KEDOKTERAN KELUARGA
Disusun oleh :
Resha Febryani Dwi Putri
22010118220094
Dosen Pembimbing :
dr. Dea Amarilisa Adespin, M.Kes
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kedokteran
Keluarga yang berjudul “Seorang Wanita 53 Tahun dengan Hipertensi Stage 1”
Laporan ini dibuat guna memenuhi salah satu syarat tugas Kepaniteraan
Komprehensif Kedokteran Keluarga di Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Tentunya kami berharap pembuatan laporan ini tidak hanya berfungsi
sebagai apa yang telah disebutkan di atas. Namun, besar harapan kami agar laporan
ini juga dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang berhubungan dengan masalah
ini.
Dalam usaha penyelesaian tugas laporan ini, kami banyak memperoleh
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimakasih kepada :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Manfaat
Penyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media belajar
bagi mahasiswa agar dapat melaksanakan praktek kedokteran keluarga
termasuk diagnostik holistik dan penanganan komprehensif secara langsung
kepada pasien dengan hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Definisi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar
dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat
(tenang). Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke,
infak miokard, diabetes dan gagal ginjal. Hipertensi disebut juga sebagai
“pembunuh diam–diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak
menampakan gejala.2
2.1.2 Epidemiologi
Secara global prevalensi tertinggi peningkatan tekanan darah usia
≥18 tahun pada tahun 2014 terdapat di Afrika sebesar 30% dan terendah
terdapat di Amerika yaitu sebesar 18%. Di kawasan Asia Tenggara,
Indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan prevalensi hipertensi sebesar
24% setelah Bhutan (27,7%), Timor Leste (26%), Nepal (25,9%), India
(25,9%) dan Bangladeshn(25,1%), sedangkan prevalensi hipetensi terendah
yaitu Srilanka sebesar 21,6%).3
Prevalensi Hipertensi pada umur ≥18 tahun di Indonesia yang
pernah didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat Hipertensi
sendiri sebesar 9,5%. Prevalensi Hipertensi di Indonesia berdasarkan hasil
pengukuran pada umur ≥18 tahun sebagian besar (63,2%) kasus Hipertensi
di masyarakat tidak terdiagnosis. Penderita Hipertensi di Indonesia menurut
data karakteristik kelompok umur dengan kasus tertinggi pada kelompok
umur ≥ 75 tahun yaitu 63,8% dan kasus terendah pada kelompok umur 15-
24 tahun yaitu 8,7%. Dan berdasarkan data di Indonesia, penderita
Hipertensi tertinggi pada perempuan (28,8%) dibandingkan dengan laki-
laki (22,8%).4
2.1.3 Klasifikasi
a. Berdasarkan Etiologi5
1. Hipertensi Primer atau Esensial
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi
esensial yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang
tidak diketahui penyebabnya (Idiopatik). Hipertensi esensial sendiri
merupakan 95% dari seluruh kasus Hipertensi.
2. Hipertensi Sekunder
Merupakan hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain atau
kelainan organik yang jelas diketahui dan meliputi 2-10% dari
seluruh penderita hipertensi. Jenis ini biasanya sembuh setelah
penyebabnya diobati atau dihilangkan.
b. Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik (TDS) dan Tekanan Darah
Diastolik (TDD)
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VIII2
Gambar 1. Genogram
Pemberi Informasi : Ny. M
Tanggal pembuatan : 02 Desember 2020
Jenis keluarga : keluarga inti (nuclear family)
Keterangan Genogram :
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Tinggal serumah
B. Family Map
Ny. M : pasien
Tn. H : suami pasien
Tn. D : anak pasien
Keterangan :
: Perempuan
: Laki-laki
: Hamil
= : Fungsional
C. Skor APGAR
Tabel 3. Skor APGAR
Didapatkan hasil :
Tn. H : 10 keluarga pasien fungsional
Ny. M : 10 keluarga pasien fungsional
Tn. D : 9 keluarga pasien fungsional
D. Skor SCREEM
Tabel 4. Skor SCREEM
Sumber Patologi
Sosial Interaksi sosial merupakan bukti antara Tidak ada
anggota keluarga, anggota keluarga jalur
komunikasi yang seimbang dengan grup sosial
di luar keluarga seperti tetangga dan
lingkungan kerja.
Kebudayaan Kebudayaan Jawa namun tidak disertai dengan Tidak ada
adanya mitos-mitos tertentu
Keagamaan Taat beribadah, memiliki ruang Tidak ada
beribadah, seluruh anggota keluarga memiliki
kepercayaan yang sama
Ekonomi Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan Tidak ada
kebutuhan primer dan sekunder
Pendidikan Pendidikan anggota keluarga cukup untuk Tidak ada
dapat memecahkan atau memahami sebagian
besar masalah yang muncul dalam keluarga
Kesehatan Perawatan kesehatan biasanya terlebih dahulu Tidak ada
berdasarkan pengalaman sebelumnya, apabila
tidak perbaikan kemudian datang ke fasilitas
kesehatan
Suami
Tahun Usia Life Event Severity of Illness
1965 0 Lahir
1971 6 th Masuk SD
1977 12 th Masuk SMP
1980 15 tahun Masuk SMK
1983 18 tahun Lulus SMK
1984 19 tahun Bekerja
1986 21 tahun Menikah
Anak ke 2
Tahun Usia Life Event Severity of Illness
1995 0 Lahir
2001 6 th Masuk SD
2007 12 th Masuk SMP
2010 15 tahun Masuk SMK
2013 18 tahun Lulus SMK
2014 19 tahun Bekerja
2020 25 tahun Bekerja
3.4.3 Diagnosis
Hipertensi Stage 1
3.4.4 Rencana Penatalaksanaan
Medikamentosa
- Amlodipin 10 mg 1x1 (malam hari)
- Vitamin B kompleks 1x1
Non Medikamentosa
- Edukasi mengenai hipertensi, komplikasi yang terjadi, tanda gejalanya,
serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila terdapat tanda
gejala yang sesuai.
- Edukasi untuk menjaga gaya hidup seperti pola makan rendah garam,
olahraga minimal 30 menit 3x dalam seminggu, memanajemen stres
dan istirahat yang cukup.
- Edukasi rutin kontrol ke Dokter dan rutin mengonsumsi obat.
3.5 Identifikasi Fungsi Keluarga
1. Fungsi Biologis
Pasien merasa pusing dan leher terasa kencang. Pasien tidak
mengonsumsi obat. Keluhan berkurang jika pasien beristirahat. Pasien
belum pernah mengalami keluhan serupa.
2. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama suami dan satu anaknya. Hubungan antara
pasien dengan keluarga baik. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Keluarga sangat menyayangi dan mengasihi pasien. Bila terdapat masalah,
penyelesaian di diskusikan bersama dan keputusan akhir juga diambil
bersama. Setiap hari keluarga inti menyediakan waktu untuk berkumpul
bersama.
3. Fungsi Ekonomi
Biaya kebutuhan sehari-hari pasien dipenuhi oleh suami dan anak
laki-laki pasien dengan pendapatan total perbulan kurang lebih Rp
4.500.000,-. Pasien dan keluarga sudah memiliki Kartu BPJS.
4. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMP.
5. Fungsi Religius
Pasien dan keluarga menganut agama Islam. Keluarga pasien sehari-
hari taat beribadah dan mengikuti kegiatan keagamaan di lingkungan
sekitar. Pasien dan keluarga sering shalat berjamaah bersama di rumah
6. Fungsi Sosial dan Budaya
Pasien dan keluarga tinggal di Sambiroto Semarang. Komunikasi
keluarga dengan tetangga baik. Pasien bersosialisasi dan berpastisipasi
dalam pertemuan RT. Tidak ada mitos atau kepercayaan dalam keluarga.
3.6 Identifikasi Lingkungan Rumah
Tabel 6. Indikator Rumah Sehat
Indikator Variabel Skor
Skor
rumah
Tidak rawan banjir 3 3
Lokasi
Rawan banjir 1
Tidak padat (> 8 m2/orang) 3 3
Kepadatan rumah
Padat (<8 m2/orang) 1
Semen, ubin, keramik,
3 3
Lantai kayu
Tanah 1
Cukup 3 3
Pencahayaan
Tidak cukup 1
Ada 3 3
Ventilasi
Tidak ada 1
Air kemasan 3
Ledeng PAM 3
Mata air terlindung 2
Sumur pompa tangan 2
Air bersih
Sumur terlindung 2 2
Sumur tidak terlindung 1
Mata air tidak terlindung 1
Lain-lain 1
Leher angsa 3 3
Pembuangan Plengsengan 2
Kotoran Cemplung/cubuk 2
Kakus Kolam ikan/sungai/kebun 1
Tidak ada 1
Jarak > 10 meter 3 3
Septic tank
Lainnya 1
Sendiri 3 3
Kepemilikan WC Bersama 2
Tidak ada 1
Saluran tertutup 3
SPAL Saluran terbuka 2 2
Tanpa saluran 1
Mengalir lancar 3 3
Saluran got
Mengalir lambat 2
Tergenang 1
Tidak ada got 1
Diangkut petugas 3
Ditimbun 2
Dibuat kompos 3
Pengelolaan
Dibakar 2 2
sampah
Dibuang ke kali 1
Dibuang sembarangan 1
Lainnya 1
Tidak ada 3 3
Polusi udara
Ada gangguan 1
Listrik/gas 3 3
Minyak tanah 2
Bahan bakar masak
Kayu bakar 1
Arang/batu bara 1
Total skor 39
Kamar 3
KM Dapur
Kamar 2
Ruang Makan
Kamar 1
Ruang Tamu
Ruang Keluarga
Teras Depan
4. Faktor Keturunan
Keluarga tidak memiliki riwayat hipertensi, sakit jantung, diabetes
mellitus, osteoarthritis.
3. Kuratif
- Megubah gaya hidup seperti pola makan rendah garam, olahraga
minimal 30 menit 3x dalam seminggu, memanajemen stres dan
istirahat yang cukup
- Pasien rutin kontrol ke dokter
4. Rehabilitatif
Tidak ada
Lingkungan
Yankes Kebersihan
Status
Klinik berjarak 2 rumah, dapur,
kesehatan
km dari rumah dan kamar
pasien mandi baik
Perilaku
Kebiasaan pasien suka mengonsumsi makanan asin
Pasien jarang berolahraga
4.1 Kesimpulan
Penatalaksanaan pasien wanita 53 tahun dengan hipertensi dilakukan
melalui pendekatan kedokteran keluarga adalah sebagai berikut :
Promotif
- Edukasi mengenai hipertensi, komplikasi yang terjadi, tanda gejalanya,
serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila terdapat tanda
gejala yang sesuai.
- Edukasi untuk menjaga gaya hidup seperti pola makan rendah garam,
olahraga minimal 30 menit 3x dalam seminggu, memanajemen stres dan
istirahat yang cukup
Preventif
- Melakukan konseling kepada pasien untuk menubah gaya hidup, rutin
kontrol dan mengikuti Prolanis ke fasilitas kesehatan terdekat.
- Mengurangi mengonsumsi makanan asin, gorengan dan mengandung
MSG
- Rajin berolahraga dan istirahat yang cukup
Kuratif
- Megubah gaya hidup seperti pola makan rendah garam, olahraga minimal
30 menit 3x dalam seminggu, memanajemen stres dan istirahat yang
cukup.
- Pasien rutin kontrol ke dokter.
4.2 Saran
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat hipertensi
diperlukan pendekatan keluarga dalam menatalaksana pasien secara
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA