Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Psikologi dan Biologi

dalam Perkembangan Ilmu Komunikasi

Oleh Arief Permadi

Abstrak

Ada banyak ilmu yang mempengaruhi perkembangan ilmu komunikasi.


Dua di antaranya, ilmu psikologi dan ilmu biologi. Tulisan singkat ini
membahas keterkaitan ketiga disiplin ilmu tersebut dan bagaimana
ketiganya saling mempengaruhi.

Kata kunci: komunikasi, psikologi, biologi

A Pendahuluan
Komunikasi sudah ada sejak manusia pertama diciptakan.
Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi kebutuhan dasar
manusia. Bahkan ketika mereka sendirian, terputus dengan dunia
luar, manusia tidak bisa tidak berkomunikasi.
Meski komunikasi sudah ada sejak manusia pertama diciptakan,
komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu baru lahir pada dekade 1950-
an. Ditandai dengan terbentuknya The National Society for the Study
of Communication (sekarang The International Communication
Association). Asosiasi ini dibentuk dengan tujuan membuat satu
kesatuan hubungan antara pidato, bahasa, dan media.
Pada masa ini banyak muncul tokoh-tokoh antara lain, Harold D
Lasswell yang mengkaji tentang propaganda politik pada tahun 1948.
Disusul Claude Shannon yang memublikasikan hasil penelitiannya di
Bell Telepon tentang mesin dari pengiriman/tranasmisi signal, setahun
kemudian.
Pada masa itu, Wirburr Schramm juga mengkaji bahwa
komunikasi merupakan upaya untuk menciptakan suatu kesamaan

1|Page
makna di antara sumber dan penerima. Teori Schramm yang terkenal
adalah bullet theory atau teori peluru. Dalam teori, yang juga dikenal
dengan sebutan teori jarum hipodermik ini masyarakat digambarkan
sebagai sesuatu yang pasif, yang tidak berdaya menghadapi terpaan
informasi yang diberikan media massa.
Pada tahun 1955, ilmuwan politik Elihu Katz dan Paul Lazarfeld
memperkenalkan two step models communications. Ada juga Bruce
Westley dan Malcom S. Maclean,Jr. menyatakan bahwa proses
komunikasi sejatinya dimulai dari penerimaaan pesan, bukan
sebalikny: dari pengiriman pesan. Teorinya merupakan gabungan
antara komunikasi interpersonal dan komunikasi dalam media massa.
Sebagai sebuah disiplin ilmu, komunikasi dipengaruhi oleh
banyak sekali disiplin ilmu yang lebih dahulu ada seperti, filsafat,
antropologi, sosiologi, psikologi, biologi, matematika, bahkan agama.
Namun, makalah singkat ini hanya akan membahas membahas
keterkaitan komunikasi dengan psikologi dan biologi, termasuk
bagaimana ketiga disiplin ilmu tersebut saling mempengaruhi.

B Sejarah Komunikasi
Jejak sejarah perkembangan ilmu komunikasi sebenarnya sudah
dimulai pada masa Yunani Kuno, abad ke lima sebelum Masehi. Saat
itu berkembang apa yang disebut rhetorike sebutan untuk ilmu yang
mengkaji proses pernyataan antarmanusia.
Georgias adalah tokohnya yang pertama. Tokoh-tokoh lainnya
yang juga mengkaji ilmu pernyataan manusia adalah Protagoras,
Socrates, Plato, Demosthenes, dan Aristoteles. Rhetorike kemudian
juga dikenal di Romawi dengan nama rhetorika. Cicero, tokoh pertama
yang mengembangkan retorika di sana.
Di Romawi ini pula cikal bakal komunikasi melalui media massa
muncul. Saat Romawi dipimpin Gaius Julius Caesar, semua kegiatan
yang dilakukan oleh senat harus diumumkan setiap hari kepada

2|Page
masyarakat melalui Acta Diurna atau semacam papan pengumuman.
Inilah yang kemudian dianggap sebagai cikal bakal jurnalistik.
Seiring ditemukannya kertas pada tahun 105 Masehi dan adanya
penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg pada abad 15,
jurnalistik pun berkembang. Puncaknya ditandai terbitnya Avisa
Relation Oder Zitung. Surat kabar yang terbit di Jerman tahun 1609 ini
diyakini sebagai surat kabar pertama di dunia.
Meski jejak ilmu komunikasi sudah terekam sejak abad kelima
sebelum Masehi, pengakuan komunikasi sebagai sebuah disiplin ilmu
baru muncul bada dekade 1940-50-an. Pada masa-masa itu ilmu
komunikasi lebih berorientasi ke Amerika Serikat. Studi tentang
komunikasi di Amerika Serikat ini dapat dilacak melalui beberapa tokoh
sentralnya seperti Paul F Lazarfeld, Harold D Lasswell, Kurt Lewin, dan
tentunya Carl I Hovland.
Lazarsfeld adalah tokoh yang telah memberikan kontribusi besar
terhadap perkembangan ilmu komunikasi melalui sebuah model
komunikasi yang terkenal yaitu two-steps flow of model
communication. Model ini dikembangkan Lazaesfeld untuk
menggambarkan efek media serta pesan-pesan propaganda terhadap
pemirsa.
Model tersebut kemudian kembali dikembangkan Lasswell
melalui model komunikasinya, who say what, with whom, with what
channel to what effect. Lasswell banyak dipengaruhi oleh pragmatism
dan pemikiran Freudian.
Tokoh lain yang tercatat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan ilmu komunikasi adalah psikolog Kurt Lewin. Kewin
dikenal sebagai salah satu pelopor dalam psikologi sosial, psikologi
organisasi, serta psikologi terapan di Amerika Serikat. Kontribusinya
terhadap ilmu komunikasi adalah analisisnya terkait dengan
komunikasi kelompok khususnya dinamika kelompok.
Selain ketiga tokoh di atas, tokoh lainnya yang juga memberikan
konstribusi besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi pada masa

3|Page
itu adalah psikolog Carl I Hovland. Bersama dengan Irving Janis,
Hobland mengembangkan sebuah teori komunikasi kelompok yang
kemudian dikenal sebagai groupthink theory. Hovland juga
mengembangkan social judgement theory atau teori penilaian sosial.
Dalam komunikasi persuasif, Hovland juga banyak dipengaruhi oleh
teori psikoanalisis Freudian dan behaviorisme serta teori SOR atau
teori stimulus organism respons.
Dalam perkembangannya kemudian, fokus utama pengkajian
ilmu komunikasi mulai beralih kepada pentingnya mempelajari proses
pembentukan isi pesan dan pertukaran pesan dari segi psikologi
komunikasi. Pendekatan dilakukan melalui berbagai pendekatan,
mulai dari filsafat, kuantitatif, kualitatif, etnografi, pendekatan kritis
dan lain-lain.

C Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, communicare, yang berarti
sama. Ada puluhan definisi tentang komunikasi yang dikemukakan
para ahli, namun secara sederhana, komunikasi bisa diterjemahkan
sebagai proses tukar-menukar simbol untuk mencapai kesesuaian
makna.
Dalam perkembangannya kemudian, cakupan ilmu komunikasi ini
menjadi sangat luas. Kita bias melihatnya berdasarkan konteks, bidang
kajian, sifat, dan tujuannya.
Berdasarkan konteks, komunikasi dibagi menjadi empat bagian,
yaitu komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi
organisasi, dan komunikasi massa.
Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi komunikasi
manajemen, komunikasi politik, komunikasi pendidikan, komunikasi
social, komunikasi hukum, pemasaran, pembangunan, periklanan,
lingkungan, dan lain-lain.

4|Page
Dilihat dari sifatnya, komunikasi dapat dibedakan menjadi
komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, komunikasi tatap muka, dan
komunikasi bermedia.
Komunikasi juga memiliki beberapa tujuan yaitu mengubah
pengetahuan, mengubah sikap, mengubah opini, mengubah
keterampilan, dan mengubah perilaku.

D Psikologi dan Komunikasi


Psikologi berasal dari bahasa Yunani, psyche dan logos. Psyche
berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Seperti halnya komunikasi, ada
banyak definisi yang dikemukakan para ahli mengenai psikologi ini.
Namun, sesuai asal-usul katanya, secara sederhana, psikologi kita bisa
artikan sebagai ilmu jiwa.
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), mengartikan
psikologi sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan
binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak
dapat dilihat secara langsung.
Muhibbin Syah (2001)1, mengatakan psikologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada
manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya
dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang
bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk ,
berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi
berpikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Psikologi telah lama berupaya memahami komponen-komponen
yang terlibat dalam proses komunikasi, khususnya komunikator dan
komunikan. Psikologi meneliti karakteristik individu yang menjadi
komunikan serta faktor-faktor internal maupun eksternal yang
memengaruhi perilaku komunikasinya. Psikologi juga mempelajari
sifat-sifat individu yang menjadi komunikator dan mencari tahu apa

1
Muhibbinsyah. 2001. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

5|Page
yang menyebabkan keberhasilan atau kegagalan satu sumber
komunikasi dalam memengaruhi orang lain.
Dance (1967) mengartikan komunikasi sebagai usaha
menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal. Lambang-
lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli jika dilihat dari
psikologi behaviorisme (Rahmat, 2001: 3)2.
Adapun Raymond S Ross3 mengatakan, komunikasi sebagai
proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemeliharaan
bersama lambang secara kognitif begitu rupa sehingga membantu
orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau
respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber
Dalam psikologi, stimuli mempunyai makna yang luas, meliputi
segala penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat,
sistem organisme. Kata komunikasi dipergunakan sebagai proses,
pesan, pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan penyampaian
energi dari alat-alat indera ke otak, pada peristiwa penerimaan dan
pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh di antara berbagai
sistem, yang disebut dengan organisme. Tetapi psikologi juga mencoba
menganalisis seluruh komponen yang terlibat dalam proses
komunikasi. Termasuk pada diri komunikator dan komunikan serta
faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku
komunikasinya.

E Biologi dan Komunikasi


Biologi berasal dari bahasa Yunani, bio yang berarti hidup dan
logos yang berarti ilmu. Merujuk asal-usul katanya, secara sederhana
biologi bisa diterjemahkan sebagai ilmu yang mempelajari kehidupan.
Di Indonesia, biologi juga dikenal sebagai ilmu hayat. Pengistilahan itu
merujuk kata hayat pada bahasa Arab yang berarti hidup.

2
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, halaman 3
3
ibid

6|Page
Dalam kacamata biologi, ada dua hal paling mendasar yang
membuat manusia harus berkomunikasi. Pertama, kebutuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kedua, kebutuhan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Namun, pendekatan biologi pada ilmu komunikasi dimulai dari
aspek-aspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga,
mata, dan mulut (lidah dan bibir untuk komunikasi verbal). Dengan
kata lain, biologi mencoba mengangkat faktor-faktor biologis pada diri
manusia komunikan untuk mempelajari perilaku komunikasinya. Kajian
baru inilah yang kemudian kita kenal sebagai biologi komunikasi.
Secara ontologis, biologi komunikasi berupaya menunjukkan dan
menjelaskan tentang perilaku komunikasi manusia dalam berbagai
bentuk dengan pendekatan analisis biologi, khususnya telaah tentang
peranan otak-otak kiri dan kanan.
Dalam bukunya, Komunikasi Biologi Komunikasi Pembelajaran
Berbasis Brain Infromation Communication And Technology (2009),
Deni Darmawan, mengatakan bahwa secara epistemologis, biologi
komunikasi harus mampu menjelaskan tentang kebenaran itu dan apa
saja bukti yang dapat dipertanggunjawabkan agar ketentuan itu dapat
dipercaya.
Biologi komunikasi, ujarnya, dapat ini dipetakan ke dalam bentuk
perilaku internal dan eksternal. Berbagai fenomena biologi, khususnya
komunikasi internal di dalam otak, dapat dijelaskan secara lebih
detail, mulai dari pengondisian bagian spesifik otak hingga ia
melakukan komunikasi intrapersonal. Aktifitas intrapersonal itu
mewakili kegiatan biologi komunikasi yang dilakukan oleh bagian
spesifik otak.
Menurut Deni, kebenaran dari biologi komunikasi bisa dibuktikan
melalui riset tentang cara kerja bagian otak yang secara filosofis dapat
direkam melalui elektro ensephalographi (EEG). Secara filosofi
epsitemologis, aktifitas bagian spesifik otak manusia dikondisikan

7|Page
untuk dapat melihat, memahami, mendengar, merasakan, dan
kecenderungan bertindak.
Deni juga mengatakan bahwa secara aksiologis, biologi
komunikasi dapat dibuktikan melalui kajian terhadap perilaku biologis
manusia, khususnya proses pembelajaran, seperti melihat, memahami,
merasakan, dan kecenderungan bertindak. Menurutnya, perilaku
biologi yang dikendalikan oleh belahan otak kiri dan kanan jelas
terlihat ketika seseorang merespons bunyi bahasa dan berbicara.
Komunikasi ini lebih dominan terjadi di belahan otak kiri dan kanan.
Otak kanan memainkan peranan penting untuk menginterpretasi
informasi visual. Otak kiri mengontrol bagian tubuh sebelah kanan,
sedangkan otak kanan mengontrol tubuh bagian kiri. Kedua otak itu
merupakan salah satu dari empat bagian otak.
Deni mengatakan, otak besar bagian luar (cortex), secara rinci
dibagi menjadi empat bagian, yaitu occipital lobe (visual cortex yang
berfungsi melakukan pengamatan dan penglihatan), pariental lobe
(berkaitan dengan cita rasa), temporal lobe (pendengaran, memori dan
emosi), dan frontal lobe (pergerakan otot, moral, emosi dan ekspresi).
Biologi komunikasi juga berperan penting dalam analisis
fenomena perilaku psikologi manusia. Posisi biologi komunikasi ini
bahkan menjadi penggali atau penumbuh akar yang kelak menjadi
cikal-bakal lahirnya perilaku psikologis. Perilaku ini akan terlihat secara
nyata dalam pergerakan fisik atau anggota badan tertentu.

F Penutup
Dari uraian singkat mengenai komunikasi, psikologi, dan biologi
ini dapat ditarik beberapa kesimpulan:
1. Ilmu psikologi dan biologi memberi pengaruh yang sangat besar
dalam perkembangan ilmu komunikasi.
2. Pengaruh ini dimungkinkan karena baik psikologi, biologi,
maupun komunikasi memiliki objek yang sama, yakni manusia.

8|Page
3. Dalam perkembangan selanjutnya keberadaan ilmu komunikasi
juga memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada
perkembangangan ilmu psikologi dan biologi.
4. Pendekatan biologi ilmu komunikasi memulai studinya aspek-
aspek hayati pada diri manusia misalnya, kondisi otak, telinga,
mata, dan mulut (lidah dan bibir untuk komunikasi verbal).
Sedangkan pendekatan psikologi memulai dengan studi terhadap
perilaku individu manusia.

Literatur

1. Muhibbinsyah, 2001, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan


Baru, PT Remaja Rosdakarya
2. Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, PT Remaja
Rosdakarya
3. Darmawan, Deni. 2009, Komunikasi Biologi Komunikasi
Pembelajaran Berbasis Brain Infromation Communication And
Technology, Bandung Humaniora.
4. Mulyana, Dedy, 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar
5. Cangara, Hafied, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Sumber lain
___________https://ijobaraya.wordpress.com/2009/11/20/biologi-
komunikasi/ Diakses, Rabu 6 Desember 2017

9|Page
10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai