Anda di halaman 1dari 15

Tata Laksana

Kondisi belum membaik, bahkan memburuk

Rule of Membutuhkan FiO2 > 0,4


2 hours
2 jam setelah onset sesak
napas
Rontgen thoraks abnormal

Pertimbangkan masuk NICU


Perawatan NICU rutin : pemantauan kardiopumonal, menjaga lingkungan suhu
netral, mengamankan akses intravena, hidrasi, dan glukosa darah, observasi
ketat tanda sepsis neonatal awitan dini
Respirasi

 Bantuan oksigen jika oksimetri/hasil pemeriksaan


AGD menunjukkan hipoksemia)

 Tatalaksana awal TTN: memberikan tekanan jalan


napas positif, mencegah atelektasis, mengurangi
usaha napas, mengurangi usaha napas,
menghemat surfaktan. Pilihan pertama Nasal CPAP

 Nasal CPAP dengan humidifikasi lebih baik


dibandingkan dengan non humidifikasi
 Humidified high flow nasal cannula (HHHFN) bisa
dicoba untuk tatalaksana TTN dengan skor Downe
<6

 Pemberian oksigen menggunakan kap oksigen


sudah tidak direkomendasikan karena berpotensi
menginduksi absorben atelektasis, toksisitas
oksigen dan mencederai permukaan jalan napas

 Target saturasi 90-95%


 Jika terlambat memberikan tekanan jalan napas
positif maka beresiko menyebabkan kolaps paru,
hipertensi pulmoner, shock bahkan kematian

 Pada kondisi kolaps paru dengan hipertensi


pulmoner pada pasien perburukan status respirasi,
intubasi ett dan penggunaan ventilator mekanik
selalu dipertimbangkan

 AGD sebaiknya dilakukan berulang, monitor


oksimeter dilanjutkan hingga tanda distress napas
membaik
 Bantuan oksigen jika oksimetri/hasil pemeriksaan
AGD menunjukkan hipoksemia)

 Tatalaksana awal TTN: memberikan tekanan jalan


napas positif, mencegah atelektasis, mengurangi
usaha napas, mengurangi usaha napas,
menghemat surfaktan. Pilihan pertama Nasal CPAP

 Nasal CPAP dengan humidifikasi lebih baik


dibandingkan dengan non humidifikasi
Nutrisi
 Keadaan respiratorik neonatus merupakan determinan yang
digunakan untuk menentukan derajat kebutuhan bantuan
nutrisi neonatus
 Takipnea > 80x/menit disertai peningkatan usaha napas
membuat pemberian minum peroral pada bayi tidak aman

Jika kondisi hemodinamik dan respiratori belum stabil


1 pertimbangkan pemberian cairan intravena dextrose 10% dan Ca
Glukonas mulai dari 60-80 ml/kgbb/hari

2 Apabila distres napas membaik, dapat diberikan nutrisi enteral


bertahap via selang orogastrik serta pemantauan bila status
hemodinamik dan respirasi stabil
Infeksi
 Bila tidak ditemui faktor resiko SNAD dan kondisi
sesak membaik cepat, maka kecil kemungkinan
diagnosis sepsis neonatal awitan dini/pneumonia.
Bayi tidak perlu mendapat terapi antibiotik

 Jika sebaliknya, segera berikan antibiotik empiris


dengan ampisilin dan gentamicin
Medikasi
 Beberapa uji klinis acak terkontrol menunjukkan
bahwa efikasi furosemid atau epinefrin racemic
pada TTN tidak berbeda bermakna dibandingkan
dengan kontrol dalam hal durasi takipnea dan masa
rawat dirumah sakit

 Salbutamol (inhalasi beta2 agonis) menunjukkan


penurunan durasi gejala dan lama masa rawat;
namun demikian, dibutuhkan studi lanjutan
berbasis bukti mengenai efikasi dan keamanan
terapi tsb
Diagnosis Banding
Pneumonia

Respitratory distress syndrome

Sindrom aspirasi; mekonium, darah atau cairan amnion

Pneumotoraks

Defek jantung left to the right shunt disertai gagal jantung hipertensi
pulmonal resisten
Iritasi/penyakit SSP: perdarahan subarachnoid, hypoxic ischemic
encephalopathy
Kelainan metabolisme bawaan

Malformasi kongenital: hernia diafragmatika kongenital, malformasi


adenomastoid kistik
Komplikasi Prognosis

 Kebocoran udara dan  Secara keseluruhan prognosis


pneumotoraks merupakan sangat baik, umumnya gejala
komplikasi yang jarang TTN akan membaik dalam 48
terjadi. Beberapa studi jam onset penyakit
longitudinal menunjukkan
adanya hubungan antara  Pada beberapa laporan kasus,
TTN dan perkembangan terdapat TTN maligna yang
kondisi asma dapat menimbulkan terjadinya
hipertensi pulmonal persisten
pada neonatus karena adanya
peningkatan resistensi
vaskuler pulmoner oleh cairan
paru yang tersisa
Kesimpulan

Masalah pada BBLCB seperti HBTK, kolestasis dan


TTN harus dapat dideteksi dini dan segera
ditatalaksana bila memburuk secara progresif.

Kemampuan deteksi dini dan tatalaksana masalah


BBLCB oleh seorang dokter anak mempengaruhi
prognosis jangka panjang seorang bayi
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai