Anda di halaman 1dari 49

By: Cicilia Pali, S.Psi, M.

Psi

PSIKOTERAPI KECEMASAN
PSIKOTERAPI
• PENGANTAR
• Definisi
• Jenis
– CBT
– RELAKSASI
– SELF HELP
– KONSELING
– GROUP THERAPY
PENGANTAR
•Anxiety can affect
all types of people in
many different ways.
• Experiencing mild
anxiety may help a
person become more
alert and focused on
facing challenging or
threatening
circumstances.
CON’T
•But individuals who
experience extreme
fear and worry that
does not subside may
be suffering from an
anxiety disorder.
•Anxiety can come
from any part of life,
and cause a
disturbance in your
ability to function as a
member of society.
CONT’D
•An anxiety disorder
can be a very real
threat to an
individual’s ability to
function.
•Fortunately, there a
number of
treatments proven
to help with dealing
with anxiety
disorders
PSIKOTERAPI
• Psikoterapi adalah terapi atau pengobatan
yang menggunakan cara-cara psikologik,
• Dilakukan oleh seorang yang terlatih khusus,
• Yang menjalin hubungan kerjasama secara
profesional dengan seorang pasien
• Tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau
menghambat gejala-gejala dan penderitaan
akibat penyakit

Sylvia, 2005
TREATMENT OF ANXIETY
Sugesti/suportif (supportive)

Analisa (insight oriented)

Terapi pasangan (marital/couple)

Terapi keluarga (family)

Relaksasi

cognitive therapy

CBT

Systematic self Desentization.


PENDEKATAN
PENANGANAN CEMAS

BIOLOGIS
•Berbagai variasi obat-obatn yang dipakai
untuk mengobati gangguan kecemasan

•Menyadarkan klien mengenai sumber-


PSIKODINAMIKA sumber konflik yang dari dalam

•Membantu klien untuk memahami dan mengekspresikan


HUMANISTIK bakat serta perasaan mereka yang sesungguhnya.

CONGNITIF- •Usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam


menghadapi objek atau situasi yang menimbulkan ketakutan
BEHAVIORAL atau kecemasan.
PENDEKATAN PSIKODINAMIKA
• Cemas adalah simbolisasi dari konflik dalam
diri (inner conflict).
• Terapis menjajaki sumber kecemasan yang
berasal dari keadaan hubungan sekarang ini
daripada hubungan di masa lampau
• Mendorong klien untuk mengembangkan
tingkah laku yang lebih adaptif.
Jenis Psikoterapi
Analisa (insight oriented)

Mengupas Motivasi &


alam tak intelegensi
sadar agar yang cukup
sangatlah
pasien
menentukan
beradaptasi
sejauh mana
dalam terapi ini
menghadap mencapai
i konflik keberhasilan
internalnya. .
Cont’d
Sugesti/suportif (supportive)

Bentuk psikoterapi sederhana.

Psikoterapis berusaha untuk ikut


mencarikan jalan keluar yang logis sesuai
dengan kemampuan pasien dalam
mengenal gangguan yang dihadapi

Mencari mekanisme pertahanan yang


lebih baik dalam menghadapi masalah
PENDEKATAN HUMANISTIK
• Cemas adalah represi sosial diri kita yang
sesungguhnya.
• Pendekatan humanistik bertujuan untun
mengidentifikasi perasaan dan kebutuhan
yang dimiliki klien.
• Kemudian menerima hal tersebut sebagai
bagian dari diri.
Jenis Psikoterapi
• Client Cantered
Psychotherapy
• Family Therapies
• Group terapi
• Kurang efektif untuk
treatment bagi orang
dengan gangguan
cemas.
PENDEKATAN
COGNITIVE BEHAVIOR
• Landasan  teori belajar
• Hasil riset efektif dalam menangani
serangkaian gangguan cemas (USDHHS, 1999)
• Tujuan  menghilangkan reaksi fobia dan
mengembangkan cara berpikir yang adaptif.
JENIS PSIKOTERAPI

Relaksasi progresif

Desentisasi Sistematik

Cognitive therapy

Cognitive-behavior therapy (CBT)


RELAKSASI PROGRESIF
Relaksasi Progresif

• Edmund Jacobson, 1938


• Jacobson memperhatikan bahwa setiap stres
orang mengalami tegang pada otot.
• Kontraksi ini cenderung tidak disadari
• Asumsi dasar:
– Jika kontraksi otot berkontribusi terhadap
ketegangan maka relaksasi otot dapat mengurangi
ketegangan.
Cont’d

• Klien diajarkan untuk mengontrol ketegangan


otot dan relaksasi
• Metode
– Dilakukan pada situasi nyaman
– Ruangan nyaman
– Menegangkan otot  rileks
– Otot di tangan, muka, dada, perut dan punggung,
panggul, paha, betis dll.
Cont’d

• Metode ini bersifat progresif karena orang


berpindah dari satu kelompok otot ke
kelompok otot lainnya.
• Sejak 1930-an telah digunakan oleh sejumlah
terapis seperti joseph wolpe dan Arnold
Lazarus (1996)
DESENTISASI SISTEMATIK
Desentisasi Sistematik

• Joseph Wolpe (1958)


• Untuk klien dengan fobia
• Suatu proses gradual
• Kien belajar untuk secara progresif menghadapi
stimuli yang mengnggangu sementara mereka
tetap rileks
• Sekitar 10-20 stimuli diatur dalam urutan hierarki
berdasarkan kemampuan stimuli tersebut dapat
menimbulkan kecemasan.
Cont’d
• Stimuli berbentuk imajinasi atau foto-foto
• Secara gradual klien membayangkan diri
mereka sendiri mendekati tingkah laku
sasaran tanpa kecemasan berlebihan.
• Terapi ini dikembangkan atas asumsi bahwa
fobia adalah sesuatu yang dipelajari atau
respon yang terkondisikan (Rachman, 2000).
Cont’d
• Respon yang telah menjadi conditioning dapat
dihilangkan melalui counterconditioning.
• Proses counterconditioning:
– Respon yang tidak harmonis dengan kecemasan
muncul bersamaan dengan kondisi yang biasannya
memunculkan kecemasan.
– Biasanya respon yang tidak harmonis dengan
kecemasan yang digunakan adalah relaksasi
progresif yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kasus: Takut suntikan
• Adam punya fobia terhadap suntikan. Ia
datang kepada terapis untuk menhilangkan
ketakutannya terhadap suntikan. Dalam
keadaan relaksasi otot yang dalam, Adam
mengamati gambar-gambar yang
diproyeksikan di layar. Sebuah gambar
seorang perawat yang memegang jarum,
adam tidak menunjukkan kecemasan.
Kasus: Takut suntikan
• Sekarang diperagakan sebuah gambar yang
lebih tidak memberi kenyamanan: seorang
perawat membawa jarum menuju lengn
seseorang yang tidak berbaju. Setelah 15
detik, adam merasakan tidak nyaman.
Proyektor dimatikan dan adam memakai
waktu 2 menit untuk membayangkan tempat
aman yaitu berbaring di pantai dengan udara
yang segar.
dalam Nevid, Spencer, Greene, 2005
Kasus: Takut laba-laba
In Vivo Exposure
• Berbeda dengan desentiasi sistematik, terapi ini
menggunakan pendekatan pemaparan secara
aktual terhadap stimuli fobik.
• Persamaannya adalah menggunakan
pemaparan secara gradual atau tahap demi
tahap.
• Terapi ini sangat efektif dan terbukti dapat
menangani fobia spesifik (dalam Nevid ,
Spencer & Greene, 2005)
Kasus: Claustrophobia
Hirarki stimulus takut
1. Berdiri di luar elevator
2. Berdiri di dalam elevator dengan pintu terbuka
3. Berdiri di dalam elevator dengan pintu tertutup
4. Naik elevator turun satu lantai
5. Naik elevator satu lantai ke atas
6. Naik elevator turun sampai lantai dasar
7. Naik elevator naik sampai lantai atas
COGNITIVE THERAPY
COGNITIVE THERAPY
• Tujuan  klien mengenali bahwa
ketakutannya berlebihan atau tidak masuk
akal.
• Namun terkadang klien telah terlebih
mengetahuinya
• Richard Heimberg dkk (1990)  terapi kognitif
bagi fobia sosial.
COGNITIVE THERAPY
• Tokoh lainnya adalah A. Ellis dengan terapi
rasional-emotif (dalam Nevid, 2005).
• Asumsi dasar fobia sosial
– Adanya kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk
diterima oleh lingkungan sosial menghasilkan
kecemasan yang tidak perlu dalam interaksi sosial.
• Activating event

