah, sedangkan jarang pada
negara yang maju. Pada tahun 2015 terdapat 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 5
prevalensi hipertensi pada penduduk Indonesia umur 18 tahun ke atas tahun 2007
berdasarkan data, keluhan utama pasien dating ke rumah sakit terbanyak adalah
akibat hipertensi, serta hipertensi merupakan salah satu faktor yang berkontribusi
menjadi penyebab mortalitas melalui risiko penyakit miokard infark, stroke, dan
2
Data WHO menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak menular
pada tahun 2004 yang mencapai 48,30% sedikit lebih besar dari angka kejadian
penyakit menular, yaitu sebesar 47,50%. Bahkan penyakit tidak menular menjadi
penyebab kematian nomor satu di dunia (63,50%). Sebagai bagian dari agenda
esensial yang terjangkau pada tahun 2030. Secara global, diperkirakan 422 juta
orang dewasa hidup dengan diabetes pada tahun 2014, dibandingkan dengan 108
juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di dunia (dengan usia yang
distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 1980, meningkat
dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Hal ini mencerminkan
peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau obesitas.
tinggi. Diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian pada tahun 2012. Gula darah
yang lebih tinggi dari batas maksimum mengakibatkan tambahan 2,2 juta
Empat puluh tiga persen (43%) dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70
tahun. Persentase kematian yang disebabkan oleh diabetes yang terjadi sebelum
3
menderita diabetes melitus. Peran dokter umum sebagai ujung tombak di
penyulit dapat dikelola dengan tuntas oleh dokter umum di pelayanan kesehatan
primer6.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
Hipertensi primer adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, pada
dilakukan dua kali atau lebih dengan posisi duduk, kemudian diambil
2.1.2 Epidemiologi
dengan tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 5,9% (dari 31,7% menjadi
25,8%). Penurunan ini bisa terjadi berbagai macam faktor seperti alat
pengukur tensi yang berbeda, masyarakat yang sudah mulai sadar akan
2.1.3 Etiologi
Lebih dari 95% kasus tidak memiliki penyebab primer dan disebut sebagai
hipertensi, terjadi akibat adanya kelainan pada renal atau adrenal. Pada
interaksi dari beberapa faktor lingkungan seperti diet, aktivitas fisik yang
5
kurang, stres, dan alkohol. Dan hal yang penting dalam kejadian hipertensi
2.1.4 Patofisiologi
1. Faktor risiko, seperti: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas,
merokok, genetis
akhir.
6
Hipertrofi
Preload Kontraktilitas Vasokonstriksi jantung
Hipertensi = isi sekuncup x resistensi perifer
Autoregulasi
ketika darah mengalir keluar menuju ke pembuluh yang lebih kecil di hilir
Ada dua faktor utama yang mengatur tekanan darah, yaitu darah yang
volume darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri setiap kontraksi dan
lumen pembuluh darah perifer dan kekentalan darah. Makin sempit pembuluh
darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah; makin besar dilatasinya
pembuluh darah dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sistem renin-
angiotensin.3
7
Sistem saraf simpatis dan parasimpatis diaktivasi oleh baroreseptor yang
ada di sinus karotis dan arkus aorta.Baroreseptor ini sangat peka terhadap
dalam aktivasi sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Pada saat terjadi
yang diproduksi hati, yang oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan
8
a. Meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian
tekanan darah.
tekanan darah.
diuretik dan natriuretik kuat yang diproduksi dan disimpan dalam miosit
ekskresi air dan natrium. Peptida dilepaskan ke sirkulasi dari tempat asalnya
9
di jantung pada keadaan ekspansi volume cairan ekstraseluler dan akibat
Mekanisme Renin-Angiotensin-Aldosteron
10
2.15 Manifestasi Klinis
Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing,
muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
2.1.6 Diagnosis1
1. Anamnesis
rasa seperti berputar, atau penglihatan kabur. Hal yang dapat menunjang
2. Pemeriksaan Fisik
11
Nilai tekanan darah pasien diambil rerata dua kali pengukuran pada
ukuran dan posisi manset yang tepat (setingkat dengan jantung) serta
3. Pemeriksaan Penunjang
Pada hiper atau hipotiroidisme dapat dilakukan fungsi tiroid (TSH, FT4,
12
urin ditemukan alkalosis metabolik. Pada feokromositoma, dilakukan
2.1.7 Tatalaksana
disertai dengan modifikasi gaya hidup. Kedua sistem mayor yang menjadi
target terapi obat adalah simpatetik nervous sistem dan renin angiotensin
kondisi penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus
13
Terapi nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi
Modifikasi gaya hidup berupa penurunan berat badan (target indeks massa
tubuh dalam batas normal untuk Asia-Pasifik yaitu 18,5-22,9 kg/m2), kontrol
serta produk susu rendah lemak jenuh/lemak total, penurunan asupan garam
dimana konsumsi NaCl yang disarankan adalah < 6 g/hari. Beberapa hal lain
antihipertensi didasarkan pada ada atau tidaknya usia, ras, serta ada atau
pasien harus rutin kontrol dan mendapat pengaturan dosis setiap bulan hingga
1. Diuretik
daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan berefek pada turunnya
2. ACE-Inhibitor
14
Kerja obat golongan ini menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat
timbul adalah batuk kering, pusing sakit kepala dan lemas. Contoh obat
nitrendipine.
dan losartan.
5. Beta blocker
jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui
metoprolol.
15
2.1.8 Komplikasi
1. Jantung
2. Ginjal
menimbulkan nokturia.
3. Otak
apabila terdapat penebalan pada arteri yang memperdarahi otak, hal ini
2.1.9 Prognosis
yang tidak diobati dengan baik dapat meningkatkan risiko mortalitas dan
sering digambarkan sebagai silent killer. Hipertensi ringan sampai sedang jika
16
pada 30% penderita hipertensi dan kerusakan organ pada 50% penderita
mmHg sistolik atau 10 mmHg diastolik pada tekanan darah > 115/75 mmHg,
angka mortalitas meningkat 2 kali lipat untuk penyakit jantung iskemik dan
stroke. Menurut JNC 7, penggunaan terapi hipertensi secara uji klinis dapat
2.2.1 Definisi
kronik yang terjadi ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang
gangguan intake glukosa dari sirkulasi ke dalam sel target insulin untuk
2.2.2 Epidemiologi
hanya dari anamnesis namun adanya gejala atau tanda yang ditemukan.
17
prevalensi kejadian DM menurun pada kelompok umur diatas 65 tahun.6
a. Patogenesis DMT1
berikut:7
terinfiltrasi.
proses destruksi.
autoimun.8
18
Patogenesis DM Tipe 1
ketat oleh interaksi antara sel B pankreas yang menyekresikan insulin dan
diabetes tipe 2, kedua proses yang meregulasi kadar glukosa darah tadi
dihasilkan yang dihasilkan ternyata tidak bisa bekerja secara efektif karena
yang pertama kali terjadi adalah resistensi insulin kemudian diikuti dengan
Walaupun begitu, gejala klinis pada DMT2 baru muncul ketika pankreas
19
sudah tidak mensekresikan insulin secara adekuat.8
Patogenesis DM Tipe 2
Kejadian DMT2 pada kembar identik berkisar antara 70-90%. Jika kedua
20
2.2.4 Diagnosis
keluhan seperti:
21
2. Pemeriksaan penunjang
pada tahun 2011, penegakan diagnosis Diabetes Melitus didasarkan atas hal
hal berikut:10
Pada
tahun 2015
PERKENI kembali
22
mengeluarkan konsensus diabetes melitus yang terbaru, dan di dalamnya
2. Glukosa darah plasma setelah tes toleransi glukosa oral (TTGO) dengan
Selain dari kriteria di atas dan tidak termasuk kategori normal, maka
yang terdiri dari glukosa darah puasa terganggu (GDPT) yang memiliki
glukosa darah plasma puasa antara 100-125 dan toleransi glukosa terganggu
(TGT) yaitu dengan glukosa plasma setelah TTGO 140-199 dan glukosa darah
plasma puasa kurang dari 100 mg/dL. Hasil HbA1c 5,7-6,4% juga dapat
pada kondisi tertentu seperti anemia, riwayat transfusi 2-3 bulan terakhir atau
gram glukosa yang dilarutkan dalam 250 ml air untuk dewasa dan 1,75
23
gram /KgBB pada anak anak yang selanjutnya diminum dalam waktu 5 menit.
glukosa darah.9,10
2.2.5 Penatalaksanaan9
dengan obat anti hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan. Obat anti
ketoasidosis, stres berat, berat badan yang menurun dengan cepat, atau
secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang
24
lain serta pasien dan keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM
untuk masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan
dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang menggunakan obat
yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri. Ada
aktivitas, berat badan, dan lain-lain. Latihan jasmani merupakan salah satu
teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit, dengan total
150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.
jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan
bentuk suntikan.
25
2.2.6 Komplikasi8
a. Komplikasi Akut
26
Komplikasi akut yang mungkin terjadi pada pasien DMT2 adalah
state). Dua komplikasi akut ini harus segera ditangani karena akan
abdomen, dan nafas yang pendek. Nyeri abdomen bisa terjadi sangat parah
adiposit. Asam lemak bebas ini seharusnya disimpan oleh hepar dalam
maka metabolisme asam lemak bergeser dan asam lemak diubah menjadi
badan keton. Hasil akhir dari proses ini adala terjadinya ketosis.
27
biasanya timbul disertai dengan penyakit lain seperti sepsis atau
DKA.
volume intravascular
.
b. Komplikasi Kronik DM
perubahan kulit.
28
2.2.7 Prognosis
pasien, kontrol gula darah yang baik, dan follow up secara teratur.
kejadian kardiovaskular
29
BAB III
KESIMPULAN
DM sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari semua pihak. Sampai saat
dikendalikan dengan baik, dengan cara : diet, olahraga dan dengan menggunakan
ditetapkan target yang akan dicapai sebelum memulai pengobatan. Hal ini
regimen terapi sesuai kebutuhan serta menghindari hasil pengobatan yang tidak
pasien. Modifikasi gaya hidup sangat penting untuk dilakukan, tidak hanya untuk
mengontrol kadar glukosa darah namun bila diterapkan secara umum, diharapkan
30
DAFTAR PUSTAKA
31