Anda di halaman 1dari 44

GANGGUAN CEMAS PADA

ANAK
Dr. dr. Theresia Kaunang, SpKJ(K)
Gangguan cemas perpisahan
• Penderitaan berlebihan yg rekuren jika terjadi atau akan dihadapi
perpisahan dari rumah atau tokoh perlekatan utama
• Ketakutan yg persisten dan berlebihan tentang kehilangan atau
kemungkinan bahaya yg mengenai tokoh perlekatan utama
• Kekhawatiran yg persisten dan berlebihan bahwa kejadian yg tdk
diharapkanakan menyebabkan perpisahan dari tokoh perlekatan utama
• Keengganan atau penolakan yg persisten untuk pergi ke sekolah atau
tempat lain karena rasa takut akan perpisahan
• Secara persisten atau berlebihan merasa takut atau enggan untuk
sendirian atau tanpa tokoh perlekatan di rumah atau tanpa org dewasa yg
penting dlm situasi lain
• Keengganan atau penolakan yg persisten untuk pergi tidur tanpa dekat
dengan tokoh perlekatan utama atau tidut jauh dari rumah
Gangguan cemas perpisahan (2)
• Mimpi buruk berulang kali dengan tema perpisahan
• Keluhan gejala fisik yg berulang kali (seperti nyeri kepala, nyeri perut, mual
atau muntah)jika terjadi atau akan dihadapi perpisahan dari tokoh
perlekatan utama.
• Lama gangguan sekurangnya 4 minggu.
• Onset sebelum 18 tahun
• Gangguan menyebabkan penderitan bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, akademik/pekerjaan, fungsi penting lainnya
• Gangguan ini bukan karena gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia,
gangguan psikotik lain atau gangguan panik
• Onset awal, jika terjadi sebelum usia 6 tahun
• DSM-IV R (reference)
Gangguan cemas perpisahan (3)
• Tanda pramonitorik : iritabilitas, kesulitan makan, suka merengek, takut
tinggal sendirian di ruangan, menggendong ke orangtua, mengikuti orangtua
kemana saja, cemas relokasi, anak sering pergi ke temapt tidur orangtuanya,
takut gelap, takut terhadap khayalannya yang tidak lazim (misalnya tokoh
monster, karakter kartun tertentu), anak tidak mau ke sekolah
• Etiologi :
• - Faktor psikososial : anak kecil, imatur dan tergantung pada tokoh ibu, anak
manja, orangtua memberi perhatian berlebihan
• - learning factor : anak belajar dari orangtua yg pencemas,
modelling/mencontoh/meniru, overprotective,
• - faktor genetik : orangtua yg mengalami gangguan panik/fobik
• Prognosis : tidak mau sekolah  gagal dlm akademik  emergency child
psychiatry
Gangguan cemas perpisahan (4)
• Terapi :
• - terapi multimodal :
• - farmakoterapi : gol. fluoxetine
• - psikoterapi, play therapy
• - family therapy, parenting.
• - social skill training
Mutisme selektif
• Periode membisu di sekolah atau di rumah, kedua2-nya.
• Gangguan ini sering bersama2 dgn gangguan cemas perpisahan dan tidak mau
sekolah serta pencapaian bahasa yg terlambat
• Kecemasan sosial  fobia sosial pada anak
• Sering disertai dgn masalah perilaku, seperti temper tantrum, perilaku
menentang di rumah  difficulty child.
• DSM- IV :
• - kegagalan berbicara yg konsisten di situasi sosial tertentu
• - gangguan mengganggu pencapaian pendidikan atau pekerjaan atau
komunikasi sosial
• - kegagalan untuk berbicara bukan karena tidak adanya pengetahuan tentang
atau kenyamanan dalam bahasa atau bicara yg diperlulakn dlm situasi sosial.
 baca DSM-IV R.
• Terapi : multimodal , farmakoterapi, terapi individual, terapi perilaku family
therapy, parenting, social skill training.
Gangguan perlekatan reaktif pada masa bayi dan masa
anak-anak awal
• Gagal tumbuh
• Sering ditemukan di ruang rawat anak dikonsulkan psikiater
• Gejala : hipokinesis, kelambanan, kelesuan, apati dgn kurang aktivitas
spontan, terlihat sedih, tdk gembira, tdk bermain, menyedihkan.
• Beberapa bayi terlihat ketakutan dan mengamati dengan mata
membelalak, tapi menunjukkan respons yg lambat terhdp stimulus
• Menimbulkan penarikan diri  terinhibisi atau terdisinhibisi
• Mengalami gizi buruk, abdomen membuncit, feses berbau busuk dan
mirip seliak, marasmik, BB kurang, TB kurang, tonus otot kurang, kulit
dingin, pucat,
• Terapi fisik bersamaan dengan psikiatrik
• terapi : psikososial, psikoterapi, pendidikan dan konseling kepada orangtua
cara utk menstimulasi bayi dan parenting, monitoring
Gangguan pergerakan stereotipik
• Perilaku motorik yg berulang, tampaknya memiliki dorongan, dan
nonfungsional, seperti menggiyang-goyangkan badan, membenturkan
kepala, menggigit diri sendiri, gerakan memetik. Terjadi sekurang-
kurangnya 4 minggu.
• Membentur-benturkan kepala : bayi, balita. Ada yg bersifat sementara,
ada yg menetap hingga usia sekolah
• Menggigit kuku : insidens , dimulai pada usia 1 tahun – 12 tahun,
menggigit kutikula hingga menjadi luka.
• Mencabut-cabut rambut
• Terapi : farmakoterapi, psikososial, psikoterapi, terapi perilaku,
Gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktif (GPPH/ADHD) (1)
• Gangguan psikiatri anak yg paling sering, th 2006  26 % pada anak
sekolah, th 2009: 32,9% pada anak prasekolah
• Ditandai dengan 3 gejala utama: inatensi, hiperaktif dan impulsivitas
• Kriteria diagnosis DSM-IV : Inatensi :
• - sering gagal memberikan perhatian terhadap hal terinci atau melakukan
kesalahan/tdk berhati-hati dalam tugas sekolah, pekerjaan/aktivitas
lainnya.
• Sulit mempertahankan atensi terhadap tugas atau aktivitas permainan
• Sering tdk tampak mendengar jika berbicara langsung
• Tdk mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas sekolah, pekrjaan
atau kewajiban ditempat kerja (bukan krn perilaku oposisional atau tdk
dpt mengerti instruksi)
• Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas
GPPH (2)
• Sering menghindar, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tuga yg
memerlukan usaha mental tg lama (tugas sekolah/pekerjaan rumah)
• Menghindar hal-hal yg perlu utk tugas atau aktivitas
• Mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuli luar
• Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
Hiperaktivitas :
• Sering gekisah dengan tangan dan kaki atau menggeliat-geliat ditempat duduk
• Sering meninggalkan tempat duduk di kelas atau dalam situasi yg tdk tepat
• Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dlm situasi yg tdk tepat (pd
remaja/dewasa terbatas pd perasaan subjektif kegelisahan)
• Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dlm aktivitas waktu luang secara
tenang
• Sering “siap-siap” atau bertindak seakan-akan “didorong oleh sebuah motor”
• Sering bicara berlebihan
GPPH (3)
Impulsivitas :
• Sering menjawab tanpa berpikir terhadap pertanyaan sebelum pertanyaan
selesai
• Sering sulit menunggu giliran
• Sering memutus pembicaraan org lain atau menganggu orang lain dlm
permainan.
- Beberapa gejala sudah ada sejak usia sebelum 7 tahun
- Gejala terdapat di duaatau lebih situasi misalnya disekolah, di rumah atau
di tempat lain
- Terdapat gangguan yg bermakna dalam fungsi sosial, akademik atau
pekerjaan
- Bukan karena gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia, psikotik atau
gangguan mental lain. - lihat DSM-IV (baca komprehensif dan sinopsis)
GPPH (4)
• Etiologi, secara pasti belum diketahui
• Faktor yg berperan : genetik, cedera otak, neurotransmiter, psikososial
• Seringkali berkomorbiditas dengan gangguan perilaku menentang
• Menetap hingga remaja dan dewasa
• Remisis hiperaktivitas terjafi antara 12-18 tahun,
• Masalah konsentrasi  kesulitan belajar hingga dewasa
• Yg tdk diterapi  gangguan perilaku disruptif, gangguan perilaku
menentang, masalah remaja, gangguan kepribadian antisosial, gangguan
mood.
• Impulsif mudah terjadi kecelakaan, NAPZA, pergaulan bebas, tawuran.
• Child abuse  kematian
GPPH (5)
• Terapi :
- Farmakoterapi : gol. Metilfenidat dll
- Terapi perilaku, behavior modification
- Terapi keluarga
- Pengaturan makanan
- Parenting skill program
- Social skill training
- Remedial terapi
- Terapi okupasi,
- Terapi tambahan sesuai dengan handicap
Gangguan perkembangan pervasif
• Definisi : kelompok kondisi psikiatrik, ketrampilan sosial, perkembangan
bahasa, dan perilaku tidak berkembang secara sesuai atau hilang pada
masa kanak-kanak awal.
• Leo Kanner, 1943, dlm tulisan : autistic disturbance of affective contact”
• Terdiri dari : gangguan autistik, gangguan rett, gangguan asperger,
gangguan disintegratif masa anak-anak dan gangguan perkembangan
pervasif yg tdk ditentukan (PDD-NOS).
• Prevalensi 2-10 /10.000. dapat terdeteksi sebelum usia 3 tahun.
• Etiologi : belum diketahui
• Faktor yg berperan : faktor psikodinamik, neurobiologis, genetik,
imunologis, perinatal, biokimiawi/neurotransmiter.
Gangguan autistik (1)
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, :
- Gangguan yg jelas dlm penggunaan perilaku nonverbal multipel, seperti tatapan mata,
ekspresi wajah, postur tubuh dan gerak-gerik untuk mengatur interaksi sosial.
- Gagal utk mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yg sesuai menurut
tingkat perkembangan
- Tdk adanya keinginan spontan utk berbagi kesenangan, minat, atau bertemu dgn org
lain (tdk memamerkan , membawa, menunjukkan benda yg menarik minat)
- Tidak ada interaksi resiprokal secara emosional atau sosial
2. Gangguan kualitatif dalam komunikasi :
- Keterlambatan atau sama sekali tdk ada perkembangan bahasa ucapan (tdk disertai
oleh usaha untuk berkompensasi, melalui cara komunikasi lain seperti gerak-gerik atau
mimik
- Pd individu dgn bicara yg adekuat, gangguan jelas dalam kemampuan utk memulai
atau mempertahankan percakapan dgn org lain
- Pemakaian bahasa atau bahasa idiosinkratik secara stereotipik dan berulang
Gangguan autistik (2)
- Tdk adanya berbagai permainan khayalan atau permainan sosial pura-pura
yg spontan yg sesuai menurut tingkat perkembangannya
3. Pola perilaku, minat dan aktivitas yg terbatas, berulang dan stereotipik :
- Preokupasi dgn satu atau lebih pola minat yg stereotipik dan terbatas, yg
abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya
- Ketaatan yg tampaknya tdk fleksibel terhadap rutinitas atau ritual yg
spesifik dan nonfungsional
- Manerisme motorik stereotipik dan berulang (misalnya menjentikan atau
memuntirkan tangan atau jari atau gerakan kompleks tubuh.
Baca komprehensif dan sinopsis,
lihat DSM-IV
Gangguan Rett
1. Perkembangan pranatal dan perinatal normal
2. Perkembangan psikomotor tampak normal selama lima bulan pertama
setelah lahir
3. Lingkran kepala normal saat lahir
Onset, setelah periode perkembangan normal :
4. Perlambatan pertumbuhan kepala antara usia 5 dan 48 bulan
5. Hilangnya ketrampilan tangan bertujuan yg sebelumnya telah dicapai
antara 5- 30 bulan dengan diikuti perkembangan gerakan tangan
stereotipik (memuntirkan tangan /mencuci tangan)
6. Hilangnya keterlibatan sosial (kemudian tumbuh lagi)
7. Gaya berjalan atau gerakan batang tubuh yg kurang terkoordinasi.
8. Gangguan berat pada perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif
denganretardasu psikomotor yg berat
Gangguan disintegratif masa anak
A. Pertumbuhan tampak normal selama sekurangnya ahun pertama, ditunjukkan
oleh komunkasi verbal, nonverbal yg sesuai dg usia, hubungan sosial,
permainan dan perilaku adaptif
B. Kehilangan bermakna secara klinis ketrampilan yg telah dicapai sebelumnya
(sebelum usia 10 tahun0 dalam sekurangnya bidang :
- Bahasa ekspresif atau reseptif
- Ketrampilan sosial atau perilaku adaptif
- Pengendalian usus atau kandung kemih
- Bermain
- Ketrampilan motorik
C. Kelainan fungsi, sekurangnya 2 ;
1. Ganggaun kualitatif dalam interaksi sosial (misalnya gangguan dalam perilaku
nonverbal, gagal mengembangkan hubunan teman sebaya, tdk ada timbal
balik sosial atau semosional
Gangguan disintegratif masa anak (2)
2. Ganggaun kualitatif dalam komunikasi (keterlambatan atau tdk adanya
bahasa ekspresi, ketidakmampuan memulai atau memperthankan
percakapan, pemakaian bahasa yg stereotipik dan berulang, tdk adanya
berbagai permaian khayalan)
3. Pola perilaku, mkinat dan aktivitas yg terbatas, berulang dan steretipik
termasuk stereotipik dan manerisme motorik
Gangguan asperger
• Ditemukan oleh Hans Asperger, th 1944
• Little profesor
• Gejala klinis, sama dengan gangguan perkembangan pervasif lainnya
• Tdk ada keterlambatan bicara
• Gejala : interaksi sosial, perilaku stererotipik, preokupasi pd hal2 tertentu,
interaksi timbal balik tdk ada,
• Kriteria diagnostik (lihat DSM-IV)
• Baca sinopsis dan komprehensif
Pdd-nos
• Gambaran klinis: interaksi sosial, komunikasi (terlambat bicara), perilaku
• Tidak memenuhi kriteria diagnostik autisme secara lengkap
• Lebih mudah untuk diterapi dibandingkan autisme
• Paling banyak ditemukan diantara PDD
• Prognosis lebih baik dibandingkan PDD yg lain
TERAPI PDD:
- Farmakoterapi - parenting skill program
- Terapi perilaku - social skill training
- Terapi wicara - family therapy
- Terapi okupasi
- Sensori integrasi
- Terapi remedial
Gangguan komunikasi

• Gangguan berbahasa ekspresif


• Gangguan berbahasa reseptif/ekspresif campuran
• Gangguan fonologis
• Gagap
• Gangguan komunikasi yg tak ditentukan
Gangguan bahasa ekspresif
• Bahasa verbal/isyarat yg jelas dibawah tingkat usianya
• Bukan gangguan perkembangan pervasif
• Anak menunjukkan keinginan untuk berkomunikasi
• Jika bs berbahasa sangat teretardasi, tata bahasa sederhana, artikulasi
bervariasi
• Gangguan terlihat sebelum usia 3 tahun
• Gangguan jelas terlihat pada usia 18 bulan
• Anak berusaha berkomunikasi, mempertahankan kontak mata,
berhubungan baik dgn org lain, main cilukba
• Perbendaharaan kata terbatas
• Usia 4 tahun, berbicara dgn frasa pendek
• Perkembangan terlambat, gangguan fonologi, DCD, enuresis
Gangguan bahasa reseptif/ekspresif
campuran
• Gangguan jelas terlihat pd usia 18bln- 24 bln, kegagalan membuat ucapan
fonem (unit suara) tunggal atau meniru suara orang
• Tampak tuli, tp sebenarnya bs mendengar
• Gangguan penyerta adalah : gangguan belajar berupa gangguan
membaca, gangguan matematika, gangguan ekspresi menulis
• > 70% anak dengan gangguan ini memiliki gngguan lain seperti GPPH,
gangguan kecemasan dan gngguan depresif.
Gangguan fonologi
• Berbagai pembicaraan tidak sesuai dengan perkembangannya
• Pemakaian “t” menggantikan “k”
• ditemukan pada usia 3 tahun untuk kasus parah dan 6 th utk yg kurang
parah
• Pada kasus ringan hanya satu fonem yg terganggu atau fonem tunggal.
• Suara-suara huruf tertentu sering tidak mampu mengartikulasikn
• Penghilangan, substitusi, distorsi
• Jika terjadi salah ucap, maka anak dgn gangguan ini tdk akan meralat
• Pemulihan spontan
• Seringkali bersama2 dg gangguan komunukasi lainnya
Gagap
• Biasanya tampak sebelum usia 12 th
• Tidak timbul tiba-tiba
• Terjadi dlm beberapa minggu dgn perubahan konsosnan awal, seluruh
kata biasanya kata pertama dari frasa atau kata yg panjang
• Mungkin tdk ditemukan selama membaca, menyanyi
4 fase gagap
- fase pertama : terjadi selama periode prasekolah
- fase kedua : pada sekolah dasar
- Fase ketiga : terlihat pada usia 8 th sampai dewasa
- fase keempat : pada remaja akhir-dewasa
Gangguan eliminasi
• Enkopresis : suatu pola pengeluaran feses di tempat yg tdk sesuai, terlepas
apakah pengeluarannya tdk disadari atau disengaja.
• Enuresis : mengeluarkan urin secara berulang dalam pakaian atau tempat
tidur terlepas miksi tidak disadari atau disengaja.
• Perilaku ini harus terjadi sekurang-kurangnya dua kali seminggu selama
sekurangnya 3 bulan.
• Menyebabkan penderitaan bermakna, gangguan sosial, gangguan
akademik
• Urutan normal perkembangan pengendalian fungsi usus dan kandung
kemih :
• Perkembangan kontinensia fekal nokturnal, perkembangan kontinensia
diurnal, perkembangan kontrol kandung kemih diurnal, perkembangan
kontrol kandung kemih nokturnal.
Enkopresis
• Pengendalian usus 95 % pada usia 4 tahun dan 99% pada usia 5 tahun
• Tdk ada toilet training
• Regresi
• Timbul setelah parental separation, pindah rumah, atau mulai sekolah
baru
• Seringkai disertai dgn perilaku opsitional
• Bersifat sporadik, misalnya stres sebelum kelahiran adik yg baru
• Perjalanan penyakit, bisa berhenti sendiri atau berkanjut hingga masa
remaja pertengahan
• Anak enkopretik berdampak pd harga diri yg rendah
• Terapi : toilet training, terapi perilaku, farmakoterapi
Enuresis

• Enuresis terdiri dr 3 tipe yaitu nokturnal saja, diurnal saja, nokturnal dan
diurnal.
• Tipe primer dan sekunder
• harus singkirkan faktor organik
• Dapat berhenti sendiri
• Enuresis biasanya pd usia 4 th setahun tdk terjadi kemudian muncul pada
usia 5-8 th
• Kesulitan emosional dan sosial bermakna  citra diri yg buruk, rendah
diri, rasa malu sosial dan pengekangan, konflik dlm keluarga
• Terapi : toilet training, terapi perilaku, farmakoterapi
Gangguan perilaku menentang
• Menurut DSM-IV : pola perilaku negativistik, bermusuhan dan menentng yg berlangsung
sekurangny 6 bln dgn gejla-gejala : sering hilang kendali kemarahan, sering berdebat dgn orgtua,
secara aktif mengabaikan atau menolak patuh dg permintaan atau peraturan orangtua, secara
sengaja menganggu org lain, menyalahkan org lain atas kesalahn atau kekeliruan, sering mudah
tersinggung atau mudh diganggu org lain, sering marah dan membenci, sering mendengki dan
ingin membalas dendam
• Gangguan ini menyebabkan gangguan bermakna dlm fungsi sosial, akademik atau pekerjaan
• Bukan karena gangguan psikotik atau gangguan mood
• Lebih sering pd anak laki2-dibandingkn perempuan
• Etiologi berkaitan dengan penentuan fase otonomi
• Yg paling dramatis muncul pd usia 18-24 bln.
• Konflik yg tdk terpecahkan yg berkembang selama periode fase anal.
• Perilaku opsisional didorong dan dipelajari pd saat anak menunjukkan kendali thd tokoh yg
berkuasa
• Komorbid dgn conduct disorder, gpph, gangguan belajar, gangguan mood, pemakaian zat dan
derajat keutuhan keluarga
• Terapi : psikoterapi individual, play terapi, terapi perilaku, farmakoterapi
Conduct disorder
• Pola perilaku yg berulang dan menetap dimana hak dasar org lain atau
norma sosial yg sesuai dgn usia dilanggar.
• Perilaku ditemukan selama 6 sekurangnya 6 bln
• Menurut DSM –IV : agresi kepada org dan binatang : sering berbohong,
mengancam, mengintimidasi org lain, sering memulai perkelahian fisik,
menggunakan senjata yg menyebabkan bahaya fisik yg serius bagi org lain
(misalnya pemukul batu, botol pecah, pisau, pistol), kejam seara fisk
kepada org lain, kejam secara fisik kepada binatang, mencuri sambil
berhdapan dg korban (mearampok, menjmbret dompet, memeras,
merampok bersenjata), memaksa org utk melakukan aktivitas seksual
• Menghancurkan barang milik : secara sengaja menimbulkan kebakaran
dengan tujuan menyebabkan kerusakan yg serius, secara sengaja
menghancurkan barang milik org lain (selain menimbulkan kebakaran)
Conduct diorder (2)
• Tiak jujur/mencuri : membongkar masuk ke dlm rumah, bangunan atau kendaraan milik
org lain, sering berbohong utk mendapatkan barang2 atau kemurahan hati atau utk
menghindari kewajiban (memanfaatkan orang lain)
• Mencuri barang2 dgn nilai yg tdk kecil tanpa menghadapi korban (mencuri toko, tanpa
merusak, menyeludup, pemalsuan)
• Pelanggaran aturan serius : sering diluar pd malam hari walaupun dilarang orgtua dimulai
sebeum usia 13 th, melarikan diri dr rmh semalaman sekurangnya 2 kali saat tinggal di
rumah orgtua atau rumah wali orgtua, membolos dr sekolah, dimulai sebelm usia 13 th
• Gangguan ini mengganggu akademik, pekerjaan, dan sosial
• Tipe onset anak dan remaja: 10 tahun batas usia.
• Etiologi : faktor parental, sosiokultural, psikologis, neurobiologis, penyiksaan dan
penganiayaan anak, disfungsi atau kerusakan sistem saraf, temperamental awal yg
ekstrim
• Prognosis buruk  kriminalitas
• Terapi : terapi parental, terapi perilaku, farmakoterapi
Retardasi mental
• Suatua gangguan yg heterogen yg terdiri dr fungsi intelektual di bawah rata-rata
dan gangguan dalam ketrampilan adaptif yg ditemukan sebelum org berusia 18
th.
• Gangguan dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan dan psikososial.
• DSM-IV : fungsi intelektual secara bermakna dibawah rata-rata : IQ kira-kira 70
atau kurang pada tes IQ yg dilakukan secara individual, adanya defisit/gangguan
yg menyertai fungsi adaptif sekarang pd 2 bidang ketrampilan : komunikasi,
merawat diri sendiri, ketrampilan sosial/interpersonal, menggunakan sarana
dlm masyarakat, mengarahkan diri sendirim ketrapilan akademik, pekerjaan,
liburan, kesehatan dan keamanan. Onset sebelum usia 18 th
• Tingkat ganggaun intelektual : retardasi mental ringan : IQ 50-55 sampai kira2
70, retardasi mental sedang : IQ 35-40 sampai 50-55, retardasi mental berat : IQ
20-25 sampai 35-40, retardasi mental sangat berat : IQ dibawah 20 atau 25.
Retardasi mental (2)
• Etiologi : kondisi genetik (kromososm & bawaan ), pemaparan
pranatal,dgn ineksi dan toksin, trauma perinatal, kondisi yg didapat, faktos
sosiokultural
• Kelainan kromosom : sindroma down, sondroma prader willi, sindroma x-
fragile, indroma cat cry.
• Faktor genetik : fenilketonuria, neurifibromatosis, sklerosis tuberosis,
adrenoleukodistrofi, defisiensi enzim.
• Terapi : multimodal terapi
Gangguan belajar
• Gangguan belajar terdiri dari : gangguan membaca/disleksia, gangguan
matematika/diskalkulia, gangguan ekspresi tulisan
• Gangguan membaca/disleksia ditandai oleh gangguan kemampuan mengenali
kata, membaca yg lambat dan tidak tepat dan pemahaman yg buruk tanpa adanya
kecerdasan yg rendah atau defisit sensorik yg bermakna
• Gambaran klinis : biasanya tampak usia 6/7 th/kelas 1/2 SD, anak membut
kesalahan dalam membaca, untuk huruf yg berkelompok misalnya b dan d, p dan q.
Anak bisa menyalin apa yg dibaca, tp tdk bs mengeja.
• Masalah penyerta : kesulitan berbahasa, gangguan diskrimasi bunyi, kesulitan
mengurutkan kata dg tepat, kadangkala anak memindahkan huruf yg akan dibaca,
karena buruk pencapaian pengurutan kiri ke kanan.
• Anak menghindari pekerjaan menulis dan membaca, kecemasan meningkat jika
menghadapi bahsa tertulis
• Yg tdk medpt pengobatan  malu, tdk ada percaya diri, frustrasi, depresi
• Terapi : terapi remedial, farmakoterapi
Gangguan belajar (2)
• Gangguan matematika/diskalkulia : suatu ketidakmampuan dalam melakukan
ketrampilan aritmatika yg dihrapkan utk kapasitas intelektual dan tingkat
pendidikan seseorang. Ketrampilan aritmatika dilakukan dg tes yg dibakukan
• Kinerja anak dalam menangani konsep angka dasar, seperti menghitung dan
menjumlahkan lebih rendah drpd yg diharapkan menurut usianya
• Pd tingkat awal anak mengandalkan hafalan, selanjutnya menalami kesulitan jika
matemaika sudah sulit
• Klasifikasi :
1. Kesulitan menghitung dgarti
2. Kesulitan mengusai sistem kardinal dan ordinal
3. Kesulitan membayangkan obyek dalam kelompok2
4. Kesulitan menggunakan operasi aritmatika
Tambahan : kesulitan mengasosiasikan simbol auditorik dan visual seperti mengerti arti
kuantitas, mengingat urutan langkah aritmatika, memilih prinsip utk memecahkan
masalah, masalah dlm soal cerita matematika
Gangguan belajar (3)
• Gangguan matematika seringkali menyertai gangguan membaca, tulisn ekspresi,
DCD, bahasa ekspresif dan reseptif. Ditemukan juga masalah defisit daya ingat,
konsentrasi, masalah perilaku dan emosional.
• Biasanay tampak pada usia 8 tahun/kelas III SD
• Anak yg tdk diintervensi/diterapi akan mengalami kesulitan akademik terus menerus,
konsep diri buruk, frutrasi, depresi
• Terapi : terapi remedial, farmakoterapi
• Gangguan ekspresi tulisan : ditandai dengan ketrampilan menulis yg secara
bermakna di bawah tingkat yg diharapkan menurut usia, kapasitas intelektual, dan
pendidikan seseorang seperti yg diukur dg tes yg baku.
• gangguan ini mengganggu prestasi belajar anak
• Ketidakmampuan menulis  pengejaan yg buruk, kesalahan tata bahasa, dan tanda
abca, tulisan tangan yg buruk.
• Gambaran klinis : menunjukkan kesulitan pada kelas awal untuk mengeja kata dan
mengekspresikan pikirannya menurut aturan tata bahasa yg sesuai menurut usianya.
Gangguan belajar (4)
• Kalimat yg diucapkan dan ditulis mengandung sejumlah besar kesalahan tata bahasa yg
tdk lazim dan usunan paragraf yg buruk. Selama kelas II dan seterusnya menunjukkan
kesalahan tata bahasa sederhana dlm menulis kalimat pendek. Misalnya gagal
memulai huruf kapital di awal kalimat dan mengakiri kata dengan spasi serta mengakiri
kalimat dg titik.
• Lebih besar lagi, nampak anak mengucapkan kalimat yang lebih primitif, aneh dan
inferior dibandingkan dg temannya.pemilihan kata salah dan tdk tepat, pengerjaan
menjadi semakin sulit saat perbendaharaan katanya menjadi lebih abstrak dan lebih
besar dalam jumlah dan karakter.
• Terjadi penolakan atau keengganan utk ke sekolah, melakukan pekerjaan rumah
tertulis, prestasi akademik buruk, tdk memiliki minat dlm pekerjaan sekolah,
membolos, defisit atensi, gangguan perilaku (conduct disorder), depresi.
• Sering menyertai gangguan membaca, gangguan matematika, DCD, gangguan bahasa
ekspresif/reseptif, gangguan perilaku
• Prognosis tergantung keparahan, usia, intervensi terapi
• Terapi : terapi remedial, farmakoterapi.
Developmenetal coordination disorder (DCD)
• Gangguan ditandai dengan kinerja motorik dalam aktivitas yg memerlukan koordinasi lebih
lambat dibandingkan yg diharapkan.
• Anak mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik seperti pada masa
bayi : berputar, duduk, merangkak, berjalan, mengancingkan baju, mengunci retsleting. Pasien
biasanya canggung pada ketrampilan motorik kasar dan halus.
• Pada usia 2-4 th tampak kecanggungan pd hampir semua aktivitas yg memerlukan koordinasi
motorik seperti tdk dpt memegang bend, mudah menjatuhkannya, gaya berjalan tdk mantap,
sering tersandung pd kkaki sendiri, menabrak aka-anak lain saat berusaha mendektai mereka
• Pada anak yg lebih besar : terlihat dlm permianan seperti mencocokkan kepingan gambar taau
membangun balok, permainan bola
• Bisa terjadi defisit menulis dan frekuensi menjatuhkan barang.
• Secara kesleuruhan sering mengalami keterlambatan perkembangan, pada aspek bicara
terlambat, mengalami kesulitan belajar di sekolah, masalah perilaku dan emosional,
mengalami kecanggungan hingga remaja
• Terapi : terapi multimodal, konseling parental, skill training, remedial terapi metode
montessori.
Gangguan pemberian makan dan gangguan
makan pada masa bayi dan masa anak-anak awal
• Pika : pola makan yg tdk bergizi. Zat atau benda yg dimakan bervariasi, misalnya
cat, plester, tali, rambut, tissue, kain, kotoran, feses binatang, batu, kertas.
• Komplikasi : keracunan timbal, parasit, anemia defisiensi besi, defisiensi zinc,
obstruksi usus
• Terapi : terapi lingkungan, bimbingan paretial  parenting skill, terapi perilaku.
• Gangguan ruminasi. Regurgitasi makanan berulang, stelah terjadi regurgitasi
makanan akan ditelan atau dikeluarkan, makanan yg telah tercerna sebagian di
bawa ke mulut tanpa mual, muntah, gangguan intestinal yg menyertai. Terlihat
posisi bayi mengejan dan melengkungkan punggung dg kepala ditarik ke belakang,
ada gerakan bayi mengisap. Biasanya bayi cengeng dan lapar di antara episode
ruminasi
• Onset terjadi setelah 3 bln. Berhubungan dg kondisi medis yaitu hiatus hernia yg
menyebabkan refluks.
• Terapi :perbaikan lingkungan, parenting skill, psikoterapi utk pasangan ayah ibu.
Terapi perilaku dg metode aversif.
Gangguan pemberian makan
• Terjadi pada masa bayi dan masa kanak awal. Anak tdk bisa mencapai
berat badan ideal
• Bukan karena penyakit GIT
• DSM-IV : kegagalan persisten untuk makan secara adekuat dengan
kegagalan bermakna untuk menaikkan berat badan atau kehilangan berat
badan yg bermakna selama 1 th
• Peaky eater : anak memilih-milih makanan.
Gangguan tik
• Tik : gerakan motorik atau vokalisasi in volunter, tiba-tiba, rekuren, tdk berirama dan
stereotipik. Terdiri dari tik sederhana dan kompleks.
• Tik vokal sederhana : batuk, membersihkan tenggorokan, mengdengkur, menghirup,
mendengus.
• Tik motorik kompleks : lebih bertujuan, dan ritualistik dibandingkan tik motorik sederhana.
• Gangguan Tourette. Tik yg paling sring digambarkan adalah wajah dan kepala, mengkerut
dahi, menaikkan alis mata, mengedipkan kelopak mata, mengedutkan mulut, menggigit
bibir, menjulurkan lidah, menarik-narik rahang bawah, menyentakan, menggoncang
kepala, memuntir leher, , memutar-mutar kepala. Pada lengan : menyentakan tanagn,
menyentakan lengan, menarik jari, meremas tangan, mencengkram telapak tangan. Tubuh
dan anggota gerak bawah : menaikan bahu, menggoyangkan kaki, lutut, ibu jari, gaya
berjalan aneh, menggeliattubuh, meloncat. Sistem pernapasan & pencernaan : cegukan,
menarik napas panjang, menguap, pernapasan yg dipaksakan, bunyi menyedot atau
mencium dan membersihkan tenggorokan.
• Onset biasanya 7 tahun, paling awal usia 2th.
• Terapi : farmakoterapi, terapi perilaku.
Gangguan pengendalian impuls
• Tidak dapat menahan suatu impuls, dorongan atau godaan, untuk
melakukan tindakan berbahaya atau menyulitkan.
• Sebelum melakukan tindakan merasakan ketegangan atau rangsangan yg
meningkat
• Saat melakukan merasakan kesenangan, kegembiraan atau pelepasan
Gangguan yg lain pada anak
• Gangguan mood dan bunuh diri
• Skizofrenia onset masa kanak
• Fungsi intelektual ambang
• Perilaku antisosial pada masa kanak dan
remaja
• Masalah identitas

Anda mungkin juga menyukai