Disusun Oleh:
Elfira Teresa
Anugrah
0815028
Pembimbing:
Dr. Franky Saputra Sp.A
Umur : 27 tahun
Pendidikan : STM
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : 500.000-1.000.000
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Penghasilan : -
Alamat : Babakan Sawah RT : 7, RW : 3, kelurahan Sukahaji, kecamatan
Babakan Ciparay, Bandung
II. ANAMNESIS
Susunan keluarga
Imunisasi
Dasar Ulangan Anjuran
1. BCG √ - 6. HiB -
2. DPT √ √ √ - - - 7. MMR -
3. Polio - - - - - - 8. Hep A -
4. Hep.B - - - - - - 9. Cacar air -
5. Campak - -
Penyakit Dahulu
● Diare : (-) Hepatitis : (-)
● Difteri : (+) TBC : (-)
Asma
● Campak : (-) : (-)
Kejang
● Batuk pilek : (-) Batuk rejan: : (-)
● Tifus perut : (-) Cacar air : (-)
: (-) Lainnya : (-)
● Pneumonia
● Tetanus : (-) : (-)
: (-)
● Ginjal
Riwayat Penyakit Keluarga
● Asma :+
● Penyakit darah :-
● TBC :-
● Penyakit keganasan :-
● Ginjal :-
● Kencing manis :-
● Lainnya :-
III.3 Pengukuran
Umur : 6 bulan
Berat badan : 6,7 kg
Panjang badan : 65 cm
BB/U : Dibawah garis 0 (N)
PB/U : Diatas garis 0 (N)
BB/PB : Di bawah garis 0 (N)
Status gizi: Baik
V. RESUME
Seorang anak perempuan berusia 6 bulan, dengan BB: 6,7 kg, PB : 65 cm, status gizi baik
datang dengan keluhan mencret.
Pasien datang ke RSI diantar keluarganya dengan keluhan utama mencret sejak kemarin.
Buang air besar sebanyak 10 kali, jumlah setiap kali buang air besar ¼- ½ gelas aqua, konsistensi
cair, berwarna kekuningan, bau asam, menyemprot, ampas (+),darah (-), lendir (-). Keluhan
disertai muntah 4 kali, sebanyak ± ½ aqua gelas, berisi sisa makanan dan atau minuman.
Demam sejak pagi tadi, terus menerus. Batuk berdahak dan pilek sejak 3 hari yang lalu. Nafsu
makan baik, rewel dan gelisah (+), haus (+), air mata (+). Pasien tidak makan makanan di luar
dari biasanya.
Riwayat Penyakit Dahulu : -
Riwayat Penyakit Keluarga : -
Usaha berobat :-
Riwayat alergi :-
VI. DIAGNOSIS
VIII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
1. Rencana Terapi B untuk terapi dehidrasi sedang
i. Beri oralit 75 ml / kg BB = 502,5 ml pada 3 jam pertama
ii. Tunjukkan kepada ibu cara memberikan larutan oralit : minumkan sedikit-sedikit
tetapi sering, dari cangkir/ mangkok/ gelas. Jika anak muntah, tunggu 10 menit,
kemudian lanjutkan lagi dengan lebih lambat, lanjutkan pemberian susu jika anak
mau.
iii. Setelah 3 jam, ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
kemudian pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
Medikamentosa :
Berikan tablet Zinc 10 mg 1x1 selama 10 hari.
Dialac 1 sachet p.o 2x1
Paracetamol syrup 120 mg/5 ml ½ cth 3x1 prn
Ambroxol 0,5 ml 3x1 prn
Domperidone 1,5ml 3x1 prn
IX. PROGNOSIS
X. PENCEGAHAN
Klasifikasi Diare
➢ Berdasarkan lamanya, diare dibagi menjadi:
- Diare akut (lamanya diare < 2 minggu)
- Diare persisten (lamanya diare lebih dari 2 minggu, terjadi terus menerus,
penyebabnya infeksi)
- Diare kronis (lamanya diare lebih dari 2 minggu, terjadi intermitten, penyebabnya
non-infeksi misalnya sensitif terhadap gluten)
Etiologi
- Infeksi : bakteri (E.coli, Shigela, Salmonela, Vibrio), virus (Rotavirus, Norwalk
virus), parasit ( amoeba, Giardia lamblia)
- Alergi : protein susu sapi
- Intoleransi : laktosa
- Malabsorpsi
- Keracunan makanan
Pada diare akut, 90% etiologinya karena infeksi.
Patogenesis
1. Diare sekretorik
Jumlah cairan feses lebih dari 200 ml/hari. Cairan feses yang dihasilkan bersifat isotonik dengan
plasma dan menetap selama puasa. Diare ini terjadi pada infeksi bakteri yang menghasilkan
enterotoksin (Vibrio cholera, ETEC / Escherichia coli enterotoksigenik).
Diare sekretorik terjadi karena sekresi air dan elektrolit dari usus meningkat atau absorpsi
menurun. Diare ini dapat disebabkan oleh infeksi (invasi langsung mikroorganisme atau melalui
pengeluaran enterotoksin dari mikroorganisme) atau non-infeksi yang mengakibatkan salah satu
dari 3 mekanisme yaitu (1) aktivasi cAMP (cyclic Adenosine Monophosphate), (2) aktivasi
cGMP (cyclic Guanosine Monophosphate), (3) aktivasi kalsium intraselular. Mekanisme ini
menyebabkan sekresi klorida dari sel kripta dan menghambat absorpsi NaCl.
