Anda di halaman 1dari 35

SEORANG LAKI-LAKI 58 TAHUN DENGAN

HIPERTENSI STAGE I

Disusun oleh:
Amalia Rizky Widowati
22010118220084

Pembimbing:
dr. Vannya Dewi Puspitasari, Sp.OG(K)

KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Laporan
Kasus
Identitas Pasien
Nama : Tn. SG
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 58 tahun
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Tlogosari, Semarang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta

3
Anamnesis
Autoanamnesis dengan penderita pada 16 Desember 2020 pukul 09.25 WIB di Klinik
Umum Anugerah.
Keluhan Utama: pusing
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien terkadang mengeluhkan pusing, kepala terasa kencang, terutama dirasakan
dibagian belakang leher hilang timbul. Pasien mengeluhkan kepala terasa kencang
terutama ketika beraktivitas terlalu berat dan nyeri kepala berkurang bila pasien
beristirahat, nyeri kepala kadang mengganggu aktivitas pasien, nyeri kepala berdenyut (-),
pandangan kabur (-), pandangan berkunang-kunang (-), pusing berputar (-), dada
berdebar-debar (-), mual (-), muntah (-). BAB dan BAK kualitas dan kuantitas dalam
batas normal. Tidak ada riwayat kepala terbentur. Pasien sudah terdiagnosis darah
tinggi sejak Maret 2019, saat itu tekanan darah pasien mencapai 172/94, pasin sudah
mendapat terapi hipertensi, akan tetapi tidak rutin minum obat apabila tensi nya sedang
turun dan saat tidak ada keluhan.

4
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien diketahui menderita hipertensi sejak 2019
Tidak ada riwayat sakit jantung, kencing manis dan sakit ginjal.

Riwayat Penyakit Keluarga


-Riwayat hipertensi pada ayah pasien (+)
-Riwayat diabetes melitus pada ibu pasien (+)

Riwayat sosial ekonomi


Pasien sudah purna tugas. Pasien tinggal bersama istri yang bekerja sebagai guru.
Penghasilan 1 bulan kurang lebih Rp 5.500.000,00. Biaya pengobatan ditanggung
oleh BJPS Non PBI. Kesan sosial ekonomi cukup.

5
Riwayat makan minum pasien

● Frekuensi makan pasien 3x per hari. Menu makanan bervariasi yang


dibuat oleh istri pasien. Lauk bervariasi antara tempe, tahu, telur,,
ayam, ikan. Rutin makan makanan sayur dan makan buah. Pasien
suka makanan asin (seperti ikan asin, 2-3x/minggu) sejak muda,
pasien sering menambahkan garam dan penyedap rasa meskipun
masakan yang dimakan sudah asin.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : baik


Kesadaran : compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah : 150/79 mmHg
Nadi : 93x/menit, isi dan tegangan cukup
Pernafasan : 18x/menit
Suhu : 36,5
BB : 65
TB : 171
BMI : 22,22 (Normoweight)

7
Pemeriksaan Fisik

Kepala Hidung
Mesosephal Discharge (-)
Nafas cuping hidung (-)
Mata
Konjungtiva anemis (-)
Sklera ikterik (-), Mulut
Bibir kering (-)
Bibir sianosis (-)
Telinga
Discharge (-)

Leher
Pembesaran nnll (-)
Tenggorokan
Pembesaran thyroid (-)
T1-T1, faring hiperemis (-)

8
Pemeriksaan Fisik

Thorax
Inspeksi : Warna kulit sama dengan sekitar, dinding dada kanan kiri
tidak ada yang tertinggal, tidak ada kelainan bentuk dada, tidak
terdapat jejas pada dinding dada

Paru

Inspeksi : statis : hemithoraks kanan=kiri,


dinamis : hemithoraks kanan=kiri
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), tidak ada suara tambahan

9
Pemeriksaan Fisik

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tak tampak


Palpasi : ictus cordis teraba di spatium intercosta V 2cm
medial linea midclavicula sinistra
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, reguler, tidak terdapat
bising, tidak terdapat gallop

10
Pemeriksaan Fisik

Abdomen
Inspeksi : datar, tidak tampak venektasi
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani seluruh lapangan perut
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan, supel

11
Pemeriksaan Fisik

Ekstremitas
Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Edema -/- -/-
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
Deformitas -/- -/-
12
Diagnosis Kerja
Hipertensi Grade I
Rencana Penatalaksanaan
Medikamentosa
Amlodipin 10 mg

Non medikamentosa
• Menyarankan untuk minum obat yang diberikan oleh dokter dengan teratur dan sesuai petunjuk
dokter dalam meminum obat dan mengedukasi pasien bahwa hipertensi merupakan penyakit
yang membutuhkan pengobatan jangka panjang dan kontrol rutin setiap bulan serta mengedukasi
pasien mengenai komplikasi hipertensi yang tidak terkontrol seperti penyakit jantung koroner,
gagal ginjal, penyakit pembuluh darah retina yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan

• Menyarankan untuk mengurangi penambahan garam dan MSG pada makanan pasien karena
asupan garam yang berlebih dapat merusak keseimbangan natrium dan kalium yang dapat
mempengaruhi kerja ginjal, sehingga dapa terjadi penumpukan cairan diikuti meningkatnya
tekanan darah.

• Menyarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik, misalnya seperti olahraga ringan atau berjalan
selama ± 30 menit, menyarankan untuk melakukan istirahat cukup, menyarankan untuk lebih
13 tenang dan tidak terlalu stress
Profil Anggota Keluarga Satu Rumah

No Nama Kedudukan JK Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan


dalam Keluarga
1. Tn. SG Kepala Keluarga L 58 Sarjana Purna Tugas Hipertensi grade 1

2. Ny. F Istri P 56 Sarjana Guru Sehat

14
Dinamika Keluarga
Genogram

15
Family Life Line
Tahun Usia Life Event Severity of Illness
1961 0 Lahir
1967 6th Masuk SD
1976 15th Lulus SMP
Family Map 1979 18th Lulus SMA
1988 27th Menikah
Ny. F 1989 28th Hamil anak pertama
Tn.SG
1992 31th Hamil anak kedua
2019 57th Pasien terdiagnosis
hipertensi
2020 58th Hingga saat ini pasien
selalu kontrol dan
minum obat hipertensi
secara teratur

16
Family Life Cycle SKOR APGAR
Menurut siklus kehidupan Skor
keluarga oleh Duvall 1977, Indikator
Ny. N
keluarga pasien masuk dalam A Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
siklus ke 8 yaitu tahap keluarga
keluarga saya, untuk membantu saya pada waktu 2
dalam masa pensiun dan usia
lanjut (aging family members). saya mendapat kesusahan
Hubungan antar anggota P Saya puas dengan cara keluarga saya, untuk
keluarga baik, antar generasi membicarakan sesuatu dengan saya dan 2
juga baik. mengungkapkan masalah dengan saya
G Saya puas bahwa keluarga saya, menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan 2
aktivitas atau arah baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya,
mengekspresikan afek dan berespon terhadap
2
emosi-emosi saya seperti marah sedih atau
mencintai
R Saya puas dengan cara keluarga saya, dan saya
2
menyediakan waktu bersama-sama
17
SKOR SCREEM

Sumber Patologi
Sosial Interaksi sosial atau komunikasi antar anggota keluarga baik. Komunikasi Tidak ada
dengan grup sosial di luar keluarga seperti tetangga juga baik.

Kebudayaan Pasien dan keluarga merupakan orang bersuku Jawa. Tidak disertai Tidak ada
mitos-mitos tertentu
Keagamaan Pasien beragama Islam. Taat beribadah, sering mengikuti pengajian. Tidak ada
Seluruh anggota keluargamemiliki kepercayaan yang sama.
Ekonomi Stabilitas ekonomi cukup untuk menyediakan kebutuhan primer dan Tidak ada
sekunder. Pasien sudah pensiun. Sumber penghasilan dari gaji istri.

Pendidikan Pendidikan anggota keluarga cukup untuk dapat memecahkan Tidak ada
atau memahami sebagian besar permasalahan yang muncul dalam
keluarga. Pasien merupakan tamatan Sarjana.

Kesehatan Perawatan kesehatan datang ke fasilitas kesehatan. Pasien memiliki Tidak ada
jaminan kesehatan BPJS.
18
PHBS
Indikator Suami Istri Keluarga

Keluargamengikuti KB NA NA NA
Ibu bersalin di faskes NA NA NA
Bayi mendapat imunisasi dasar NA NA NA
lengkap
Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan NA
Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan NA
Penderita TB paru berobat sesuai standar NA NA NA
Penderita hipertensi berobat teratur Y NA 1
Gangguan jiwa berat tidak NA NA NA
ditelantarkan
Tidak ada anggota keluarga yang merokok Y Y 1
Keluargamemiliki/memakai air bersih Y Y 1
Keluarga memiliki/memakai jamban sehat Y Y 1

Sekeluarga menjadi anggota Y Y 1


JKN/Askes
Indeks KeluargaSadar Kesehatan 5/5
19
Diagnosis Fungsi Keluarga

•Fungsi Biologis
Pasien terdiagnosis hipertensi sejak tahun 2019, pasien hanya minum obat apabila tensi nya tinggi saja.
Tidak ada anggota keluarga lain yang sakit. Secara genetik, ditinjau dari genogram dan riwayat pasien
didapatkan data bahwa ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa yaitu ayah pasien yang juga
menderita hipertensi, dan ibu pasien yang menderita diabetes melitus. Perencanaan kesehatan dilakukan
bersama antara pasien, istri dan anak pasien. Istri dan keluarga mendukung kesehatan pasien.

•Fungsi Psikologis
Pasien tinggal bersama istri.Waktu luang digunakan untuk menonton TV. Bila terdapat masalah,
penyelesaiannya didiskusikan bersama dengan istri dengan keputusan akhir juga diambil bersama.
Hubungan pasien dengan keluarga baik. Setiap hari keluarga inti menyediakan waktu untuk berkumpul
bersama. Hubungan pasien dengan tetangga baik.

•Fungsi Religius
Pasien dan keluarga beragama islam. Pasien sering mengikuti kegiatan pengajian setiap minggunya.
Seluruh keluarga cukup taat beribadah.

20
•Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasien adalah seorang pensiunan guru.Istri pasien bekerja sebagai guru.Anak bekerja sebagai pegawai
swasta.Penghasilan pasien berasal dari gaji pensiun dan gaji istri.Dalam membayar tagihan rumah
tangga menggunakan uang yang dikelola oleh pasien dan istri pasien yaitu untuk kebutuhan rumah
tangga, makan, serta iuran BPJS, sisanya untuk ditabung.Seluruh anggota keluarga mempunyai kartu
JKN.

•Fungsi Pendidikan
Pasien dan istri bersekolah sampai tamat sarjana.

•Fungsi Sosial dan Budaya


Pasien tinggal di Tlogosari, Semarang. Komunikasi pasien dengan tetangga baik Pasien memandang
suatu masalah sebagai suatu hal yang harus dihadapi.Tidak ada kepercayaan atau mitos dalam keluarga.

•Fungsi Penguasan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi


Tidak ada masalah.

21
Diagram Realita yang Ada pada Keluarga

Genetik
-Riwayat hipertensi pada ayah pasien (+)
-Riwayat diabetes melitus pada ibu
pasien (+)

Yankes
Klinik berjarak 5- Istri dan anak
Status Kesehatan mendukung
10 menit dari
rumah kesehatan pasien

Perilaku
• Pasien hanya minum obat sewaktu tensi tinggi (tidak
rutin minum obat)
• Kebiasaan pasien senang mengonsumsi i makanan
asin dan MSG
• Pssien jarang berolahraga

22
DIAGNOSIS HOLISTIK
a. Aspek personal • Gaya hidup : pasien memiliki kebiasaan jarang
berolahraga dan pasien hanya minum obat hipertensi
Keluhan : Kepala terasa kenceng
apabila tensinya diketahui tinggi
Kekhawatiran : gejala semakin memberat
Harapan : gejala sakit kepala tidak kambuh
• Pola makan : Frekuensi makan pasien 3x per hari. Menu
lagi
makanan bervariasi yang dibuat oleh istri pasien. Lauk
b. Aspek klinis
bervariasi antara tempe, tahu, telur,, ayam, ikan. Rutin
Pasien pria 58 tahun dengan hipertensi stage I
makan makanan sayur dan jarang makan buah. Pasien
c. Aspek risiko internal suka makanan asin (seperti ikan asin, 2-3x/minggu) sejak
Genetik : Riwayat hipertensi pada ayah pasien muda, pasien sering menambahkan garam dan penyedap
(+), Riwayat diabetes melitus pada ibu pasien (+) rasa meskipun masakan yang dimakan sudah asin.
Pekerjaan : Purna tugas
Pendidikan : Tamat Sarjana • Kebiasaan : Pasien tidak merokok, tidak minum alkohol.
▪ Spiritual : Keluarga beragama islam dan rajin beribadah

23
d. Aspek risiko eksternal dan psikososial
• Kebiasaan keluarga : Interaksi pasien dengan keluarga baik. Kondisi ekonomi keluarga
cukup.
• Edukasi dari keluarga : Jika pasien sakit, keluarga akan merawat pasien dan membawa ke
fasilitas kesehatan yang terdekat.

e. Derajat fungsional:
Pasien mampu melakukan pekerjaan sehari-hari di dalam dan luar rumah secara mandiri.

24
Pengelolaan Komprehensif

Patient Centered Care


1. Promotif
• Edukasi pasien untuk minum obat yang diberikan oleh dokter dengan teratur dan sesuai
petunjuk dokter dalam meminum obat

• Mengedukasi pasien bahwa hipertensi merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan


jangka panjang dan kontrol rutin setiap bulan serta mengedukasi pasien mengenai komplikasi
hipertensi yang tidak terkontrol seperti penyakit jantung koroner, gagal ginjal, penyakit
pembuluh darah retina yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan

• Mengedukasi pasien untuk mengurangi penambahan garam dan MSG pada makanan pasien
karena asupan garam yang berlebih dapat merusak keseimbangan natrium dan kalium yang
dapat mempengaruhi kerja ginjal, sehingga dapa terjadi penumpukan cairan diikuti
meningkatnya tekanan darah.

• Menyarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik, misalnya seperti olahraga ringan atau
berjalan selama ± 30 menit, menyarankan untuk melakukan istirahat cukup, menyarankan
untuk lebih tenang dan tidak terlalu stress
25
Pengelolaan Komprehensif

Patient Centered Care


2. Preventif
• Menghimbau pasien untuk rutin melakukan konrol rutin dilayanan kesehatan (periksa
tekanan darah) guna menghindari hipertensi tidak terkontrol
• Menghimbau pasien untuk mendeteksi dini kemungkinan komplikasi dengan
melakukan cek laboratorium meliputi profil lipif, ureum creatinin dan funduskopi setiap
6 bulan sekali

3. Kuratif
-Amlodipin 1 x 10 mg

4. Rehabilitatif
- Belum diperlukan tindakan rehabilitatif
Family Focused
1. Promotif :
• Memberitahu istri untuk mendukung pasien mengenai sakitnya dan mengedukasi
untuk rutin berobat serta mengingatkan pasien akan kepatuhan minum obat dan
apabila diperlukan menunggui pasien saat minum obat hipertensi.
• Mengedukasi istri untuk menyiapkan menu makanan dengan mengurangi kadar
garam untuk pasien, dan tidak menyediakan garam di meja makan agar
kebiasaan pasien untuk menambahkan garam dapat terkurangi
• Mengedukasi istri untuk menemani pasien berolahraga seperti jalan santai pada
sore hari minimal 3 – 4 kali dalam 1 minggu.
• Meminta istri untuk ikut mendampingi pasien dalam kontrol rutin dan mengikuti
program prolanis

27
2. Preventif
• Mengedukasi istri mengenai hipertensi, tanda dan gejala, serta pencegahannya
dan komplikasinya.
• Mengedukasi keluarga mengenai pentingnya rutin kontrol dan mengingatkan
jadwal periksa kepada pasien
• Mengedukasi kepada istri dan keluarga untuk ikut cek tekanan darah karena
adanya faktor hipertensi pada keluarga sebagai deteksi dini hipertensi
3. Kuratif
• Perlunya motivasi yang diberikan oleh istri dan keluarga agar pasien minum obat
teratur dan menjaga pola makan
4. Rehabilitatif
• Melakukan kontrol ke pelayanan kesehatan terkait penyakit pasien.
Tindak Lanjut
Pembinaan dan Hasil Kegiatan

Risiko dan Intervensi Followup


Masalah
Kesehatan
Faktor risiko - Mengedukasi pasien mengenai komplikasi - Pasien memahami bahwa hipertensi
perilaku: hipertensi apabila tidak terkontrol seperti merupakan penyakit denga terapi
penyakit jantung koroner, gagal ginjal,
• Ketidakteraturan jangka panjang dan mengetahui
penyakit pembuluh darah retina yang dapat
minum obat menyebabkan gangguan penglihatan komplikasi yang ditimbulkan apabila
• Menyukai tidak rutin kontrol
sehingga diperlukan minum obat secara
makanan tinggi
garam teratur dan rutin kontrol
• Kurang - Pasien memahami bahwa garam dan
berolahraga - Mengedukasi pasien untuk mengurangi MSG dapat me ningkatkan tekanan
penambahan garam dan MSG pada
darah dan bertekat untuk mengubah
makanan pasien karena asupan garam yang
berlebih dapat mengganggu fungsi ginjal pola perilaku tersebut
dan meningkatkan tekanan darah
- Pasien sudah mulai beraktivitas fisik
- Mengedukasi pasien untuk rutin berolahraga ringan seperti berjalan santai saat sore
atau melakukan aktivitas fisik ringan seperti
hari bersama istri pasien dengan tetap
jalan santai , bersepeda.
29 memperhatikan protokol kesehatan.
Tindak Lanjut
Pembinaan dan Hasil Kegiatan

Risiko dan Intervensi Followup


Masalah
Kesehatan
- Mengedukasi pasien untuk melakukan Pasien setuju untuk melakukan cek
Faktor risiko genetik deteksi kemugkinan komplikasi dengan terkait komplikasi hipertensi antara lain
hipertensi dalam melakukan pengecekkan profil lipif, ureum pengecekken profil lipid, ureum creatinin,
keluarga creatinin dan funduskopi setiap 6 bulan dan funduskopi setiap 6 bulan sekali.
sekali. Keluarga pasien setuju untuk melakukan
- Menganjurkan istri dan keluarga untuk pemeriksaan tekanan darah sebagai
melakukan pemeriksaan penyaring deteksi dini hipertensi
bertujuan untuk menemukan hipertensi,
berupa pemeriksaan tekanan darah

30
Kesimpulan Pembinaan Keluarga

- Tingkat pemahaman : Baik

- Faktor Pendukung : Pasien bersedia dan antusias menerima


informasi yang diberikan serta berusaha akan melakukan saran yang
diberikan.
- Faktor penghambat : Tidak berkesempatan melakukan kunjungan
rumah dikarenakan pandemi covid 19.
- Indikator keberhasilan : Pasien mau melaksanakan apa yang disarankan.

34
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai