Anda di halaman 1dari 35

PSIKOTERAPI

Pembimbing:
Prof. dr. Andi Jayalangkara Tanra, Ph.D, Sp.KJ(K)
Oleh:
dr. Bambang Purnomo (C065 191 004)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN


DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA
MAKASSAR
2020
Pendahuluan

• Kehidupan di zaman modern, semakin lama semakin pelik,


membuat orang makin rentan terhadap banyak masalah
• Masalah ini akan menggerogoti fisik, dan juga mental seseorang
• Menurut WHO, pada tahun 2010, terdapat sekitar 150 kejadian
bunuh diri, setiap harinya, di Indonesia, dengan mayoritas
diakibatkan oleh masalah kejiwaan
• Depresi, gangguan cemas, serangan panic, trauma masa lalu,
skizofrenia  Masalah kejiwaan yang sering ditemukan
• Psikoterapi oleh seorang psikiater adalah bersifat terapeutik, untuk
masalah-masalah kejiwaan ini.
Definisi

• Kata psikoterapi berasalah dari kata dalam Bahasa yunani, yaitu


“Psyche” yang artinya jiwa, dan “Therapy” yang artinya
penyembuhan
• Psikoterapi adalah meliputi segala cara pendekatan psikologis,
penggunaan pengaruh psikologi, untuk mengendalikan dan
sedapat mungkin “menormalkan” kembali fungsi-fungsi mental dan
emosional, dan perilaku seseorang yang telah menunjukkan
penyimpangan dari normal.
• Pada prinsipnya, yang dilakukan adalah pendekatan dan
pembujukan melalui berbagai cara.
Prinsip

• Efektifitas terapeutik bergantung pada keahlian terapis dan juga


keinginan sembuh dari diri pasien sendiri
• Dilakukan dengan cara percakapan atau wawancara, bersifat
menegakkan diagnosis sekaligus sebagai terapi
• Selama wawancara, terapis juga harus mengobservasi:
– Apa yang terjadi pada pasien
– Apa yang terjadi pada terapis
– Apa yang terjadi di antara terapis dan pasiennya
• Agar tujuan terapeutik tercapai, hendaknya senantiasa agar dokter
dapat menciptakan hubungan yang harmonis dengan pasien
Indikasi

• Secara umum, indikasinya sangatlah luas, psikoterapi dapat


dilakukan pada mereka yang menderita depresi ringan, hingga
penderita skizofrenia
• Indikasi bergantung pada jenis psikoterapi yang dilakukan
Tujuan

• Penderita gangguan jiwa


– Mengembalikan pengenalan diri
– Menginsafkan
– Menanamkan kepercayaan diri
– Memacu akal sehat
– Menyembuhkan atau meringankan kelainan mental-emosional
• Orang sehat
– Menguatkan daya tahan mental yang telah dimiliki
– Merasa lebih bahagia akan apa yang telah ia capai
Golongan Psikoterapi
A. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai
1. Psikoterapi Suportif
• Ditujukan untuk seseorang yang sebetulnya telah memiliki penyesuaian diri
cukup baik di komunitasnya, namun sedang memiliki masalah akibat tekanan
yang terlalu hebat, tidak mampu melawan rasa cemas, dan kurang motivasi
hidup
• Bertujuan menguatkan ego dalam diri pasien, memperkuat defense
mechanism
• Agar pasien dapat mencapai suatu keseimbangan yang lebih adaptif
terhadap lingkungan
2. Psikoterapi Reedukatif
• Bertujuan untuk membantu pasien dalam menggapai insight (adanya derajat
pemahaman pasien mengenai hal-hal yang digali selama proses terapi,
dapat berupa keberfungsian individu, aspek dinamika, dan perilaku pasien)
• Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu,
dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan
Golongan Psikoterapi

3. Psikoterapi Rekonstruktif
• Memiliki makna lebih dalam, yaitu merekonstruksi jiwa pasien, untuk mencapai
perubahan struktur kepribadian seseorang
• Psikiater akan mengupayakan tercapainya kesadaran atas konflik-konflik yang
nirsadar, dengan membangun suatu defense mechanism yang lebih baik
• Agar pasien membangun suatu respons emosional, diawali dengan pemahaman
total mengenai konflik yang dihadapinya. Melalui rekonstruksi kepribadian
B. Menurut “dalamnya” psikoterapi
– Superfisial
• Yang disentuh hanya kondisi atau proses, hanya “permukaan”, tidak menyentuh
hal-hal yang tidak disadari oleh pasien (nirsadar), ataupun materi yang direpresi
– Mendalam
• Psikoterapi yang mengenai hal, proses, ataupun kendala, yang tersimpan di
alam nirsadar, ataupun material yang direpresi
Golongan Psikoterapi

C. Menurut teknik yang D. Menurut settingnya


utamanya digunakan • Terapi marital atau pasangan
– Psikoterapi ventilatif • Terapi keluarga
– Psikoterapi sugestif • Terapi kelompok
– Psikoterapi kataris
– Psikoterapi ekspresif
– Psikoterapi asosiasi bebas
– Psikoterapi interpretatif
– Modeling
Golongan Psikoterapi

E. Menurut konsep teoritis tentang motivasi dan perilaku


– Psiktoerapi perilaku
Kelainan mental-emosional dianggap teratasi, bila deviasi perilaku telah
dikoreksi
– Psikoterapi kognitif
Problem diatasi dengan mengkoreksi hubungan fungsi kognitif yang
keliru
– Psikoterapi evokatif, analitik, dinamik
Bertujuan untuk membawa ingatan, keinginan, dorongan, ketakutan,
yang nirsadar, dibawa ke alam sadar.
Golongan Psikoterapi

F. Menurut nama pembuat teori G. Menurut teknik khusus


– Psikoanalisis Freudian • Narkoterapi
– Analisis Jungina • Hipnoterapi
– Analisis transaksional Eric Berne • Terapi music
– Konseling non-direktif Rogers • Psikodrama
– Terapi rasional-emotif Albert Ellis • Terapi peragaan
• Psikoterapi religious
• Latihan meditasi
Golongan Psikoterapi
H. Lainnya
1. Konseling
• Sebetulnya tidak dapat dikategorikan sebagai psikoterapi, karena batasannya kabur
• Merupakan proses membantu seseorang untuk menyelesaikan masalah interpersonal,
emosional, dan memutuskan hal tertentu
• Dapat dilakukan siapapun (dokter, guru, pengacara, teman, dll)
• Dua tipe: Pengarahan untuk mengatasi kesulitan dan membantu menentukan suatu
pilihan
2. Terapi interpersonal
• Diadakan untuk pasien yang mengalami konflik dengan pihak yang bermakna,
sehingga mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan sosial (eg: cerai dengan
istri)
3. Intervensi krisis
• Untuk pasien yang sedang mengalami suatu krisis. Krisis di sini adalah respon pasien
terhadap keadaan bahaya dan dirasa sebagai keadaan yang menyakitkan
• Dokter harus secepatnya membina hubungan interpersonal yang adekuat, agar
pasien kembali mencapai emotional equilibrium
Proses Psikoterapi

• Terdiri atas tiga fase, yaitu:


1. Fase Awal
• Bertujuan untuk membina hubungan yang harmonis dengan pasien
• Terapeutik  Memotivasi pasien untuk menerima terapi, menjelaskan pengertian
terapi, meyakinkan pasien bawa terapis mengerti penderitaan pasien dan dapat
membantunya, menetapkan tujuan terapi secara tentatif
2. Fase Pertengahan
• Bertujuan untuk menentukan perkiraan sebab gangguan yang dialami pasien,
serta penentuan langkah korektif yang akan diambil
• Terapeutik  Eksplorasi berbagai masalah yang dihadapi pasien, membantu
pasien dalam mengatasi masalahnya
3. Fase Akhir
• Bertujuan untuk terminasi terapi secara perlahan
• Membantu pasien mencapai kemandirian, mendorong pasien membuat keputusan
sendiri,
Jenis Psikoterapi

• Pendekatan psikoanalisis • Behavior therapy


• Psikoterapi psikoanalitik • Terapi kognitif
• Psikoterapi psikodinamik singkat • Hipnoterapi
• Psikoterapi kelompok • Narkoterapi
• Psikoterapi interpersonal • Terapi psikososial dan
• Terapi jenis individual rehabilitasi
• Psikoterapi kombinasi individual
dan kelompok
• Psikodrama
• Terapi keluarga
• Terapi pasangan (perkawinan)
Pendekatan Psikoanalisis
• Metode terbaik untuk menemukan arti dan motivasi dari suatu perilaku,
terutama pada pikiran dan perasaan nirsadar
• Prosesnya meliputi menguak memori dan perasaan yang direpresi
pasien
• Indikasi: Gangguan anxietas, OCD, depresi
• Lebih efektif jika pasien lebih dulu telah merasakan penderitaan cukup
hebat akibat gangguan yang dideritanya  Telah menghabiskan waktu
dan uang untuk terapi & mengerti bahwa tujuan terapi adalah untuk
mengerti diri mereka lebih baik (bukan untuk symptomatic relief)
• Proses: recollection, repetition, working through (peroleh insight)
• Durasi terapi: 3-6 tahun, durasi tiap sesi berkisar 50 menit
Psikoterapi psikoanalitik

• Mirip dengan psikoanalisis, namun cakupannya didesain lebih luas


• Fokus pada konflik pasien yang sekarang, analisis masalah pasien
dengan orang lain dan dirinya sendiri
• Tipe:
– Psikoterapi ekspresif (berorientasi tilikan)
• Tilikan adalah pengertian pasien tentang fungsi psikologisnya dan
kepribadiannya
• Agar tilikan tercapai, terapis akan menggali pengertian dan pengalaman
tertentu
• Bertujuan agar dapat meningkatkan kesadarn diri pasien untuk mencapi
pemahaman yang berfokus pada masalah yang dihadapi pasien
• Agar pasien dapat menghadapi konfliknya, baik pada alam sadar atau
nirsadar
Psikoterapi Psikoanalitik

• Tipe:
– Psikoterapi suportif
• Bertujuan memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien, dan mengintegrasikan
gangguan-gangguan pasien
• Indikasinya adalah pasien yang menghadapi rasa bersalah, malu, cemas, frustasi
• Jenis
– Katarsis : Membiarkan pasien mengeluarkan isi hati sesukanya, agar ia merasa lega
sehingga dapat melihat masalah dengan proporsi sebenarnya
– Persuasi : Secara logis dan jelas, menerangkan gejala penyakit yang timbul, akibat pola
pikr dalam menghadapi masalah
– Sugesti : Secara tidak langsung, menanamkan pikiran yang membangkitkan kepercayaan diri
– Reassurance : Penyataan bahwa pasien mampu berfungsi secara adekuat
– Bimbingan : Nasihat mengenai cara komunikasi interpersonal dengan sesame manusia
– Penyuluhan : Wawancara untuk pemahaman diri lebih baik
– Kerja kasus sosial : Fokus pada masalah pasien dengan komunitasnya (sosial), bukan
individu
– Terapi kerja : Memberi latihan kerja bagi pasien, agar berguna di masa depan
Indikasi Psikoterapi Ekspresif dan Suportif

Ekspresif (Berorientasi tilikan) Suportif


- Motivasi kuat untuk mengerti - Defek ego yang bermakna dengan sifat jangka
- Penderitaan yang bermakna panjang
- Tolerans baiki terhadap frustasi - Krisis hidup yang berat
- Kemampuan untuk memiliki tilikan  - Toleransi frustasi yang buruk
- Pengendalian impuls yang baik - Tilikan relatif lebih buruk
- Kemampuan untuk bekerja - Pengendalian impuls yang buruk
- Kemampuan berpikir dalam hal analogi dan metafora - Intelegensia rendah
- Respon reflektif ketika dicoba untuk dilakukan - Kemampuan untuk mengobservasi diri sendiri
interpretasi yang terbatas
- Disfungsi kognitif dengan dasar kelainan organik
Psikoterapi Psikodinamik Singkat

• Suatu time-limited treatment, sebanyak 10-12 sesi


• Franz Alexander dan Thomas French: Adalah suatu pengalaman
terapeutik untuk membuat pasien santai, manipulasi transferensi, dan
melakukan percobaan interpretasi secara fleksibel
• Tipe
– Brief focal psychotherapy
• Fokus pada konflik internal yang terjadi sejak masa kecil
• Psikiater harus mengidentifikasi transferensi secepat mungkin
• Terdapat kriteria absolut  Pasien akan dilihat kondisi psikopatologisnya
dan apakah mampu dalam menghadapi stress selama terapi
• Kontraindikasi: Usaha bunuh diri serius, substance abuse, tindakan
destruktif
Psikoterapi Psikodinamik Singkat
– Time limited psychotherapy
• Belum ada kriteria rejeksi absolut
• Resolusi rasa sakit kronis yang dirasakan pasien, hilangkan self-image
negatif
• Utamanya untuk krisis maturasial, dengan keluhan psikologik saat remaja
– Short term dynamic psychotherapy
• Fokus utamaa adalah untuk pasien oedipal
• Oedipal adalah suatu sebutan oleh Freud, untuk seorang anak laki-laki yang
memiliki hasrat seksual terhadap ibunya, dan iri terhadap ayahnya
– Short term anxiety provoking psychotherapy
• Untuk pasien yang memiliki banyak masalah, namun dapat memili satu untuk
dijadikan prioritas utama
• Empat fase: Pertemuan, terapi awal, terapi luas, perbaikan
Psikoterapi kelompok
• Menggunakan kekuatan terapeutik dalam suatu kelompok,
interaksi konstruktif antar anggotanya, dan intervensi psikiater
• Sebelum suatu kelompok dibentuk, harus dilakukan screening,
untuk nanti ditentukan masuk ke dalam kelompok homogen atau
heterogen
– Antisosial, self-help (depresi, substance abuse)  Kelompok homogen
– Kelompok pasien rawat jalan dan inap  Kelompok heterogen
• Kontraindikasi: Pasien delusional dan agresif
• Kelompok terbuka  Keanggotaannya fleksibel, dapat bertambah
• Kelompok tertutup  Setelah terbentuk, tidak boleh ada anggota
baru
Psikoterapi interpersonal

• Terapi jangka pendek, yang spesifik dan langsung mencari pokok


permasalahan pasien
• Perlu ditekankan bahwa terapis harus bersikap penuh empati dan
suportif
• Indikasi  Pasien depresi
• Prosesnya, pasien akan diajak untuk melihat interaksi mereka
dengan orang lain, secara realisitis. Menyadarkan pasien bahwa
tindakannya yang mengisolasi diri sendiri hanya memperberat
kondisi depresinya
Terapi jenis individual

• Bersifat memberi insight


• Dibagi jadi dua tipe
– Psikoterapi reedukatif
• Mengerti pasien lebih dalam, tentang konflik-konflik, yang berada di
alam sadar
• Bertujuan agar pasien menyesuaikan dirinya kembali, memperbaik
tujuannya, serta menggali dan membangkitkan potensi yang ada pada
pasien
– Psikoterapi rekonstruktif
• Mengerti konflik pasien yang berada di alam nirsadar
• Bertujuan agar pasien dapat merubah struktur kepribadiannya dan
mampu melakukan penyesuaian diri yang lebih baik
Psikoterapi kombinasi individual & kelompok
• Pasien ditemui secara individual oleh terapis dalam suatu sesi
tertutup, serta turut ikut dalam terapi kelompok, oleh terapis yang
sama
• Sudah harus direncanakan sejak awal dengan pasien. Jangan
disalah-konsepkan sebagai seorang pasien terapi indivudal yang
kadang diberikan sesi kelompok
• Pasien akan berinteraksi penuh makna saat terapi kelompok,
saling sharing. Kemudian saat mengikuti sesi tertutup, akan diberi
feedback oleh terapi  Membentuk suatu pengalaman terapeutik
terintegrasi
• Dipercaya bahwa jenis ini akan membuat pasien lebih cepat
terbuka
Psikodrama

• Suatu metode psikoterapi yang dikemukakan oleh Jacob Moreno,


sifatnya berkelompok, dan menggunakan metode dramatic spesifik
• Proses untuk menjalankan terapi ini, perlu beberapa peran:
– Pasien  Orang yang memiliki masalah dan perlu bantuan
– Peran pembantu  Orang yang memerankan berbagai aspek pasien
– Sutradara (ahli terapi)  Membimbing jalannya drama, agar dapat
mencapai insight
• Dapat memusatkan perhatian pada situasi tertentu (mimpi,
keluarga, situasi komunitas, sikap nirsadar, dan bayangan masa
depan)
Terapi keluarga
• Mengubah interaksi antar anggota keluarga dan berupaya
memperbaiki fungsi keluarga sebagai suatu unit
• Indikasi: Keluarga yang bermasalah (kurang interaksi antar anggota)
• Berupaya menghentikan pola interaksi antar-generasi yang kaku
• Teknik
– Terapi kelompok keluarga  Kombinasi individu dari beberapa keluarga
dalam satu kelompok tunggal (eg: anak, yang ibunya terkena skizofrenia)
– Social network therapy  Untuk mereka yang berada di sekeliling pasien &
merasa tidak nyaman bertemu pasien dalam sesi terapi kelompok
– Konotasi positif  Penglabelan ulang semua perasaan atau perilaku yang
dinilai negatif, jadi positif. (eg: “anak ini sangat bandel” menjadi “anak ini
hanya berusaha mencari perhatian dan butuh rasa kasih sayang lebih”
Terapi pasangan (perkawinan)

• Dirancang untuk memperbaiki interaksi dua orang yang sdang


memiliki konflik psikologis (parameter: sosial, emosional, seksual,
ekonomi)
• Penakanan pada pembangunan kembali interaksi pasangan
• Penggalian psikodinamika masing-masing pasangan kadang
dibutuhkan agar penyelesaian masalah menjadi lebih efektif
Behavior Therapy

• Terapi ini meliputi merubah perilaku pasien agar mengurangi


disfungsi, sekaligus meningkatkan kualitas hidup
• Didasari oleh metodologi behavior analysis, menyeleksi perilaku
mana-mana saja dari pasien, yang perlu diubah
• Indikasi: Gangguan fobia, OCD, deviasi seksual (exhibisionisme),
gangguan nafsu makan (anoreksia dan bullemia)
• Tidak efektif untuk pasien skizofrenia, depresi hebat, dan hipomania
• Jenis:
– Systemic desensitization  Pasien melawan rasa takutnya, dengan dihadapi
secara gradual. Melalui tiga langkah, yaitu relaksasi  konstruksi hierarki 
desensitisasi stimulus (membayangkan ke-12 scenario yang telah dipilih)
Behavior therapy

– Therapeutic graded exposure  Sama dengan systemic desensitization,


namun bedanya adalah tidak dilakukan tahap relaksasi. Juga pasie tidak
hanya membayangkan stimulus, tapi dilakukan dalam konteks kehidupan
nyata
– Flooding  Situasi stimulus dilakukan dalam kehidupan nyata, namun
tidak diurutkan tingkat keparahannya (seperti pada yang sebelumnya),
melainkan secara acak
– Participant modelling  Pasien diajarkan perilaku baru melalui imitasi,
pasien diberikan seorang role-model, namun tidak ada tekanan untuk
sesegar mungkin melakukan perilaku baru ini, jika memang merasa
belum siap
– Exposure to stimuli presented in virtual reality  Kemajuan teknologi
computer membuat pasien dapat merasakan lingkungan yang
membuatnya takut, dalam suatu realitas virtual (semu)
Behavior therapy
– Assertiveness training  Terapi agar pasien berani melakukan apa yang
dianggapnya benar (eg: menuntun hak personal mereka), tanpa ada rasa
takut
– Social skills training  Mengajarkan kemampuan sosiasliasi, pada pasien
yang memang tidak memiliki kemampuan tersebut. Biasa dilakukan pada
pasien skizofrenia dan depresi
– Aversion therapy  Pasien diberi hukuman, jika respons pasien terhadap
stimulus, tidak sesuai dengan harapan. Hukuman dapat berupa syok
listrik, substansi yang membuat muntah, dll. Biasa dilakukan pada pasien
pencandu narkoba, alcohol abuse
– Positive reinforcements  Pasien diberi hadiah jika respons terhadap
stimulus, sudah memuaskan. Hadiah berupa pujian, makanan, dll
Terapi kognitif

• Fokus terapi adalah pada fungsi kognitif, pola piker pasien yang
salah
• Biasa dilakukan pada pasien depresi, panis, dan gangguan
kepribadian
• Terapi terstruktur, berjangka pendek, dengan kerja sama aktif
antara psien dan terapis, untuk mencapai tujuan terapeutik
• Triase kognitif dan depresi
– Persepsi diri yang negatif (melihat dirinya tidak mampu, tidak berguna,
dll)
– Kecenderungan untuk merasakan dunia sebagai tempat yang negatif
– Memiliki dugaan bahwa kesulitan, kekurangan, kegagalan akan terus
terjadi
Hipnoterapi

• Pada saat orang terhipnosis  Atensi akan lebih fokus dan


pengambilan keputusan menjadi lebih kritis.
• Prinsipnya adalah, hypnosis hanya membantu mempercepat
proses psikoterapi. Apa yang dicapai hipnoterapi sebetulnya juga
dapat dicapai psikoterapi lainnya
• Biasa dilakukan pada pasien obesitas, substance and alcohol
abuse
• Pemberian sugesti  Pasien masuk dalam keadaan trance 
Terapi lakukan analisa konflik-konflik  Hal yang didapat saat
pasien terhipnosis, dibawa ke perbincangan alam sadar
Narkoterapi

• Bersifat lebih invasive, di mana pasien akan disuntikkan suatu


hipnotikum jangka pendek (seperti penthohal dan amital natrium)
• Pasien akan berada dalam keadaan setengah tidur  Pasien
diwawancara  Konfliknya disintesa dan dianalisis  Bahan yang
didapat saat pasien terhipnosis dibawwa ke perbincangan alam
sadar
Efektifitas psikoterapi

• Belum ada satupun kesimpulan mengenai psikoterapi yang paling


unggul
• Tingkat efektifitasnya beragam, mengacu pada fakta, bahwa faktor
terapeutik bergantung secara seimbang, pada pasien dan terapis
• Faktor-faktor penentu efektifitas
– Tujuan yang ingin capai
– Teknik yang digunakan
– Kepribadian dan ketrampilan terapis
– Tingkat motivasi pasieni
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai