Anda di halaman 1dari 18

SAP PENYULUHAN PENYAKIT

Gangguan kecemasan (Anxiety Disorder)

ُ
‫ِ ل‬ ‫زَ نَ لُ نَ ّ ز‬ ‫ٌ ز‬
ٌ‫َِا‬ ‫َ ء‬ ‫ْ ن‬‫نَ نَ ر‬
‫ِِ ن‬ ‫اْ لُ رْآ ز‬‫ِا ر‬ ‫َ ن‬ ‫ن ء ل‬
‫ُ ن‬

َ‫َ ن‬ ‫َِزَ نَ ن‬ ‫َ رؤ ز‬
‫يُ ْ رزل ل‬
‫ِ ل‬‫از ظَ اّْاْزَزََ ين ز‬
‫ن‬ ‫ظ‬ ‫َا رَا‬‫َ ن‬ ‫ن‬

“Dan Kami turunkan dari Al-quran suatu yang


menjadi syifa’ dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah
TASAWUF kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”
DAN (QS. Al-Isra’:82)
PSIKOTERAPI
‫ُم لي نَ زِ ل‬
ُ ‫َ ِز ز‬
‫ِ ْن ل‬ ‫َِ ظ‬
‫لِْ رَ ن‬ ‫لِْ ري لُ ن‬
‫َ نَ ظ‬ ‫لَِْزَ ن‬
‫َ نَ ظ‬ ‫ْ ن نَ ن‬‫لأن ر‬‫نَِزَ نَ ر‬
ِ ‫ز‬ ‫ا‬ ٌ ‫ي‬‫ا‬ٌ
‫ن ن ن‬ُ
ّ‫ُ ز‬
َ ‫َ ن نِْز ل‬ ‫ۗ ظ‬
‫لَْ ن‬ ‫َ ِزى ظ‬ ‫ر نن‬
‫ْٰ ز ن‬ ‫ُ رَ م‬ َِ
‫ُ لْ ن‬ ‫َ ظ‬ ‫ين نُ ن‬
ٍ ‫ْز ّ ن‬

"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air


hujan itu buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar- benar ada tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. An-
Nahl : 11)

FAKULTAS “Al-Quran adalah sebuah Kitab hidup umat Islam


USHULUDDIN
sebagai acuan sebuah petunjuk akan solusi terhadap
DAN
PEMIKIRAN masalah Kita misalnya kesehatan . Sebenarnya segala
ISLAM hal yang ada pada dirimu ialah titipan Allah. Bahkan,

* ketika kamu memiliki suatu keterampilan atau


kelebihan, semua karena Allah. Tanpa bantuan kamu
bukan siapa-siapa. Kita sebagai hambaNya haruslah
selalu berusaha semaksimal mungkin dan mengharap
* 2021 *
pertolongan dari Allah SWT.
Biodata Mahasiswa

Nama Lengkap : Dyna Refiany


Nama Panggilan : Dyna
Tempat & Tanggal Lahir : Muara Enim, 22 Desember 2002
Alamat : Jl. Penghijauan Relly, kec. Merapi Timur, Kab. Lahat
No. Telepon/HP : 082373492416
Hobi : Mendengarkan Musik
Organisasi yang diikuti : 1. Karate
2. Formasa

Tanda Tangan

Photo

2x3

(Dyna Refiany)
i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan dan
melimpahkan nikmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Komunikasi Terapeautik.

Laporan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Komunikasi Terapeautik yang mana merupakan tugas kelompok dari salah satu
komponen yang harus dipenuhi pada perkuliahan semester I di Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang. Selain daripada melaksanakan tugas laporan makalah,
pada hakikatnya saya belajar serta menambah wawasan akan pengetahuan Anxiety
Disorder.

Saya berharap laporan resensi buku ini bisa memberikan manfaat dan turut
memperkaya wawasan materi para pembaca.Akhir kata, penulis menyadari masih
terdapat kekurangan sehingga penulis mengharapkan saran serta masukan dari para
pembaca sehingga pada penulisan selanjutnya bisa lebih sempurna.
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... I


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................…………......... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................………… 1
C. Tujuan ....................................................................................................………… 2
D. SAP……………………………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN
A. Gangguan Kecemasan…………………………………………………………….5
1. Pengertian Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) .................………..5
2.Ciri-ciri Gangguan Kecemasan ..................................................…….5
B. Tipe-tipe Gangguan Kecemasan………………………………………………………6
1. Gangguan Panik/Cemas .................................................................... 6
2. Gangguan Cemas Menyeluruh ......................................................... 7
3. Gangguan Obsesif Komplusif ........................................................... 7
4. Fobia .................................................................................................... 8
5. Gangguan Stress Akut dan Pasca Trauma ...................................... 9
C. Faktor-faktor yang memengaruhi gangguan kecemasan……………………………..9
D. Penanganan Gangguan Kecemasan .................................................……………….9

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan…………………………………………………………………………13
2. Saran…………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14


1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap hari manusia dihadapkan pada berbagai situasi atau kejadian yangdapat
memicu munculnya kecemasan. Misalnya ujian mendadak, presentasi tugas,terlambat
masuk kelas,deadline pekerjaan, dan sebagainya. Sebenarnya kecemasan adalah
reaksi yang wajar yang dapat dialami oleh siapapun, sebagai respon terhadap situasi
yang dianggap mengancam atau membahayakan. Namun jika kecemasan tersebut
berlebihan dan serta tidak sesuai dengan proporsi ancamannya, maka dapat mengarah
ke gangguan yang akan menghambat fungsi seseorang dalam kehidupannya.

Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat


terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai
pada usia lanjut. Gangguan kecemasan diperkirakan diderita oleh 1 dari 10
manusia.Kecemasan pada individu dapat muncul pada situasi yang biasanya dianggap
sebagai moment yang berarti dalam hidupnya, seperti mahasiswa baru yang
mengalami kecemasan pada hari pertama kuliahnya, pada saat akan berbicara didepan
umum seperti presentasi atau diskusi besar, apabila akan melaksanakan ujian atau
bahkan orang dewasa yang cemas menanti hari pernikahannya, dan lain-
lain.Gangguan kecemasan akan muncul apabila rasa cemas tersebut terus berulang
lama,dan akan terjadi perubahan perilaku atau perubahan metabolisme tubuh.

Berdasarkan pemaparan tersebut di atas, maka makalah ini memberikan informasi


penting untuk memahami batasan-batasan yang jelas kapan kecemasan yang dialami
dikatakan sebagai sebuah gangguan, apa saja simptom atau gejala yang dimunculkan,
apa saja jenisnya, bagaimana perspektif teoritis menjelaskanmengenai terjadinya
gangguan tersebut, serta upaya penanganan apa yang dapat diberikan untuk
mengatasi gangguan kecemasan. Kemudian yang diharapkan akan dapat membantu
dalam memahami ciri-ciri maupun penyebab dari gangguan kecemasan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan kecemasan (anxiety disorder)?
2. Mengapa bisa terjadi gangguan kecemasan?
3. Bagaimana karakteristik dari gangguan kecemasan?
2

4. Bagaimana cara yang digunakan dalam penanganan gangguan kecemasan?

C. Tujuan
1. Dapat memahami definisi dari gangguan kecemasan (anxiety disorder)
2. Untuk mengetahui penyebab dari gangguan kecemasan
3. Untuk memahami karakteristik gangguan kecemasan
4. Untuk mengetahui cara yang digunakan dalam penanganan gangguan kecemasan
3

Topik : Kecemasan (Ansietas)


Sub Topik : Cara mengatasi kecemasan
Hari/Tanggal : Rabu, 03 Februari 2021
Waktu : 10.00-10.30 (30 menit)
Peserta : Pasien ansietas dan keluarganya
Tempat : Ruang Mawar RSUD Lahat
Nama Penyuluh : Dyna Refiany

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, klien dan keluarga mampu
memahami dan mengetahui cara mengatasi kecemasan

B. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian kecemasan
2. Menguraikan tingkatan kecemasan.
3. Menguraikan tanda dan gejala cemas.
4. Menguraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress.
5. Mempraktikkan cara mengatasi kecemasan
6. Melakukan perawatan pasien di rumah

C. Materi

1. Pengertian Kecemasan
2. Tingkat Kecemasan
3. Tanda dan gejala kecemasan
4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress
5. Cara mengatasi kecemasan
6. Cara melakukan perawatan pasien dirumah

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. Media

1. Leaflet
2. Brosur
4

F. Strategi pendidikan kesehatan


No Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu
Fasilitaror Peserta (klien)
1 Pembukaan: 1. Menjawab salam 5 menit
1. Memberi salam dan memperkenalkan 2. Mengajukan pertanyaan
diri 3. Menjawab pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan apersepsi 4. Menyimak
3. Mengkomunikasikan pokok bahasan
4. Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti : 1. Menyimak 15 menit
1. Menjelaskan materi 2. Mengajukan pertanyaan
2. Memberi kesempatan bertanya 3. Memperhatikan dan
3. Menjawab pertanyaan mengikuti saran yang
4. Memberikan reinforcement diberikan
5. Melakukan demonstrasi 4. Melakukan redemonstrasi
5. Menyimak dan menjawab
pertanyaan
3 Penutup : 1. Menyimak 10 menit
1. Menyimpulkan materi 2. Menjawab pertanyaan
2. Melaksanakan evaluasi 3. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam penutup

G. Evaluasi
1. Prosedur : Diberikan diakhir pendidikan kesehatan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : lisan
4. Jumlah soal :6
5. Jenis soal : Essay
6. Butir soal /pertanyaan :
a. Apakah yang dimaksud dengan kecemasan ?
b. Sebutkan tingkat kecemasan dan jelaskan?
c. Sebutkan tanda dan gejala dalam kecemasan ?
d. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi?
e. Bagaimana cara mengurangi cemas?
f. Bagaimana cara merawat pasien dirumah?
5

I. Lampiran : materi penyuluhan


BAB II
PEMBAHASAN

A. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder)

1. Pengertian Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan diklarifikasikan sebagai neurosis hampir


sepanjang abad ke-19. Istilah neurosis diambil dari akar kata yang berarti
‘suatu kondisi abnormal atau sakit dari sistem saraf’ dan ditemukan oleh
Cullen pada abad ke-18. Neurosisi dilihat sebagai suatu penyakit pada sistem
saraf. Anxiety disorder atau gangguan kecemasan merupakan gangguan yang
paling umum, atau sering terjadi berupa gangguan mental, dimana dalam hal
ini meliputi suatu kelompok kondisi kondisi yang terbagi antara gangguan
cemas yang ekstrim atau patologis sebagai gangguan yang mengenai suasana
hati atau tekanan emosional. Gangguan kecemasan menyebabkan
penderitanya memiliki kecemasan berlebihan yang diikuti rasa takut dan
khawatir yang akan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari.

2. Ciri-ciri Gangguan Kecemasan


Ciri-ciri gangguan kecemasan bisa dilihat dari ciri fisik, perilaku dan
kongnitif penderita, yaitu:
a. Ciri-ciri fisik

 Kegelisahan, kegugupan.
 Tangan atau anggota tubuh bergetas.
 Banyak berkeringat.
 Pening.
 Mulut atau tenggorokan terasa kering.
 Sulit berbicara dan bernafas.
 Jantung berdebar keras atau berdetak kencang.
 Leher atau punggung terasa kaku.
 Sakit perut atau mual.
 Wajah terasa memerah.

b. Ciri-ciri behavioral (perilaku)

 Perilaku menghindar.
 Perilaku melekat dan dependen.
6

 Perilaku terguncang.

c. Ciri-ciri Kognitif dari Kecemasan

 Khawatir tentang sesuatu.


 Perasaan terganggu akan ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi
dimasa depan.
 Keyakinan bahwa sesuatu yang buruk atau mengerikan akan segera terjadi, tanpa
ada penjelasan yang jelas.
 Terpaku dan sangat sensitif terhadap sensasi tubuh.
 Merasa terancam oleh orang atau peristiwa.
 Ketakutan akan kehilangan kontrol.
 Ketakutan akan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah.
 Berfikir bahwa semua sudah tidak bisa dikendalikan.
 Berpikir bahwa semuanya sangat membingungkan tanpa bisa diatasi.
 Khawatir terhadap hal sepele dan berfikir tentang hal yang mengganggu yang sama
secara berulang.
 Pikiran terasa campur aduk.
 tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran negatif.
 Berpikir akan segera mati.
 Sulit berkonsentrasi atau memusatkan perhatian..

B. Tipe-tipe Gangguan Kecemasan

1. Gangguan Panik/Cemas

Gangguan panik mencakup munculnya serangan panik yang berulang dan


tidak terduga. Serangan-serangan panik melibatkan reaksi kecemasan yang intens
disertai dengan simtom-simtom fisik, seperti jantung yang berdebar-debar, nafas
cepat, nafas tersengal atau kesulitan bernafas, banyak mengeluarkan keringat, dan
terdapat rasa lemas dan pusing.

 Suatu diagnosis gangguan panik didasarkan pada kriteria sebagai berikut:Mengalami


serangan panik secara berulang dan tidak terduga sedikitnya dua kali

 Sedikitnya satu dari serangan tersebut diikuti oleh setidaknya satu bulan rasa takut
yang persisten dengan adanya serangan berikutnya atau merasa cemas akan
implikasi atau konsekuensi dari serangan (misalnya, takut kehilangan akal‘menjadi
7

gila’ atau serangan jantung) atau perubahan tingkah laku yang signifikan. Gangguan
panik biasanya dimulai pada akhir masa remaja sampai pertengahan usia 30- an
tahun. Perempuan mempunyai dua kali besar untuk mengembangkan gangguan
panik.

2. Gangguan Cemas Menyeluruh

Gangguan kecemasan menyeluruh (generalized anxiety disorder) yaitu


gangguan kecemasan yang ditandai dengan persaan cemas yang umum dan bahwa
sesuatu yang buruk akan terjadi dan keadaan peningkatan keterangsangan tubuh.
GAD ditandai dengan kecemasan yang persisten yang tidak dipicu oleh sutu objek,
situasi atau aktivitas yang spesifik, tetapi lebih merupakan apa yang disebut dengan
‘mengambang bebas’ (free floating). GAD merupakan suatu gangguan yang stabil,
muncul pada pertengahan remaja sampai pertengahan umur dua puluh tahunan dan
kemudian berlangsung sepanjnag hidup. Orang dengan GAD adalah pencemas
yang kronis, mungkin mereka mencemaskan secara berlebihan keadaan hidup
mereka, seperti keuangan, kesejahteraan anak-anak, dan hubungan sosial mereka.

Anak-anak dengan gangguan ini mencemaskan prestasi akademik, atletik, dan


aspek sosial lain dari kehidupan sekolah. Ciri lain yang terkait adalah: merasa
tegang, waswas, atau khawatir; mudah lelah; mempunyai kesulitan berkonsentrasi
atau menemukan bahwa pikirannya menjadi kosong; iritabilitas, ketengangan otot;
dan adanya gangguan tidur, seperti sulit untuk tidur, untuk terus tidur, atau tidur
yang gelisah dan tidak memuaskan. Meskipun GAD secara tipikal kurang intens
dalam respon fisiologisnya dibandingkan dengan gangguan panik, distress
emosional yang diasosiasikan dengan GAD cukup parah untuk mengganggu
kehidupan orang sehari-hari. GAD sering ada bersama dengan gangguan lain
seperti depresi atau gangguan kecemasan lainnya seperti agoraphobia dan obsesif
komplusif.

3. Gangguan Obsesif-Komplusif

Obesisif adalah pikiran, ide, atau dorongan yang intrusive dan berulang yang
berada di luar kemampuan seseorang untuk mengendalikannya. Obsesi dapat
menjadi sangat kuat dan persisten sehingga dapat mengganggu kehidupan sehari-
hari dan menimbulkan distress serta kecemasan yang signifikan. Contoh pola pikir
obsesif yaitu berpikir bahwa tangannya tetap kotor walaupun dicuci berkali-kali,
kesulitan untuk melengkapi pikiran bahwa seseorang dicintai telah terbunuh dll.
8

Secara klinis, obsesi yang paling banyak terjadi berkaitan dengan ketakutan akan
kontaminasi, ketakutan mengekspresikan impuls seksual, atau agresif, dan
ketakutan hipokondrial akan disfungsi tubuh. Obsesi juga dapat berupa keragu
raguan ekstrem, prokrastinasi, dan ketidaktegasan.

Komplusif adalah suatu tingkah laku yang repetitif (seperti mencuci tangan
atau memeriksa kunci) atau tindakan mentalritualistik (seperti bedoa atau
mengulang kata tertentu) yang dirasakan oleh seseorang sebagai suatu keharusan
atrau dorongan yang harus dilakukan. Komplusif terjadi sebagai jawaban terhadap
pikiran obsesif dan muncul dengan cukup sering serta kuat sehingga mengganggu
kehidupan sehari-hari atau menyebabkan distress yang signifikan.

4. Fobia

Kata fobia berasal dari bahasa Yunani phobos, berarti takut. Takut adalah
perasaan cemas dan agitasi sebagai respon terhadap ancaman. Gangguan phobia
adalah rasa takut yang persisten terhadap objek atau situasi yang tidak sebanding
dengan ancamannya. Orang dengan gangguan fobia tidak kehilangan kontak
dengan realitas, mereka biasanya tahu bahwa ketakutan mereka itu berlebihan dan
tidak pada tempatnya. Orang dengan fobia mengalami ketakutan untuk hal-hal yang
biasa yang untuk orang lain sudah tidak difikirkan lagi, seperti naik elevator atau
naik mobil di jalan raya. Fobia terdiri dari tiga tipe, yaitu:

1. Fobia spesifik, adalah ketakutan yang beralasan dan disebabkan oleh kehadiran
atau antisipasi suatu objek atau situasi spesifik.

2. Fobia sosial, adalah ketakutan menetap dan tidak rasional yang umumnya
berkaitan dengan keberadaan orang lain. Individu yang menderita fobia sosial
biasanya mencoba menghindari situasi yang membuatnya mungkin dinilai dan
menunjukkan tanda-tanda kecemasan atau berperilaku secara memalukan. Fobia sosial dapat
bersifat umum atau khusus, tergantung rentang situasi yang ditakuti dan dihindari.

3. Agoraphobia, berasal dari bahasa Yunani yang berarti takut kepada


pasar, yang sugestif untuk ketakutan berada ditempat-tempat terbuka dan
ramai. Agoraphobia dapat terjadi bersamaan dengan atau tidak dengan
gangguan panik yang menyertai. Pada gangguan panik dengan
agoraphobia, orang hidup dengan ketakutan terjadinya serangan yang
berulang dan menghindari tempat-tempat umum. Orang-orang dengan
agoraphobia yang tidak dengan gangguan panik dapat mengalami sedikit
9

simptom panik seperti pusing yang menghalangi mereka untuk keluar dari
tempat tersebut.

5. Gangguan Stress dan Gangguan Stress Pasca Trauma

Gangguan stress akut adalah suatu reaksi yang diperkirakan dari seseorang
yang mengalami suatu trauma yang sangat berat, saat ini individu membutuhkan
jumlah dan jenis stres yang berbeda untuk menimbulkan gangguan tersebut.
Gangguan stres akut secara khas akan menghilang setelah 1 hingga 2 minggu
(apabila berlanjut), tetapi berlangsung lebih dari sebulan, diagnosis perlu diubah
menjadi gangguan stress pasca trauma.
Gangguan stress pasca trauma adalah reaksi maladaptive yang
berkelanjutan terhadap suatu pengalaman traumatis.Dalam kondisi ini
kemungkinan berlangsung lama, berbulan-bulan, bertahun-tahun, atau sampai
beberapa dekade dan mungkin baru muncul setelah beberapa bulan atau tahun
setelah adanya pemaparan terhadap peristiwa traumatis.

C. Faktor-faktor yang menimbulkan stress

1. Lingkungan yang asing


2. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan
bantuan orang lain
3. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
4. Masalah biaya
5. Kurang informasi
6. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
7. Masalah pengobatan

D. Penanganan Gangguan Kecemasan

1. Gangguan Panik/Cemas
Penanganan biologis diberikan obat-obatan antipanik. Beberapa obat
obatan tersebut menunjukkan keberhasilan sebagai penanganan biologi bagi
penderita gangguan panik. Sisi negatif pemberian obat-obatan adanya efek
samping, berkurangnya ingatan serta kecanduan. Dari penanganan psikologis
adalah dengan dilakukannya terapi pengenadalian kepanikan.
10

2. Gangguan Cemas Menyeluruh


Gangguan cemas menyeluruh sulit ditangani dengan berhasil. Perlu
dilakukan terapi mencakup pendekatan psikoanalisis, behavioral, kognitif dan
biologis.
 Pendekatan psikoanalisis, gangguan kecemasan berakar dari konflik-konflik yang
ditekan, sehingga penting membantu pasien menghadapi sumber-sumber konflik
yang sebenarnya. Maka psikoanalisis menganalisa dan mengontrol pada
kehidupan pasien masa lalu dan masa kini untuk berhubungan dengan orang lain.

 Pendekatan behavioral, menangani kecemasan menyeluruh dan menganggap


serangkaian respon terhadap berbagai situasi yang dapat di identifikasi. Terapi
yang dilakukan seperti training relaksasi intensif, dengan harapan bahwa belajar
untuk rileks ketika merasa tegang seiring mereka menjalani hidup akan
mencegah kecemasan berkembang tanpa kendali.

 Pendekatan kognitif, menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental,


dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai,
membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi.
Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum
memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

 Pendekatan biologis, pemberian obat-obatan khusus.

3. Gangguan Obsesif Komplusif


Penanganan gangguan obsesif komplusif dilakukan dengan pendekatan
psikoanalisis, pendekatan behavioral dan terapi rasional emotif dimana dalam
pendekatan ini pasien didorong untuk menguji ketakutan mereka bahwa sesuatu
yanng mengerikan akan terjadi serta penanganan biologis.

4. Gangguan Fobia
Penanganan fobia dilakukan dengan pendekatan psikoanalisis, pendekatan
behavioral, pendekatan kognitif serta pendekatan biologis.

5. Gangguan Stress Kaut / Gangguan Stress Pasca Trauma


Penanganan gangguan ini dilakukan dengan debriefing stress insiden
kritikal, pendekatan kognitif dan behavioral, pendekatan psikoanalisis serta
pendekatan biologis.
11

Pengobatan Herbal untuk Gangguan Kecemasan

1. Jahe
Jahet sangat efektif menghilangkan stres dan tekanan. Salah satu cara
terbaik adalah mengonsumsi teh jahe. Anda juga bisa mengirisnya
dan menaruh potongan jahe dalam air. Biarkan mendidih dan
kemudian saring airnya. Minumlah setelah air mendingin.

2. Jojoba
Jojoba memiliki efek menenangka pada tubuh Anda. Mandilah
dengan sabun yang mengandung jojoba karena menenangkan tubuh
adalah langkah pertama dalam menenangkan pikiran.
Minyak jojoba juga bagus untuk pijat atau Anda dapat menambahkan
beberapa tetes untuk mandi. Ini akan memiliki efek relaksasi pada
pikiran Anda.

3. Ginkgo Biloba
Ini obat terbaik untuk stres dan cemas. Ginkgo Biloba memiliki sifat
antioksidan dan obat penenang. Ekstrak daun Ginkgo Biloba
mengandung glikosida flavonoid dan terpenoid, yang bisa meredakan
kecemasan dan stres. Anda dianjurkan berkonsultasi ke dokter
sebelum menggunakannya apabila Anda mengonsumsi obat pengence
atau antidepresan.

4. Bergamot
Minyak Esensial bergamot merupakan minyak aromatik yang
diekstrak dari kulit jeruk bergamot.
Pengobatan aromaterapi dengan minyak esensial bergamot sangat
dianjurkan bagi mereka yang ingin menghilangkan stres dan
kecemasan dengan cara alami, karena membantu mengurangi kadar
hormon stres. Minyak esensial Bergamot dapat dihirup setelah
diteteskan ke kain atau kertas tisu.

5. Lavender
Tanaman ini menenangkan tubuh dan pikiran. Cobalah menggunakan minyak esensial
lavender di kamar mandi Anda untuk menghilangkan stres.
12

Anda juga bisa membuat teh lavender dari bunga (segar atau kering). Tanaman ini juga
akan membantu Anda jika Anda menderita tidur gelisah.

6. Eucalyptus
Zat ini hadir dalam kayu putih yang efektif dalam mengurangi kecemasan dan stres.
Anda dapat minum teh yang terbuat dari daun kering atau menghirup minyak esensial
eucalyptus setelah memercikkan minyak ke ke kain atau tisu. Ini akan memiliki efek
menenangkan pada pikiran Anda.

7. Theanine
Theanine adalah asam amino yang ditemukan dalam teh. Theanine mengurangi stres
mental dan fisik serta membuat mood membaik.
Ini memiliki efek menenangkan juga. Jadi jika Anda ingin bersantai, suplemen theanine
mungkin hal yang tepat untuk Anda. Dosis yang dianjurkan untuk theanine adalah 200
mg per hari.

8. Vitamin B
Anda juga perlu memastikan memperoleh cukup vitamin, terutama B6, yang diperlukan
untuk membuat zat kimia dalam otak Anda yang membuat Anda bahagia seperti
serotonin.
Studi menunjukkan kadar rendah vitamin B12 terkait dengan kecemasan. Anda dapat
menggunakan suplemen B-kompleks yang biasanya mengandung semua vitamin B
yang Anda butuhkan, termasuk B6.

9. Magnesium
Magnesium merupakan mineral yang dapat membantu tidur dan kecemasan, karena
mengurangi ketegangan otot dalam tubuh dan dianggap mineral relaksasi yang kuat.
Kebanyakan orang tidak mendapatkan cukup mineral penting ini, sehingga konsumsi
400-800 mg setiap hari dapat membantu mengurangi gejala kecemasan dan stres.

10. Chamomile
Chamomile adalah obat kuno untuk relaksasi, tetapi penelitian ilmiah juga
menemukan bahwa chamomile efektif untuk menghilangkan stres.
Cobalah minum teh chamomile di pagi hari dan memulai hari dengan sukacita.
13

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kecemasan merupakan suatu sensasi aprehensif atau takut yang menyeluruh
yang bersifat normal pada berbagai kondisi, namun dapat menjadi abnormal jika
berlebihan dan tidak sesuai dengan proporsi ancamannya. Pola-pola tingkah laku
terganggu dimana kecemasan menjadi ciri yang paling menonjol diberi label
gangguan kecemasan. Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yaitu gangguan
panik, gangguan cemas menyeluruh, gangguan obsesif inklusif, gangguan fobia dan
stress akut serta stress pasca trauma. Berbagai perspektif teoritis menjelasakan
mengenai terjadinya gangguan kecemasan ini, seperti perspektif psikoanalisa,
behavioral, kognitif, dan biologis. Perbedaan perspektif tersebut juga berdampak
pada perbedaan bentuk penanganan yang diberikan untuk mengatasi gangguan
kecemasan.

2. Saran
1. Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut dengan cara menenangkan diri secara
fisik dan mental.

2. Bangun kepecayaan diri dan lawan rasa takut yang menghampiri.

3. Berpikir positif agar terhindar dari perasaan cemas.


14

DAFTAR PUSTAKA

Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari


PPDGJ-III dan DSM 5. Cetakan 2 Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika
Atmajaya. Jakarta: PT Nuh Jaya.

Saleh, Umniyah. (2019). Anxiety Disorder (memahami gangguan kecemasan:


jenis-jenis, gejala, perspektif teoritis dan penanganan).

NANDA. 2010. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2009-2011. Jakarta: EGC.


Stuart, G.W & Sundeen. 1990. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Keperawatan
Psikiatri. Jakarta.

Erwan Trisnanto. 2014. Satuan Acara Penyuluhan Ansietas.


https://www.academia.edu/9729276/sap_ansietas. Diakses pada tanggal 27 April 2015.

Rizki Kurniadi. 2012. Penyuluhan Kesehatan Peran Keluarga Dalam Penanganan Pasien
Gangguan Jiwa.

Anda mungkin juga menyukai