2. Diare osmotik
Jumlah cairan feses kurang dari 200 ml/hari. Cairan feses yang dihasilkan bersifat
hiperosmotik dibandingkan plasma. Diare ini mereda saat berpuasa. Diare ini terjadi pada
infeksi virus (Rotavirus).
Diare osmotik terjadi karena meningkatnya tekanan osmotik intralumen usus sehingga cairan
dan elektrolit tertarik ke dalam lumen usus. Diare osmotik disebabkan oleh zat-zat yang tidak
dapat diabsorpsi.
Gejala Klinik: diare frekuen, cair, bulky & bau asam; meteorismus; flatulens; kolik abdomen;
diaper rash.
3. Penyakit eksudatif
Feses berdarah dan purulen, sering keluar dengan jumlah yang sedikit/banyak. Diare ini
terjadi pada infeksi bakteri (Shigella, C.jejuni, E.coli enteroinvasive, Salmonella) dan
protozoa.
4. Malabsorpsi
Diare dalam jumlah besar, hiperosmotik, feses yang berlemak. Diare berkurang selama
berpuasa.
5. Motilitas abnormal
Gangguan fungsi neuromuscular menyebabkan volume diare yang sangat bervariasi.
Dasar Diagnosis
Didasarkan pada gejala klinis yaitu mencret sebanyak 10X, pasien juga
mengalami muntah 4 kali sehari. Jika dilihat dari Z-score WHO keadaan gizi pasien baik.
Cara menilai derajat dehidrasi :
Penilaian A B C
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai, atau
tidak sadar
Mata normal cekung Sangat cekung dan
kering
Air mata ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah basah kering Sangat kering
Rasa haus Minum biasa, tidak Haus, ingin minum Malas minum/
haus banyak tidak bisa minum
Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat
lambat
Derajat dehidrasi Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan- Dehidrasi berat
sedang
Terapi Rencana terapi A Rencana terapi B Rencana terapi C
TERAPI
1. Pemberian cairan secara oral sedini mungkin pada awal diare untuk
- Mencegah dehidrasi
- Mengobati dehidrasi
2. Pemberian makanan, ASI, diteruskan selama diare dan masa peyembuhan
Sesuai dengan penyebab diare
Intoleransi karbohidrat → susu rendah sampai bebas laktosa
Alergi protein susu sapi → susu kedelai
Malabsorpsi lemak → susu yang mengandung Medium Chain Trigliseride (MCT)
Apabila dengan terapi dietetic diatas tidak ada respons, gunakan susu protein hidrosilat
3. Kausal
Antibiotik hanya untuk:
Diare invasif : kotrimoksazol 50 mg/kgBB/hari, dibagi 2 dosis selama 5 hari
Kolera : Tetrasiklin 50 mg/kgBB/hari, dibagi dalam 4 dosis selama 2-3 hari
Amoeba, Giardia, Kriptosporidium : Metronidazol 30-50 mg/kgBB/ hari, dibagi 3
dosisselama 5 hari (10 hari untuk kasus berat)
Anti diare tidak diberikan.
4. Zinc (selama 10-14 hari)
Dibawah umur 6 bulan : 10 mg perhari. Diatas umur 6 bulan : 20 mg perhari. Fungsi:
mengurangi lama dan beratnya diare dengan meningkatkan imun tubuh dan mempercepat
reepitelisasi usus
5. Probiotik
Probiotik adalah mikroorganisme dalam makanan seperti Lactobacillus dan
Bifidobacterium. Diduga berfungsi mencegah adhesi kuman patogen ke enterosit.
RENCANA TERAPI A
RENCANA TERAPI B
RENCANA TERAPI C
Komplikasi
● Dehidrasi
● Gangguan keseimbangan asam-basa
● Gangguan keseimbangan elektrolit
● Gagal ginjal akut
● Gangguan gizi
PENCEGAHAN
- Air minum yang berasal dari sumur / sumber air yang terjaga kebersihannya dan dimasak.
- Pengolahan makanan yang dimasak dengan baik, untuk menghindari kontaminasi.
- Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum makan dan sebelum
menyiapkan makanan.
- Gunakan jamban untuk anak kecil atau yang sakit, buang cepat tinja dengan cara
memasukkannya ke dalam jamban atau menguburkan.
- Berikan hanya ASI selama 4-6 bulan pertama, teruskan pemberian ASI paling sedikit
untuk 1 tahun pertama.
Berikan makanan sapihan yang bersih dan bergizi mulai usia 4-6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Subagyo,N Budi Santoso, 2011. Buku Ajar Gastroenterohepatologi IDAI Jilid I.
Halaman 87-120
Garna et al, 2005. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak, Edisi kedua. Fakultas
Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung. Halaman 237-249.
Ghishan F.K. 2007. Chronic diarrhea. In R.M.Kliegman, R.E.Behrman, H.B.Jenson:
Nelson textbook of pediatrics. 17th ed. Philadelphia: Elsevier. p. 1621-1625.
Marcellus Simadibrata K., Daldiyono. 2006. Diare akut. Dalam: A.W. Sudoyo, B.
Setiyohadi, I. Alwi, M. Simadibrata , S.Setiadi : Buku ajar ilmu penyakit dalam.
Edisi 4. Jilid I. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h.408-413.