Anda di halaman 1dari 13

GANGGUAN

PERILAKU
Wulan Rizky Amelia
Fitry Febrianti
Perilaku

“Perilaku merupakan respon atau reaksi


seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari
luar), perilaku terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme dan kemudian
organisme tersebut merespons”
(Skinner)
Perilaku Agresif

“Tingkah laku kekerasan secara fisik


atau verbal terhadap orang lain atau
objek lain.”
Tipe-Tipe Agresi

1. Agresi Instrumental (Instrumental Aggression)


Agresi yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau
cara untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Agresi Benci (Hostile Aggresion)


Agresi yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan keinginan
untuk melukai atau menyakiti, atau agresi tanpa tujuan selain untuk
menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran
atau korban
Bentuk-Bentuk Perilaku Agresi
• Menyerang secara fisik
• Menyerang dalam kata-kata
• Mencela orang lain
• Mengancam melukai orang lain
• Menyerbu daerah orang lain
• Main perintah
• Melanggar hak orang lain
• Membuat perintah dan meminta yang tidak perlu
• Bersorak-sorak, berteriak atau berbicara keras yang tidak pantas
• Menyerang tingkah laku yang dibenci
Tics and Tourette
Tics merupakan gerakan yang stereotipik dan repetitif sekelompok
otot (tics motor) maupun ucapan (tics verbal/vocal) yang tiba-
tiba/mendadak, singkat, tidak bertujuan

Anamnesis
• Terdapat gerakan bibir atau lidah, mata berkedip-kedip, gerakan dagu dan muncul
• saat anak megalami tekanan/stres.Usia anak 5-10 tahun, lebih sering terjadi pada
anak
• laki-laki.
• Gerakan tersebut dapat ditahan, dan meningkat saat cemas, marah, atau
kelelahan.
• Gerakan akan berkurang saat aktivitas atau tidur dan berfluktuasi. Anak merasakan
• rasa tidak nyaman, gatal, atau sensasi yang lain sebelum melakukan gerakan-
gerakan
• tersebut, dan merasa lebih relaks dengan melakukan gerakan-gerakan tersebut.
• Adakah riwayat ADHD maupun gangguan perilaku yang lain.
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan fisik umum dan berat badan.
• Observasi gerakan-gerakan yang dikeluhkan : bibir atau lidah,
mata berkedip-kedip,
• gerakan dagu, leher, bahu. Apakah ada tics vocal yang menyertai
(suara-suara yang
• tidak bertujuan).
• Pemeriksaan neurologis biasanya dalam batas normal
Tatalaksana
Tatalaksana tic bergantung pada beratnya kondisi yang di alami dan apabila
mengganggu anak ( anak menjadi tidak percaya diri, terjadi gangguan dalam
sosialisasi, akademik, teman-teman sebaya) atau terdapat problem
muskuloskeletal maka dapat diberikan obat
Farmakologi : diberikan pada tics yang berat, berupa antagonis reseptor
dopamin.
• Dosis rendah Pimozid (1-4 mg/hari) dapat diberikan, biasanya efektif
dengan
efek samping relatif rendah.
• Clonidin dengan dosis awal 0,05 mg dan dapat dinaikkan secara perlahan 5-7
hari sehingga mencapai dosis 0,1-0,4 mg, evaluasi efek samping berupa
hipotensi postural, bradikardia, nyeri kepala, mulut kering, mengantuk.
• Selain itu dapat diberikan clonazepam atau haloperidol.
• Perlu diperhatikan dan dilakukan juga tatalaksana terhadap masalah
komorbiditas yang
menyertai, seperti ADHD dan gangguan perilaku yang lain.
Autisme
Autisme adalah suatu penyakit otak yang mengakibatkan hilangnya atau
berkurangnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi baik verbal maupun
non verbal, gangguan interaksi sosial dan gangguan tingkah laku, yang terjadi
sebelum anak berusia 30 bulan. Spektrum dari gangguan ini sangat
luas.Terdapat
kasus-kasus yang intelegensinya baik bahkan diatas rata-rata, namun
kebanyakan
dari pengidap autisme memang mengalami retardasi mental dengan gangguan
berbahasa yang sangat serius.
Kriteria Diagnosis

A. Defisit persistent dalam komunikasi dan interaksi sosial di beberapa konteks,


seperti yang berikut:
1. Defisit dalam timbal balik sosial-emosional;
2. Defisit dalam perilaku komunikatif nonverbal untuk interaksi sosial;
3.Defisit dalam mengembangkan, memelihara dan memahami hubungan dengan orang
lain.
B. Pola perilaku berulang-ulang, restriksi minat atau kegiatan setidaknya dua
dari berikut ini :
1. Stereotipik atau gerakan motorik berulang dalam penggunaan benda, atau bicara.
2. Desakan pada kesamaan, tidak fleksibel ke sesuatu yang rutinitas, atau pola ritual
verbal atau nonverbal;
3. Sangat terbatas, tertarik yang abnormal dalam intensitas atau focus terhadap
sesuatu.
4. Hyper- atau hipo reaktivitas terhadap input sensorik atau tertarik terhadap dalam
aspek sensorik yang tidak biasa dari lingkungan.
Kriteria Diagnosis

C. Gejala harus ada pada periode awal perkembangan (tapi mungkin


tidak menjadi sepenuhnya terwujud sampai tuntutan sosial melebihi
kapasitas yang terbatas, atau dapat ditutupi oleh strategi belajar di
kemudian hari).
D. Gejala menyebabkan gangguan klinis yang signifikan di bidang sosial,
pekerjaan atau lainnya yang penting dari fungsi saat ini.
E. Gangguan semacam ini tidak disebabkan oleh gangguan intelektual
(gangguan perkembangan intelektual), atau keterlambatan
perkembangan global.
Tatalaksana
Farmakologi :
Prinsip penanangan anak autisme adalah tergantung dari gejala yang muncul :
1. Obat anti epilepsi bila anak disertai dengan kejang
2. Anti psikotik :untuk mengurangi agresifitas dan agitatif
• Aripiprazole dosis 5mg, 10 mg atau 15 mg/hari
• Haloperidol 0,25-4 mg/hari
• Olanzapine 7,5-12,5 mg/hari
• Risperidone 0,5-3,5 mg/hari
3. Anti depressan : untuk mengurangi perilaku agresis dan repetitive/obsesif
Fluoksetin dosis 2,4-20 mg/hari untuk anak 5-18 tahun
Clomipramine dosis 25-250mg/hari anak usia 5-18 tahun
4. Bila hiperaktif diberikan methylfenidhat 0,3-0,6 mg/kgBB/dosis 2-3x/hari
Non Farmakologi:
1. Terapi perilaku
2. Terapi wicara, fisioterapi
3. Terapi okupasi
4. Pedagogi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai