Anda di halaman 1dari 6

1.

Pemeriksaan nyeri ketok cva


Pemeriksaan ini mengharuskan pasien dalam posisi duduk. Pemeriksa mengepalkan tinjunya
dan dengan lembut memukul daerah di atas sudut kostovertebral di kedua sisi. Tangan yang
dominan digunakan untuk meninju. Biasanya rasa nyeri hebat (bahkan pada perkusi ringan di
daerah ini) dialami oleh pasien pielonefritis.

2. Nilai normal pemeriksaan darah dan urin


Darah :
Leukosit
1. Nilai normal : dewasa : 4,8-10,8 (103/µl), anak-anak : 6,0-17,5 (103/µl)

Hemoglobin (Hb)
1. Nilai normal : Laki-laki : 14-18 (g/dL), Perempuan : 12-16 (g/dl), anak-anak : 11,3-14,1 (g/dl)

Eritrosit
1. Nilai normal : laki-laki : 4,4-5,9 (106/µl), perempuan : 3,8-5,2 (106/µl).

Hematokrit
1. Nilai normal : laki-laki : 42-52 %, perempuan : 37-47 %

Trombosit
1. Nilai normal : 150-450 (103/µl)

Nilai-nilai MC
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ukuran serta kandungan hemoglobin dalam sel darah merah.
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)
1. Nilai normal : 26-34 pg
Mean Corpuscular Volume (MCV)
1. Nilai normal : 80-100 fL
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC)
1. Nilai normal : 32-36 g/dL

Pemeriksaan Laju Endap Darah


1. Nilai normal : laki-laki : 0-8 mm/jam, perempuan : 0-15 mm/jam

Pemeriksaan Hitung Jenis


Neutrofil
1. Nilai normal : 50-70 %

Limfosit
1. Nilai normal : 25-40 %

Monosit
1. Nilai normal 2-8 %

Eosinofil
1. Nilai normal : 2-4 %

Basofil
1. Nilai normal : 0-1,0 %
Urin :
Warna: Kuning
Kejernihan: Jernih
Berat Jenis: 1,015 – 1,025
pH: 4,8 – 7,4
Protein: Negatif
Glukosa: Negatif
Keton: Negatif
Bilirubin: Negatif
Urobilinogen: Normal
Leukosit (esterase): Negatif
Darah: Negatif
Nitrit: Negatif
Sedimen:
- Eritrosit: 0 – 1 /lpb
- Leukosit: 0 – 4 /lpb
- Epitel: 5 – 15 /lpk
- Silinder: Negatif
- Kristal: Negatif
- Lain-lain: Negatif

3.klasifikasi hematuria
Menurut klinis :
a. Hematuria mikroskopis, adanya darah di urine dalam jumlah sangat kecil hingga hanya
bisa terlihat dibawah mikroskop.
b. Gross/makroskopik hematuria, terlihat oleh mata telanjang, urine berwarna merah, dapat
juga ditemukan gumpalan darah kecil.

Menurut istilah lain :


1) Hematuria asimtomatik (isolated hematuria) yaitu hematuria sebagai gejala
tunggal atau tanpa disertai rasa sakit.
2) Hematuria simtomatik, hematuria yang ditemukan bersama dengan gejala lain
atau disertai rasa nyeri saat miksi.
3) Hematuria persisten, hematuria timbul setiap kali miksi.
4) Hematuria rekuren, hematuria yang diselingi dengan urin

4.Pemeriksaan penunjang
Radiologis
BNO
untuk melihat lokasi batu, besarnya batu, apakah terjadi bendungan atau tidak
Pada foto BNO batu yang dapat dilihat disebut sebagai batu radioopak, sedangkan batu yang
tidak tampak disebut sebagai batu radiolusen

Pielografi intra vena (PIV)


Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan; pada keadaan ini dapat dilakukan
retrograd pielografi atau dilanjutkan dengan antegrad pielografi Pemeriksaan ini bertujuan
menilai keadaan anatomi dan fungsi ginjal. Juga untuk mendeteksi adanya batu semi-opak
ataupun batu non-opak yang tidak terlihat oleh foto polos abdomen.

Ultrasonografi
USG dikerjakan bila tidak mungkin menjalani pemeriksaan PIV yaitu pada keadaan seperti
allergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil.
Terlihat gambaran echoic shadow jika terdapat batu.
Ct scan
Tehnik CT scan adalah tehnik pemeriksaan yang paling baik untuk melihat gambaran semua
jenis batu dan juga dapat terlihat lokasi dimana terjadinya obstruksi.

5. definisi ureterolithiasis
ureterolithiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter (sue hinchliff, 1999 hal 451).

6. etiologi
batu ureter pada umumnya berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. batu ureter mungkin
dapat lewat sampai ke kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. batu ureter juga
bisa sampai ke kandung kemih dan kemudian berupa nidus menjadi batu kandung kemih
yang besar. batu juga bisa tetap tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan
obstruksi kronik dengan hidroureter yang mungkin asimtomatik. tidak jarang terjadi
hematuria yang didahului oleh serangan kolik

7.gejala klinis
 Nyeri. Batu dalam pelvis ginjal menyebabkan nyeri pekak dan konstan. Batu ureteral
menyebabkan nyeri jenis kolik berat dan hilang timbul yang berkurang setelah batu lewat.
 Mual dan muntah serta kemungkinan diare
 Perubahan warna urine atau pola berkemih, Sebagai contoh, urine keruh dan bau
menyengat bila infeksi terjadi, dorongan berkemih dengan nyeri dan penurunan haluaran
urine bila masukan cairan tak adekuat atau bila terdapat obstruksi saluran perkemihan dan
hematuri bila terdapat kerusakan jaringan ginjal

Nyeri:
Ada 2 madam tipe nyeri yang berasal dari ginjal, yaitu nyeri kolik ginjal dan nyeri
ginjal bukan kolik. Kolik ginjal biasanya disebabkan oleh peregangan urinary collecting
system (sistem pelviokalises), sedangkan nyeri ginjal bukan kolik disebabkan distensi dari
kapsul ginjal. Gejala nyeri ini mungkin timbul bersamaan sehingga sukar membedakan secara
klinik. Namun yang jelas obstruksi saluran kemih adalah mekanisme utama yang
bertanggung jawab untuk terjadinya kolik ginjal. Nyeri pada kolik ginjal ini bersifat konstan,
sedang pada kolik bilier dan intestinal datangnya bergelombang.

Hematuria :
1.Hematuria inisial: darah yang muncul saat mulai berkemih, sering mengindikasikan
masalah di uretra (pada pria, dapat juga di prostat).
2. Hematuria terminal: darah yang terlihat pada akhir proses berkemih dapat menunjukkan
adanya penyakit pada buli-buli atau prostat.
3.Hematuria total: darah yang terlihat selama proses berkemih, dari awal hingga akhir,
menunjukkan permasalahan pada buli-buli, ureter atau ginjal.

8.patofisiologi
Pada kebanyakan penderita batu kemih tidak ditemukan penyebab yang jelas. Faktor
predisposisi berupa stasis, infeksi, dan benda asing. Infeksi, stasis, dan litiasis merupakan
faktor yang saling memperkuat sehingga terbentuk lingkaran setan atau sirkulus visiosus.
Jaringan abnormal atau mati seperti pada nekrosis papila di ginjal dan benda asing mudah
menjadi nidus dan inti batu. Demikian pula telor Schisotoma kadang berupa nidus batu
Gerakan pristaltik ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan
kontraksi yang kuat dan dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar hingga
ke perut bagian depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai ke kemaluan.Batu
yang terletak di sebelah distal ureter dirasakan oleh pasien sebagai nyeri pada saat kencing atau
sering kencing. Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar spontan
sedangkan yang lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi
peradangan (periureteritis) serta menimbulkan obstruksi kronik berupa
hidroureter/hidronefrosis, sering disertai perut kembung, mual dan muntah, hematuria

9.penatalaksanaan
a.medikamentosaditujukan untuk batu yang ukurannya < 5 mm, karena batu diharapkan dapat keluar
spontan. terapi yang diberikan bertujuan mengurangi nyeri, memperlancar aliran urine dengan
pemberian diuretikum, dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar.
b.eswl (extracorporeal shockwave lithotripsi). alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal,
atau batu buli-buli tanpa melalui tindakan invasif atau pembiusan. batu dipecah menjadi fragmen-
fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
c.endourologi
1). pnl (percutaneous nephro litholapaxy)
2). litotripsi.
3). ureteroskopi atau uretero-renoskopi :
4). ekstraksi dormia

d.bedah laparoskopi

e.bedah terbuka
“:

10. komplikasi
Dibedakan komplikasi akut dan komplikasi jangka panjang.
Komplikasi akut yang sangat diperhatikan oleh penderita adalah kematian, kehilangan ginjal,
kebutuhan transfusi darah
Komplikasi jangka panjang adalah striktur ureter, hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan
atau tanpa pionefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal, dan infeksi saluran kemih

11. penegakan diagnosis


Anamnesis
Pasien mengeluh nyeri yang hebat (kolik). Nyeri ini dapat menjalar hingga ke perut bagian
depan, perut sebelah bawah, daerah inguinal, dan sampai ke kemaluan. Gerakan pristaltik
ureter mencoba mendorong batu ke distal, sehingga menimbulkan kontraksi yang kuat dan
dirasakan sebagai nyeri hebat (kolik). Pasien juga mengeluh nyeri pada saat kencing atau sering
kencing. Ini disebabkan oleh letak batu yang berada di sebelah distal ureter. Hematuria sering
kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa saluran kemih yang disebabkan oleh
batu Batu yang ukurannya kecil (<5 mm) pada umumnya dapat keluar spontan sedangkan yang
lebih besar seringkali tetap berada di ureter dan menyebabkan reaksi peradangan (periureteritis)
maka akan ditemukan demam. Pasien juga kemungkinan mengalami gejala-gejala
gastrointestinal seperti mual, muntah dan distensi abdomen.

Pemeriksaan fisis
Inspeksi
Terlihat pembesaran pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas. Pembesaran ini
mungkin karena hidronefrosis.
Palpasi
Ditemukan nyeri tekan pada abdomen sebelah atas. Bisa kiri, kanan atau dikedua belah daerah
pinggang. Pemeriksaan bimanual dengan memakai dua tangan atau dikenal juga dengan nama
tes Ballotement. Ditemukan pembesaran ginjal yang teraba disebut Ballotement positif.
Perkusi
Ditemukan nyeri ketok pada sudut kostovertebra yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir
dengan tulang vertebra

12.skdi
Standar kompetensi pada ureterolithiasis adalah 3A
Artinya Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan
pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya

13. faktor resiko


Faktor ekstinsik
1.Geografi
2.Iklim dan tempratur
3.Asupan air : kurangnya asupan airdan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang
dikonsumsi.
4.Diet : diet banyak purin, oksalat, dan kalsium
5.Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannnya banyak duduk atau
kurang sedentary life.

Faktor instrinsik
1.Hereditair
2.Umur : faktor resiko besar pada usia 30-50 tahun
3.Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki lebih banyak dari perempuan
4.Kelainan metabolik
5.Infeksi saluran kemih

14. Prognosis
Prognosis batu ginjal tergantung dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, dan
adanya infeksi serta obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin buruk prognosisnya.
Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin
besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan
penurunan fungsi ginjal.
Pada pasien dengan batu yang ditangani dengan ESWL, 60% dinyatakan bebas dari batu,
sisanya masih memerlukan perawatan ulang karena masih ada sisa fragmen batu dalam saluran
kemihnya. Pada pasien yang ditangani dengan PNL, 80% dinyatakan bebas dari batu, namun
hasil yang baik ditentukan pula oleh pengalaman operator

15. mekanisme pembentukan batu


beberapa teori pembentukan batu adalah :
a.teori nukleasi
batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu sabuk batu (nukleus). partikel-partikel
yang berada dalam larutan yang kelewat jenuh (supersaturated) akan mengendap di dalam
nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. inti batu dapat berupa kristal atau benda asing
di saluran kemih.
b.teori matriks
matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin, dan mukoprotein)
merupakan kerangka tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
c.penghambatan kristalisasi
urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium,
sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. jika kadar salah satu atau beberapa zat itu
berkurang, akan memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran kemih. (basuki, 2000 hal.
63).

16. kenapa berkeringat

17 klasifikasi batu saluran kemih

1.Menurut tempat terbentuknya


a. Batu ginjal
b. Batu kandung kemih

2.Menurut lokasi keberadaannya :


a. Batu urin bagian atas (mulai ginjal sampai ureter distal)
b. Batu urin bagian bawah (Mulai kandung kemih sampai uretra)

3.Menurut Keadaan Klinik :


a. Batu urin metabolic aktif : bila timbul dalam satu tahun trakhir, batu bertambah
besar atau kencing batu.
b. Batu urin metabolic inaktif : bila tidak ada gejala seperti yang aktif
c. Batu urin yang aktifitasnya diketahui (asimtomatik)
d. Batu urin yang perlu tindakan bedah (surgically active) bila menyebabkan
obstruksi, infeksi, kolik, hematuria.

4.menurut jenis batu

 Batu kalsium oksalat (70% kasus)


 Batu struvit (magnesium amonium fosfat)
 Batu asam urat
 Batu sistin
 Batu jenis lain

18. mekanisme mual


Mekanisme untuk infeksi yang terdapat pada ginjal menyebabkan adanya keterkaitan
hubungan dengan rangsangan zona pencetus kemoreseptor medula oleh toksin atau metabolit
abnormal. Selain itu, terkait kasus, didapati bahwa mekanisme mual pada kasus ini didapati
karena adanya peningkatan ureum di darah oleh karena terjadinya gangguan fungsi ginjal
karena infeksi sehingga kadar ureum yang tinggi di dalam darah dapat mempengaruhi CTZ
(Chemoreceptor Trigger Zone) di postrema dasar ventrikel keempat sehingga menyebabkan
mekanisme mual sentralis.

Anda mungkin juga menyukai