A
Cont’d
• Goals  Tujuan yang ingin dicapai
• A  kejadian yang mengaktifkan atau
kesulitan
• B  keyakinan terutama irasional tentang
kesulitan tsb (kegagalan & penolakan).
• C  Konsekuensi yang mengikuti kesulitan
dan keyakinan yang irrasional
– Bentuknya tingkah laku dan emosi
Cont’d
• Contoh 1
– A  Situasi gagal dalam ujian
– B Saya harus tidak boleh gagal
– Sangatlah mengerikan jika saya gagal
– C  kecewa, depresi dan tidak mau lagi sekolah.
• Contoh 2
– A  Teman mengundang ke pesta HUT
– B  saya tidak pernah tahu harus berbuat apa di pesta,
saya akan berbuat bodoh jika pergi
– C  cemas, sedih, mengurung diri
Cont’d
• Keyakinan yang irasional bersumber pikiran
yang negatif seperti:
– Bahwa anda tahu apa yang orang lalin pkirkan
tanpa ada bukti yang kuat, cth: dia menganggap
saya pecundang.
– Saya harus sempurna iyah atau tidak sama sekali
– Menyimpulkan hal negatif berdasarkan satu
kejadian, cth: ia sering terjadi pada saya, saya
gagal dalam hidup.
Cont’d
• Keyakinan yang irasional bersumber pikiran
yang terdistorsi/ negatif seperti:
– Labeling negatif terhadap diri , cth: saya orang
yang tidak menyenangkan
– Membiarkan perasaan mempengaruhi
interpratasi terhadap realitas, cth: saya merasa
depresi, inilah yang membuat rumah tangga saya
gagal
Thought challenging
1. Mengidentifikasi pikiran negatif
2. Melawan pikiran negatif dengan mengajukan
pertanyaan seperti berikut ini.
– Apa buktinya?
– Apakah pikiran ini dapat membantu saya?
– Apa keuntungan dan kerugiannya saya berpikir
seperti ini?
3. Menggantikan pikiran negatif dengan pikiran
realistis.
• Contoh 1: Pikiran negatif  Saya harus tidak boleh gagal
1. Overgeneralisasi tidak boleh gagal
2. Adakah manusia yang tidak pernah gagal?
• Adakah manusia yang sempura?
• Apakah gagal itu dosa?
• Apakah keuntungan dari pikiran tidak boleh gagal?
3. Orang lain mengalami kegagalan mengapa saya tidak boleh.
• Gagal bukanlah akhir dalam hidup saya tetapi awal untuk mencoba
berusaha kembali.
• Contoh 2: Pikiran negatif  saya akan berbuat bodoh
jika pergi pesta
1. Labeling negatif terhadap diri sendiri bahwa diri bodoh
2. Apa buktinya saya bodoh?
Apa keutungan dan kerugian pergi ke pesta?
• ....
3. Melihat teman-teman di pesta bersenang-senang tidak
membuat diri saya tampak bodoh.
• Saya dapat berbuat sesuatu di pesta bersama teman-teman saya
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY
• Arron Beck
• Psikoterapi yang berfokus pada pola perilaku dan
perubahan emosi yang mengikutinya.
• Teaches patients skills to deal with anxiousness. 
• Cognitive therapy is used to change thought patterns.
• While behavior therapy aims to identify and change
unwanted behavior.
• Terapi ini mempunyai landasan utama pada teori
belajar
Cont’d
• Dasar  manusia memiliki potensi berpikir, baik yang
rasional maupun irrasional.
• Berusaha menolong individu untuk menerima diri
sebagai makhluk yang akan selalu membuat kesalahan.
• Namun pada saat yang bersamaan juga tumbuh
sebagai orang yang bisa belajar hidup damai dengan
diri sendiri.
• CBT secara eksplisit menekankan bahwa manusia
memiliki kemampuan untuk berpikir dan bertindak
secara simultan (Cottone, 1992).
• Cognitif menggunakan mengubah pikiran
negatif
• Behavior menggunakan relaksasi dan
exposure.
• GAD  gabungan treatment ini lebih efektif
daripada hanya menggunakan salah satu saja
SUMARRY
• Treatment of phobia
– Desentisasi sistematik
– In vivo exposure
– Cognitive therapy
• Treatment of social phobia
– Exposure
– Therapy groups
• Treatment of panic disorder and agrophobia
– Exposure with special treatment callled panic
control therapy
• GAD
– Relaxation
– CBT
• OCD
– Cognitive therapy
– Exposure dn ritual prevention
• PTSD
– Exposure to fear provoking stimuli
– Imaginal exposure
– Cognitive therapy
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai